Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“Bagaimana Hakikat Dan Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
Membangun Dan Mengembangkan Kemampuan Serta Kecerdasan
Sarjana Atau Profesional Di Masa Depan”

DISUSUN OLEH:
FITRIANI / 105451100922
ZULFIKRY AHMAD RIFQY / 105361103120
KHAERULLAH / 105361102122
SARIPUDDIN / 105361101022

DOSEN PENGAMPU:
RISMAWATI, S.Pd, M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya, sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 07 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ……ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... ……iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... ……4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. ……4
C. Tujuan Masalah..................................................................................................................... ……5

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam Pencerdasan
Kehidupan Bangsa .....................................................................................................……6
B. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Pendidikan Kewarganegaraan
di Indonesia ................................................................................................................……7
C. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan ..........................................……8
D. Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Masa Depan .....................……8

BAB III PENUTUPAN


A. Penutup ......................................................................................................................……9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ …….10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) pada dasarnya adalah belajar tentang
keindonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, membangun rasa
kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia. Oleh karena itu, seorang sarjana atau professional
sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang terdidik perlu memahami tentang Indonesia, memiliki
kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air Indonesia.
Dengan demikian, ia menjadi warga negara yang baik dan terdidik dalam kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara yang demokratis. Mengapa Pendidikan Kewarganegaraan menjadi kriteria bagi
pengembangan kemampuan utuh sarjana atau profesional?
Untuk mendapat jawaban atas pertanyaan ini, dalam Materi ini, Anda akan mempelajari jati diri
Pendidikan Kewarganegaraan. Sejalan dengan kaidah pembelajaran ilmiah dan aktif, maka Anda akan
mengikuti proses sebagai berikut: (1) Menelusuri konsep dan urgensi Pendidikan
Kewarganegaraandalam pencerdasan kehidupan bangsa; (2) Menanya alasan mengapa diperlukan
Pendidikan Kewarganegaraan; (3) Menggali sumber historis,sosiologis, dan politis tentang
Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia;(4) Membangun argumen tentang dinamika dan tantangan
Pendidikan Kewarganegaraan; (5) Mendeskripsikan esensi dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan
untuk masa depan; (6) Merangkum tentang hakikat dan pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan;
dan (7) Untuk pendalaman dan pengayaan pemahaman Anda tentang bab di atas, pada bagian akhir
disediakan praktik Kewarganegaraan. Setelah melakukan pembelajaran ini, Anda sebagai calon
sarjana dan profesional, diharapkan: bersikap positif terhadap fungsi dan peran pendidikan
kewarganegaraan dalam memperkuat jadi diri keindonesiaan para sarjana dan profesional; mampu
menjelaskan tujuan dan fungsi pendidikan kewarganegaraan dalam pengembangan kemampuan utuh
sarjana atau profesional; dan mampu menyampaikan argumen konseptual dan empiris tentang fungsi
dan peran pendidikan kewarganegaraan dalam memperkuat jadi diri keindonesiaan para sarjana dan
profesional.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam pencerdasan
kehidupan bangsa?
2. Menggali sumber historis, sosiologi, dan politis Pendidikan Kewarganegaraan?
3. Bagaimana membangun argumen tentang dinamika dan tantangan Pendidikan Kewarganegaraan?
4. Bagaimana essensi dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa depan?

4
C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan
dalam pencerdasan kehidupan bangsa.
2. Untuk mengetahui alasan diperlukannya Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Untuk menggali sumber historis, sosiologi, dan politis Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara membangun argumen tentang dinamika dan tantangan
Pendidikan Kewarganegaraan.
5. Untuk mengetahui bagaimana essensi dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa
depan.
6. Untuk menyelesaikan tugas dari dosen pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam Pencerdasan


Kehidupan Bangsa
Konsep warga negara (citizen; citoyen) dalam arti negara modern atau negara kebangsaan
(nation-state) dikenal sejak adanya perjanjian Westphalia 1648 di Eropa sebagai kesepakatan
mengakhiri perang selama 30 tahun di Eropa. Aristoles mengartikan warga negara sebagai orang yang
secara aktif ikut ambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara, yaitu orang yang bisa berperan
sebagai yang memerintah (Rapaar, 1993 : 67). Rousseau, menganggap warga negara adalah peserta
aktif yang senantiasa mengupayakan kesatuan komunal (Hikam, 1999 : 163). Pengertian warga
negara menunjukkan keanggotaan seseorang dari institusi politik yang namanya negara. Ia sebagai
subjek sekaligus objek dalam kehidupan negaranya, senantiasa akan berinteraksi dengan negara dan
bertanggung jawab atas keberlangsungan kehidupan negaranya.

