Anda di halaman 1dari 9

KALIMAT EFEKTIF (TURUNAN)

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang
dibimbing oleh Deni Lastari, M. Pd

disusun:

Muhammad Abdul Rizky


NPM. 21262011234

Kelas Teknik Industri Karyawan 21A

TEKNIK INDUSTRI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan
makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Kalimat Efektif (Turunan)”
dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini
tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara
materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Deni Lastari, M. Pd dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Sekolah Tinggi


Teknologi Bandung

2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan

3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar


makalah ini dapat di selesaikan

Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah


ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia.
Makalah ini membahas tentang kalimat efektif (turunan).

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Bandung , 27 Oktober 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan
yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya
(?) dan tanda seru (!).
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci menjadi kalimat
pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan.
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat
sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat
itu dapat terjamin. Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu
kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan
kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
Sesuai dengan latar belakang diatas maka penulis merasa tertarik
untuk membahas lebih lanjut kalimat khususnya kalimat efektif dalam bahasa
Indonedia. Maka Penulis menuangkannya ke dalam makalah ini yang
berjudul “ Kalimat Efektif”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dan ciri kalimat efektif (turunan)?

2. Membuat garis besar kalimat-kalimat yang relevan dalam sebuah karangan


ilmiah
3. Konsep Kesepadanan, keparalelan, ketegasan dan keutamaan kehematan,
vriasi, dan kelogisan dalam kalimat efektif (turunan)?

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini, selain untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia juga bertujuan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui kalimat dalam bahasa Indonesia.
b. Untuk mengetahui fungsi kalimat.
c. Untuk mengetahui kalimat efektif.
d. Untuk mengetahui ciri-ciri kalimat efektif.

1.4 Manfaat
a. Dapat memahami pengertian dari kalimat dan unsur kalimat efektif,
b. Dapat memahami syarat dari sebuah kalimat efektif.
c. Dapat memahami struktur dan pola dari sebuah kalimat efektif.
d. Dapat memahami penulisan kalimat efektif yang benar.
BAB II

KALIMAT EFEKTIF

2.1 Kalimat

Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis,


harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). kalau tidak memiliki unsur subjek dan
unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Dengan kata yang seperti itu
hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa.

Menurut Ahmad Irfan Maulana (27 Maret 2017)  Kalimat adalah satuan


bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang
utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan
berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

No Pola Kalimat Kategori Kata Contoh


1a. KB + KK Mahasiswa berdiskusi
b. S+P KB + KS Peternak itu ramah.
c. Harga sapi itu tiga juta
KB + KBil
rupiah.
Abdul belajar di ruang
2. S + P + Ket KB+KK + (KD +KB)
baca.
Negara kita berdasarkan
3. S + P + Pel. KB1 + KK + KB2 Pancasila
Mahasiswa membuat
4a. S + P + O KB1+ KKtrans + KB2
makalah.
Ayah mengirimi saya
b. S+P+O+Pel. KB1+KKintrans+KB2+KB3
uang.
KB1+ KK+ KB2 + Mereka mengadakan
5. S+P+O+Ket
(KD+KB) penelitian di luar kota.
Setelah membicarakan beberapa unsur yang membentuk sebuah kalimat yang
benar, kita telah dapat menentukan pola kalimat dasar itu sendiri. Berdasarkan
penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut:
Keterangan: KK : Kata kerja
KS : Kata sifat
Kbil : Kata bilangan
KD : Kata depan
KB : Kata Benda

2.2 Fungsi Kalimat


Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci menjadi kalimat
pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua
jenis kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk positif dan negatif. Dalam
bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan
salah satu jenis itu. Dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh
bermacam-macam tanda baca.
1. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu
dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada
lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik).
Misalnya:
Positif
o Presiden Jokowi mengadakan kunjungan ke luar negeri.
o Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang.
Negatif
o Tidak semua bank memperoleh kredit lunak.
o Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi
yang memuaskan tentang bisnis komdominium di kotakota besar.
2. Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh
informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi
menurun; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata
tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa, berapa, dan kapan.
Misalnya:
Positif
o Kapan Saudara berangkat ke Singapura?
o Mengapa dia gagal dalam ujian?
Negatif
o Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang
disepakati?
o Mengapa tidak semua fakir miskin di negara kita dapat dijamin
penghidupannya oleh negara?
3. Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau
“melarang” orang berbuat sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun; tanda
baca titik atau tanda seru). Misalnya:
Positif
o Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke Pak Sahluddin!
o Tolong buatlah dahulu rencana pembiayaannya.
Negatif
o Sebaiknya kita tidak berpikiran sempit tentang hak asasi manusia.
o Janganlah kita enggan mengeluarkan zakat kita jika sudah tergolong
orang mampu.

4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan
perasaan “yang kuat” atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh
menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda
titik pada kalimat tulis). Misalnya:
Positif
o Bukan main, cantiknya.
o Nah, ini dia yang kita tunggu.
Negatif
o Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
o Wah, target KONI di Asian Games XIII tahun 1998 di Bangkok tidak
tercapai. Silakan Anda buat lima buah contoh lainnya!

Anda mungkin juga menyukai