Bagaimana kabar Anda hari ini? Semoga rahmat dan hidayah Allah SWT
selalu tercurahkan pada Anda, sehingga dapat mempelajari materi hari ini
dengan baik.
Pada minggu yang lalu kita telah mempelajari jenis-jenis frasa. Seperti
yang telah saya sampaikan dalam pertemuan sinkronus minggu yang lalu,
pemahaman Anda tentang jenis frasa sangat diperlukan untuk melakukan
analisis frasa. Pembelajaran analisis frasa akan kita lanjutkan setelah kita
menguasai konsep tentang klausa, supaya Anda dapat memahami secara
holistik.
Untuk itu, silakan Anda pelajari konsep klausan berikut! Pertanyaan yang
terkait materi dapat Anda sampaikan dalam ruang diskusi. Setelah itu
Anda dapat melanjutkan dengan mengerjakan tugas yang terdapat dalam
ruang Tugas.
Selamat Belajar!!!
Klausa
4.1 Pengertian Klausa
Ramlan ( 1983:78) mengartikan klausa sebagai satuan gramatikal yang terdiri
dari predikat (P), baik disertai subjek (S), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan
(Ket) ataupun tidak. Klausa mempunyai unsur inti S dan P, walaupun terkadang S
sering dilesapkan.
Keraf (1980:137) mengatakan bahwa klausa merupakan suatu kontruksi yang di
dalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung hubungan fungsional,
sekurang-kurangnya harus mengandung satu subjek dan satu predikat.
Parera (1982:21) memberikan batasan klausa adalah konstruksi ketatabahasaan
yang mempunyai dua atau lebih unsur pusat atau memenuhi salah satu pola dasar
kalimat. Yang dimaksud unsut pusat adalah bagian yang dijelaskan dan bagian yang
menjelaskan.
Pada dasarnya ketiga pendapat di atas tidaklah berbeda secara mendasar.
Ketiganya menyatakan bahwa klausa adalah satuan gramatikal yang minimal
mempunyai fungsi pokok, S dan atau P. Klausa merupakan unsur bawah langsung
dari kalimat. Perbedaan kalimat dan klausa terletak pada intonasi. Klausa tidak
memerlukan intonasi atau hanya mengandung unsur segmental. Hal ini disebabkan
klausa belum merupakan satuan yang mempunyai ide pokok yang lengkap. Jadi
masih dapat ditafsirkan dengan beragam penafsiran, baik itu sebagai informasi,
pertanyaan, ataupun perintah.
4.2.2 Predikat
Ciri-ciri predikat :
1) unsur pokok klausa;
2) berwujud FVerba, FAdjektive, FNomina, FNumeralia,atau FPreposisi;
3) menjadi jawab kata Tanya mengapa, bagaimana, berapa, apa, dan di mana;
4) bagian klausa yang menjelaskan bagian klausa yang lain (S); dan
5) mempunyai intonasi [2] 3 1 # atau [2] 3 # (dalam kalimat)
Contoh: sangat lemah badannya
[2] 3 1 # [2] 3
F Adj FN
P S
4.2.3 Objek
Ciri-ciri objek :
1) bukan merupakan bagian inti/pokok klausa ;
2) bagian klausa yang melengkapi predikat transitif (me-an) ;
3) berwujud FNomina atau FPronomina ; dan
4) menjadi jawab kata Tanya apa/siapa.
Objek dapat dibedakan menjadi O1 dan O2. Bagian klausa dapat digolongkan
sebgai O1, apabila klausa diubah menjadi pasif maka O1 menduduki fungsi S,
sedangkan O2 tetap di belakang P
Pembedaan objek yang lain didasarkan hubungan structural dengan P Oyang
mempunyai hubungan structural lebih dekat dengan P disebut O langsung. Objek
langsung berupa N atau FN yang melengkapi verba transitif yang dikenai perbuatan P
atau yang ditimbulkan sebagai hasil/perbuatan yang terdapat pada P. Sebaliknya
yang mempunyai hubungan relative lebih jaug disebut O tak langsung. Objek tak
langsung berupa N atau FN yang menyertai verba transitif dan menjadi penerima/
yang diuntungkan oleh perbuatan P.
Contoh: Orang itu membuatkan adik saya mainan
S P O1 O2
(OL) (OTL)
4.2.4 Pelengkap
Unsur ini mempunyai kemiripan dengan unsur O, yaitu membantu melengkapi
fungsi P. Letak Pel selalu berada setelah unsur P. Perbedaan lain yang mendasar
adalah O terdapat dalam klausa yang dapat dipasifkan sedangkan Pel tidak.
Selain itu O dapat diganti dengan kata ganti –nya, sedengkan Pel tidak dapat.
Contoh: Amir belajar bahasa Indonesia
S P Pel.
4.2.5 Keterangan
1. Ciri-ciri unsur keterangan :
1) bagian klausa yang tidak menduduki fungsi S, P, O, dan Pel;
2) mempunyai letak yang bebas, dapat di bagian depan S, antara S dan P, dan di
belakang P, atau O, atau Pel ;
3) berwujud FPreposisi ; dan
4) menjadi jawab kata Tanya di mana, kapan.
2. Macam-macam keterangan :
1) Keterangan akibat : menyatakan akibat terjadinya predikat.
Contoh: Ia tertabrak mobil hingga luka parah.
12) Keterangan syarat : menyatakan yang harus ada untuk mencapai yang
terdapat dalam predikat.
Contoh: Asalkan rajin belajar, tentu kamu naik kelas.