Anda di halaman 1dari 24

KALIMAT

LENGKAP
DAN EFEKTIF
Pola Pembentukan Kalimat
Terdapat 5 jabatan dalam bahasa
Indonesia, yaitu subjek (S), predikat (P),
objek (O), keterangan (K), dan
pelengkap (Pel.).
Hingga di tingkat perguruan tinggi,
pemahaman akan jabatan-jabatan itu
masih sering tidak tepat.
Lanjutan...
Subjek (S) sering diartikan sebagai
’pelaku’, sedangkan predikat (P) sering
diartikan sebagai ’yang dilakukan’ atau
’pekerjaan. Batasan ’pelaku’ dan ’yang
dilakukan’ ini hanya merupakan salah satu
arti atau fungsi.
Pemahaman yang demikian sering
menganggu ketika seseorang berhadapan
dengan karya ilmiah yang tidak ada
orangnya maupun tidak ada pekerjaannya.
Lanjutan...
Subjek (S) pada dasarnya
merupakan pokok pikiran atau inti
dalam kalimat.
Ciri-cirinya adalah berjenis kata
benda atau yang dibendakan
dijelaskan oleh kata atau frase dalam
jabatan yang lain, dan sejatinya ia
menjadi jawaban atas pertanyaan
“siapa” atau “apa” dalam kalimat itu.
Contoh kalimat yang memiliki
subjek
Rahmat meneliti bahasa pergaulan
pada komunitas remaja Pekalongan,
Jawa Tengah. (S dalam kalimat
tersebut adalah kata Rahmat).
Buku karya Kuntowijoyo mendapat
respons luar biasa dari masyarakat.
(S dalam kalimat tersebut adalah
kata buku karya Kuntowijoyo)
Lanjutan...
Minggu lalu diselenggarakan kuliah
umum. (S dalam kalimat tersebut
adalah frase kuliah umum).

KESIMPULAN:
S tidak harus manusia, tetapi S
merupakan apa atau siapa yang
menjadi pokok pikiran dalam kalimat itu.
S tidak selalu di depan dan tidak selalu
mewujud dalam kalimat aktif.
Predikat
Predikat (P) merupakan bagian
kalimat yang menjelaskan sifat atau
perbuatan.
Ciri predikat adalah menjelaskan
subjek; jenisnya dapat berupa kata
kerja, kata benda, kata sifat, kata
depan, kata bilangan, dan kata ganti;
menjadi jawaban dari pertanyaan
“mengapa” dan “bagaimana”.
Lanjutan...
Jenis P yang variatif ini membuat pola
kalimat dalam bahasa Indonesia pun
menjadi beragam, sedikitnya ada 5
pola kalimat sebagaimana contoh
berikut:
1. Dosen itu akademisi. (P dalam
kalimat tersebut adalah kata
akademisi; pola kalimatnya= kata
benda + kata benda)
Lanjutan...
Mahasiswa belajar. (P dalam
kalimat tersebut adalah kata
belajar; pola kalimatnya= kata
benda + kata kerja)
Nilainya bagus. (P dalam kalimat
tersebut adalah kata bagus; pola
kalimatnya= kata benda + kata
sifat).
Lanjutan...
Penelitinya dua orang. (P dalam
kalimat tersebut adalah frase dua
orang; pola kalimatnya= kata
benda + kata bilangan)
Diskusi di bawah pohon. (P dalam
kalimat tersebut adalah frase di
bawah pohon; pola kalimatnya=
kata benda + kata depan).
Kesimpulan:
Apa pun yang menjelaskan
subjek adalah predikat dan
predikat tidak harus selalu
berupa kata kerja. Predikat
juga dapat berupa frase dan
dalam kondisi tertentu ia dapat
pula diletakkan di depan.
Objek (O), keterangan (K),
dan pelengkap (Pel.) tidak
dibahas mengingat tidak
banyaknya kesalahan
dalam menggunakan
ketiganya.
Contoh Kalimat yang
Salah
Ebiet G. Ade bernyanyi dengan
merdu dalam sebuah konser
amal. Disejajarkan dengan
penyanyi-penyanyi legendaris
dunia.
Lanjutan...
 Kalimat yang pertama benar karena
memenuhi unsur pokok pikiran (S)
dan penjelas (P), yaitu Ebiet G. Ade
sebagai (S); bernyanyi sebagai (P);
dengan merdu sebagai (K, yaitu
keterangan instrumental); dan dalam
sebuah konser amal (K, yaitu
keterangan lokatif).
Lanjutan...
 Namun, kalimat kedua tidak
memiliki subjek. Kalimat
tersebut hanya berupa (P)
untuk kata disejajarkan dan (K)
untuk frase dengan penyanyi-
penyanyi legendaris dunia.
Lanjutan...
 Dengan demikian, dalam kalimat
kedua tidak ada jawaban ”apa”
atau ”siapa” yang dikaitkan
dengan persoalan lain.
 Kedua kalimat itu seharusnya
ditulis dengan kedua alternatif
sebagai berikut:
 Ebiet G. Ade bernyanyi dengan merdu
dalam sebuah konser amal dan
disejajarkan dengan penyanyi-
penyanyi legendaris dunia.
atau
 Ebiet G. Ade bernyanyi dengan merdu
dalam sebuah konser amal. Ia
disejajarkan dengan penyanyi-
penyanyi legendaris dunia.
Kalimat Efektif dan Ciri
Kalimat Tidak Efektif
 Sebuah kalimat dikatakan efektif jika
dapat mewakili gagasan atau perasaan
pembicara atau penulis. Selain itu,
kalimat efektif juga sanggup
menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh
pembicara atau penulis.
Lanjutan...
 Agar terhindar dari kesalahan
penerimaan itu, pengemasan
kalimat efektif harus mengikuti
kaidah-kaidah tata bahasa, baik
gramatikal, pilihan kata, serta
penalaran logis dan serasi.
Ciri-Ciri Kalimat Tidak Efektif
1. Pleonasme (penggunaan kata-kata
yang berlebihan)
2. Kontaminasi
3. Salah dalam pemilihan kata (diksi),
4. Salah nalar
5. Terpengaruh bahasa asing maupun
bahasa daerah.
6. Penggunaan kata depan yang tidak
perlu.
Contoh Kalimat Tidak Efektif
1. Kedua bidang ilmu tersebut saling
bantu-membantu dalam mengurai
konflik yang belum lama terjadi.
(Pleonasme)
2. Kedatangannya Bapak Gubernur
dinantikan. (Kontaminasi)
3. Ragam bahasa ilmu lebih
berkomunikasi dengan pikiran
ketimbang perasaan. (Salah dalam
pemilihan kata atau diksi)
Lanjutan...
4. Bola gagal masuk gawang. (Salah
nalar)
5. Saya tinggal di Semarang di mana ibu
saya bekerja. (Pengaruh bahasa
asing)
6. Anak-anak sudah pada datang.
(Pengaruh bahasa daerah)
7. Di sekolahku mengadakan reuni (Kata
depan yang tidak perlu)
Kalimat yang Benar
1. Kedua bidang ilmu tersebut bantu-
membantu dalam mengurai konflik
yang belum lama terjadi.
2. Kedatangan Bapak Gubernur
dinantikan.
3. Ragam bahasa ilmu lebih
berkomunikasi dengan pikiran
daripada perasaan.
Lanjutan...
4. Bola tidak masuk gawang.
5. Saya tinggal di Semarang
tempat ibu saya bekerja.
6. Anak-anak sudah datang.
7. Sekolahku mengadakan reuni.

Anda mungkin juga menyukai