Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KLAUSA

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Sri Wahyuni, M.Ed.

KELOMPOK 6 :
1. Raudhatul Tassya Khairunisa (2210723048)
2. Ines Laras Yulianti (2210721008)
3. Shendy Aulia Verly (2210721006)

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ANDALAS
PENDAHULUAN
Klausa merupakan satuan sintaksis yang berada di atas satuan frasa dan
dibawah satuan kalimat, berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya,
di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frasa, yang berfungsi sebagai
predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagainya.
Selain fungsi subjek yang harus ada dalam konstruksi klausa itu, fungsi subjek boleh
dikatakan wajib ada, sedangkan yang lain bersifat tidak wajib.
Unsur inti klausa ialah S dan P. Namun demikian, S sering dihilangkan,
misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat penggabungan klausa dan dalam kalimat
jawaban. lausa terdiri dari unsur-unsur fungsional yang disebut S, P, O, PEL, dan
KET. Kelima unsur itu memang tidak selalu bersama-sama ada dalam satu klausa.
Kadang-kadang satu klausa hanya terdiri S dan P, kadang-kadang terdiri dari S, P, dan
O, kadang-kadang terdiri darii S, P, dan PEL, kadang-kadang terdiri dari S, P, O,
KET, kadang-kadang terdiri dari S, P, PEL, KET, kadang-kadang terdiri dari P saja.
Dalam ilmu linguistik, klausa secara umum dipahami sebagai kumpulan kata
yang mengandung subjek dan predikat serta mengungkapkan suatu pemikiran atau
gagasan secara utuh. Klausa dapat dibedakan menjadi klausa bebas (klausa utama)
dan klausa terikat (klausa bawahan). Klausa independen dapat berdiri sendiri sebagai
kalimat lengkap, sedangkan klausa dependen bergantung pada klausa lain untuk
membentuk kalimat lengkap.
Klausa independen sering kali berfungsi sebagai pengubah atau pelengkap
dalam sebuah kalimat, memberikan informasi tambahan atau menentukan hubungan.
Pemahaman klausa sangat penting untuk menganalisis struktur kalimat, hubungan
sintaksis, dan makna dalam bahasa. Dengan memeriksa klausa dalam sebuah kalimat,
ahli bahasa dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana bahasa disusun dan
bagaimana makna disampaikan melalui unit gramatikal.
Dalam linguistik, klausa adalah unit sintaksis yang berisi subjek dan predikat
dan biasanya mengungkapkan pemikiran atau gagasan yang lengkap. Klausa
merupakan unsur penyusun kalimat yang mendasar dan dapat berfungsi secara
independen sebagai kalimat lengkap (klausa independen) atau secara dependen dalam
struktur kalimat yang lebih besar (klausa dependen).
PEMBAHASAN
1. Pengertian Klausa
Klausa di sini dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri dari S P baik
disertal O, PEL, dan KET ataupun tidak Dengan ringkas, klausa ialah S P (O) (PEL)
(KET). Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak dalam kurung itu bersifat
manasuka artinya boleh ada, boleh juga tidak ada.
Unsur inti klausa ialah S dan P. Namun demikian, S sering dihilangkan,
misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat penggabungan klausa dan dalam kalimat
jawaban. Misalnya :
(419) Tengah Karmila menangis menghadapi tembok Bapak Daud masuk
diantar suster Meta
(420) Sedang bermain-main. (sebagai jawaban pertanyaan. Anak-anak itu
sedang mengapa?)
Kalimat (419) di atas terdiri dan empat klausa, yatu 1. Karmila menangis; 2.
menghadapi tembok, 3. Bapak Daud masuk. dan 4 diantar suster Meta. Klausa 1
terdiri dari unsur S dan P; klausa 2 terdiri dari unsur P diikuti O; klausa 3 terdiri dan
unsur S diikuti P, dan klausa 4 terdiri dari P diikuti KET. Akibat penggabungan
klausa 1 dengan klausa 2, S pada klausa 2 dihilangkan; demuikun pula akibat
penggabungan klausa 3 dengan klausa 4, S pada klausa 4 dihilangkan.
Lengkapnya klausa-klausa tersebut sebagal berikut :
1. Karmila menangis; 2. Karmila menghadapi tembok: 3. Bapak Daud masuk
dan 4. Bapak Daud diantar suster Meta.
Kalimat (420) Sedang bermain-main terdiri dan satu klausa, yaitu sedang
bermain-main, yang hanya terdiri dari P. S-nya dihilangkan karena merupakan
jawaban dari suatu pertanyaan. Lengkapnya klausa tersebut berbunyi anak-anak itu
sedang bermain-main.
Dengan uraian di atas, jelaslah bahwa unsur yang cenderung selalu ada dalam
klausa ialah P. Unsur-unsur usur lainnya mungkin mungkin ada. mungkin juga tidak
ada.
2. Hubungan Klausa dan Kalimat
Dalam uraian kami di atas dapatlah ditarik perbedaan antara konsep Klausa
dan kalimat. Kita dapat memberikan beberapa penjelasan sebagai berikut:
a. Sebuah Klausa swasta adalah calon kalimat Mayor di sebuah kalimat yang hanya
terdiri dari satu Klausa akan kita sebut kalimat ekaklausa. Kalimat ekaklausa ialah
semua kalimat yang memenuhi salah satu pola dasar kalimat inti, kalimat inti yang
diperluas atau kalimat inti yang mendapatkan tambahan.
- Kalimat dengan Klausa inti:
(1) Nyoman menyalakan lampu
- Kalimat dengan Klausa inti diperluas:
(2) Nyoman menyalakan sebuah lampu teplok.
Dalam contoh semua gatra diperluas, tetapi perluasan ini tidak menimbulkan
gatra dan atau pola dasar baru.
- Kalimat dengan klausa inti yang mendapat tambahan:
(3) Gusti Biang mengeluarkan surat itu di dekat lampu.
(4) Jalan-jalan menjadi sepi di seluruh kota pada malam hari.

