Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN UTUH


SARJANA ATAU PROFESIONAL

Di susun oleh:

Kelompok 1

Doli Armanda
Dimas Pesetyo Utomo
Bayu Adi Nugroho
Aidil Ayub

STMIK KOMPUTAMA MAJENANG


ANGKATAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa. Atas segala rahmatnya kami
dapatmenyelesaikan tugas makalah ini hinggga selesai dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami jugamengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah berkontribusi, baik denganmemberikan sumbangan secara materi maupun
pikiran.
Harapan kami semoga makalah kami ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasantentang bagaimana hakikat pendidikan kewarganegaraan dalam
mengembangkan kemampuanutuh sarjana atau profesional. Untuk kedepannya
kami berharap semua bisa mengkoreksi danmemperbaiki apa yang kurang dari
makalah kami baik itu kata pengantar, isi, dan cara penulisanmaupun
penyampainnya. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
kamiyakin masih banyak kekurangan dalam makalah kami, oleh karena itu kami
sangatmengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah kami ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimaksih kepada semua pihak yang telah berperan
sertadalam menyusun makalah ini dari awal sampai akhir.semoga Tuhan selalu
meridhai segala usahakami. Aamiin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….................…………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...................…………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………................……………………………...1

1.1 Latar Belakang………………………………………...................……………………………………1


1.2 Rumusan Masalah………………………………................………………………………………...2
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………….................…………………………………….2
1.4 Manfaat Penulisan………………………………...............………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN……………………………….................………………………………………….3

2.1 Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan……………………………………...3


2.2 Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan……………………………………....…………..7
2.3 Sumber Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia……………………………………..9
2.4 Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan..……………………….....15
2.5 Esensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Masa Depan……………………………17
2.6 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan…………………………………………......……….18

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..................20

3.1 Kesimpulan………………………………………………………................……………………...20
Daftar Pustaka………………………………………………………............……………………………22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagai warga Negara dan masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan,


hak dan kewajiban yang sama, yang pokok adalah bahwa setiap orang haruslah
terjamin haknya dan mendapat status menjadi warga Negara Indonesia, sehingga
terhindar dari kemungkinan menjadi warga yang tidak memiliki hak
kewarnganegaraan, tetapi pada saat yang bersamaan, setiap Negara tidak boleh
membiarkan seseorang mendapatkan dua hak kewarganegaraan. Adapun pokok
bahasan yang menjadi bahan bahasan yang kami bawakan dalam makalah ini
adalah Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan kemampuan utuh
Sarjana atau Profesional. adapun yang akan kami bahas dalam makalah ini
adalah konsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan, pentingnya pendidikan
kewarganegaraan, sumber pendidikan kewarganegaraan Negara Indonesia,
dinamika dan tantangan pendidikan kewarganegaraan, esensi pedidikan
kewarganegaran untuk masa depan, dan hakikat pendidikan kewarganegaran.
Kelompok kami mengambil pokok bahasan tersebut sebagai kepedulian atas
pentingnya Pendidikan kewarganegaraan untuk diterapkan hingga jenjang
pendidikan perguruan tingggi sebagai pedoman utuh sarjana dan juga
professional. sehingga nantinya dapat diterapkan dengan baikoleh seorang
sarjana dan professional. Jadi pendidikan kewarganegaraan adalah unsur Negara
sebagai syarat berdirinya suatu Negara jadi sangat dibutuhkan dalam dunia
pendidikan, kitasebagai mahasiswa sangat penting untuk memahami pentingnya
pendidikan kewarganegaraandalam menempuh pendidikan di jenjang perguruan
tinggi. Upaya sadar yang ditempuh secarasystem matis untuk mengenalkan,
menanamkan wawasan kesadaran bernegara untuk bela Negara dan memiliki
pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindakan yang cintatanah
berdasarkan pancasiala tetap utuh dan tegaknya NKRI
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah pada
makalah iniadalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

1.3 TUJUAN PENULISAN


Dari rumusan masalah tersebut kami dapat menyimpulkan tujuan dari makalah
ini, yaitu :
1.
2.
3.
4.

