Di susun oleh:
Kelompok 1
Doli Armanda
Dimas Pesetyo Utomo
Bayu Adi Nugroho
Aidil Ayub
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa. Atas segala rahmatnya kami dapatm
enyelesaikan tugas makalah ini hinggga selesai dengan tepat waktu. Tidak lupa k
ami jugamengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkon
tribusi, baik denganmemberikan sumbangan secara materi maupun pikiran.
Harapan kami semoga makalah kami ini dapat menambah pengetahuan dan waw
asantentang bagaimana hakikat pendidikan kewarganegaraan dalam mengemba
ngkan kemampuanutuh sarjana atau profesional. Untuk kedepannya kami berhar
ap semua bisa mengkoreksi danmemperbaiki apa yang kurang dari makalah kami
baik itu kata pengantar, isi, dan cara penulisanmaupun penyampainnya. Karena k
eterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kamiyakin masih banyak k
ekurangan dalam makalah kami, oleh karena itu kami sangatmengharapkan sara
n dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah kami ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimaksih kepada semua pihak yang telah berperan
sertadalam menyusun makalah ini dari awal sampai akhir.semoga Tuhan selalu m
eridhai segala usahakami. Aamiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….................…………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...................…………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………................……………………………...1
BAB II PEMBAHASAN……………………………….................………………………………………….3
3.1 Kesimpulan………………………………………………………................……………………...20
Daftar Pustaka………………………………………………………............……………………………22
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia, istilah “warga negara” adalah terjemahan dari istilah bahasa Belanda,
staatsburger. Selain istilah Staatsburger dalam bahasa Belanda dikenal pula istilah
onderdaan. Menurut Soetoprawiro (1996) istilah Onderdaan tidak sama dengan warga
negara melainkan bersifat semi warga negara atau kawula. Munculnya istiah tersebut
karenaIndonesia memiliki budaya kerajaan yang bersifat feodal sehingga dikenal istilah
kawula negara sebagai terjemahan dari onderdaan.
Setelah Indonesia memasuki era kemerdekaan dan era modern, istilah Kawula negara
telahmengalami pergeseran. Istilah kawula negara sudah tidak digunakan lagi dalam
konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini. Istilah “warga
negara” dalam kepustakaan Inggris dikenal dengan istilah “civic”, “citizen”, atau
“civicus”. Apabila ditulis dengan mencantumkan “s” di bagian belakang kata civic mejadi
“civics” berarti disiplin ilmukewarganegaraan.Konsep warga negara Indonesia adalah
warga negara dalam arti modern, bukan warganegara seperti pada zaman Yunani Kuno
yang hanya meliputi angkatan perang, artis, danilmuwan/filsuf. Menurut undang-
undang yang berlaku saat ini, warga negara adalah wargasuatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Mereka dapatmeliputi TNI, Polri, petani,
pedagang, dan profesi serta kelompok masyarakat lainnya yangtelah memenuhi syarat
menurut undang-undang.
Konsep Kewaranegaraan dikaji menjadi tiga yaitu, secara etimologis, yuridis, dan
teoritis.Secara etimologis PKN dibentuk oleh dua kata, yaitu kata “pendidikan” dan
kata“kewarganegaraan”. Dimana menurut Kamus Besar Bhasa Indonesia (KBBI)
Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses;
perbuatan; caramendidik. Sedangkan menurut UUD No. 20 Tahun 2003 pasal 1
Pendidikan adalah usahasadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilanyang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Artinya