ILMU
NEGARA
Kode Mata Kuliah: BNI 1303
Penyusun:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
ii Ilmu Negara
Uwais Inspirasi Indonesia
ILMU NEGARA
Penulis :
I Nengah Suantra, S.H., M.H.
Made Nurmawati, S.H., M.H.
Editor :
Fungky
Tata Letak :
Widi Yuritama P.
Desain Cover :
Haqi
Penerbit:
Uwais Inspirasi Indonesia
Redaksi :
Ds. Sidoharjo, Kec. Pulung, Kab. Ponorogo
ISBN : 978-602-6677-26-6
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
karunia-Nya, penulisan buku Ilmu Negara berhasil diselesaikan. Buku
untuk mata kuliah Ilmu Negara ini dimaksudkan sebagai buku panduan
pelaksanaan proses pembelajaran, baik untuk mahasiswa maupun bagi
dosen dan tutor, sehingga diharapkan pelaksanaan perkuliahan berjalan
sesuai dengan rencana dan jadwal yang ditentukan di dalam buku ini.
Substansi meliputi identitas mata kuliah, tim pengajar, deskripsi mata
kuliah, organisasi materi, metode dan strategi pembelajaran, tugastugas,
ujian-ujian, penilaian, dan bahan bacaan. Selain itu terdapat pula kegiatan
pembelajaran yang dilakukan pada setiap pertemuan berdasarkan pada
jadwal kegiatan pembelajaran. Sebagai sebuah buku panduan maka, buku
ini dilengkapi dengan Silabus, Kontrak Perkuliahan dan Rencana
Pembelajaran Semester (RPS) yang ditempatkan pada lampiran.
Dengan selesainya buku ini, sepatutnya diucapkan terima kasih yang tulus
kepada: Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana dan para Wakil
Dekan yang telah berkomitmen dan konsisten untuk menerapkan metode
problem based learning dalam proses pembelajaran, sehingga setiap mata
kuliah diupayakan memiliki buku panduan ataupun sekurangkurangnya
block book. Terimakasih pula kepada kolega yang bersamasama
merampungkan buku ajar ini.
Akhirnya, mohon maaf atas segala kekurangan dan kelemahan
yang terdapat dalam buku ini. Besar harapan kami buku ini bermanfaat bagi
pelaksanaan proses pembelajaran dan mencapai hasil sesuai dengan
kompetensi yang direncanakan.
iv Ilmu Negara
DAFTAR ISI
v Ilmu Negara
DAN SOSIAL ............................................................................................ 23
PERTEMUAN XII: PERKULIAHAN VI ................................................. 25
BENTUK NEGARA DAN PEMERINTAHAN ........................................ 25
PERTEMUAN XIII: TUTORIAL VI ........................................................ 26
BENTUK NEGARA DAN PEMERINTAHAN ........................................ 26
Pasal 1 Konstitusi Jepang........................................................................... 26
Pasal 2 Konstitusi Jepang........................................................................... 26
Konstitusi Brunei Darussalam ................................................................... 27
PERTEMUAN XIV : PERKULIAHAN VII ............................................. 29
SUSUNAN NEGARA DAN HUBUNGAN ANTARNEGARA .............. 29
PERTEMUAN XV: TUTORIAL VII ........................................................ 30
Piagam ASEAN Ditandatangani Hari Ini .................................................. 30
BAHAN PUSTAKA .................................................................................. 33
vi Ilmu Negara
IDENTITAS DAN DESKRIPSI MATA KULIAH
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1 Ilmu Negara
Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu memahami
aspek-aspek keilmuan dari Ilmu Negara; kualifikasi, hakikat, tujuan dan
fungsi negara; teori-teori kekuasaan dan ajaran kedaulatan; timbul dan
lenyapnya negara; tipe-tipe negara; bentuk negara dan pemerintahan; serta
susunan dan hubungan antar-negara. Dengan demikian, mahasiswa mampu
menjelaskan mengenai terminologi dan pengertian Ilmu Negara, kedudukan
Ilmu Negara dalam kurikulum dan sistematika ilmu hukum, obyek dan
runglingkup Ilmu Negara, metode dalam Ilmu Negara,serta hubungan Ilmu
Negara dengan ilmu-ilmu kenegaraan lain; istilah dan pengertian negara,
hakikat negara, unsurunsur dan ciri-ciri negara tujuan dan fungsi negara.
Mahasiswa mampu menguraikan mengenai kekuasaan dan kewibawaan,
legitimasi kekuasaan, dan teori kedaulatan; teori timbulnya negara, teori
lenyapnya negara. Mahasiswa mampu menguraikan dan memberikan
contoh tipetipe negara berdasarkan sejarah dan tipe-tipe negara berdasarkan
hukum/hubungan pemerintah dan rakyat; pengertian bentuk negara dan
pemerintahan, teori-teori bentuk negara, teori-teori bentuk pemerintahan;
susunan negara, hubungan antarnegara.
2 Ilmu Negara
PERTEMUAN I: PERKULIAHAN I
1.1. Pendahuluan
Mengawali pertemuan pembelajaran mata kuliah ini, mahasiswa
diajak mempelajari mengenai perspektif keilmuan Ilmu Negara yang
meliputi: Pengertian, Peristilahan, dan Status Ilmu Negara dalam
kurikulum; Obyek, Ruang lingkup, dan Metode Ilmu Negara; serta
Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Hukum dan dengan Ilmu
Kenegaraan Lainnya. Setelah mempelajari dan mendiskusikan materi ini,
mahasiswa diharapkan memahami pengertian dan ruang lingkup Ilmu
Negara, obyek maupun metode Ilmu Negara serta bagaimana hubungan
antara Ilmu Negara dengan cabang ilmu lainnya yang berobyek negara.
Materi perkuliahan pada pertemuan kesatu ini sangat penting sebagai
landasan untuk memahami bahan kajian pembelajaran pada
pertemuanpertemuan selanjutnya.
3 Ilmu Negara
1.4.1. Istilahan dan Pengertian Ilmu Negara
Peristilahan
Pemakaian istilah (nomenklatur) untuk suatu ilmu atau sering juga disebut
dengan terminologisch gebruik adalah penting untuk menunjukkan sebutan
bagi nama masing-masing cabang ilmu pengetahuan dan juga untuk
membedakannya. Dalam mempelajari Ilmu Negara ada beberapa istilah
yang perlu diperhatikan yakni ilmu kenegaraan dan ilmu politik, yang
masing-masing mempunai obyek penyelidikan yang sama yakni ”negara”.
Dilihat dari segi sejarahnya, Ilmu Kenegaraan di Belanda disebut dengan
istilah staatwetenschap, yang merupakan salinan dari istilah dalam Bahasa
Jerman yaitu staatwissenschaft, atau dalam Bahasa Inggris disebut dengan
General State Science.1 Istilah staatswissenschaft tidak hanya merupakan
ilmu kenegaraan dari sudut hukum semata-mata tetapi mencakup pula
aspek sosio-politik, misalnya Ilmu Politik.
Istilah Ilmu Negara berasal dari istilah bahasa Belanda staatsleer.
Kata staat berarti negara, sedangkan kata leer berarti ilmu, sehingga
staatsleer berarti Ilmu Negara. Istilah Staatsleer berasal dari Bahasa
Jerman yakni staatslehre yang juga berarti Ilmu Negara. Dalam Bahasa
Inggris disebut Theory of State atau The General Theory of State atau
Political Theory. Sementara itu, dalam Bahasa Prancis disebut Theory
d’etat.
Istilah Ilmu Negara secara teknis merupakan hasil penyelidikan
yang dilakukan oleh George Jellinek. Beliaulah yang pertama kali
melakukan kajian atas negara secara obyektif, metodis, dan sistematis. Ilmu
kenegaraan dipandang secara keseluruhan, tidak secara insidental dan
parsial. Kemudian, keseluruhan lapangan penyelidikannya itu berhasil
diletakkan dalam suatu sistematika. Karena itulah, kemudian, G. Jellinek
dijuluki sebagai bapak Ilmu Negara. Selain itu, bukunya yang berjudul Die
Allgemeine Staatslehre merupakan suatu legger, yakni suatu penutup bagi
1
Sjachran Basah, 1997, Ilmu Negara (Pengantar, Metode dan Sejarah
Perkembangannya), Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.1.
4 Ilmu Negara
PERTEMUAN II: TUTORIAL I
PERISTILAHAN, PENGERTIAN, STATUS, OBYEK DAN RUANG
LINGKUP SERTA METODE ILMU NEGARA.
2.1. Pendahuluan
Dalam pertemuan kedua ini, mahasiswa berdiskusi mengenai
peristilahan, pengertian, status, obyek, dan ruang lingkup Ilmu Negara.
Setelah melakukan tutorial ini, mahasiswa diharapkan memahami
pengertian dan ruang lingkup Ilmu Negara. Materi tutorial kesatu ini sangat
penting sebagai landasan untuk memahami bahan kajian pembelajaran pada
pertemuan-pertemuan selanjutnya. Karena itu, dalam tutorial ini mahasiswa
mendiskusikan mengenai makna berbagai peristilahan pengertian, status,
obyek, dan ruang lingkup Ilmu Negara, yang terdapat dalam penyajian
materi: Study Task.
8 Ilmu Negara
Indonesia-Arab Saudi Sepakat 4 Kerja Sama Bidang Ekonomi
Kumparan, Rabu 01 Maret 2017 - 09:26
Lawatan hari pertama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud ke
Indonesia menghasilkan 11 kesepakatan kerja sama antar dua negara.
Penandatanganan kerja sama yang dilakukan di Istana Bogor, tersebut
langsung disaksikan Raja Salman dan Presiden Joko Widodo.
Dari seluruh kesepakatan itu, ada empat kerja sama bidang ekonomi yang
ditandatangani dua negara. Salah satunya mengenai komitmen kontribusi
pendanaan Arab Saudi terhadap pembiayaan proyek pembangunan
mencapai 1 miliar dolar AS atau Rp 13,3 triliun (kurs Rp 13.300). “Salah
satu dari sebelas MoU yang ditandatangani adalah mengenai 'The Saudi
Fund Contribution to the Financing of Development Project' senilai 1 miliar
dolar AS," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan
Bogor, melalui siaran pers, Rabu (1/3).
Berikut empat kerja sama Arab Saudi-Indonesia:
1. Program kerja sama antara Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia dan Otoritas Usaha Kecil dan Menengah
Kerajaan Arab Saudi mengenai pengembangan usaha kecil dan
menengah.
2. Nota kesepahaman antara pemerintah Republik Indonesia dan
pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bidang kerja sama kelautan dan
perikanan.
3. Program kerja sama di bidang perdagangan antara Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan
Investasi Kerajaan Arab Saudi.
4. Nota kesepahaman mengenai kontribusi pendanaan Saudi terhadap
pembiayaan proyek pembangunan antara Saudi Fund for Development
dengan Pemerintah Republik Indonesia.
https://kumparan.com/angga-sukmawijaya/indonesia-arab-
saudisepakat-4-kerja-sama-bidang-ekonomi
9 Ilmu Negara
2.7.Penutup
Dalam penyajian materi: Study Task tersebut di atas dideskripsikan
substansi materi perkuliahan kesatu yaitu Perspektif Keilmuan Ilmu
Negara, melalui tiga study task. Study Task 1 mengenai Peristilahan,
Pengertian dan Status Ilmu Negara. Substansi topik tersebut disajikan
langsung secara naratif. Untuk mengetahui capain pembelajaran sub pokok
bahasan ini, mahasiswa diberikan 5 (lima) pertanyaan yang harus dijawab.
Study Task 2 mengenai hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik, Hukum
Tata Negara, dan Hukum Internasional. Substansi disajikan dalam wacana
dengan judul “Pileg dan Pilpres Serentak Digelar 17 April 2019”. Capaian
pembelajaran dapat diketahui dari jawaban mahasiswa atas pertanyaan
“jelaskan hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik dan Hukum Tata
Negara berdasarkan wacana tersebut. Sedangkan Study Task 3 mengenai
hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Internasional. Substansinya
disajikan dengan topik “Indonesia-Arab Saudi Sepakat 4 Kerja Sama
Bidang Ekonomi”. Capaian pembelajaran diukur dari nilai atas jawaban
mahasiswa terhadap pertanyaan jelaskan hubungan Ilmu Negara dan
Hukum Internasional berdasarkan wacana tersebut.
Pada akhir tutorial, mahasiswa wajib menyetor laporan kegiatan
tutorial, yang mendeskripsikan secara rinci seluruh kegiatan dalam tutorial
tersebut, yaitu: siapa pemimpin diskusi (discussion leader) dan pencatat
(note taker), siapa yang aktif, dan alokasi waktu selama tutorial. Laporan
tutorial wajib dikumpulkan pada saat berakhirnya waktu seluruh kegiatan
tutorial.
10 Ilmu Negara
PERTEMUAN III: PERKULIAHAN II
KONSEPSI FUNDAMENTAL NEGARA
4. 1.Pendahuluan
Dalam tutorial kedua ini, mahasiswa berdiskusi mengenai apa yang
merupakan unsur-unsur, ciri-ciri, tujuan dan fungsi Negara. Setelah
melakukan tutorial ini, mahasiswa diharapkan memahami apa mengenai
unsur-unsur dari negara, bagaimana ciri-ciri dari negara serta apa yang
merupakan tujuan dan fungsi suatu negara. Materi tutorial kedua ini sangat
penting sebagai landasan untuk memahami konsep-konsep terkait dengan
negara pada perkuliahan berikutnya. Karena itu, dalam tutorial ini
mahasiswa harus mendiskusikan mengenai apa itu unsur, ciri, tujuan dan
fungsi negara yang terdapat dalam penyajian materi:
Tugas:
1 Jelaskan mengenai unsur-unsur, ciri-ciri, hakikat, tujuan dan fungsi
negara berdasarkan pada wacana di atas.
2 Apakah larangan ke luar rumah yang dikeluarkan oleh yang
berwenang di India Timur dapat dipertanggungjawabkan dari
perspektif tujuan dan ciri-ciri negara ?
4.4. Penutup
Dalam penyajian materi: Study Task tersebut di atas dideskripsikan
adanya berbagai teori dan pendapat tentang apa yang merupakan unsur-
unsur negara, ciri-ciri dari organisasi yang disebut negara,apa yang menjadi
hakikat, tujuan serta fungsi negara. Apa yang menjadi tujuan serta fungsi
negara ada berbagai pendapat/pandangan, termasuk apa yang menjadi
tujuan dan fungsi Negara Indonesia. karena itu harus diketemukan oleh
mahasiswa di dalam kegiatan tutorial Terhadap hal itu, mahasiswa
berdiskusi untuk menguraikan aspek-aspek tersebut.
Kemudian pada discussion task dideskripsikan mengenai
pengakuan dari 4 (empat) Negara, yaitu Mesir, India, Vatikan, dan Australia
terhadap kemerdekaan Indonesia. Pengakuan tersebut mengimbangi
terhadap sikap Belanda dan sekutunya yang tidak ikhlas dengan berdirinya
Negara Indonesia.
Pada akhir tutorial, mahasiswa wajib menyetor laporan kegiatan
tutorial, yang mendeskripsikan secara rinci seluruh kegiatan.
5.1. Pendahuluan
Pada perkuliahan ketiga ini, mahasiswa akan mempelajari teoriteori
terkait kekuasaan dalam suatu negara, yakni dari mana kekuasaan itu
berasal/bersumber serta ajaran-ajaran tentang kedaulatan, yakni terkait
persoalan siapa yang memegang kekuasaan tertinggi dalam suatu negara.
Setelah mempelajari dan mendiskusikan materi ini, mahasiswa diharapkan
memahami teori-teori kekuasaan dalam suatu negara serta teori-teori
tentang kedaulatan dalam negara. Materi perkuliahan pada pertemuan ini
14 Ilmu Negara
PERTEMUAN VI :TUTORIAL III
PENGERTIAN KEKUASAAN DAN KEWIBAWAAN,
LEGITIMASI KEKUASAAN
6.1. Pendahuluan
Pada tutorial yang ketiga ini didiskripsikan wacana terkait munculnya
kekuasaan dalam suatu negara, mulai pemikiran Jhon Locke, Hobbes
hingga lahirnya Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus Tahun
1945.
6.2. Problem Task Tugas di bawah ini yang berjudul ”Ada Apa dengan
Kekuasaan” supaya dikerjakan dengan menggunakan sevent jumpt
approach.
ADA APA DENGAN KEKUASAAN
Negara modern, sebagai salah satu pemecahan masalah "individu
vs individu" dan "masyarakat vs individu", akhirnya memerlukan
sebuah dasar filosofis. Penyerahan kekuasaan individu kepada
kelompok ini juga menghasilkan sebuah pemikiran dalam corak yang
lain, yaitu teori "kontraktarian sosial" macam John Locke.
............................................................................................................
Manusia berkontrak antara satu dengan yang lain, dan
menggunakan perjanjian sosial ini sebagai dasar berdirinya sebuah
otoritas untuk mengatur hubungan kehidupan mereka. Perjanjian ini
tidak bersifat fatalistis seperti halnya Hobbesian. Perjanjian sosial ini
berpendapat bahwa individu tidak menyerahkan seluruh haknya pada
kekuasaan tertinggi yang mereka ciptakan sendiri yaitu negara.
Hanya sedikit saja hak yang diberikan oleh individu pada otoritas
yaitu hak untuk bebas dari ancaman orang lain, sehingga dari sini
konsep negara "penjaga malam" tercipta.
...............................................................................................
Namun demikian ada pula pandangan bahwa negara terbentuk
melalui proses alami (primer staatswording), kekuasaan negara
tumbuh karena kekuatan Tuhan dan faktor Kekuatan Fisik.Negara
Majapahit, Sriwijaya, Siam, Tiongkok, dan lain-lain tumbuh besar
15 Ilmu Negara
dan jaya karena kekuatan religius. Bahkan di jaman modern, seperti
Jepang hal itu masih diterima. Tetapi Amerika Serikat dan
negaranegara maju lainnya diyakini menjadi negara besar karena
kekuatan ekonomi dan fisik. Sekarang ini satu-satunya sumber
legitimasi yang serius yaitu demokrasi (F. Fukuyama; 2005: 32).
Negara RI lahir tanggal 17 agustus 1945, di atas wilayah entitas-
entitas yang dahulu pernah termasyur, yang dapat dikualifikasi
sebagai “negara” yaitu Majapahit dan Sriwijaya. Kedua “negara”
tersebut lenyap karena penjajahan oleh negara lain. Sementara itu,
Uni Soviet runtuh dan lenyap di akhir 1980-an karena watak
diktatornya mendelegitimasi rezim yang berkuasa saat itu (F.
Fukuyama;2005: 32). Sumber: diolah dari website
http://aryakresna.blog.friendster.com/2007/05/ pancasila-
dankekuasaan/.
6.3. Penutup
Dalam penyajian materi: Problem Task tersebut di atas
dideskripsikan adanya berbagai teori dan pendapat tentang legitimasi
kekuasaan. Apa yang menjadi legitimasi kekuasaan dalam negara ada
berbagai pendapat/pandangan, karena itu mahasiswa di dalam kegiatan
tutorial harus menemukan legitimasi kekuasaan dalam suatu negara
termasuk legitimasi kekuasaan di Indonesia. Terhadap hal itu, mahasiswa
berdiskusi untuk menguraikan hal tersebut.
Pada akhir tutorial, mahasiswa wajib menyetor laporan kegiatan
tutorial, yang mendeskripsikan secara rinci seluruh kegiatan.
16 Ilmu Negara
PERTEMUAN VIII: PERKULIAHAN IV
TIMBUL DAN LENYAPNYA NEGARA
8.1. Pendahuluan
Perkuliahan keempat membahas materi timbul dan lenyapnya
negara, dimana mahasiswa akan mempelajari bagaimana negara itu timbul
dan bagaimana negara dapat lenyap. Berkaitan dengan materi ini ada
beberapa teori yang akan dibahas yakni: terjadinya negara secara primer
(Primaire Staats Wording), terjadinya negara secara secunder (Scundaire
Staats Wording). Sedangkan untuk lenyapnya negara ada beberapa teori
antara lain: teori organis, teori anarkis, dan teori marxis.
9.1. Pendahuluan
Pada tutorial keempat ini terdapat dua problem task terkait timbul dan
lenyapnya negara. Problem task 1 menampilkan wacana Naskah lengkap
Pembukaan UUD 1945 yang memuat secara inklusif teori-teori umum
mengenai timbulnya Negara yang dikualiahkan di dalam Ilmu Negara.
Teori-teori tersebut mengilhami para pendiri Negara dalam upaya
pembentukan Negara Republik Indonesia. Sebaliknya, inklusif pula teori-
teori mengenai lenyapnya Negara.
Problem task 2 menampilkan wacana berjudul “Mengenang Uni
Soviet, Negara Adi Kuasa yang Telah Binasa”, memuat secara inklusif
teori-teori umum mengenai lenyapnya Negara terutama dalam konteks
lenyapnya Negara Uni Soviet.
Substansi tutorial ini, selain bermanfaat sebagai pendalaman terhadap
materi perkuliahan ke-empat: “Timbul dan Lenyapnya Negara”, juga
bermanfaat bagi landasan untuk memudahkan memahami materi
perkuliahan kelima. Karena itu, capain pembelajaran yang diharapkan yaitu
mahasiswa memahami teori-teori umum mengenai timbul dan lenyapnya
Negara, dan teori bernegara khusus mengenai berdirinya Negara Indonesia
dan lenyapnya Negara Uni Soviet.
18 Ilmu Negara
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah
sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah Kemerdekaan Kebagsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
19 Ilmu Negara
Nama resmi negara tersebut dalam bahasa Inggris adalah Union of Soviet
Socialist Republics ( USSR ) sering juga disebut Soviet Union. Rusia adalah
negara 'induk' yang membentuk Uni Soviet selain beberapa negara lain di
Eropa Timur, Kaukasus dan Asia Tengah.
Hingga di tahun 80-an kebijakan Uni Sovyet yang banyak
membantu negara sekutunya membawa konsekuensi kesulitan ekonomi di
dalam negerinya.Naiknya Mikail Gorbachev di pertengahan 80an membuat
perubahan dengan kebijakan glasnots ( keterbukaan ) dan perestroika(
restrukturisasi ekonomi ) nya. Sementara kebijakan luar negeri dia lebih
membuka diri dengan musuhnya dengan mengadakan perundingan
perlucutan senjata bersama Presiden Ronald Reagan dan penggantinya
George Bush Senior. Di satu sisi kebijakan glasnots dan perestroika
memberikan kesempatan yang lebih luas pada kebebasan dan demokrasi di
dalam negeri sehingga mengancam hegemoni Partai Komunis. Sementara
berkurangnya kontrol dan pengaruh terhadap negara negara boneka di
Eropa timur menimbulkan revolusi yang menumbangkan rejim tiran. Dari
Rumania, Bulgaria, Hongaria, Polandia, Cekoslovakia dan Jerman Timur
hingga peristiwa fenomenal robohnya tembok Berlin yang jadi simbol batas
blok barat dan blok timur. Di tambah pergolakan di negara negara Baltik (
Lithuania, Estonia, Latvia ) yang berupaya memerdekakan diri sejak
diduduki pasca PD II menandai berakhirnya komunisme di Eropa.
Menguatnya kubu oposisi yang dipelopori Boris Yeltsin dan melemahnya
kontrol Moskow mengakibatkan satu persatu negara negara yang tergabung
dalam Uni Sovyet memerdekakan diri. Negara negara tersebut minus 3
negara Baltik dan Georgia membentuk CIS - Persemakmuran Negara-
negara Merdeka - yang kemudian mendeklarasikan Uni Sovyet resmi bubar
pada tanggal 26 Desember 1991. Negara-negara pecahan Uni Soviet, ada
yang sebagian masuk Asia: 1. Armenia 2. Azerbaijan 3. Belarusia 4. Estonia
5. Georgia
6. Kazakhstan 7. Kyrgistan 8. Latvia 9. Lithuania 10. Moldova 11. Rusia
12. Turkmenistan 13. Tajikistan 14. Ukraina 15. Uzbekskistan
Sumber:diadaptasi dari http://www.kompasiana.com/busroni/mengenang-
uni-soviet-negara-adikuasa-yang-telah-
binasa_551b3fb2a33311e621b65e0a.
20 Ilmu Negara
9.4. Penutup
Dalam penyajian materi: Problem Task 1 tersebut di atas
dideskripsikan adanya berbagai teori timbulnya Negara yang inklusif di
dalam Pembukaan UUD 1945. Keempat paragraf/alinea dalam Pembukaan
UUD 1945 memuat pokok-pokok pikiran yang mencerminkan teori
bernegara mengenai berdirinya Negara Indonesia. Problem Task 2
mengilustrasikan latar belakang runtuhnya Uni Soviet yang sekalian
mencerminkan adanya teori bernegara terkait dengan lenyapnya Negara
tersebut. Tugas mahasiswa yaitu mendiskusikan dan menemukan teori-
teori timbul dan lenyapnya Negara kontekstual dengan kedua problem task
di atas.
Pada akhir tutorial, mahasiswa wajib menyetor laporan kegiatan
tutorial, yang mendeskripsikan secara rinci seluruh kegiatan.
21 Ilmu Negara
PERTEMUAN X: PERKULIAHAN V
TIPE-TIPE NEGARA
10.1. Pendahuluan
Pada perkuliahan yang kelima ini akan membahas tentang tipetipe
negara yang ada, yakni membahas penggologan negara berdasarkan ciri
khas – ciri-ciri dominan yang ada dalam negara baik dari segi sejarah
maupun dari segi hukum/tujuannya. Dari segi sejarah akan dimulai dari tipe
negara pada zaman Yunani Kuno hingga tipe negara modern. Sedangkan
dari segi hukum adalah penggolongan Negara-negara yang melihat
hubungan antara pengusa dan rakyat, dimana terdapat tipe Negara Polisi
(Polizie Staats), Tipe Negara Hukum (Rechts Staats), dan Tipe Negara
Kesejahteraan (Wohlfaarts Staats).
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 1061.
22 Ilmu Negara
PERTEMUAN XI : TUTORIAL V
11.1.Pendahuluan
Pada tutorial yang kelima ini mahasiswa berdiskusi mengenai Negara
Republik Indonesia dalam fakta hukum dan sosial, dimana pada akhir
diskusi mahasiswa dapat menyimpulkan dan memahami tipe negara
Indonesia dilihat dari segi sejarah maupun hukum.
11.3. Penutup
Dalam penyajian materi: Problem Task tersebut di atas
dideskripsikan adanya tujuan negara dalam Pembukaan UUD Tahun 1945.
Serta data berdasarkan kondisi sosial yang dikemukakan oleh Bank Dunia
(World Bank) tentang penduduk miskin di Indonesia. Terhadap hal itu,
mahasiswa berdiskusi untuk menguraikan hal tersebut sehingga mampu
memahami mengenai tipe Negara Indonesia.
