Anda di halaman 1dari 50

Frasa

• Gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif


(KBBI)
• Kelompok kata yang tidak mengandung makna S dan P,
ataupun fungsi lainnya (maksudnya kedua kata atau lebih
itu hanya menduduki satu jabatan kalimat).
Contoh:
 Mahasiswa (N)  S/O
 seorang mahasiswa  FN (S/O)
 seorang mahasiswa yang terpelajar  FN (S/O)
 mahasiswa berprestasi  FN (S/O)
Jenis
1. Frasa verbal ( frasa yang intinya berupa kata kerja  akan
menangis, bekerja keras, sedang meneliti).  Predikat
2. Frasa adjektival (frasa yang intinya berupa kata sifat  lembut
sekali, sangat kuat, lebih giat).  menjelaskan kata benda
3. Frasa nominal (frasa yang intinya berupa kata benda  rumah
baru, teman dekat, pemimpin yang bijaksana).
4. Frasa adverbial (frasa yang intinya berupa kata keterangan, contoh:
sama besar, lebih dalam)
5. Frasa pronominal (frasa yang intinya berupa kata ganti  mereka
semua, aku dan dia).
6. Frasa numeralia (frasa yang intinya berupa kata bilangan 
delapan belas, dua puluh empat).
7. Frasa preposisional (komponen pertamanya berupa preposisi 
dari hasil penelitian, di suatu pertemuan).
1. Mahasiswa melakukan penelitian.
Jabatan: S P O
Jenis kata: N V N

Kalimat ini terdiri dari kumpulan kata.

2. Para mahasiswa sedang melakukan sebuah penelitian di sebuah perusahaan.


Jabatan : S P O K
Jenis frasa: Fnomonal Fverbal Fnominal Fpreposisional
Kalimat ini terdiri dari kumpulan frasa.
Perluasan Frasa
• Perluasan frasa, tampak sangat produktif untuk menyatakan
konsep, sangat khusus, atau khusus sekali. Perhatikan contoh
berikut dari yang paling umum sampai yang paling khusus
sekali.
Kereta
Kereta api
Kereta api ekspres
Kereta api ekspres malam
kereta api ekspres malam luar biasa
Sebuah kereta api ekspres malam luar biasa
Perlu dicatat jika perluasan ini dilakukan secara bertahap
Perluasan Frasa
(... lanjutan)
Sebuah kereta api ekspres malam luar biasa
Perluasan Frasa
(... lanjutan)
Faktor kedua yang menyebabkan perluasan frasa adalah
bahwa pengungkapan konsep kal, modalityas, aspek,
jenis, jumlah, ingkar, dan pembatas tidak dinyatakan
dengan afiks melainkan dinyatakan dengan unsur leksikal.

Catatan :
Berapa panjang frasa dalam bahasa Indonesia yang
mungkin dapat terjadi tergantung pada keperluan konsep
apa yang ingin diungkapkan.
Perluasan frasa
(... lanjutan)
• Faktor lain yang menyebabkan produktifnya perluasan frasa dalam
bahasa Indonesia adalah keperluan untuk memberi deskripsi secara
terperinci terhadap suatu konsep, terutama nomina.
• Dalam perincian deskripsi biasanya menggunakan yang.
Contoh :
Kakak saya wisuda pekan lalu.
Kakak saya yang kuliah di Universitas Katolik Parahyangan wisuda pekan
lalu .
Kakak saya yang kuliah di Universitas Katolik Parahyangan yang sudah
menikah wisuda pekan lalu .

 Kata-kata cetak merah disebut frasa


 Inti pembicaraan adalah kata ‘kakak’ yang kemudian diperluas
dengan konsep perluasan frasa
LDR (Lexical density rate)
• Semakin banyak klausa (SP) semakin rendah
kepadatan sebuah kalimat  mudah dipahami 
amatir
• Semakin sedikit klausa (SP.)  tinggi kepadatan 
sulit dipahami  professional
– Cara  (1) menggunakan nomina (2) Perluasan frasa
(preposisi)
• Dia sukses karena dia bekerja keras
S P konj S P
• Dia sukses karena kerja kerasnya
• S P K
• Teknologi berkembang
• S P
• Perkembangan teknologi
• FN (S/O)
Klausa
• Klausa, sederhananya: “gabungan kata/frasa yang sudah
membentuk satu unit gagasan”
• “unit gagasan” ini ditunjukkan dengan adanya pola predikatif
(S-P), dengan atau tanpa objek (O), pelengkap (Pel), atau
keterangan (K)
• Contoh:

