Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN BILATERAL

Hubungan bilateral yaitu bentuk hubungan


kerjasama (diplomatis) antara satu Negara
dengan Negara atau blok Negara lainnya, yang
mana Negara-negara sahabat tersebut berada di
benua yang berbeda. Misalnya kerjasama
bilateral antara Indonesia dengan Negaranegara eropa (Belanda, Jerman, Perancis, dst),
Amerika, Vatikan, Malaysia, Singapura, Jepang
dan lainnya.

Hal

tersebut
mengacu
kepada
tujuan
kepentingan nasional yang tertuang dalam
Perpres No. 27/2005 mengenai Tiga Agenda
Pembangunan
Nasional
guna
mewujudkan
masyarakat aman, damai, adil dan demokratis,
serta sejahtera. Hubungan tersebut dijalankan
dalam kerangka politik luar negeri Indonesia

Hubungan Kerjasama
Bidang Pendidikan

Dalam bidang pendidikan, antara Indonesia dan


Malaysia menjalin hubungan dengan mengadakan
pertukaran pelajar setiap tahunnya.
Bidang Ekonomi
Banyaknya investor-investor dari Malaysia yang
ber investasi di Indonesia telah sedikit banyak
membantu pemerintah Indonesia di dalam
mengentaskan pengangguran. Investor dari
Malaysia banyak menanamkan investasinya
dalam industri perkebunankelapa sawit. Selain
itu, di Malaysia juga banyak di tempatkannya
Tenaga Kerja dari Indonesia yang bekerja sebagai
Pembantu Rumah Tangga(PRT), petugas medis,
pekerja bangunan serta tenaga profesional

Konflik Malaysia dan Indonesia


1963 : terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia. Perang ini

berawal
dari
keinginan
Malaysia
untuk
menggabungkanBrunei,Sabah dan Sarawak dengan Persekutuan
Tanah Melayu pada tahun1961.
2002

: Hubungan antaraIndonesiadanMalaysiajuga sempat


memburuk pada tahun 2002 ketika kepulauanSipadandanLigitan
diklaim olehMalaysiasebagai wilayah mereka, dan berdasarkan
keputusanMahkamah Internasional (MI) diDen Haag, Belanda
bahwaSipadandanLigitanmerupakan wilayah Malaysia. Sipadan
dan Ligitanmerupakan pulau kecil di perairan dekat kawasan
pantai negara bagian Sabah dan ProvinsiKalimantan Timur, yang
diklaim dua negara sehingga menimbulkan persengkataan yang
berlangsung
selama
lebih
dari
tiga
dekade.SipadandanLigitanmenjadi
ganjalan
kecil
dalam
hubungan sejak tahun1969ketika kedua negara mengajukan
klaim atas kedua pulau itu. Kedua negara tahun1997sepakat
untuk menyelesaikan sengketa wilayah itu di MI setelah gagal
melakukan negosiasi bilateral. Kedua belah pihak menandatangani
kesepakatan pada Mei 1997 untuk menyerahkan persengkataan itu
kepada MI. MI diserahkan tanggung jawab untuk menyelesaikan

2007: Pada Oktober 2007 terjadi konflik akan kepemilikan laguRasa Sayang-Sayange

dikarenakan lagu ini digunakan oleh departemen PariwisataMalaysia untuk


mempromosikan kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar Oktober 2007. Sementara
Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan bahwa lagu Rasa
Sayange
merupakan
laguKepulauan
Nusantara
(Malay
archipelago),
GubernurMalukuKarel Albert Ralahalu bersikeras lagu "Rasa Sayange" adalah
milikIndonesia, karena merupakan lagu rakyat yang telah membudaya di provinsi ini
sejak leluhur, sehingga klaim Malaysia itu hanya mengada-ada. Gubernur berusaha
untuk mengumpulkan bukti otentik bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu rakyat
Maluku, dan setelah bukti tersebut terkumpul, akan diberikan kepada Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata. Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor
menyatakan bahwa rakyat Indonesia tidak bisa membuktikan bahwa lagu Rasa
Sayange merupakan lagu rakyat Indonesia.
April2011: Pada bulan April 2011 dua negara ini kembali digegerkan dengan kasus
penangkapan nelayan Malaysia yang tertangkap tangan oleh petugas Departemen
Kelautan dan Perikanan Indonesia. Belakangan terungkap bahwa posisi dari
penangkapan yang terjadi tidak akurat dikarenakan alat GPS petugas Indonesia yang
tidak berfungsi.
April2011: Pada bulan yang sama, masyarakat Indonesia dikagetkan dengan
didirikannya Museum Kerinci di Malaysia. Gedung ini berdiri atas kerja sama Malaysia
dengan Pemkab Kerinci, Indonesia. Kedua pihak berharap keberadaan museum akan
mempererat hubungan Kerinci-Malaysia. Namun masyarakat Indonesia banyak yang
menyayangkan pendirian museum ini.
Oktober2011: Pada Oktober 2011 Komisi I DPR RI menemukan adanya perubahan
tapal batas negara di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yaituCamar
Bulan&Tanjung Datu. Pemerintah Indonesia diminta untuk menginvestigasi masalah
ini secara hati-hati.

Analisis Kelompok
Hubungan

indonesia dan malaysia tidak


terlepas antara kerjasama dan konflik dari
kedua negara tersebut, karena indonesia dan
malaysia merupakan negara yang berdekatan
yang juga disebut sebagai negara serumpun
tidak salah lagi diantara kedua negara
tersebut akan sering terjadi konflik yang
mengarah kepada saling mengklaimnya
sesuatu hal yang ada di negara bersangkutan.

Dimana

sumber
konflik
Malaysia-Indonesia
berkaitan dengan perebutan sumber-sumber
ekonomi seperti di Sipadan-Ligitan, Ambalat,
masalah lintas batas, perdagangan gelap, illegal
logging, dsb. Demikian juga dilaporkan sering
terjadi pelanggaran perbatasan oleh Malaysia
baik perbatasan udara, laut dan darat yang
kemudian akan menimbulkan protes dari pihak
Indonesia.
Masalah-masalah ini jelas sangat penting untuk
diselesaikan dan dicari jalan keluarnya. Namun
sejauh ini penyelesaian berbagai masalah ini
sering terhambat pada soal teknis pelaksanaan
yang sulit dan kurangnya kemauan politik di
kedua negara untuk sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan sengketa.

Sejauh ini pendekatan yang digunakan untuk

menjelaskan masalah ini bertumpu pada sebabsebab material dan hubungan sebab akibat
atau
dapat
disebut
juga
pendekatan
konstruktivis. Melalui pendekatan ini konflik di
kedua
negara
dipahami
dalam
tataran
perbedaan pemahaman tentang identitas satu
dengan yang lain yang menjadi sumber bagi
naik turunnya hubungan kedua negara.
Ada 4 variabel penting yang berkaitan dengan
sumber identitas pendekatan tersebut, yakni
interdependence, common fate, homogeneity,
dan self-restraint. Keempat faktor ini tidak
berdiri sendiri dalam membentuk identitas,
melainkan secara bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai