Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN KETUJUH (DARING)

IPK
13 3.3.1 Siswa dapat menelaah ciri kebahasaan teks laporan percobaan berjudul
“Membuat Robot Hand Sanitizer Sederhana”.
14 3.3.2 Siswa dapat mengidentifikasi istilah teknis dalam teks laporan percobaan
berjudul “Membuat Robot Hand Sanitizer Sederhana”.
15 3.3.3 Siswa dapat mengelompokkan jenis konjungsi yang digunakan dalam teks
laporan percobaan berjudul “Membuat Robot Hand Sanitizer Sederhana”.
16 3.3.4 Siswa dapat membuat tinjauan kata rujukan yang digunakan dalam teks teks
laporan percobaan berjudul “Membuat Robot Hand Sanitizer Sederhana”.
17 3.3.5 Siswa dapat memberi contoh kalimat majemuk dalam teks berjudul
“Membuat Robot Hand Sanitizer Sederhana”.

LANGKAH PEMBELAJARAN
• Guru manampilkan materi ciri kebahasaan teks laporan percobaan berupa ppt.
• Siswa mengamati contoh teks laporan percobaan berjudul “Uji Kandungan Bahan Makanan”.
• Siswa mengamati cir kebahasaan teks laporan pecobaan
• Siswa mencari informasi dan menanya secara individu tentang:
1. ciri kebahasaan teks laporan percobaan berjudul “Membuat Robot Hand Sanitizer
Sederhana”.
2. istilah teknis dalam teks laporan percobaan berjudul “Membuat Robot Hand Sanitizer
Sederhana”.
3. jenis konjungsi yang digunakan dalam teks laporan percobaan berjudul “Membuat Robot
Hand Sanitizer Sederhana”.
4. kata rujukan yang digunakan dalam teks teks laporan percobaan berjudul “Membuat Robot
Hand Sanitizer Sederhana”.
5. kalimat majemuk dalam teks berjudul “Membuat Robot Hand Sanitizer Sederhana”.

PERINCIAN MATERI
CIRI KEBAHASAAN TEKS LAPORAN PERCOBAAN
1. Menggunakan istilah teknis, yaitu istilah kelilmuan yang dibunakan dalam bidang tetentu.
Contoh : fotosintesis adalah istilah teknis dalam bidang Biologi.

2. Menggunakan konjungsi
Konjungsi adalah adalah kata yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata, klausa
dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf.
Konjungsi
Konjungsi adalah adalah kata yang berfungsi menghubungkan kata dengan
kata, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf.
Berikut adalah jenis konjungsi.
Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa,
klausa, atau kalimat yang derajatnya setara. Berikut contoh dan fungsinya.
• menyatakan menyatakan gabungan : dan, lalu
• menyatakan pertentangan : sedangkan, tetapi
• menyatakan pilihan : atau, baik ... ataupun ..

Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa,
klausa, atau kalimat yang derajatnya tidak setara. Berkut contoh dan fungsinya.
• menyatakan objek (penjelas) : bahwa
• menyatakan waktu : waktu, saat, ketika
• menyatakan syarat : jika, asal
• menyatakan tujuan : untuk, demi
• menyatakan sebab : sebab, karena
• menyatakan akibat : sehingga, maka
• menyatakan konsesif : meskipun, walaupun
• menyatakan alat/cara/penyert : dengan

Konjungsi Korelatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang terdiri atas gabungan dua kata
yang menghubungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat.
Contoh : … tidak ..., tetapi …
… bukan …, melainkan …

3. Menggunakan kata rujukan.


Kata rujukan adalah kata yang merujuk kepada kata lain yang telah diungkapkan pada
kalimat sebelumnya.

Kata rujukan terbagi menjadi :


1. Kata rujukan penunjuk : ini, itu, tersebut
2. Kata rujukan pengganti orang : pronominal (kata ganti orang), -ku, -mu, -nya
4. Menggunakan kalimat kompleks (majemuk)
Kalimat kompleks (majemuk) adalah kalimat yang memiliki dua predikat atau lebih.

Kalimat
Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan makna secara utuh.

A. Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah sebagai berikut:
Subjek (S) : siapa/apa yang dibicarakan dalam kalimat
Predikat (P) : bagaimana/mengapa S
Objek (O) : bagian P yang dapat dipasifkan
Pelengkap (Pel.) : bagian P yang tidak dapat dipasifkan
Keterangan (K) : bagian yang menerangkan S+P, letaknya dapat berubah-ubah

B. Pola Kalimat
S-P  Adik berjalan.
S-P-O  Adik membawa buku.
S-P-O-K  Adik membawa buku ke sekolah.
S-P-Pel.  Adika menjadi ayah.
P-S  Kurang adil pembagian sembako itu.

C. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk


Berdasarkan jumlah klausa (predikat), kalimat terbia menajdi:
• Kalimat tunggal  hanya terdiri dari satu klausa (predikat)
Misalnya : Saya sedang makan.