1. Dia (S) cantik (P)


2. Anak itu (S) memakan (P) kue (O)
3. Mereka (S) berbicara (P) tentang politik (Pel)
4. Ayah (S) ada (P) di rumah (K)
Perbedaan Frasa dan Klausa
• S / P / O/Pel/ K
• Frasa
– pengguna jasa (S – FN)
– sudah menerima (P – FV)
– buku tabungan (O – FN)
• Klausa
– pengguna menerima buku
– pengguna jasa sudah menerima buku tabungan
Perbedaan Klausa dengan Kalimat
• Klausa dan kalimat sama-sama merupakan
gabungan kata/frasa yang memiliki pola predikatif
(S-P).
• Bedanya adalah ada atau tidak adanya intonasi final
atau penanda akhir (tanda titik [.], tanda tanya [?],
tanda seru[!]) pada gabungan kata frase tersebut.
• Contoh
– dia pergi (klausa)
– Dia pergi. (kalimat)
Perbedaan Klausa … (lanjutan)

• Perbedaan klausa dan kalimat akan tampak pada


konstruksi yang memiliki dua atau lebih pola
predikatif.
• Perhatikan 3 contoh kalimat berikut:
a. Dia pergi pukul 6. (1 pola predikatif)
b. Saya sedang mempersiapkan diri. (1 pola predikatif)
c. Dia pergi pukul 6 ketika saya sedang mempersiapkan
diri. (2 pola predikatif)
• dia pergi pukul 6 (klausa 1)
• ketika saya sedang mandi (klausa 2).
Klausa adalah “Roh” Kalimat
• Kalimat a dan b memiliki 1 buah klausa 
kalimat tunggal
• Kalimat c memiliki 2 buah klausa  kalimat
majemuk
Hubungan antar-Klausa
• Koordinatif  kalimat majemuk setara
• Contoh:
– Dia pergi dan saya sedang mempersiapkan diri.
– Hubungan antara klausa dia pergi dengan klausa saya sedang mempersiapkan
diri bersifat koordinatif (setara).
• Atributif  kalimat majemuk bertingkat
• Contoh:
– Dia pergi ketika saya sedang mempersiapkan diri.
– Hubungan antara klausa dia pergi dengan klausa saya sedang mempersiapkan
diri bersifat atributif (bertingkat)
• Penentu dari apakah hubungan tsb koordinatif atau atributif adalah
konjungtor (kata pehubung) yang menghubungkan kedua klausa
tersebut.
Daftar Konjungtor Koordinatif
Jenis hubungan Fungsi Konjungsi
makna

penjumlahan menyatakan penjumlahan atau dan, serta, baik …


gabungan kegiatan, keadaan, maupun
peristiwa, dan proses

pertentangan menyatakan bahwa hal yang tetapi, sedangkan,


dinyatakan dalam klausa pertama bukan … melainkan
bertentangan dengan klausa kedua

pemilihan menyatakan pilihan di antara dua atau


kemungkinan

perurutan menyatakan kejadian yang lalu, kemudian


berurutan
Daftar Konjungtor Atributif
Jenis hubungan Konjungsi
makna
1. waktu sejak, sedari, sementara, seraya, setelah, sambil, sebelum,
ketika, tatkala, hingga, sampai
2. syarat jika, seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau,
apabila, bilamana, manakala
3. tujuan agar, supaya, untuk, biar
4. konsesif walau(pun), meski(pun), sekalipun, biar(pun),
kendati(pun), sungguh(pun)
5. perbandingan seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, ibarat
6. penyebaban sebab, karena, oleh karena
7. hasil sehingga, sampai-sampai, maka
8. cara/alat dengan, tanpa
9. kemiripan seolah-olah, seakan-akan
10.penjelasan bahwa
11.pengharapan semoga, mudah-mudahan
Jenis Klausa berdasarkan Strukturnya
• Dia pergi ketika saya mempersiapkan diri.
• Klausa dia pergi  klausa inti atau induk
kalimat.
• Klausa saya sedang mempersiapkan diri
klausa atribut atau anak kalimat.
• Jadi, klausa inti dan klausa atribut hanya
terdapat dalam kalimat majemuk bertingkat.
Analisis
• Informasi baru didapatkan oleh para peneliti
S (FN) P (V) Pel
ketika mereka sedang mengumpulkan data atau
konj S(N/pron) P(FV) O(FN)

fakta-fakta untuk menyimpulkan sesuatu pada penelitiannya. K (Fprep)


