Anda di halaman 1dari 8

KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA TERHADAP PENGKLAIMAN

BUDAYA INDONESIA OLEH MALAYSIA

OLEH:

ADELLYA FASHA ISRADHIANTI

20180510384

PRODI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2019
KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA TERHADAP PENGKLAIMAN BUDAYA
INDONESIA OLEH MALAYSIA

Abstrak
Dalam Makalah ini saya akan menjelaskan mengenai banyaknya budaya Indonesia yang
telah diklaim oleh Malaysia sebagai budaya milik negara mereka dan bagaimana
dampaknya terhadap hubungan kerja sama bilateral antara Malaysia-Indonesia.
Mengingat eratnya hubungan bilateral yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia,
meskipun sering terjadi perselisihan antara keduanya.
Keyword: Malaysia, Indonesia, Budaya, hubungan.

A. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan, selain negara yang kaya akan Sumber Daya
Alam, Indonesia juga memiliki beragam budaya yang tersebar di seluruh pelosok nusantara.
Keberagaman ini merupakan warisan dari para leluhur yang telah menjadi ciri khas Indonesia
sejak dahulu dan sudah menjadi kewajiban bagi kita generasi muda untuk terus melestarikan
keberagaman ini agar generasi – generasi berikutnya dapat mengetahui mengenai
keberagaman ini.

Namun, setelah berkembangnya teknologi terjadi penurunan dalam minat masyarakat


untuk melestarikan keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia. Terutama setelah budaya
asing yang masuk ke Indonesia yang dianggap lebih menarik sehingga banyak yang lebih
memilih untuk mengikuti budaya asing dari pada melestarikan budaya warisan para leluhur.

Malaysia merupakan negara yang tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia.
Sehingga hubungan kerja sama antara Indonesia dan Malaysia dapat dikatakan sebagai salah
satu hubungan antar negara yang sangat penting di Asia Tenggara. hubungan kerja sama
antara Malaysia dan Indonesia bukan hanya dalam bidang politik Internasional, tetapi juga
hubungan kebudayaan. Hal ini dikarenakan Malaysia dan Indoenesia merupakan negara
serumpun sehingga terdapat banyak kesamaan budaya antara kedua negara ini.
Dikarenakan kedekatan tersebut dan beberapa kesamaan dalam budaya membuat
Malaysia kemudian mengklaim budaya-budaya Indonesia sebagai budaya mereka. Malaysia
telah mengklaim berbagai budaya milik bangsa Indonesia sebagai budaya milik mereka,
diantaranya yaitu batik, Angklung Sunda, Lagu daerah Rasa Sayange, wayang kulit, kuda
lumping, tari pendet, dan sebagainya.

Sebagai dua negara merdeka, sudah seharusnya kesamaan – kesamaan yang dimiliki
oleh keduanya sudah seharusnya dapat menjadi alat pemersatu dan alat yang dapat digunakan
untuk mempererat hubungan keduanya terutama dalam politik internasional. Tetapi yang
terjadi justru sebaliknya, banyaknya kesamaan diantara negara serumpun ini justru membuat
permasalahan antara keduanya menajadi semakin rumit. Mengingat masalah pengklaiman
Makalah ini akan membahas mengenai pengklaiman yang dilakukan Malaysia terhadap
budaya-budaya milik Indonesia dan bagaimana dampaknya terhadap hubungan kerjasama
antara Indonesia-Malaysia.

B. PEMBAHASAN
1. Pengklaiman Budaya Indonesia oleh Malaysia

Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam budaya, kurang lebih Bangsa
Indonesia memiliki 742 bahasa, terdiri atas berbagai suku bangsa dan sub suku bangsa yang
berjumlah tak kurang dari 478 suku bangsa. Akan tetapi, semua keberagaman itu tidak
menjadi penghalang bagi Indonesia untuk tetap satu seperti yang menjadi semboyan Bangsa
Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Keberagaman budaya ini didukung oleh wilayah-
wilayah kepulauan yang terpisah, sehingga di setiap wilayah yang berbeda terdapat
kebudayaan yang berbeda pula. Oleh karena itu, keberagaman budaya di Indonesia ini juga
menjadi salah satu bukti bahwa indonesia sangat kaya akan budaya.

Keberagaman budaya ini merupakan salah satu kekayaan yang sangat penting dan
merupakan ciri khas dari masing – masing daerah di Indonesia, kebudayaan kemudian
menjadi salah satu identitas penting bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sudah merupakan
kewajiban bagi rakyat Indonesia untuk melestarikan, menjaga, dan memelihara kebudayaan
ini terutama bagi setiap suku bangsa.
Begitu pula dengan Malaysia sebagai negara yang bertetangga dekat atau berbatasan
langsung dengan Indonesia, Malaysia memiliki budayanya tersendiri. Dikarenakan Malaysia
memiliki latar belakang budaya yang sama dengan Indonesia, sehingga kedua negara ini
masuk ke dalam konsep negara serumpun dimana terjadi inter-migration antara bangsa
Melayu Indonesia dan Malaysia sehingga memungkinkan adanya kesamaan adat, kehidupan
bermasyarakat dan keturunan keluarga. (Liow, 2004)

Kedekatan hubungan kebudayaan ini tidak terlepas dari latar belakang hubugan antara
kerajaan-kerajaan di masa lalu hingga hubungan kebudayaan yang tetap erat bahkan setelah
kedua negara menacapai kemerdekaan. Akan tetapi, pasca-kemerdekaan tumbuh kesadaran
nasionalisme diantara kedua pendiri negara untuk memajukan identitas Melayu negara
masing-masing yang secara tidak langsung telah membangun identitas kedua negara tersebut,
Indonesia dengan Bhineka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu” dan
Malaysia dengan konsep identitas kebangsaan atau Dasar Kebudayaan Kebangsaan (DKK).
Setelah itu sejalan dengan lahirnya identitas nasional, lahir pula yang disebut dengan
kebudayaan nasional. (Bustami, 2014) Untuk hal ini, Indonesia banyak melakukan kerja sama
dengan Malaysia dengan maksud guna memperkuat hubungan antar kedua negara yang telah
terjalin bahkan sebelum keduanya memperoleh kemerdekaan.

Kedekatan budaya antar dua negara ini menyebabkan banyak budaya – budaya milik
Indonesia yang kemudian di klaim oleh Malaysia. Namun, pengklaiman yang dilkukan oleh
Malaysia ini masih terbilang lemah dikarenakan budaya-budaya yang di klaim oleh Malaysia
sudah terlebih dahulu dikenal sebagai milik Indonesia contohnya seperti batik tulis, reog
ponorogo, tari pendet, dan angklung. Akan tetapi, bukan hanya budaya – budaya yang telah
terkenal tersebut yang diklaim oleh Malaysia, tercatat sejak tahun 2014 setidaknya ada 33
kebudayaan Indonesia yang diklaim oleh negara asing dan yang paling banyak diantaranya
adalah Malaysia mulai dari naskah kuno milik dari Sulawesi, rendang masakan khas Sumatera
Barat, hingga lagu Rasa Sayang Sayange yang berasal dari Ambon telah di klaim Malaysia
sebagai miliknya. (farah, 2019)

Hasil dari klaim budaya tersebut digunakan Malaysia sebagai promosi pariwisata
mereka sehingga hal ini kemudian membuat bangsa Indonesia tidak terima akan hal itu.
Krisis identitas menjadi alasan dibalik pengklaiman yang dilakukan oleh Malaysia. 50%
penduduk Malaysia merupakan keturunan Indonesia ynag membawa budaya-budaya tersebut
ke Malaysia. misalnya seperti saat Malaysia mengklaim tari reog ponorogo sebagai milik
mereka hal ini disebabkan oleh tari reog itu sendiri telah di perkenalkan dan ditarikan oleh
orang Ponorogo yang sudah bermukim di Malaysia selama tiga generasi. Namun berbeda
dalam kasus pengklaiman Malaysia terhadap tari pendet, tari pendet hanya dimasukan
kedalam iklam promosi negara itu tetapi tidak ada tari pendet yang ditampilkan, Discovery
Chanel sebagai pihak yang berwenang menyiarkan iklan tersebut kemudian menambahkan
tari itu ke dalamnya namun tidak menjelaskan mengenai tari itu berasal dari Indonesia.
(Kompas.com, 2009) Disisi lain Malaysia juga ingin mempertahankan eksistensinya
sehingga ia kemudian melakukan banyak pengklaiman terhadap budaya Indoensia yang tentu
saja kemudian membuat gempar bangsa Indoensia sebagai pemilik asli budaya tersebut.