1.4 MANFAAT PENULISAN


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam hakikatnya pendidikan kewarganrgaraan dapat mengembangkan kemampuan
utuhsarjana atau professional. Oleh karena itu sebelum kita mempelajari konsep dan
urgensi pendidikan kewarganearaan kita harus mengetahui apa itu sarjana atau
professional. DalamUndang-Undang Republik Indonesia No.12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, programsarjana merupakan jenjang pendidikan akademik bagi lulusan
pendidikan menengah atausederajat sehingga mampu mengamalkan ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui penalaranilmiah. Lulusan program sarjana diharapkan akan
menjadi intelektual dan ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan menciptakan
lapangan kerja, serta mampumengembangkan diri menjadi profesional. Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan
bahwa profesional adalah pekerjaanatau kegiatan yang dapat menjadi sumber
penghasilan, perlu keahlian, kemahiran, ataukecakapan, memiliki standar mutu, ada
norma dan diperoleh melalui pendidikan profesi.Setelah kita menegetahui apa itu
sarjana dan apa itu profesional kita harus mengetahui profesiapa yang akan kita jalani
kelak.

Dalam kedudukannya seorang sarjana atau profesional dalam konteks hidup


berbangsadan bernegara bila memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundanganmaka berstatus sebagai warga negara. Konsep warga negara
(citizen; citoyen) dalam artinegara modern atau negara kebangsaan (nation-state)
dikenal sejak adanya perjanjianWestphalia 1648 di Eropa sebagai kesepakatan
mengakhiri perang selama 30 tahun di Eropa.Berbicara warga negara biasanya terkait
dengan masalah pemerintahan dan lembaga-lembaganegara seperti lembaga Dewan
Perwakilan Rakyat, Pengadilan, Kepresidenan dansebagainya. Dalam pengertian negara
modern, istilah “warga negara” dapat berarti warga, anggota (member ) dari sebuah
negara. Warga negara adalah anggota dari sekelompokmanusia yang hidup atau tinggal
di wilayah hukum tertentu yang memiliki hak dan kewajiban.

Di Indonesia, istilah “warga negara” adalah terjemahan dari istilah bahasa Belanda,
staatsburger. Selain istilah Staatsburger dalam bahasa Belanda dikenal pula istilah
onderdaan. Menurut Soetoprawiro (1996) istilah Onderdaan tidak sama dengan warga
negara melainkan bersifat semi warga negara atau kawula. Munculnya istiah tersebut
karenaIndonesia memiliki budaya kerajaan yang bersifat feodal sehingga dikenal istilah
kawula negara sebagai terjemahan dari onderdaan.

Setelah Indonesia memasuki era kemerdekaan dan era modern, istilah Kawula negara
telahmengalami pergeseran. Istilah kawula negara sudah tidak digunakan lagi dalam
konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini. Istilah “warga
negara” dalam kepustakaan Inggris dikenal dengan istilah “civic”, “citizen”, atau
“civicus”. Apabila ditulis dengan mencantumkan “s” di bagian belakang kata civic mejadi
“civics” berarti disiplin ilmukewarganegaraan.Konsep warga negara Indonesia adalah
warga negara dalam arti modern, bukan warganegara seperti pada zaman Yunani Kuno
yang hanya meliputi angkatan perang, artis, danilmuwan/filsuf. Menurut undang-
undang yang berlaku saat ini, warga negara adalah wargasuatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Mereka dapatmeliputi TNI, Polri, petani,
pedagang, dan profesi serta kelompok masyarakat lainnya yangtelah memenuhi syarat
menurut undang-undang.

Konsep Kewaranegaraan dikaji menjadi tiga yaitu, secara etimologis, yuridis, dan
teoritis.Secara etimologis PKN dibentuk oleh dua kata, yaitu kata “pendidikan” dan
kata“kewarganegaraan”. Dimana menurut Kamus Besar Bhasa Indonesia (KBBI)
Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses;
perbuatan; caramendidik. Sedangkan menurut UUD No. 20 Tahun 2003 pasal 1
Pendidikan adalah usahasadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilanyang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.

