Anda di halaman 1dari 31

Kalimat

Tujuan pembelajaran
Apa itu kalimat?
Unsur-unsur pembentuk kalimat.
Pola kalimat.
Jenis-jenis kalimat.
tunggal
Jumlah klausa
majemuk setara

Berita / deklaratif bertingkat

Tanya / interogatif
isi Perintah / imperatif
Seru / eksklamatif

mayor
Kalimat Kelengkapan
unsur
minor
transitif

Ada / tidak
objek
taktransitif versi

Susunan S + P
inversi
Definisi Kalimat
Kalimat adalah satuan gramatika yang terdiri
atas sejumlah kata, berintonasi final, memiliki
tanda baca, dan mengandung sebuah gagasan.

Saya akan pergi ke China mencari angpao


s p k p
STRUKTUR KALIMAT
1. SUBJEK
 Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku/masalah.
 Menjawab pertanyaan: siapa, apa.
 Biasanya berupa kata benda/frasa nomina
(kongkret/abstrak) merujuk kepada benda.
 Tidak diawali kata depan
 Terletak sebelum ialah, adalah, yakni, yaitu, sama
dengan.

Contoh:
 Reni belajar
 Perusahaan itu maju pesat
 Di dalam koper ada lima kilogram ganja
Struktur Kalimat
2. PREDIKAT
 Bagian yang memberitahu tindakan/keadaan subjek.
 Biasanya kata/frasa verba .
 Didahului kata yang menyatakan tingkat perbandingan seperti
lebih, sangat.
 Didahului kata bantu, kata kerja, seperti sedang, akan, telah.
 Didahului tidak, bukan, belum, jangan.
 Berupa kata tanya: apa, siapa, di mana, mana, yang mana dalam
kata tanya

Contoh
 Vina baik-baik saja.
 Sulistiawati sedang menyusun skripsi.
 Gedung baru itu telah dipugar.
 Dia malas.
3. OBJEK
Bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Biasanya mengikuti jenis kata benda (nomina), frasa
nominal.
Terletak di belakang predikat (transitif)
Dapat diganti dengan -nya
 Kakek sedang menimang cucu.
 Kakek sedang menimangnya
Dapat diubah menjadi subjek bila dipasifkan.
Contoh:
 Cucu ditimang (oleh) kakek.
 Surat ditulis (oleh) Marlina.
4. PELENGKAP

 Bagian kalimat yang melengkapi predikat.


 Biasanya berjenis kata/frasa nomina, frasa adjektiva dan
frasa preposisional.
 Tidak bisa menjadi subjek bila dipasifkan.
 Predikatnya berimbuhan ber-.
Contoh:
 Bajunya berwarna hijau.
 Anak-anak itu berlatih tae kwon do.
 Ia berkata bahwa ayahnya belum pulang.
 Saya suka berenang.
5. KETERANGAN
 Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang
bagian kalimat yang lain (S,P,O,Pel).
 Letaknya bebas (depan, tengah, belakang)
 Didahului kata tugas sebagai berikut :
 Ket. Tempat: di, ke, dari
 Ket. Waktu : ketika, sebelum, pada, selama, dsb.
 Ket. Alat : dengan (gunting mobil, dsb).
 Ket. Tujuan : supaya, untuk, bagi, demi.
 Ket. Cara : secara, dengan (hati-hati, gigih, dsb).
 Ket. Penyerta : dengan (adiknya, dsb), bersama
 Ket. Similatif : seperti, bagaikan, laksana
 Keterangan penyebaban : karena, sebab,
 Ket. Kesalingan : satu sama lain, dsb.
Pola Dasar Kalimat
1. S-P
 Ayahku bekerja.
 Dia sedang belajar.

2. S-P-O
 Korban banjir menerima bantuan.
 Ibu menyuruh adik.

3. S-P-Pel
 Bayu bermain sepak bola.
 Kakiku tertusuk duri.

4. S-P-Ket
 Kami tinggal di Lampung.
 Saya kuliah di UPH.
Pola Dasar Kalimat
5. S-P-O-Pel
 Ibu mendendangkan adik sebuah lagu baru.
 Rina membelikan kakek sepasang sepatu baru.
6. S-P-O-K
 Dia mempelajari bahasa Cina selama dua tahun.
 Ayah melukis pemandangan di atas kanvas.

7. S-P-O-Pel-K
 Dewi mengirimi adiknya uang setiap bulan .
 Saya memberi Andre sebuah buku tadi sore.
Menganalisa pola kalimat.
Analisislah pola kalimat di bawah ini!
1) Amir sedang mandi.
2) Andi memukul kucing.
3) Rumahku berdinding bilik.
4) Kecelakaan itu terjadi di Jalan Tol
Ciawi.
5) Andi membuatkan temannya
layang-layang.
6) Beliau telah menjelaskan hal itu di kampus.
7) Mereka akan berbelanja alat olah raga di
koperasi .
8) Pak Bernard membuatkan anaknya sebuah
mainan di pinggir rumahnya.
9) Pemerintah mengeluarkan Program JKN
tahun 2014 ini.
10) Di sini akan dibangun pasar tradisional.
11) Kedua pemimpin partai politik itu bersepakat
 untuk berkoalisi.
12) Pakistan menghadapi kelompok bersenjata di
perbatasan kedua negara.
13) PBB belum mampu membuat rumusan
undang-undang perdagangan manusia.
14) Konvensi global mengenai pedofilia belum
pernah dibicarakan sampai saat ini.
15) Undang-Undang Dasar menjelaskan fungsi
lembaga negara.
16) Kemiskinan menjadi sasaran empuk bagi
bertumbuh suburnya kriminalitas.
17) Di sanalah para politisi menyebarkan
pengaruhnya.
18) Kondisi seperti itu menjadi lahan
empuk berkembang premanisme
19) Kemakmuran merupakan salah satu faktor
bagi terciptanya stabilitas politik.
20). Mereka bersatu melawan terorisme
Tugas 1
Pola kalimat
1. Pola kalimat S-P-O-K:
“Mereka memperkerjakan orang asing di perusahaan itu.”
2. Buatlah kalimat dengan pola:
a. S-P-O-K
b. S-P-Pel
c. S-P-O-Pel-K
d. Kalimat pasif
Tugas 2
Temukan dan garis bawahi subyek dalam paragraf berikut!