Selain krisis identitas yang dialami Malaysia, Indonesia juga memiliki faktor internal
hingga budayanya banyak yang diklaim oleh negara lain. Keberagaman budaya Indonesia
telah mengundang banyak perhatian dari negara lain sehingga mereka tertarik ingin
mengetahui lebih dalam mengenai budaya-budaya Indonesia. Banyaknya budaya yang
tersebar hingga ke pelosok negeri menyebabkan masyarakat Indonesia sendiri tidak
mengetahui apa saja budaya yang ada di Indonesia. Selain itu, di Indonesia tidak ada otoritas
yang jelas untuk mengatur perlindungan budaya-budayanya. Bahkan generasi muda
Indonesia belum tentu tahu mengenai beragam budaya Indonesia. Sehingga tidak heran jika
banyak budaya Indonesia yang diklaim oleh negara lain.

2. Kebijakan Pemerintah Indonesia

Hubungan kerja sama bilateral antara Malaysia dan indonesia telah ada sejak lama.
Kerja sama ini dimulai Sejak Malaysia Merdeka pada tahun 1957 dan Indonesia pada tahun
1945, kedua negara ini telah resmi menjalin hubungan diplomatik. Walaupun demikian,
hubungan antar masyarakat sudah terjalin jauh sebelum lahirnya negara Malaysia dan
Indonesia (Bustami, 2014).

Akan tetapi Malaysia memperkeruh hubungan kerja sama ini dengan mengklaim budaya
milik Indonesia sebagai budanya miliknya seperti reog ponorogo, tari pendet, batik, dan
lainnya. akibatnya banyak konflik yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia. Budaya
Indonesia merupakan salah satu hal yang sangat berkontribusi pada kemajuan bangsa.
Pemerintah Indoenesia sangatlah lamban dalam mengambil tindakan untuk mengatasi
masalah pengklaiman ini dan baru bertindak setelah jumlah budaya yang diklaim semakin
banyak. Namun, karena banyaknya tuntutan dari rakyat Indonesia agar pemerintah dapat
menindak lanjuti pengklaiman budaya yang dilakukan oleh Malaysia. Untuk itu, Pemerintah
Indonesia kemudian membuat suatu kebijakan untuk melindungi budaya-budaya warisan
leluhur bangsa Indonesia. Pemerintah Indonesia menyusun UU Pengetahuan Tradisional dan
Ekspresi Budaya Internasional atas Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Yang bertujuan
untuk menghindari main klaim atas warisan budaya akan tetapi peraturan perundang –
undangan ini masih belum mempunyai mekanisme yang, menurut pemaparan Kasubdit
Kejasama Internasional, Dede Mia Yustanti, dikarenakan sistem HAKI yang harus memnuhi
syarat kebaruan, namun kebudayaan yang henda diatur telah berumur ratusan tahun,
sehingga hal itu sangat sulit untuk dilakukan. (primaonline.com)

Selain mengeluarkan UU HAKI, pemerintah Indonesia juga kemudian mengambil sikap


lainnya untuk menyelamatkan kebudayaan tersebut, yaitu dengan membentuk Komite
Penetapan Warisan Budaya Nasional dimana komite yang dibentuk oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bertugas untuk mendaftarkan budaya-budaya
yang ada di Indonesia, baik yang berbentuk seni, adat istiadat, hingga permainan tradisional.
Hal ini sngat penting untuk dilakukan untuk menghindari adanya pengklaiman budaya
Indonesia oleh negara asing kembali terjadi. (Reaksi atas Tor Tor dan Gondrang Sambilan ,
2012)