Secara konseptual, istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah


warganegara. Selanjutnya ia juga berkaitan dengan istilah pendidikan kewarganegaraan.
Dalamliteratur Inggris ketiganya dinyatakan dengan istilah citizen, citizenship dan
citizenshipeducation. Hubungan ketiga istilah tersebut dapat kita lihat dari pernyataan
yangdikemukakan oleh John J. Cogan, & Ray Derricott dalam buku Citizenship for the
21stCentury: An International Perspective on Education (1998) berikut ini

A citizen was defined as a ‘constituent member of society’. Citizenship on the other


hand, was said to be a set of characteristics of being a citizen’. And finally, citizenship
educationthe underlying focal point of a study, was defined as ‘the contribution of
education to thedevelopment of those charateristics of a citizen’.

Artinya

”Warga negara didefinisikan sebagai 'anggota konstituen masyarakat'. Kewarganegaraan


di sisi lain, dikatakan sebagai serangkaian karakteristik sebagai warganegara. Dan
akhirnya, pendidikan kewarganegaraan yang menjadi titik fokus utama darisebuah
penelitian, didefinisikan sebagai 'kontribusi pendidikan untuk pengembangan
karakteristik seseorang warga negara”.

Selanjutnya secara yuridis, istilah kewarganegaraan dan pendidikan kewarganegaraan


diIndonesia dapat ditelusuri dalam peraturan Undang-undang RI No.12 Tahun 2006
Pasal 1Ayat 2 yaitu, Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan
dengan warganegara. Dan Undang-undang RI No 20 Tahun 2003, Pasal 37 Pendidikan
kewarganegaraandimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasakebangsaan dan cinta tanah air.
Dan konsep PKn secara teoritis dapat dikaji dari pedapat para ahli, salah satunya
menurutM. Nu’man Somantri (2001) Pendidikan Kewarganegaraan adalah program
pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber
pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat,
dan orang tua, yangkesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir
kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup
demokratis yang berdasarkan Pancasiladan UUD 1945.

Selanjutnya Pendidikan Kewarganegaraan memiliki urgensi di Indonesia. Yaitu


padadasarnya tujuan pendidikan kewarganegaraan di mana pun umumnya bertujuan
untukmembentuk warga negara yang baik ( good citizen). Kita dapat mencermati
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 37 Ayat (1) yang
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat ...
pendidikan kewarganegaraan. Demikian pula pada ayat (2) dinyatakan bahwa kurikulum
pendidikan tinggi wajib memuat ... pendidikan kewarganegaraan. Bahkan dalam UU
No.12 Tahun 2012 tentang PendidikanTinggi lebih eksplisit dan tegas dengan
menyatakan nama mata kuliah kewarganegaraansebagai mata kuliah wajib. Dikatakan
bahwa mata kuliah kewarganegaraan adalah pendidikanyang mencakuP Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika untuk membentukmahasiswa menjadi
warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.Berdasarkan hal
tersebut dapat kita ketahui bahwa PKn penting bagi negara Indonesia.

Karena PKn dianggap penting untuk sutu negara pendidikan kewarganegaraan


jugadiajarkan ada negara lain dimana dengan sebutan yang berbeda – beda. Contohnya
di USAdisebut dengan Civics, Civic Education, di UK disebut Citizenship Education, di
Timtengdisebut Ta’limatul Muwwatanah, Tarbiyatul Watoniyah, di Mexico disebut
Educacion Civicas, di Jerman disebut Sachunterricht, di Australia disebut Civics, Social
Studies. Adanya sejumlah istilah yang digunakan di sejumlah negara menunjukkan
bahwa setiapnegara menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan meskipun dengan
istilah yang beragam.

Anda mungkin juga menyukai