Pada akhir tutorial, mahasiswa wajib menyetor laporan kegiatan
tutorial, yang mendeskripsikan secara rinci seluruh kegiatan
24 Ilmu Negara
PERTEMUAN XII: PERKULIAHAN VI
12.1. Pendahuluan
Pada perkuliahan yang keenam ini akan dipaparkan mengenai bentuk-
bentuk negara serta bentuk pemerintahan yang ada, juga perbedaan antara
bentuk negara dan bentuk pemerintahan. Ada berbagai teori tentang bentuk
negara dan pemerintahan dimana ada yang membagi menjadi 2 (bipartite
classification) dan ada juga yang membagi menjadi 3 (tripartite
classification). Selain itu pembagian bentuk negara dan pemerintahan juga
ada yang berdasarkan pada jumlah serta sifat pemerintahan apakah
merupakan pemerintahan yang baik/ideal atau tidak..
25 Ilmu Negara
PERTEMUAN XIII: TUTORIAL VI
BENTUK NEGARA DAN PEMERINTAHAN
13.1.Pendahuluan
Tutorial ke VI ini merupakan problem task yang memuat beberapa
konstitusi yang ada dibeberapa negara seperti Indonesia, Jepang dan Brunai
Darussalam. Bentuk Negara dan pemerintahan suatu negara, biasanya
diatur dalam konstitusi negara yang bersangkutan. Melalui pasal-pasal yang
tercantum dalam konstitusi negara tersebut mahasiswa dapat memahami
bentuk negara/pemerintahan yang dipakai negara tersebut.
26 Ilmu Negara
Konstitusi Brunei Darussalam
Sementara itu, Konstitusi Brunei Darussalam menentukan pada BAGIAN I
AWAL, sebagai berikut:
13.3. Penutup
Dari wacana dalam problemtask tersebut diatas, dapat dipahami ada
perbedaan bentuk negara/bentuk pemerintahan yang dipakai oleh negara-
negara. Indonesia memiliki bentuk negara/pemerintahan yang berbeda
dengan Jepang dan Brunai Darussalam.
Pada akhir tutorial, mahasiswa wajib menyetor laporan kegiatan
tutorial, yang mendeskripsikan secara rinci seluruh kegiatan
Bahan Bacaan
1. Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Cetakan Keempat, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2006),hlm. 56-68.
2. Azhary, Ilmu Negara – Pembahasan buku R. Kranenburg, Cetakan
Keempat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983),hlm. 49- 74.
3. Djokosoetono, , Ilmu Negara, Cetakan pertama, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1982), hlm .179-189.
27 Ilmu Negara
4. F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, Cetakan ke-7, (Bandung:
Binacipta, 1980), hlm.183-232.
5. I Dewa Gede Atmadja, , Ilmu Negara Sejarah, Konsep Negara, dan
Kajian Kenegaraan, (Malang, Setara Press, 2012), hlm. 123.
6. Padmo Wahyono, Negara Republik Indonesia, (Jakarta: CV
Rajawali, 1982).
7. Max Boli Sabon, Ilmu Negara, Cetakan 1, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1992),hlm. 142-155.
8. Mochtar Pakpahan, Ilmu Negara dan Politik, (Jakarta: Bumi
Intitama Sejahtra,2006).
28 Ilmu Negara
PERTEMUAN XIV : PERKULIAHAN VII
SUSUNAN NEGARA DAN HUBUNGAN ANTARNEGARA
14.1. Pendahuluan
Materi pada perkuliahan ketujuh memaparkan tentang susunan negara dan
hubungan antar negara. Susunan negara terkait dengan pembagian
kekuasaan didalam negara, yakni antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah atau antara pemerintah pusat dengan negara bagian.
Sedangkan hubungan antar negera membahas tentang hubungan atau
kerjasama yang terjadi antara negara-negara yang ada.
3
Ibid hlm. 282
29 Ilmu Negara
PERTEMUAN XV: TUTORIAL VII
15.1.Pendahuluan
Tutorial ke VII membahas tentang hubungan antar negara,
khususnya negara-negara di lingkungan ASEAN.
30 Ilmu Negara
Negara anggota ASEAN dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
negara pendiri dan negara yang baru menjadi anggota. Negaranegara
pendiri berdasarkan Deklarasi Bangkok (8 Agustus 1967), yaitu: Filipina,
Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. Sedangkan negara-negara
anggota yang baru setelah ASEAN dibentuk yaitu: Brunei Daarussalam ( 7
Januari 1984), Vietnam (28 Juli 1995), Laos (23 Juli 1997), Myanmar /
Burma (23 Juli 1997), dan Kamboja (16 Desember 1998).
Petunjuk:
Diskusikan tugas di atas dengan mengikuti langkah-langkah dalam sevent
jump approach.
15.3. Penutup
Pada pemaparan dalam wacana tersebut diatas nampak adanya
hubungan kerjasama antara negara-negara anggota Asean, yakni dengan
ditandatanganinya Piagam Asean oleh pimpinan negara-negara Asean.
Pada akhir tutorial, mahasiswa wajib menyetor laporan kegiatan
tutorial, yang mendeskripsikan secara rinci seluruh kegiatan.