Dalam setiap kasus pengklaiman budaya Indonesia dan Malaysia melewati beberapa
tahan yang berbeda-beda. Misalnya dalam pengklaiman Lagu Rasa Sayange, Malaysia dan
Indonesia menyelesaikan masalah ini dengan melalui Eminent Persons Group/EPG yang
dibentuk untuk melakukan berbagai komunikasi, pertemuan, dan konsultasi yang disebut
dengan Committee of MICE and Arts yang didalamnya tergabung tokoh-tokoh terkemuka
Indonesia dan Malaysia untuk menyelesaikan setiap masalah yang terjadi di antara kedua
negara. (Bustami, 2014)

Dengan adanya HAKI dan Komite Penetapan Warisan Budaya Nasional sebagai bentuk
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia ini diharapkan dapat mengurangi klaim
budaya Indonesia oleh negara lain. Dan Indonesa juga membuat suatu written declaration
kepada World Intellectual Property Organization sehingga semua daftar budaya Indonesia
dapat tercatat sehingga Indonesia akhirnya bisa menggugat pihak yang berani mengklaim
budayanya.

C. KESIMPULAN

Hubungan kerja sama antara Indonesia dan Malaysia telah terjalin sejak lama bahkan jauh
sebelum adanya negara Indonesia dan Malaysia kerja sama anatara dua negara ini telah ada.
Selain itu dikarenakan kesamaan latar belakang budaya di antara kedua negara ini
menyebabkan negara-negara ini masuk ke dalam konsep negara serumpun dimana terjadi
inter-migration antara bangsa Melayu Indonesia dan Malaysia sehingga memungkinkan
adanya kesamaan adat, kehidupan bermasyarakat dan keturunan keluarga.

Konsep serumpun ini menyebabkan banyak budaya Indonesia diklaim oleh Malaysia
sebagai budanya milik mereka. sehingga pemeirntah kemudian mengeluarkan kebijakan –
kebijakan yang bertujuan agar dapat mengurangi pengklaiman yang dilakukan oleh negara
lain terhadap budaya Indonesia. Akan tetapi, pemerintah sangat lah lamban dalam
mengambil tindakan terhadap pengklaiman ini. Pemerintah baru mengambil tindakan setelah
jumlah budaya Indonesia ynag diklaim oleh negara lain semakin banyak.

Indonesia membentuk UU HAKI dan membentuk suatu Komite Penetapan Warisan


Budaya Nasional yang bertugas untuk mencatat budaya – budaya Indonesia dan daftar
kebudayaan ini akan diserahkan kepada World Intellectual Property Organization untuk
menghindari semakin meningkatnya jumlah budaya Indonesia yang diklaim oleh negara lain
dan agar dapat menggugat negara –negara yang mengklaim budaya milik Indonesia di masa
depan.
DAFTAR PUSTAKA

Maksum, Ali dan Reevanty Bustami .2004. Ketegangan Hubungan Indonesia-Malaysia Dalam
Isu Tarian Pendet dalam Jurnal Kajian Malaysia

Liow, Joseph Chinyong.2004.The Politics of Indonesia-Malaysia Relation:One Kin, Two


Nations (London and New York: RoutledgeCurzon)

“Klaim Warisan Budaya Indonesia Oleh Negara Asing” Diakses melalui Kompasiana :
https://www.kompasiana.com/monicafarah/5d9c2ef8097f367251136ec3/klaim-warisan-
budaya-indonesia-oleh-negara-asing?page=all, pada Minggu 8 Desember 2019.

“Lindungi Warisan Budaya, Pemerintah Rancang UU Terkait.” Diakses melalui:


http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/direktorat-litigasi.html pada Senin 9 Desember
2019.

“Malaysia Tenggelam Dalam Krisis Identitas” Diakses melalui Kompas :


https://internasional.kompas.com/read/2009/09/06/07175247/malaysia.tenggelam.dalam
.krisis.identitas, pada Sabtu 7 Desember 2019.

“Reaksi atas Tor – Tor dan Gordang Sambilan.” Diakses melalui BBC News Indonesia:
https://www.bbc.com/indonesia/forum/2012/06/120618_forum_tortor, pada Minggu 8
Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai