Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Pengertian Dan Hakikat Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan

Kemampuan Utuh Sarjana Atau Profesional Serta Manfaat Mempelajari

Khusus Dibidang Ke SD-an

Oleh:

Nama : Axel Veronikha Banjau

NIM : A40121295

Kelas : E

Dosen Pengampu
Jeisi Riska Merdekawati Mentu S.pd M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbaatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Palu, 18 Februari 2022


DAFTAR ISI

Sampul

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II Kajian Teori

2.1 Pengertian dan Hakekat Kewarganegaraan

2.2 Konsep dan Urgensi PKN dalam pencerdasan kehidupan bangsa

2.3 Pentingnya Pendidikan kewarganegaraan diindonesia

2.4 Dinamika dan tantangan Pendidikan kewarganegaraan

2.5 Esensi Pendidikan kewarganegaraan untuk masa depan

2.6 Hakikat Pendidikan kewarganegaraan

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Belajar tentang Pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya adalah belajar tentang

keindonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia,

membangun rasa kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia. Oleh karena itu, seorang

sarjana atau professional sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang terdidik perlu

memahami tentang Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan

Indonesia, dan mencintai tanah air Indonesia. Dengan demikian, ia menjadi warga negara

yang baik dan terdidik dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis.

Sebagai warga negara dan masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan, hak dan

kewajiban yang sama, yang pokok adalah bahwa setiap orang haruslah terjamin haknya

dan medapat status menjadi warga negara Indonesia, sehingga terhindar dari

kemungkinan menjadi warga yang tidak memiliki hak kewarganegaraan, tetapi pada saat

yang bersamaan, setiap negara tidak boleh membiarkan seseorang mendapatkan dua hak

kewarganegaraan. dapun pokok bahasan yang menjadi bahan bahasan yang saya bawakan

dalam makalah ini adalah bagaimana hakekat Pendidikan kewarganegaraan dalam

mengembangkan kemampuan utuh sarjana atau professional.

Adapun yang akan saya bahas dalam makalah ini adalah konsep dan urgensi Pendidikan

kewarganegaraan, pentingnya Pendidikan kewarganegaraan, sumber Indonesia, dinamika

dan tantangan Pendidikan kewarganegaraan negara, esensi Pendidikan kewarganegaraan

untuk masa depan, dan hakekat kewarganegaraan. Saya mengambil pokok bahasan

tersebut sebagai kepedulian atas pentingnya Pendidikan kewarganegaraan untuk

diterapkan hingga jenjang Pendidikan perguruan tinggi sebagai pedoman utuh sarjana dan
juga professional. Sehingga nantinya dapat diterapkan dengan baik oleh seorang sarjana

dan professional.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian hakekat dan kewarganegaran?

b. Bagaimana konsep dan urgensi PKN dalam pencerdasan kehidupan bangsa?

c. Apa pentingnya Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia?

d. Bagaimana dinamika dan tantangan Pendidikan kewarganegaraan?

e. Bagaimana esensi Pendidikan kewarganegaraan untuk masa depan?

f. Apa hakekat Pendidikan kewarganegaraan?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui apa pengertian hakekat dan kewarganegaraan

b. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan urgensi PKN dalam pencerdasan

kehidupan bangsa

c. Untuk mengetahui pentingnya Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia

d. Untuk mengetahui bagaimana dinamika dan tantangan Pendidikan

kewarganegaraan

e. Untuk mengetahui bagaimana esensi Pendidikan kewarganegaraan untuk masa

depan

f. Untuk mengetahui bagaimana hakekat Pendidikan kewarganegaraan


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Hakekat dan Kewarganegaraan

Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah upaya sadar dan terencana dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa untuk warga negaranya dengan memupuk jati diri dan

moralitas bangsa sebagai dasar untuk pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara demi

keberlanjutan Kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.

Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah suatu metode pendidikan, yang diperoleh dari

nilai nilai Pancasila sebagai kepribadian nasional, dalam rangka untuk meningkatkan dan

melestarikan keleluhuran moral dan perilaku masyarakat, yang terkait dalam budaya bangsa

jaman daulu.

Diharapkan dalam hal ini bahwa kita dapat mencerminkan jatidiri yang terwujud pada

perilaku yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari pada masyarakat. Hakikat pendidikan

kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang mempunyai tujuan penting dalam

pembentukan jati diri setiap individu yang hidup dalam kediupan bermasyarakat yang

majemuk.

Untuk kemajemukan suku, ras, budaya, dan agam serta bahasa dalam membangun sebuah

karakter bangsa yang cerdas, cakap dan juga mempunyai sebuah karakter yang didasari oleh

UUD 1945 dan pancasila sebagai filsafat bangsa. 

2.2 Konsep dan Urgensi PKN Dalam Pencerdasan Kehidupan Bangsa


Pernahkah Anda memikirkan atau memimpikan menjadi seorang sarjana atau profesional?

Seperti apa sosok sarjana atau profesional itu? Apa itu sarjana dan apa itu profesional? Coba

kemukakan secara lisan berdasar pengetahuan awal Anda.

 Bila Anda memimpikannya berarti Anda tergerak untuk mengetahui apa yang dimaksud

sarjana dan profesional yang menjadi tujuan Anda menempuh pendidikan di perguruan tinggi

ini. Meskipun demikian, pemahaman Anda perlu diuji kebenarannya, apakah pengertian

sarjana atau profesional yang Anda maksud sama dengan definisi resmi. Cobalah Anda

telusuri lebih lanjut pengertian sarjana dari berbagai dokumen kenegaraan. Apa simpulan

Anda? Selain itu, perlu jelas pula, mengapa pendidikan kewarganegaraan penting dalam

pengembangan kemampuan utuh sarjana atau profesional? Marilah kita kembangkan persepsi

tentang karakteristik sarjana atau profesional yang memiliki kemampuan utuh tersebut dan

bagaimana kontribusi pendidikan kewarganegaraan terhadap pengembangan kemampuan

sarjana atau profesional.

 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi, program sarjana merupakan jenjang pendidikan akademik bagi lulusan pendidikan

menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi

melalui penalaran ilmiah. Lulusan program sarjana diharapkan akan menjadi intelektual

dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja,

serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

dikemukakan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dapat menjadi sumber

penghasilan, perlu keahlian, kemahiran, atau kecakapan, memiliki standar mutu, ada norma

dan diperoleh melalui pendidikan profesi. Apakah profesi yang akan Anda capai setelah

menyelesaikan pendidikan sarjana atau profesional? Perlu Anda ketahui bahwa apa pun

kedudukannya, sarjana atau profesional, dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara, bila
memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan, maka Anda

berstatus warga negara.

 Apakah warga negara dan siapakah warga negara Indonesia (WNI) itu? Sebelum menjawab

secara khusus siapa WNI, perlu diketahui terlebih dahulu apakah warga negara itu? Konsep

warga negara (citizen; citoyen) dalam arti negara modern atau negara kebangsaan (nation-

state) dikenal sejak adanya perjanjian Westphalia 1648 di Eropa sebagai kesepakatan

mengakhiri perang selama 30 tahun di Eropa. Berbicara warga negara biasanya terkait

dengan masalah pemerintahan dan lembaga-lembaga negara seperti lembaga Dewan

Perwakilan Rakyat, Pengadilan, Kepresidenan dan sebagainya. Dalam pengertian negara

modern, istilah “warga negara” dapat berarti warga, anggota (member) dari sebuah negara.

Warga negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah

hukum tertentu yang memiliki hak dan kewajiban.

Di Indonesia, istilah “warga negara” adalah terjemahan dari istilah bahasa Belanda,

staatsburger. Selain istilah staatsburger dalam bahasa Belanda dikenal pula istilah onderdaan.

Menurut Soetoprawiro (1996), istilah onderdaan tidak sama dengan warga negara melainkan

bersifat semi warga negara atau kawula negara. Munculnya istiah tersebut karena Indonesia

memiliki budaya kerajaan yang bersifat feodal sehingga dikenal istilah kawula negara sebagai

terjemahan dari onderdaan. Setelah Indonesia memasuki era kemerdekaan dan era modern,

istilah kawula negara telah mengalami pergeseran. Istilah kawula negara sudah tidak

digunakan lagi dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini.

Istilah “warga negara” dalam kepustakaan Inggris dikenal dengan istilah “civic”, “citizen”,

atau “civicus”. Apabila ditulis dengan mencantumkan “s” di bagian belakang kata civic

mejadi “civics” berarti disiplin ilmu kewarganegaraan.


Konsep warga negara Indonesia adalah warga negara dalam arti modern, bukan warga negara

seperti pada zaman Yunani Kuno yang hanya meliputi angkatan perang, artis, dan

ilmuwan/filsuf. Siapa saja WNI? Menurut undang-undang yang berlaku saat ini, warga

negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang

undangan. Mereka dapat meliputi TNI, Polri, petani, pedagang, dan profesi serta kelompok

masyarakat lainnya yang telah memenuhi syarat menurut undang-undang.

Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia, yang

dimaksud warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan

perundang-undangan. Lalu siapakah yang termasuk warga negara Indonesia itu? Telusuri

kembali dari berbagai sumber, siapa saja yang termasuk warga negara Indonesia itu. Hasilnya

dipresentasikan secara kelompok.

2.3 Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan Diindonesia

Mengapa diperlukan Pendidikan Kewarganegaraan? Setiap negara memiliki pendidikan

kewarganegaraan yang harus diajarkan kepada peserta didik karena untuk mewujudkan warga

negara yang sadar akan bela negara yang berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan

kepekaan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa. Dengan mempelajari

Pendidikan kewarganegaraan dapat menimbulkan dampak bagi suatu negara khususnya

Indonesia, diantaranya dapat menambah rasa cinta tanah air terhadap bangsa, menghargai

sesama individu dalam perbedaan yaitu beda ras, agama, suku, bahasa daerah dan lain-lain.

Dengan adanya perbedaan yang ada dalam negara Indonesia membuat setiap individu dalam

masyarakat memiliki sifat toleransi misalnya toleransi antar umat beragama yang berbeda.

Bisa di lihat dalam masyarakat sekitar meski adanya perbedaan agama, ras, suku yang

berbeda dalam suatu masyarakat, mereka saling menghargai satu sama yang lain asalkan

tidak menyimpang dari landasan dasar kita pancasila. Mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan resmi masuk dalam kurikulum sekolah di Indonesia pada tahun 1968. Saat
terjadi pergantian tahun ajaran yang awalnya Januari – Desember dan diubah menjadi Juli –

Juni pada tahun 1975, nama pendidikan kewarganegaraan diubah oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Nama

mata pelajaran PMP diubah lagi pada tahun 1994 menjadi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn). Pada masa Reformasi PPKn diubah menjadi PKn dengan

menghilangkan kata Pancasila yang dianggap sebagai produk Orde Baru. Untuk perguruan

tinggi, jurusan pendidikan kewarganegaraan pada awalnya menggunakan nama jurusan Civic

Hukum kemudian pada orde baru berubah menjadi Program Studi PMP-KN dan saat ini

banyak yang menggunakan Program Studi PPKn (PKn). Saat ini terjadi perdebatan dan

perbincangan di elit penentu kebijakan pendidikan di Indonesia untuk menambahkan kembali

kata Pancasila ke mata pelajaran PKn menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(PPKn) kembali. Salah satu alasan adalah nilai-nilai pancasila dalam diri peserta didik sudah

mulai luntur, maka perlu menghadirkan kembali nilai pancasila dari sila pertama sampai

dengan sila kelima kepada semua siswa. Rancangan ini masuk kurikulum 2013 namun

pelaksanaannya masih belum merata di Indonesia sampai tahun 2016. Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan berkaitan erat dengan peran dan kedudukan serta kepentingan

warganegara sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan sebagai warga

negara Indonesia yang terdidik, serta bertekad dan bersedia untuk mewujudkannya dalam

kehidupan sehari-hari. PPKn dapat sebagai upaya mengembangkan potensi individu sehingga

memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan

memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila yang merupakan

dengan negara dan sebagai filsafat bangsa dan negara Indonesia yang mengandung makna

bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus

berdasarkan nilai-nilai Ke-Tuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan


sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal – hal penting yang dapat ditemui dalam materi

pendidikan kewarganegaraan adalah, Pendidikan kewarganegaraan mengajarkan siswa untuk

mampu memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara sopan santun, jujur, dan

demokratis serta ihklas sebagai warga negara terdidik dalam kehidupannya selaku

warganegara Republik Indonesia yang bertanggung jawab bersama. Ini merupakan hal yang

mendasar dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Tanggung jawab sangat penting

dalam proses ini. Selain itu dalam pembelajaran ini dibahas lagi tentang bagaimana kita

warga negara untuk ikut dalam berpolitik. Karena akan kepedulian terhadap politik kita

bangsa Indonesia. Tanpa kekacauan merupakan hal terpenting dalam menjaring hubungan

yang baik antara warga dan pemerintah. PKn juga memberikan pengajaran kepada siswa

untuk saling memahami sesama warga neraga. Saling tenggang rasa, toleransi dan saling

menghormati satu sama lainnya. Dan juga memberikan pengetahuan kepada para siswa dan

pelajar mengenai sistem pemerintahan dan tentang peraturan negara yang berlaku baik yang

tertulis maupun yang tidak tertulis. Juga untuk membuka kesadaran kita akan pentingnya bela

dan cinta tanah air. Karena kita hidup disini dan secara bersama.

2.4 Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaran

Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Suatu kenyataan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) telah mengalami beberapa kali perubahan, baik tujuan, orientasi,

substansi materi, metode pembelajaran bahkan system evaluasi. Semua perubahan tersebut dapat

teridentifikasi dari dokumen kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia sejak proklamasi

kemerdekaan hingga saat ini. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan erat

kaitannya dengan perkembangan sejarah Indonesia. Diantaranya :

a. Pendidikan Kewarganegaraan pertama kali muncul pada tahun 1957 dengan nama

“Kewarganegaraan” yang hanya membahas hak dan kewajiban warga negara serta cara
memperoleh dan kehilangan status kewarganegaraan. Namun sejak munculnya Orde Baru, isi

mata pelajaran ini hampir seluruhnya dibuang karena dianggap idak sesuai lagi dengan

tuntutan yang sedang berkembang.

b. Pada kurikulum 1968, mata pelajaran ini muncul dengan nama “Kewargaan negara”. sesuai

dengan ketetapan MPR No. IV/MPR/1973, mata pelajaran ini diberubah nama menjadi

Pendidikan Moral Pancasila (PMP), materi yang sangat dominan disini adalah mengenai

materi P-4.

c. Pada kurikulum 1984 maupun Kurikulum 1994, Pendidikan Moral Pancasila berganti

menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Dalam era reformasi, tantangan

PPKn semakin berat. P4 dipermasalahkan substansinya, karena tidak memberikan gambaran

yang tepat tentang nilai Pancasila sebagai satu kesatuan. Dengan adanya perubahan UU No. 2

tahun 1989 yang diubah dengan UU No. 2 tahun 2003 tidak dieksplisitkan lagi nama

pendidikan Pancasila, sehingga tinggal Pendidikan Kewarganegaraan.

d. kurikulum 2004 memperkenalkan istilah Pengganti PPKn dengan kewarganegaraan /

pendidikan kewarganegaraan. Perubahan nama ini juga diikuti dengan perubahan isi PKn

yang lebih memperjelas akar keilmuan yakni politik, hukum dan moral. Pada kurikulum 2013

yang baru saja disahkan akhir tahun 2013 lalu, nama pendidikan kewarganegaraan diganti

lagi dengan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Dalam kurikulum tersebut

penekan tentang sikap (afeksi) begitu ditonjolkan.Persoalanya sekarang adalah bagaimana

menemukan pendekatan yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep PKn agar siswa

dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut. Bagaimana membuka

wawasan berfikir dan beragam dari seluruh siswa agar konsep yang dipelajarinya dapat

dikaitkan dengan kehidupan nyata. Inilah tantangan PKn kedepannya. Seiring dengan

perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri diharapkan akan semakin


meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kewaganegaraan dan warga negara sehingga

dapat semakin memperbaiki moral bangsa ini.Ontologi PKn adalah sikap dan perilaku warga

negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Status warga negara dapat

meliputi penduduk yang berkedudukan sebagai pejabat negara sampai dengan rakyat biasa.