Catatan:
• Kalimat majemuk bertingkat  ketika
• Kalimat ini terdiri dari 2 klausa
– Cetak biru (induk S + P)
– Cetak ungu (anak  konj + S + P)
II. Ciri-Ciri Kalimat
2. Sekurang-
1. Diawali dengan kurangnya terdiri
huruf kapital; atas unsur subjek
dan predikat;

3. Diakhiri dengan
tanda baca titik (.),
tanya (?), atau seru
(!).
ANALOGI RUMAH

RUMAH JADI
DENAH

BAHAN MATERIAL
Rumah Jadi = Kalimat

Denah = Pola Kalimat

Bahan Material =
Konstituen Kalimat
Fungsi • Subjek (S)  Wajib
• Predikat (P)  Wajib
Kalimat • Objek (O)  Wajib bersyarat
(Pembentuk • Pelengkap (Pel)  Opsional
Pola Kalimat) • Keterangan (Ket)  Opsional

Konstituen
Kalimat
• Kata
(Bahan • Frase
Material • Klausa
Pembangun
Kalimat)
• Kesehatan menjadi hal utama dalam
menghadapi pandemi.  Kalimat (kapital, .,
SP)
– 1 klausa  simpleks/ tunggal
• Kesehatan menjadi hal utama dalam
menghadapi pandemi jika Anda menginginkan
umur yang panjang
– 2 klausa  kalimat kompleks/majemuk
Klausa = Rangka Kalimat
• Klausa bisa disebut
“kalimat Setengah Jadi”
atau “Calon Kalimat”.
• Jika sudah berbentuk
kalimat, klausa tidak
terlihat lagi, seperti
rangka rumah yang
“terbenam” di balik
tembok dan atap.
Perhatikan Kedua Kalimat Berikut.
Unsur Subjek (S) Predikat (P)
Kalimat Vaksin diteliti
Konstituen Kata (K. Benda/Nomina) Kata (K. Kerja/Verba)

Unsur Subjek (S) Predikat (P)


Kalimat Vaksin virus corona sedang diteliti
Konstituen Frasa Nominal Frase Verbal

Kedua kalimat di atas memiliki unsur yang sama, artinya


memiliki pola yang sama, yaitu S-P. Namun,
memiliki/dibangun oleh konstituen berbeda.
ANALOGINYA…
Rumah Bergaya Minimalis Rumah Bergaya Minimalis Tipe 45
Tipe 21

Kedua rumah di atas memiliki gaya yang sama, tetapi


dibangun oleh jumlah dan ukuran material yang berbeda.
A. Subjek
• Definisi:
Bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku,
pengalam, atau suatu masalah yang menjadi pokok
pembicaraan.

• Ciri-ciri:
1. lazimnya, terletak sebelum P;
2. tidak dapat didahului kata depan (preposisi);
3. lazimnya berupa kata benda (N)/frase nominal (FN).
Contoh Subjek
• Galileo menemukan teleskop.
S  pelaku

• Dia terjatuh.
S  pengalam

• Vaksin virus coroana ditemukan.


S  pokok
B. Predikat
• Definisi:
Bagian kalimat yang menunjukkan perbuatan,
pengalaman, perihal, atau keadaan S.

• Ciri-ciri:
1. lazimnya terletak setelah S;
2. tidak dapat didahului kata sambung atau
preposisi (konjungsi yang, karena, );
3. dapat berupa N/FN, V/FV, Adj/FAdj/, Num/FNum
Contoh Predikat
• Perekonomian Indonesia semakin berkembang.
P (V)  kegiatan

• Ekonomi Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi berkembang


utama dunia.
P (FN)  perihal

• Lalu lintas lancar.


P (FAdj)  keadaan

• Politikus itu terdesak akibat berbagai demonstrasi. P (Adj)


 pengalaman
C. Objek
• Definisi:
Bagian kalimat yang menunjukkan sasaran/penerima
kegiatan S.

• Ciri-ciri:
1. terdapat dalam kalimat aktif transitif;
2. langsung mengikuti P;
2. tidak didahului preposisi;
3. dapat menjadi S pada kalimat pasif;
4. lazimnya berupa N/FN.
Contoh Objek
• Teknologi memengaruhi kehidupan manusia.
O
• Setelah telegraf, pada 1876 Alexader Graham Bell menemukan telepon

• Kalimat Verbal  predikatnya Verba


• Kalimat Nominal  predikatnya selain Verba (bisa nomina, adj, adv)

Mereka adalah calon ilmuwan  kalimat nominal


Merka menjadi calon ilmuwan  kalimat vebal
Mereka sangat cerdas  kalimat nominal
Syarat Kalimat agar Memiliki Objek:
• Predikatnya harus diisi konstituen berupa Verba Transitif (VTrans).
• VTrans  Verba berimbuhan:
– me-
– me-kan
– me-i
– memper-kan
– memper-i
• Contoh VTrans.
– membaca
– mengerjakan
– melempari
– mempertanyakan
– memperbaiki
Catatan Mengenai V Berimbuhan me-
• V berimbuhan me- bisa juga menjadi V Intransitif (VInt).
• Artinya, tidak semua kalimat yang P-nya diisi V berimbuhan me-
memiliki O. Contoh:
– Bapak sedang membaca. (S-P)
– Ibu sedang mencuci. (S-P)
• Verba membaca dan mencuci = V intransitif
• Namun, jika kedua kalimat tsb memiliki O, verba membaca dan
mencuci berkategori sebagai VTrans. Contoh:
– Bapak sedang membaca koran.
– Ibu sedang mencuci baju.
• Oleh sebab itu, V berimbuhan me- disebut juga Verba
Semitransitif.
Ada-Tidaknya Objek Mengklasifikasikan
Kalimat Menjadi:
Jenis Contoh Pola Objek
Transitif Ayah sedang membaca koran. S-P-O Ada
Intransitif Ayah sedang membaca. S-P Tidak ada
Adik bermain. S-P Tidak ada
Adik bermain bola. S-P-Pel Tidak ada
Pasif Koran dibaca Ayah. S-P-Pel Tidak ada
D. Pelengkap
• Definisi:
Bagian dari kalimat yang melengkapi P.

• Ciri-ciri:
1. terdapat dalam kal. aktif intransitif dan kal.
pasif;
3. tidak dapat dijadikan S kal. Pasif.
4. berupa N/FN
Contoh Pelengkap
• Penyiaran radio jarak jauh • Radio ditemukan pertama
memanfaatkan stasiun kali oleh Marconi pada 1895
penghubung Pel
O
• Adik bermain bola.
• Adik memainkan bola. Pel
O
• Paman berdagang ikan.
• Paman mendagangkan ikan. Pel
O • Mereka adalah
mahasiswa
Persamaan dan Perbedaan O dan Pel
Persamaan Perbedaan
Objek Pelengkap
• Berada di belakang P
Kehadirannya wajib Kehadirannya
• Diisi konstituen N atau FN Opsional
Dapat berubah Tidak dapat
menjadi S jika berubah jadi S
kalimat tsb karena memang
dipasifkan. kalimat intransitif
tidak dapat
Contoh: dipasifkan.
Ayah membaca
koran. (koran = O) Contoh:
Adik bermain bola.
Koran dibaca Ayah. (bola = Pel)
(koran = S)
Catatan Mengenai Pel
• Pel dan O bisa hadir bersama dalam sebuah
kalimat.
• Syarat: P kalimat tsb harus berupa VTRans
berimbuhan me-kan dan me-i. Contoh:
– (1) Saya mengirimi Ibu uang. (Ibu = O, uang = Pel)
– (2) Paman membelikan Bibi kalung berlian. (Bibi = O,
kalung berlian = Pel)
• Pola kedua kalimat: S-P-O-Pel
• Kalimat-kalimat tsb disebut Kalimat Dwitransitif.
E. Keterangan
• Definisi:
Bagian kalimat yang menerangkan P dan klausa dalam sebuah
kalimat.

