Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 067, Tahun Ke-13, Juli 2007
Yoce Aliah Darma
dwibahasawan tulen, karena dia menerjemahkan suatu wacana, bekerja dengan bahasa
tulisan, jadi pertama penerjemah harus membaca kemampuan berbicara dalam bahasa wacana
sumber sebelum mengalihkedua dengan lancar tidak diperlukan. kannya ke dalam bahasa
penerima.
Persyaratan yang dituntut dari Tujuannya untuk mengetahui isi teks seorang
penerjemah tidak selalu harus dan menganalisisnya dengan cara menguasai semua
keterampilan dalam pandang penerjemah yang berbeda dua bahasa secara sama atau
seting- dengan cara pandang linguis atau ahli kat. Yang dituntut adalah kemampuan
mampuan sastra. reseptif (kemampuan membaca dalam Menurut
Newmark (1988:11) bahasa sumber) dan kemampuan memahami suatu teks menuntut
tidak produktif (kemampuan menulis dalam hanya cara membaca umum (general
bahasa sasaran).
reading), tetapi juga cara membaca
cermat (closer reading). General 2.3 Pemahaman Dalam
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 067, Tahun Ke-13, Juli 2007
Yoce Aliah Darma
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 067. Tahun Ke-13, Juli 2007
685
Metode Pembelajaran Penerjemahan
penerjemah mencari-cari formulasi Verifikasi selalu merupakan yang tepat. Informasi
dipanggil dan fungsi interpretasi dan verikasi itu dibangkitkan dari ingatan. Dalam
sendiri adalah interpretasi. Verifikasi proses mencari ini, setiap kali juga merupakan
interpretasi kedua. penerjemah menolak kemungkinan Interpretasi pertama terjadi saat
solusi yang tak memuaskan, dia konsep-konsep telah dipahami dan memberikan
pertimbangan tentang sebelum diungkapkan kembali, kecocokan bentuk isinya. Dalam
maksudnya untuk mengidentikasi proses berpikir kreatif ini, penerjemah gagasan dan
pesan. Interpretasi melakukan proses kognitif yang kedua terjadi setelah pengungkapan
menggunakan pengetahuan umum, kembali dan sebelum pemilihan versi semua
informasi linguistik, dan akhir. Hal ini dimaksudkan untuk ensiklopedi yang tersimpan di
otak. menentukan apakah ungkapan yang Sejumlah padanan sifatnya tetap. dipilih
sebagai solusi sementara Makin banyak bentuk-bentuk baku secara cermat
mengungkapkan dalam suatu bidang, makin sedikit gagasan-gagasan dan pesan itu?
kebebasan penerjemah dalam Pemeriksaan kualitas terjemahan mengungkap
gagasan-gagasan dalam merupakan proses nalar. Jadi dalam bidang tersebut. Oleh
karena itu, menerjemahkan terdapat dua penerjemah harus menyesuaikan interpretasi,
yaitu (1) Interpretasi dengan ungkapan yang sudah yang didasarkan atas tanda-tanda
diterima, misalnya 'wise words' teks bahasa sumber (BSu) dan (2) diterjemahkan
menjadi kata-kata Interpretasi yang didasarkan atas mutiara', bukan kata-kata
bijaksana'. tanda-tanda teks bahasa sasaran
(BSA) setelah dimisalkan sebagai c. Verifikasi
Verifikasi
Verifikasi
Interpretasi II
Pemilihan Solusi
Reekspresi Ujaran
Teks Sasaran (BS)
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 067, Tahun Ke-13, Juli 2007
687
Metode Pembelajaran Penerjemahan
2.4 Metode Penerjemahan
Dalam hal ini Catford (1965) menyaTujuan pokok
penerjemahan adalah takan: mengalihkan suatu teks sumber ke The central problem of
transdalam teks bahasa lain, untuk sampai lation practice is that of findpada tujuan itu kita
menentukan cara
dianggap tak bisa diterjemahkan, atau disengaja untuk memberi warna lokal.
