Anda di halaman 1dari 3

Indonesia Bangsa yang Kaya Budaya

Indonesia merupakan yang sangat kaya akan keberagamannya, mulai dari


keberagaman suku bangsa, agama, etnis, ras, bahasa, serta adat istiadatnya. Setiap perbedaan
yang ada tersebut memiliki keunikannya masing-masing. Dengan adanya keanekaragaman
yang dimiliki Indonesia, menjadikannya daya tarik bangsa lain untuk mengetahuinya, bahkan
tidak sedikit dari mereka mempelajari kebudayaan yang ada di Indonesia.
Budaya dan masyarakat merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hal
tersebut dikarenakan budaya dibentuk oleh masyarakat. Begitu pula sebaliknya, tidak ada
masyarakat tanpa kebudayaan. Sehingga hubungan antara budaya dan masyarakat adalah
hubungan yang bersifat timbal-balik; kebudayaan membentuk manusia, tetapi manusia juga
membentuk kebudayaan.
Perlu kita ketahui, dengan kayanya bangsa Indonesia akan keberagaman budayanya
yang membuat Indonesia menjadi bangsa yang unik, hal tersebut juga dapat memicu
terjadinya konflik di dalam negeri. Hal tersebut dapat disebabkan oleh rasa terlalu bangga
akan kebudayaan daerahnya sendiri dan tidak mau mengakui adanya kebudayaan daerah lain
di Indonesia. Dengan kata lain, banyak yang masih menutup mata akan keberadaan
kebudayaan lain. Keadaan yang beraneka ragam tersebut seharusnya bukanlah merupakan
suatu perbedaan yang saling bertentangan, namun perbedaan itu justru merupakan daya
penarik ke arah suatu kerjasama persatuan dan kesatuan dalam suatu sintesa dan resultan,
sehingga seluruh keanekaragaman itu terwujud dalam suatu kerjasama yang luhur, yaitu
persatuan dan kesatuan bangsa (Kaelan, 2009).
Disinilah kebudayaan nasional seharusnya mampu berperan sebagai wadah pemersatu
bangsa. Dalam pasal 32 UUD 1945 disebutkan bahwa kebudayaan nasional ialah kebudayaan
yang didasarkan atas kebudayaan-kebudayaan daerah yang ada di seluruh Indonesia, serta
berkembang sepanjang sejarah.
Menurut Nuraeni dan Alfan (2013), kebudayaan merupakan sebuah identitas nasional
yang dapat menunjukkan pentingnya aspek kebudayaan bagi suatu bangsa sehingga dapat
dikatakan bahwa kebudayaan merupakan jati diri dari bangsa tersebut. Berhubungan dengan
hal tersebut, maka ditetapkannya “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai alat pemersatu bangsa.
Sesuai dengan artinya “Berbeda-beda tapi tetap satu jua”, semboyan ini diharapkan dapat
menjadi pedoman serta acuan agar masyarakat Indonesia dapat menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.
Masyarakat Indonesia diharuskan untuk menjaga keutuhan bangsanya. Secara
konstitusional kita memiliki landasan yang kuat bagi integrasi nasional yaitu Ideologi
Pancasila. Hal tersebut juga tertera dalam sila ke-3 Pancasila yang berbunyi “Persatuan
Indonesia”. Bukankah sudah jelas? Bahwa sebagai masyarakat dari bangsa Indonesia kita
harus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa kita.
Namun, manusia juga merupakan faktor yang paling penting dalam menjaga keutuhan
bangsanya. Dalam kajian antropologi dan sosiologi, digambarkan sisi yang menonjol pada
manusia Indonesia adalah keterkaitannya yang kuat dengan kesatuan masyarakatnya. Karena
hal itu, sebagai bangsa Indonesia kita harus dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
kita sendiri.
Hal yang dapat dilakukan antara lain dengan menjaga kebersamaan dan persamaan
kebangsaan. Sehubungan dengan hal itu maka perlu dipahami bahwa kuatnya kebersamaan
dalam persamaan kebangsaan tumbuh karena (1) persamaan nasib pada masa yang telah lalu,
(2) persamaan kepentingan masa kini, (3) persamaan aspirasi kemasa yang akan datang.
Jika hal tersebut tidak ditanamkan dalam diri kita masing-masing, akan membawa
konflik perpecahan yang akan terjadi di Indonesia. Memang betul, sangatlah sulit untuk
menyatukan bangsa dengan banyaknya perbedaan yang ada. Namun, hal tersebut jangan
sampai menjadi halangan. Maka dari itu, sebagai bangsa dengan keanekaragaman budaya,
Indonesia harus mampu menanam nilai-nilai kebhinnekaan dalah setiap aspek kehidupan
masyarakatnya. Kemudian, dalam membangun masyarakat multikultur Indonesia harus
diawali dengan keyakinan bahwa dengan bersatu kita memiliki kekuatan yang lebih besar.
Referensi

Kaelan. 2009. Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta:


Paradigma.

Alfian, Magdalia. 2013. Potensi kearifan lokal dalam pembentukan jati diri dan karakter
bangsa. Prosiding The 5 tahun ICSSIS; “Ethnicity and Globalization”.

https://koalisiseni.or.id/uu-tentang-pemajuan-kebudayaan-memajukan-bukan-
membatasi/#:~:text=Ini%20sesuai%20dengan%20amanat%20Pasal,mengembangkan
%20nilai%2Dnilai%20budayanya%E2%80%9D.

http://kesbangpol.bandaacehkota.go.id/2017/11/30/1711/

http://repo.isi-
dps.ac.id/73/1/Jiwa_Persatuan_Dan_Kesatuan_dalam_perspektif_budaya_masyarakat_yang_
pluralistik.pdf

Anda mungkin juga menyukai