• Ciri-ciri:
1. memberikan informasi tentang tempat, waktu, cara, alat, sebab,
dan tujuan;
2. memiliki keleluasaan posisi;
3. bisa terdapat lebih dari satu;
4. dapat didahului preposisi atau konjungsi;
5. berupa Kata Keterangan (Adverbia/Adv.) atau Frase Adverbial
(FAdv), dan Frase Preposisional (FPrep).
Contoh Pemosisian dan Pemberian K
• Andri makan di kantin. (S-P-K)
• Di kantin, Andri makan. (K-S-P)
• Andri makan di kantin siang itu. (S-P-K-K)
• Andri makan di kantin siang itu bersama Ida. (S-P-K-K-K)
• Andri makan di kantin siang itu bersama Ida dengan lahap. (S-
P-K-K-K-K)
• Andri makan di kantin siang itu bersama Ida dengan lahap
hingga kekenyangan. (S-P-K-K-K-K-K)

– Catatan: di antara kelima K, hanya satu yang berkonstituen FAdv,


yaitu siang itu. Yang lainnya berkonstituen FPrep.
Pembagian Keterangan Menurut Maknanya
Macam keterangan Contoh dalam kalimat
1. Tempat Pak Marli hendak pergi ke Jakarta.
2. Waktu Irwan sekarang sedang mempelajari Derrida.
3. Alat Siti memotong pita dengan gunting.
4. Tujuan Soleh rela berkorban demi orangtuanya.
5. Cara Polisi menyelidiki kasus itu dengan hati-hati.
6. Penyerta Burhan pergi dengan teman-teman
sekampusnya menonton film terbaru.
7. Similatif Senyumnya berkilau bagaikan mutiara.
8. Penyebab Karena malas berlatih, Tanto kalah dalam
kejuaraan karate tingkat provinsi.
9. Kesalingan Para pendaki gunung berpegangan satu
sama lain ketika menyusuri lereng yang
terjal.

Ket
Jenis kalimat
Berdasarkan diathesis kalimat:
• Kalimat Aktif: Ahli juga menyebut penelitian jenis kualitatif penelitian naturalistik
• Kalimat pasif: Penelitian jenis kualitatif disebut juga penelitian naturalistik.

Berdasarkan Urutan kata


• Kalimat Normal/Versi: Kalimat yang subjeknya mendahului
predikatnya.
Contoh: Sebuah kejanggalan ditemukan di sini.
S P K
• Kalimat Inverse: predikatnya mendahului objek.
Contoh: Di sini ditemukan sebuah kejanggalan
K P S

Berdasarkan Struktur gramatikal

• Kalimat tunggal : S + P
• Kalimat majemuk:
• Setara (koordinatif) lihat jenis konjungsinya di atas
(slide 16-17).
Mereka lelah tetapi mereka tetap bersemangat.
• Bertingkat (atributif)  lihat jenis konjungsinya di atas.
(slide 16-17)
Analisis
• Penelitian jenis kualitatif disebut juga
S(FN)P(FV)
penelitian alamiah atau inquiri naturalistik
O(FN)
Analisis:
• Dari segi gramatika: Kalimat tunggal karena hanya
memiliki 1 subjek 1 PRED
• Dari segi diathesis: Kalimat pasif (di)
• Dari segi urutan kata: Versi/normal (SP)
Analisis
• Informasi  kata (Nomina)
• Informasi penting  Frasa (nominal)
• Informasi penting tentang perkuliahan daring (Frasa Nominal)
• Informasi merupakan unsur pokok yang secara implisit melekat dalam konsep
pembangunan yang terencana. (kalimat  1 klausa)
• Peranan informasi dalam beberapa dekade kurang mendapat perhatian.
• Meskipun peranan informasi dalam beberapa dekade kurang mendapat
perhatian, sesungguhnya kebutuhan akan informasi dan komunikasi itu
merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dari kebutuhan sandang dan
pangan manusia.
• Kegiatan pembangunan manapun juga hanya dapat berlangsung dan mencapai
sasaran bila dalam setiap tahapannya –perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan- didasarkan pada informasi yang memadai. 
P

Anda mungkin juga menyukai