(terikat pada tatarannya), yaitu padanan BSa ada pada tataran yang sama, umpamanya
tahap kata tetap kata dan ada yang unbounded (bebas), yaitu padanan BSa tidak
dalam satu tataran, umpamanya frase menjadi klausa. Istilah ini lebih popular dengan
nama "penerjemahan kata demi kata, penerjemahan harfiah, dan penerjemahan
bebas."
b. penerjemahan berdasarkan level
bahasa, yaitu (1) penerjemahan menyeluruh (Total). Penerjemahan ini merupakan
pengalihan tata bahasa dan kosakata bahasa sumber (BSu) dengan padanan tata
bahasa sasaran (BS) yang disertai dengan pengalihan fonologi atau grafologi, isu
dengan fonologi atau fonologi BSa (yang bukan padanannya). (2) penerjemahan
terbatas. Penerjemahan ini dimaksudkan untuk pengalihan makna tekstual BSu dengan
materi tekstual padanannya pada satu tataran, umpamanya terjemahan yang dilakukan
pada tataran fonologi, grafologi, tata bahasa dan kosakata
(1) Penerjemahan kata demi kata terungkap tataran kata. God with them
Tuhan dengan dia He likes riceDia menyukai nasi
c. penerjemahan berdasarkan ta
taran (ranks). Dalam hierarki berdasarkan tata bahasa sebagai landasan penyusunan
penerjemahan, unit tata bahasa yang akan dicarikan padanannya mungkin
berubah-ubah, kalimat ke kalimat, frase ke frase, kata ke kata dsb. Dalam hal ini
terjemahan ada yang bersifat rank bound
(2) Penerjemahan harfiah (literal) Penerjemahan ini ada di antara penerjemahan kata
demi kata danpenerjemahan bebas. Biasanya penerjemahan ini dimilai dengan
terjemahan kata demi kata, kemudian diadakan perubahanperubahan agar sesuai
dengan tata bahasa BSa, umpamanya memberikann kata-kata tambahan atau
mengubah sreukturannya. He dropped his glasseskaca matanya terjatuh
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 067, Tahun Ke-13, Juli 2007
689
Metode Pembelajaran Penerjemahan
(3) Penerjemahan bebas Penerjemahan ini cenderung bekerja pada tataran yang lebih
tinggi, skala tataran padanan berubah-ubah. Penyesuaian kosakata ke dalam ungkapan
idiomatis atau ungkapan berkolokasi merupakan ciri terjemahan bebas, umpamanya: its
raining cats and dogshujan turun lebat sekali
god with them - Tuhan akan melindungi mereka Di antara ketiga klasifikasi
Catford pengkategorian berdasarkan tatanan (ranks) lebih aplikatif dalam praktik
penerjemahan terutama bagi pemula. Newmark (1988) mengklasifikasikan
metode penerjemahan sebagai berikut.
bahasa sumber atau untuk menafsirkan teks yang sukar sebagai proses awal
penerjemahan I like rice Saya menyukai nasi The boy went to special schools
(itu) anak pergi ke khusus sekolah (kata demi kata) anak itu bersekolah di
sekolah khusus
2) Penerjemahan Harfiah Dalam penerjemahan ini, konstruksi tata bahasa di
ubah sedekat mungkin dengan padannnya dalam BSa, tetapi kata-katanya
diterjemahkan satu demi satu tanpa mempertimbangkan konteksnya. Hal ini
dilakukan pada proses awal penerjemahan untuk menunjukkan masalah yang
harus dipecahkan, contoh: The thief was sent to the prison Pencuri itu dikirim ke
penjara (harfiah) Pencuri itu dipenjara
1) Penerjemahan Kata demi Kata Penerjemahan kata demi kata sifatnya
antarbaris (interlinear) dengan susunan kosakata BSa ada di bawahnya.
Susunan kata dalam kalimat dipertahankan dan kosakatanya diterjemahkan satu
demi satu dengan arti yang lebih umum, tanpa mempertimbangkan konteks.
Penggunaan utama penerjemahan ini untuk memahami cara penyususnan
(struktur)
3) Penerjemahan Setia penerjemah ini berusaha menghasilkan makna kontekstual
yang tepat pada teks asal dengan keterbatasan struktur tata bahasa BSa. Dalam
penerjemahan ini,
690
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 067, Tahun Ke-13, Juli 2007
Yoce Aliah Darma