Tentu peran dan fungsi warga negara berbeda-beda, sehingga sikap dan perilaku mereka sangat

dinamis. Oleh karena itu, mata kuliah PKn harus selalu menyesuaikan/sejalan dengan dinamika

dan tantangan sikap serta perilaku warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara. Secara implisit, setiap konstitusi mensyaratkan kriteria warga negara yang baik

karena setiap konstitusi memiliki ketentuan tentang warga negara. Artinya, konstitusi yang

berbeda akan menentukan profil warga negara yang berbeda. Hal ini akan berdampak pada

model pendidikan kewarganegaraan yang tentunya perlu disesuaikan dengan konstitusi yang

berlaku. Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya didasarkan pada konstitusi negara yang

bersangkutan, tetapi juga tergantung pada tuntutan perkembangan zaman dan masa depan.

Misalnya, kecenderungan masa depan bangsa meliputi isu tentang HAM, pelaksanaan

demokrasi, dan lingkungan hidup. Sebagai warga negara muda, mahasiswa perlu memahami,

memiliki kesadaran dan partisipatif terhadap gejala demikian. Pendidikan Kewarganegaraan

yang berlaku di suatu negara perlu memperhatikan kondisi masyarakat. Walaupun tuntutan dan

kebutuhan masyarakat telah diakomodasi melalui peraturan perundangan, namun perkembangan

masyarakat akan bergerak dan berubah lebih cepat. Contohnya pada zaman ini moral pada

generasi muda meluntur dengan cepat karena adanya arus globalisasi, karena adanya moral yang

merosot ini menjadikan pendidikan kewarganegaraan sangat penting dalam membimbing

generasi muda agar tidak terseret arus globalisasi yang menjerumuskan ke arah yang negatif. Era

globalisasi yang ditandai oleh perkembangan yang begitu cepat dalam bidang teknologi

informasi mengakibatkan perubahan dalam semua tatanan kehidupan termasuk perilaku warga

negara, utamanya peserta didik. Kecenderungan perilaku warga negara ada dua, yakni perilaku
positif dan negatif. PKn perlu mendorong warga negara agar mampu memanfaatkan pengaruh

positif perkembangan iptek untuk membangun negara-bangsa.Sebaliknya PKn perlu melakukan

intervensi terhadap perilaku negatif warga negara yang cenderung negatif. Oleh karena itu,

kurikulum PKn termasuk materi, metode, dan sistem evaluasinya harus selalu disesuaikan

dengan perkembangan iptek.

2.5 Esensi Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Masa Depan

Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Masa Depan Perkiraan Indonesia

pada tahun 2045 bangsa Indonesia akan memperingati 100thn kemerdekaan bangsa Indonesia,

karena berdasarkan hasil analisis buku ekonomi yang diterbitkan oleh Kemendikbud (2013)

bangsa Indonesia akan mendapatkan bonus demografi sebagai modal Indonesia pada tahun

2045. Tahun 2030-2045 indonesia akan mempunyai usia produktif (15-64thn) yang berlimpah

inilah maksut dari bonus denografi tersebut. Bonus demografi ini merupakan peluang yang

harus di tangkap dan harus diwujudkan bangsa Indonesia. Usia produktif akan mampu

berproduksi secara optimal apabila dipersiapkan dengan baik dan benar, tentunya cara yang

paling strategis adalah melalui pendidikan, termasuk pendidikan kewarganegaraan. Dimasa

kontemporer memperhatikan perkembangan dalam kehidupan menjadi sebuah pertanyaan

radikal yang memunculkan begitu banyak pertanyaan seperti “Benarkah bangsa Indonesia saat

ini sudah merdeka, dalam makna yang sesungguhnya?”, “Apakah bangsa Indonesia telah