b. Sebuah kalimat terdiri dari beberapa klausa.


(n)Ibu sedang membaca dan ayah sedang asik memasak di dapur
Seluruh konstruksi (n) adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua klausa
tunggal yang digabung dengan partikel dan.
(o)nAak babi itu mendengus dengan manja ketika perempuan itu menarik-
narik ekornya.

leuruh konstruksi (o) merupakan sebuah kalimat yang terdiri dari satu klausa
tunggal yang diperluas dan satu klausa tanswasta atau nonfinal.
Dngan ini kita melihat bsawa sebuah kalimat tidak sama dengan sebuah
klausa. Klausa merupakan unsur pembentuk kalimat yang paling tinggi dalam tata
tingkat unit bahasa.

3. nalisis Klausa
3.1 Analisis Klausa Berdasarkan Fungsi Unsur-unsurnya
Klausa terdiri dari unsur-unsur fungsional yang disebut S, P, O, PEL,
dan KET. Kelima unsur itu memang tidak selalu bersama-sama ada dalam satu
klausa. Kadang-kadang satu klausa hanya terdiri S dan P, kadang-kadang
terdiri dari S, P, dan O, kadang-kadang terdiri darii S, P, dan PEL, kadang-
kadang terdiri dari S, P, O, KET, kadang-kadang terdiri dari S, P, PEL, KET,
kadang-kadang terdiri dari P saja.
a. S dan P
- Ibu tidak berlari-lari
Kalimat diatas mempunyai intonasi [2] 3 / / [2] 3 1 #. Unsur ibu
memiliki intonasi [2] 3 1 #. Antara kedua unsur itu terdapat jeda
sedang, yang disini ditandai dengan dua garis miring (//).
Ibu tidak berlari-lari
[2] 3 // [2] 31#
Unsur klausa yang memiliki itonasi [2] 3 // disini merupakan S
klausa itu, sedangkan unsur klausa yang memiliki intonasi [2] 3 1 #
merupakan P klausa itu. Dengan demikian, unsur ibu merupakan S
klausa itu, dan unsur tidak berlari-lari merupakan P- nya, atau dengan
kata lain, unsur ibu menempati fungsu S dan unsur tidak berlari-lari
menempati fungsi P.
Dari uraian diatas, dapatlah dibuat kesimpulan bahwa
berdasarkan intonasinya, antara S dan P secara potensial terdapat jeda
sedang. S ialah unsur klausa yang berintonasi [2] 3 / / dan P ialah usnur
klausa yang berintonasi [2] 3 1 # atau [2] 3 # apabila unsur itu berakhir
dengan kata yang suku kedua dari belakangnya bervokal /e sua/ seperti
kata-kata lemah, keras, bekerja, penting, dan sebagainya.

b. O dan PEL
PEL mempunyai persamaan dengan O, baik O 1 maupun O2
yaitu selalu terletak di belakang P. Perbedaannya ialah O selalu
terdapat dalam klausa yang dapat dipasifkan, sedangkan PEL terdapat
dalam klausa yang tidak dapat diubah menjadi bentuk pasif atau
mungkin juga terdapat dalam klausa pasif. Misalnya :
- Orang itu selalu berbuat kebaikan
Kata kebaikan pada kalimat diatas menduduki fungsi PEL
karena kata itu selalu terletak di belakang P yang terdiri dari kata
verbal intrasintif sehingga klausa itu tidak dapat diubah menjadi klausa
pasif.
c. KET
Dalam suatu klausa KET pada umumnya mempunyai letak
yang bebas, artinya dapat terletak di depan S P, dapat terletak diantara
S P, dan dapat juga terletak di belakang sekali. Misalnya
- Akibat taufan desa-desa itu musnah
Dalam kalimat diatas, unsur yang menduduki fungsi KET ialah
unsur akibat taufan yang terletak di muka S P. Unsur KET ini dapat
dipindahkan ke antara S dan P, dan dapat juga dipindahkan ke
belakang S P, menjadi :
- Desa-desa itu akibat taufan musnah
- Desa-desa itu musnah akibat taufan

3.2 Analisis Klausa Berdasarkan Kategori Kata atau Frasa yang Menjadi
Unsurnya
Analisis klausa berdasarkan kategori kata atau frasa yang menjadi unsur-unsur
klausa itu disini disebut kategorial. Sudah tentu analisis kategorial itu tidak terlepas
dari analisis fungsional Sebagai contoh :
Aku sudah menghadap komandan tadi
S P O1 KET
Unsur aku fungsi S, unsur sudah menghadap menduduki fungsi P, unsur
komandan menduduki fungsi O1, dan unsur tadi menduduki fungsi KET. Selanjutnya,
jika kata atau frase yang menduduki fungsi-fungsi itu diteliti, ternyata kata yang
menduduki fungsi S termasuk N, frase yang menduduki fungsi P termasuk V, kata
yang menduduki fungsi O1 termasuk kategori N, dan kata yang menduduki KET
termasuk kategori Ket.

3.3.Analisis Klausa Berdasarkan Makna Unsur-unsurnya


Fungsi-fungsi itu disamping terdiri dari kategori-kategori kata atau frasa, juga
terdiri dari makna-makna, yang sudah barang tentu makna unsur pengisi satu fungsi
berkaitan dengan makna yang dinyatakan oleh unsur pengisi fungsi yag lain. Misalnya
:
- Aku menemani anakku di tempat tidur beberap saat
Di bidang makna, unsur pengisi S klausa kalimat di atas menyatakan makna
'pelaku', yaitu yang melakukan perbuatan, unsur pengisi P menyatakan makna
'perbuatan', unsur pengisi O menyatakan makna 'penderita', yaitu yang menderita
akibat perbuatan, unsur pengisi KET1 menyatakan makna 'tempat', dan unsur pengisi
KET2 menyatakan makna 'waktu'.
Istilah makna digunakan sebagai isi semantik unsur-unsur satuan gramatik,
baik berupa klausa maupun frasa. Makna bersifat relasional, maksudnya makna suatu
unsur gramatik ditentukan berdasarkan hubungannya dengan unsur yang lain.
a. Makna Unsur Pengisi P
Dari pengamatan terhadap makna yang dinyatakan oleh unsur pengisi
P, diperoleh makna-makna sebagai berikut:
- Unsur pengisi P menyatakan makna 'perbuatan'
Contoh : Rene sedang belajar
- Unsur pengisi P menyatakan makna 'keadaan'
Contoh : Rambutnya hitam dan lebat
- Unsur pengisi P menyatakan makna 'keberadaan'
Contoh : Para tamu di ruang depan
- Unsur pengisi P menyatakan makna 'pengenal'
Contoh : Orang itu pegawai kedutaan
- Unsur pengisi P menyatakan makna 'jumlah'
Contoh : Kaki meja itu empat
- Unsur pengisi P menyatakan makna 'pemerolehan'
Contoh : Ahmad mendapat hadiah
b. Makna Unsur Pengisi S
Dari pengamatan terhadap makna unsur pengisi S , diperoleh makna-
makna sebagai berikut:
- Unsur pengisi S menyatakan makna 'pelaku'
Contoh : Rene sedang belajar
- Unsur pengisi S menyatakan makna 'alat'
Contoh : Truk-truk itu mengangkut beras
- Unsur pengisi S menyatakan makna 'sebab'
Contoh : Banjir besar itu menghancurkan kota
- Unsur pengisi S menyatakan makna 'penderita'
Contoh : Tubuh anakku diletakkannya dengan hati-hati di peron
- Unsur pengisi S menyatakan makna 'hasil'
Contoh : Rumah-rumah murah banyak didirikan pemerintah

c. Makna Unsur Pengisi O1


- Unsur pengisi O1 menyatakan makna 'penderita'
Contoh : Ia menebang pohon
- Unsur pengisi O1 menyatakan makna 'penerima'
Contoh : Ahmad membelikan anaknya buku baru

d. Makna Unsur Pengisi O2


- Unsur pengisi O2 menyatakan makna 'penderita'
Contoh : Ahmad membelikan anaknya buku baru
- Unsur pengisi O2 menyatakan makna 'hasil'
Contoh : Pemborong membuatkan rumah seorang kenalannya

e. Makna Unsur Pengisi PEL


- Unsur pengisi PEL menyatakan makna 'penderita'
Contoh : Banyak mahasiswa belajar bahasa Jerman
- Unsur pengisi PEL menyatakan makna 'alat'
Contoh : Ia bersenjatakan bambu runcing

f. Makna Unsur Pengisi KET


- Unsur pengisi fungsi KET menyatakan makna 'tempat'
Contoh : Rene berbicara dengan tetangga di kebun sebelah
- Unsur pengisi KET menyatakan makna 'waktu'
Contoh : Bapak kepala Daerah pergi ke Jakarta kemarin
PENUTUP
Klausa di sini dijelaskan sebagai satuan gramatik yang terdiri dari S P baik
disertal O, PEL, dan KET ataupun tidak Dengan ringkas, klausa ialah S P (O) (PEL)
(KET). Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak dalam kurung itu bersifat
manasuka artinya boleh ada, boleh juga tidak ada.
Klausa merupakan satuan sintaksis yang berada di atas satuan frasa dan
dibawah satuan kalimat, berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya,
di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frasa, yang berfungsi sebagai
predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagainya.
Selain fungsi subjek yang harus ada dalam konstruksi klausa itu, fungsi subjek boleh
dikatakan wajib ada, sedangkan yang lain bersifat tidak wajib.
Sebuah Klausa swasta adalah calon kalimat Mayor di sebuah kalimat yang
hanya terdiri dari satu Klausa akan kita sebut kalimat ekaklausa. Kalimat ekaklausa
ialah semua kalimat yang memenuhi salah satu pola dasar kalimat inti, kalimat inti
yang diperluas atau kalimat inti yang mendapatkan tambahan. Dengan ini kita melihat
bsawa sebuah kalimat tidak sama dengan sebuah klausa. Klausa merupakan unsur
pembentuk kalimat yang paling tinggi dalam tata tingkat unit bahasa.
Klausa dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar, yakni (1) berdasarkan fungsi
unsur-unsurnya; (2) berdasarkan kategori kata atau frasa yang menajdi unsurnya; (3)
berdasarkan makna unsur-unsurnya. Klausa adalah unit dasar tata bahasa dalam
bahasa yang memiliki berbagai fungsi dalam komunikasi. Klausa adalah sekelompok
kata yang mengandung subjek dan predikat serta dapat mengungkapkan suatu
pemikiran atau gagasan secara utuh. Memahami fungsi klausa sangat penting untuk
komunikasi yang efektif dan analisis linguistik.
Salah satu fungsi utama klausa adalah untuk mengungkapkan pernyataan atau
pernyataan tentang dunia. Klausa independen disebut juga klausa utama, dapat berdiri
sendiri sebagai kalimat lengkap dan digunakan untuk membuat pernyataan,
menyampaikan informasi, dan mengungkapkan gagasan.
Klausa dapat digunakan untuk mengajukan pertanyaan dan memperoleh
informasi. Klausa interogatif, yang biasanya dimulai dengan kata tanya (siapa, apa, di
mana, kapan, mengapa, bagaimana) atau dengan urutan kata terbalik, digunakan untuk
mencari klarifikasi, mengumpulkan informasi, atau terlibat dalam percakapan.
DAFTAR PUSTAKA
Ramlan, M. (1981). Sintaksis. UP Karyono.
Parera, J. D. (2009). Dasar-dasar analisis sintaksis.
LAMPIRAN

Foto 1.

Lokasi : Rumah Shendy Aulia Verly


Hari/ tanggal : Snein, 18 Maret 2024
Waktu : 12.10 - 17. 15

Foto 2.
Lokasi : PKM lt. 2
Hari/ tanggal : Rabu, 20 Maret 2024
Waktu : 12.30 - 15.00

Anda mungkin juga menyukai