• Kalimat majemuk  terdiri dari dua klausa (predikat) atau lebih


kalimat majemuk terdir dari:
 kalimat majemuk setara (KMS)  gabungan dua atau lebih kalimat
tunggal.
• menyatakan gabungan : dan, lalu, dst.
Misalnya :
1. Saya sedang makan. (Kalimat tunggal)
S P
2. Saya sedang minum. (Kalimat tunggal)
S P
3. Saya sedang makan dan minum.
S P1 P2

Kalimat 1 dan 2 digabungkan menjadi kalimat majemuk.Kalimat 3


termasuk kalimat majemuk karena terdiri dari dua predikat. Dua predikat
tersebut digabungkan dnegan konjungsi dan. Dengan demikian, kalimat
3 merupakan kalimat majemuk setaras sebab P1 dan P2 digabungkan
oleh konjungsi koordinatif.

• menyatakan pertentangan : sedangkan, tetapi, dst.


Misalnya :
1. Adiknya rajin.
S P
2. Kakaknya malas.
S P
3. Adiknya rajin, sedangkan kakanya malas.
S P1 S2 P2

Kalimat 3 termasuk kalimat majemuk karena terdiri dari dua predikat. Dua
predikat tersebut digabungkan dnegan konjungsi sedangkan. Dengan
demikian, kalimat 3 merupakan kalimat majemuk setaras sebab P1 dan P2
digabungkan oleh konjungsi koordinatif.

• menyatakan pilihan : atau, baik ... ataupun ...


Misalnya :
1. Adik rajin.
S P
2. Adiknya malas.
S P
3. Adiknya rajin atau malas?
S P1 P2
Kalimat 3 termasuk kalimat majemuk karena terdiri dari dua predikat. Dua
predikat tersebut digabungkan dnegan konjungsi atau. Dengan demikian,
kalimat 3 merupakan kalimat majemuk setaras sebab P1 dan P2
digabungkan oleh konjungsi koordinatif.

 kalimat majemuk bertingkat (KMB)  kalimat yang salah satu unsurnya


diperluas sehingga membentuk P baru. Bagian yang diperluas bisa berupa
keterangan ataupun objek. Kalimat majemuk bertingkat dibangun oleh induk
kalimat (klausa yang bisa berdiri sendiri) dan anak kalimat (klausa yang tidak bisa
berdiri sendiri). Induk kalimat dan anak kalimat digabungkan oleh konjungsi
subordinatif sehingga membentuk kalimat majemuk bertingkat. Terdapat dua
predikat dalam kalimat majemuk bertingkat. Predikat pertama terdapat dalam induk
kalimat, sedangkan predikat kedua terdapat dalam anak kalimat. Berikut ini adalah
jenis perluasan dalam kalimat majemuk bertingkat.

• memperluas objek (penjelas) : bahwa


Misalnya : (Dia) (menyadari) (bahwa dia bersalah).
S P O

bahwa (dia) (bersalah)


kj S P2
*kj = konjungsi
* hitam = induk kalimat
*biru = anak kalimat

• memperluas keterangan waktu : waktu, saat, ketika, dst.


Misalnya : (Ayah) (datang) (ketika saya sedang makan).
S P K

ketika (saya) (sedang makan)


kj S P2

• memperluas keterangan syarat : jika, asal, dst.


Misalnya : (Kamu) (boleh ikut) (jika PR-mu sudah selesai).
S P K

jika (PR-mu) (sudah selesai)


kj S P2

• memperluas keterangan tujuan : untuk, demi, dst.


Misalnya : (Ayah) (bekerja) (untuk menghidupi keluarga).
S P K

untuk menghidupi keluarga


kj P2

• memperluas keterangan sebab : sebab, karena, dst.


Misalnya: (Adik) (tidak sekolah) (karena sakit).
S P K
karena (sakit)
kj P2

• memperluas keterangan akibat : sehingga, maka, dst.


Misalnya : (Adik) (sakit) (sehingga tidak sekolah)
S P K

sehingga (tidak sekolah)


kj P2
PERTEMUAN KEDELAPAN (LURING)

LANGKAH PEMBELAJARAN
• Siswa mengomunikasikan secara individu dalam bentuk ppt tentang:
1. ciri kebahasaan teks laporan percobaan berjudul “Membuat Robot Hand Sanitizer
Sederhana”.
2. istilah teknis dalam teks laporan percobaan berjudul “Membuat Robot Hand Sanitizer
Sederhana”.
3. jenis konjungsi yang digunakan dalam teks laporan percobaan berjudul “Membuat
Robot Hand Sanitizer Sederhana”.
4. kata rujukan yang digunakan dalam teks teks laporan percobaan berjudul “Membuat
Robot Hand Sanitizer Sederhana”.
5. kalimat majemuk dalam teks berjudul “Membuat Robot Hand Sanitizer Sederhana”.

• Guru dan siswa menyimpulkan tentang ciri kebahasaan teks laporan percobaan berjudul
“Membuat Robot Hand Sanitizer Sederhana”.

Anda mungkin juga menyukai