merdeka secara ekonomi?” Pertanyaan seperti ini sering dilontarkan bagaikan bola panas yang

berterbangan. Anehnya, bukankah kita telah menyatakan kemerdekaan pada tahun 1945, namun

tidak sedikit rakyat Indonesia yang menyatakan bahwa bangsa Indonesia belum merdeka. Coba

perhatikan perubahan Indonesia pada bidang ekonomi di bawah ini Dapat di simpulkan dari data

di atas bahwa ekonomi Indonesia sangat menjanjikan walaupun kondisinya saat ini belum

dipahami secara luas. Pada saat ini ekonomi Indonesia berada pada urutan yang ke 16 besar dan

pada tahun 2030 ekonomi Indonesia di perkirakan akan menduduki urutan yang ke7 besar, serta
saat ini, jumlah konsumen sebanyak 45 juta dan jumlah penduduk produktif sebanyak 53%.

Pada tahun 2030, diperkirakan jumlah konsumen akan meningkat menjadi 135 juta dan jumlah

penduduk produktif akan meningkat menjadi 71% penduduk. Pernahkan kita berpikir radikal?.

Nasib sebuah bangsa tidak di tentukan oleh bangsa lain melaikan kitalah yang menetukan bansa

kita kedepannya akan menjadi seperti apa. Baik itu mau menjadikan bangsa Indonesia sebagai

bangsa yang terhoramat dan di hargai bangsa lain ataupun sebaliknya. Itusemua tergantung pada

kita sebagai bangsa Indonesia itu sendiri. Demikian pula untuk masa depan PKn sangat

ditentukan oleh eksistensi konstitusi negara dan bangsa Indonesia. PKn akan sangat dipengaruhi

oleh konstitusi yang berlaku dan perkembang sesuai tuntutan kemajuan bangsa. Bahkan yang

lebih penting lagi, akan sangat ditentukan oleh pelaksanaan konstitusi yang berlaku nantinya.

2.6 Hakekat Penddikan Kewarganegaraan

Hakikat dan Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan Secara etimologis pendidikan

kewarganegaraan berasal dari dua kata yang pertama yaitu pendidikan yang berarti usaha, sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif dan kata

yang ke dua yaitu kata kewarganegaraan berarti segala hal atau perihal yang berhubungan

dengan warga Negara.Sedangkan Secara yuridis, pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan

untuk membentuk pendidikan menjadi manusia yang memiliki kebangsaan dan cinta tanah air.

Dan secara terminologis, pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang

berisikan demokrasi politik, diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya yaitu

pengaruh positif dari pendidikan sekolah masyarakat dan orang tua. Pendidikan

kewarganegaraan sangat perlu di jadikan peljaran sekolah karena setiap generasi adalah orang

baru yang harus mendapatkan pengetahuan sikap atau nilai dan keterampilan agar mampu

menjadi warga Negara yang memiliki watak atau karakter yang baik dan cerdas. Pkn di

Indonesia secara historis awalnya diselenggarakan oleh organisasi pergerakan yang bertujuan
untuk membangun rasa kebangsaan dan cinta-cita Indonesia merdeka. Secara politis Pkn

diindonesia lahir karena tuntutan konstitusi atau UUD 1945 dan sejumlah kebijakan pemerintah

yang berkuasa sesuai dengan masanya. Pendidikan kewarganegaraan selalu menghadapi

dinamika perubahan dalam system ketatanegaraan dan pemerintahan serta kehidupan berbangsa

dan bernegara. Untuk masa depan pkn Indonesia sangat di tentukan oleh pandangan bangsa

Indonesia sendiri. Eksistensi konstitusi Negara dan tuntutan dinamika perkembangan bangsa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Nurhalima.2018. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Kemampuan

Utuh Sarjana Atau Profesional.Makalah.

Hirata,Andrea.(2006). Pengertian dan hakekat Pendidikan.jakarta:bintang

Agnes Valencia Aranda.2018.bagaimana hakekat Pendidikan keawarganegaraan dalam

mengembangkan kemampuan utuh sarjana atau professional. Makalah.

Anda mungkin juga menyukai