Bahan Bacaan:
1. Hans Kelsen, General Theory of Law and State, Alih Bahasa:
Somardi, Teori Umum Hukum dan Negara (Dasar-dasar Ilmu
Hukum Normatif Sebagai Ilmu Hukum Deskriptif Empirik ),
(Jakarta: BEE Media Indonesia, 2007), hlm. 384-393.
2. Hendarmin Ranadireksa, Visi Bernegara Arsitektur Konstitusi
Demokratik:Mengapa Ada Negara Yang Gagal Melaksanakan
Demokrasi, Cetakan Pertama, (Bandung: Fokusmedia, 2007), hlm.
58-66
31 Ilmu Negara
3. Huala Adolf, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasinal,
Cetakan pertama, (Jakarta: CV Rajawali, 1991), hlm. 22-29.
4. I Dewa Gede Atmadja, , Ilmu Negara Sejarah, Konsep Negara, dan
Kajian Kenegaraan, (Malang, Setara Press, 2012), hlm. 147.
32 Ilmu Negara
BAHAN PUSTAKA
33 Ilmu Negara
Hendarmin Ranadireksa; 2007, Visi Bernegara Arsitektur Konstitusi
Demokratik: Mengapa Ada Negara Yang Gagal Melaksanakan
Demokrasi, Cetakan Pertama, Fokusmedia, Bandung.
Huala Adolf, 1991, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasinal,
Cetakan pertama, CV. Rajawali, Jakarta.
I Dewa Gede Atmadja, 2012, Ilmu Negara Sejarah, Konsep Negara, dan
Kajian Kenegaraan, Setara Press, Malang.
J.H. Rapar; 1988, Filsafat Politik Plato, Seri Filsafat Politik 1, Cetakan
pertama, CV. Rajawali, Jakarta.
_______; 1988, Filsafat Politik Aristoteles, Seri Filsafat Politik 2,
Cetakan pertama, CV. Rajawali, Jakarta.
_______; 1989, Filsafat Politik Agustinus, Seri Filsafat Politik 3, Cetakan
pertama, CV. Rajawali, Jakarta.
_______; 1991, Filsafat Politik Machiavelli, Seri Filsafat Politik 1, Cetakan
pertama, CV. Rajawali, Jakarta.
Jimly Asshiddiqie; 2009, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Kusnardi, Bintan R. Saragih, 2008, Ilmu Negara, Cetakan Ketujuh, Gaya
Media Pratama, Jakarta.
Larry Diamond, 2003, Developing Democracy Toward Consolidation,
terjemahan Tim IRE, IRE Press Yogyakarta.
Max Boli Sabon, Ilmu Negara, 1992, Cetakan 1, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Miriam Budiardjo; 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, Cetakan
pertama, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
M. Nasroen, 1957, Asal Mula Negara, Penerbit Ichtisar, Jakarta.
Padmo Wahyono, 1982, Negara Republik Indonesia, Cv Rajawali,
Jakarta.
Pudja Pramana KA, 2009, Ilmu Negara, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Robert Heine-Geldern; 1982, Konsepsi Tentang Negara dan Kedudukan
Raja di Asia Tenggara, terjemahan Deliar Noer, Edisi pertama, CV.
Rajawali, Jakarta.
Sjachran Basah, 1997, Ilmu Negara, Cetakan ke VIII, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung
34 Ilmu Negara
Soehino, 2005, Ilmu Negara, Edisi Ketiga, Cetakan Ketujuh, Liberty
Yogyakarta, Yogyakarta.
Solly Lubis, 2002, Ilmu Negara, Cetakan Kelima, Mandar Maju,
Bandung.
Suyatno, 2004, Menjelajah Demokrasi, Liebe Book Press.
Syaiful Bakhri, 2010, Ilmu Negara Dalam Konteks Negara Hukum
Modern, Total Media, Yogyakarta.
Victor Situmorang; 1987, Intisari Ilmu Negara, Cetakan pertama, Bina
Aksara, Jakarta.
Republik Indonesia, 2009, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta.
_______, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999
Tentang Hubungan Luar Negeri, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3882.
_______, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2000
Tentang Perjanjian Internasional, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4012.
_______, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006
Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4634.
_______, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008
Tentang Wilayah Negara, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4925.
_______, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009
Tentang Kesejahteraan Sosial, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4967.
_______, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009
Tentang Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu
Kebangsaan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
35 Ilmu Negara
Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5035.
_______, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Administrasi Kependudukan, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 232, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5475.
-------, Montevideo Convention on the Rights and Duties of States,
Signed at Montevideo, 26 December 1933, Entered into Force, 26
December 1934.
36 Ilmu Negara