Hampir setiap hari saya melintasi Pasar Palmerah, namun


selalu saja lalu lintas di sana tidak lancar. Masalah ini selalu
terjadi rutin setiap hari karena banyaknya mikrolet yang
beroperasi di jalan tersebut. Suasana pasar terlihat kurang
tertata, sumpek, dan penuh sesak. Tambahan pula, truk
sampah kadang-kadang diparkir di sisi jalan yang sudah
padat. Kondisi ini menunjukkan seolah-olah di sana tidak
ada petugas yang mengontrol sehingga terlihat kurang rapi.
KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat
yangmempunyai dua atau lebih
klausa. Terdiri dari:
A. Majemuk Setara
B. Majemuk Bertingkat.
A. Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Kalimat Majemuk Setara adalah : kalimat yang


terdiri atas dua atau lebih klausa mandiri yang
dihubungkan dengan kata penghubung setara ( dan;
tetapi ; atau ; melainkan ) atau tanda koma.

Contoh :
Engkau tinggal di sini atau pergi dengan saya.

S P K P K
Kalimat Majemuk Setara
Toko itu terbakar dan hanya sebagian kecil isinya
S P S
dapat diselamatkan
P
Aku duduk kembali dan pikiranku melayang
S P S P
ke kampung halamanku.
K
B. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah : kalimat yang terdiri
dari atas sebuah klausa mandiri dan satu atau lebih klausa
bawahan (anak kalimat)
Beberapa kata penghubung kalimat majemuk bertingkat
yang mengawali anak kalimat (Klausa bawahan) :
Karena, sebab : menandai klausa keterangan yang
menandai hubungan sebab.
Ketika, manakala, sebelum, sesudah : klausa keterangan
yang menandai hubungan waktu.
jika, kalau, bila : klausa keterangan yang menandai
hubungan syarat.
supaya, agar : klausa keterangan yang menandai
hubungan maksud.
meskipun, walaupun, biarpun : klausa keterangan yang
menandai hubungan konsesif.
sehingga, maka : klausa keterangan yang menandai
hubungan akibat.
bahwa : klausa benda yang mengisyaratkan hubungan
sasaran (objektif).
Tugas
Buatlah contoh kalimat majemuk menggunakan kata
penghubung di atas. Pilihlah saja satu kata penghubung
untuk tiap-tiap kalimat majemuk.
Contoh:
Karena, sebab : menandai klausa keterangan yang
menandai hubungan sebab.

1. Ia tidak masuk ke kantor karena sakit


Contoh kalimat majemuk bertingkat :

Aku duduk di tanah setelah sampai di tepian danau.


S P K (S) P K

Struktur : S-P- Ket. Tempat – Keterangan Waktu


(S) – P – K

Induk Kalimat : aku duduk di tanah Induk kalimat

Anak kalimat : sampai di tepian danau


Dindingnya berlumut karena gardu itu tidak terawat.
S P S P

Struktur : S-P- Keterangan sebab


S– P
Induk kalimat : dindingnya berlumut
Anak kalimat : gardu itu tidak terawat
Ketika ditanya, orang itu menjelaskan
S) P S P

bahwa pesawat jatuh sekitar pukul satu siang.


S P Ket. Waktu

Struktur : Keterangan waktu - S-P- Objek


(S) P SPK
Induk kalimat:
Anak kalimat:
5. Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
(1) Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin
menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia
ingin menyampaikan informasi kepada lawan
bahasanya (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca
titik)
Misalnya: Presiden SBY mengadakan kunjungan ke
luar negeri
(2) Kalimat Pertanyaan (Introgatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin
memperoleh informasi atau reaksi (jawaban)
yang diharapkan (Biasanya, intonasi menurun;
tanda baca tanya)
Misalnya: Kapan Saudara berangkat ke
Singapura?
(3) Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin
“menyuruh” atau “melarang” orang berbuat
sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca
seru)
Misalnya: Tolong buatkan dahulu rencana
pembiayaannya!
(4) Kalimat Seruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin
“mengungkapkan” perasaan yang kuat atau yang
mendadak. (Biasanya, intonasi meningkat; tanda
baca titik atau tanda seru)
Misalnya: Bukan main, cantiknya!
Nah, ini dia yang kita tunggu!
PR
Menganalisis struktur kalimat dan keberadaan
kalimat majemuk pada teks ‘Mengunjungi Agro
Wisata Kinahrejo’.

Anda mungkin juga menyukai