Di Indonesia, istilah “warga negara” adalah terjemahan dari istilah bahasa Belanda,
staatsburger. Selain istilah staatsburger dalam bahasa Belanda dikenal pula istilah onderdaan.
Menurut Soetoprawiro (1996), istilah onderdaan tidak sama dengan warga negara melainkan bersifat
semi warga negara atau kawula negara. Munculnya istiah tersebut karena Indonesia memiliki budaya
kerajaan yang bersifat feodal sehingga dikenal istilah kawula negara sebagai terjemahan dari
onderdaan. Setelah Indonesia memasuki era kemerdekaan dan era modern, istilah kawula negara telah
mengalami pergeseran. Istilah kawula negara sudah tidak digunakan lagi dalam konteks kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini. Istilah “warga negara” dalam kepustakaan Inggris
dikenal dengan istilah “civic”, “citizen”, atau “civicus”. Apabila ditulis dengan mencantumkan “s” di
bagian belakang kata civic mejadi “civics” berarti disiplin ilmu kewarganegaraan.

Konsep warga negara Indonesia adalah warga negara dalam arti modern, bukan warga negara
seperti pada zaman Yunani Kuno yang hanya meliputi angkatan perang, artis, dan ilmuwan/filsuf.
Siapa saja WNI? Menurut undang-undang yang berlaku saat ini, warga negara adalah warga suatu
negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Mereka dapat meliputi TNI,
Polri, petani, pedagang, dan profesi serta kelompok masyarakat lainnya yang telah memenuhi syarat
menurut undang-undang.

1. Istilah dan Pengertian dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

1. Pendidikan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ,Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

6
2. Kewarganegaraan
Menurut Undang-Undang RI No.12 Tahun 2006 Pasal 1 Ayat 2 , Kewarganegaraan adalah segala
hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara.

3. Pendidikan kewarganegaraan
Menurut UU No 20 Tahun 2003, Pasal 37 Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air. M. Nu’man Somantri (2001) , Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang
berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya,
pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya
itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak
demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

B. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Pendidikan Kewarganegaraan


di Indonesia

1. Sumber Historis Pendidikan Kewarganegaraan DI Indonesia


Pendidikan kewarganegaraan telah dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka. Dalam
sejarah, berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908 disepakati sebagai Hari Kebangkitan
Nasional karena pada saat itulah bangsa Indonesia mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa.
Setelah Boedi Oetomo, berdiri pula organisasi-organisasi pergerakan lain, seperti Syarikat Islam,
Muhammadiyah, Indische Party, PSII, PKI, NU, dsb. yang memiliki tujuan sama, yaitu ingin
melepaskan diri dari penjajahan Belanda. Akhirnya setelah perjuangan panjang, Soekarno Hatta,
atas nama bangsa Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945. Namun, setelah merdeka pun bangsa Indonesia masih harus berjuang
mempertahankan kemerdekaan karena ternyata penjajah masih belum bersedia mengakui
kemerdekaan Indonesia.

2. Sumber Sosiologis Pendidikan Kewarganegaraan Di Indonesia


Karena proses perjuangan untuk menjaga kemerdekaan bangsa Indonesia
masihlah panjang, sangat diperlukan adanya proses pendidikan dan pembelajaran bagi warga
negara agar bisa melanjutkan semangat perjuangan kemerdekaan, rasa kebangsaan, dan cinta
tanah air terhadap bangsa. Pidato-pidato dan ceramah-ceramah yang disuarakan oleh para pejuang
yang mengajak untuk berjuang mempertahankan tanah air merupakan bentuk PKN dalam dimensi
sosial kultural. Inilah sumber PKN dari aspek sosiologis. PKN dalam dimensi ini sangat
diperlukan oleh masyarakat agar negara bisa menjaga, memelihara, dan mempertahankan
eksistensi negara serta bangsa.

3. Sumber Politis Pendidikan Kewarganegaraan Di Indonesia


Secara politis, pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal sebagai salah satu mata
pelajaran sekolah dan dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat
diidentifikasi dari pernyataan Somantri (1972) bahwa pada masa Orde Lama mulai dikenal
istilah:

7
(1) Kewarganegaraan (1957);
(2) Civics (1962); dan
(3) Pendidikan Kewargaan Negara (1968).

Pada masa awal Orde Lama, isi mata pelajaran PKN membahas bagaimana cara mendapatkan dan
menghapus kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak membahas mengenai
sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato politik kenegaraan yang bertujuan untuk " nation
and character building” bangsa Indonesia. Kemudian, kurikulum sekolah yang berlaku pada awal
pemerintahan Orde Baru dinamakan Kurikulum 1968, yang mana di dalamnya tercantum mata
pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara. Materi dan metode yang bersifat indoktrinatif dihilangkan
kemudian diubah menjadi sesuatu yang baru dan dikelompokkan menjadi Kelompok Pembinaan
Jiwa Pancasila.

C. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya didasarkan pada negara yang bersangkutan, tetapi juga
tergantung pada perkembangan zaman. Misalnya, kecenderungan masa depan bangsa adalah
meliputi isu HAM, demokrasi, dan lingkungan hidup. Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa
perlu memahami dan memiliki kesadaran terhadap gejala demikian. Pendidikan Kewarganegaraan
yang berlaku di suatu negara juga perlu memperhatikan kondisi masyarakatnya. Walaupun tuntutan
dan kebutuhan masyarakat telah diakomodasi melalui peraturan perundang-undangan,
perkembangan masyarakat akan berubah cepat. Dinamika perubahan dalam perkembangan IPTEK
pun ikut mempengaruhi PKN. Seperti saat ini, era globalisasi ditandai oleh perkembangan yang
begitu cepat dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan perubahan dalam semua tatanan
kehidupan termasuk perilaku warga negara. Hadirnya PKN perlu mendorong para warga negara agar
mampu memanfaatkan pengaruh positif dari perkembangan iptek dan PKN perlu melakukan
pemblokiran terhadap perilaku negatif warga negara.

D. Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Masa Depan

Berdasarkan hasil analisis seorang ahli ekonomi yang diterbitkan oleh Kemendikbud (2013),
bangsa Indonesia akan mendapat bonus demografi ( ) pada tahun demographic bonus 2045. Indonesia
di tahun 2030-2045 akan mempunyai usia produktif (15-64 tahun) yang berlimpah. Ini merupakan
peluang yang harus dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia karena usia produktif akan mampu
berproduksi secara optimal jika dipersiapkan dengan baik dan benar, salah satunya adalah melalui
pendidikan kewarganegaraan.

8
BAB III

PENUTUPAN

A. Penutup

1. Secara historis, PKn awalnya diselenggarakan oleh organisasi pergerakan yang bertujuan untuk
membangun rasa kebangsaaan dan cita-cita Indonesia merdeka.
2. Secara sosiologis, PKn dilakukan oleh para pemimpin yang mengajak untuk mencintai tanah air
dan bangsa Indonesia.
3. Secara politis, PKn lahir karena UUD 1945.
4. Negara perlu menjadikan pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran wajib agar setiap
generasi mendapat pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan sehingga memiliki karakter yang
baik dan cerdas untuk kehidupan bermasyarakat.
5. Pendidikan Kewarganegaraan senantiasa menghadapi dinamika perubahan serta tantangan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
6. Masa depan PKn Indonesia sangat ditentukan oleh pandangan bangsa, eksistensi konstitusi
negara, dan tuntutan dinamika perkembangan bangsa

9
DAFTAR PUSTAKA

Paristiyani Nurwardani (2016). Buku Pendidikan Kewarganegaraan Ristekdikti untuk Perguruan


Tinggi

10

Anda mungkin juga menyukai