Anda di halaman 1dari 16

Arti Penting Persatuan dan Kesatuan

Suasana Doa Bersama Lintas Agama Etnis Untuk Persatuan Indonesia Mahasiswa se NTB

KOMPAS.com - Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maknanya, meski masyarakat Indonesia bersifat majemuk
tetapi senantiasa memiliki semangat persatuan dan kesatuan. Kemajemukan bangsa Indonesia bukan
sebuah penyebab keretakan hubungan. Dengan kemajemukan justru Indonesia memiliki kekayaan
sosial sebagai aset dalam membangun kesatuan bangsa yang kokoh.
Arti Penting Persatuan Dan Kesatuan
Arti penting persatuan dan kesatuan Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
RI, secara etimologis kata persatuan berasal dari kata "satu" artinya utuh, sesuatu yang tidak terpisah.
Persatuan artinya tidak terpecah-pecah, gabungan, keterpaduan. Kesatuan berarti keadaan utuh, tidak
terpecah-pecah, gabungan keterpaduan dari keanekaragaman atau kemajemukan.
Jadi prinsip persatuan dan kesatuan adalah keadaan satu atau tunggal yang menuntut adanya
keterpaduan dari kemajemukan bangsa Indonesia. Persatuan Indonesia merupakan sila ke-3 dalam
Pancasila. Sesuai sila tersebut, bangsa Indonesia adalah bangsa multikultural yang terdapat banyak
kebudayaan, suku dan ras. Semua perbedaan itu hanya bisa bergabung menggunakan persatuan.
Pengertian persatuan adalah menggabung menjadi satu dan mutlak, tidak dapat dipisahkan. Untuk
terhindar dari disintegrasi, maka sangat dibutuhkan persatuan di Indonesia.
Makna "persatuan Indonesia" dibentuk dalam proses sejarah panjang. Persatuan adalah hal yang
terbentuk tidak secara instan, melainkan melalui proses panjang. Sehingga seluruh bangsa Indonesia
memiliki persamaan nasib, satu kesatuan kebudayaan, kesatuan wilayah serta satu kesatuan asas
kerohanian Pancasila yang terwujud dalam persatuan bangsa, wilayah dan susunan negara. Indonesia
terdiri dari beragam suku, budaya, bahasa, agama dan ras. Semua perbedaan tersebut harus memiliki
wadah untuk bergabung menjadi satu yaitu persatuan.
Negara Indonesia sangat besar dan luas sehingga sangat sulit untuk mengaturnya apabila tidak ada
persatuan. Maka dari itu, sebuah persatuan sangat penting di dalam negara agar terwujud kesatuan
dan persamaan.  Persatuan sangat penting bagi sebuah negara yang ingin hidup sejahtera. Persatuan
juga akan mewujudkan kerja sama yang baik dengan negara lain. Seluruh warga kesatuan Republik
Indonesia sudah seharusnya mengetahui, mempelajari, mengembangkan, persatuan bangsa dan
bernegara sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa, sangat
penting berkomitmen terhadap semangat persatuan dalam konteks NKRI, yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 dan bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Perwujudan Persatuan Dan Kesatuan
Sebagai bangsa yang majemuk bangsa Indonesia harus mampu bergaul dalam rangka persatuan dan
kesatuan bangsa. Yaitu "memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika". Wujud perilaku yang mencerminkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
adalah:
1. Membina keserasian, keselarasan dan keseimbangan
2. Saling mengasihi, saling membina dan saling memberi
3. Tidak menonjolkan perbedaa, melainkan mencari kesamaan
4. Menjauhi pertentangan dan perkelahian
5. Menggalang persatuan dan kesatuan melalui berbagai kegiatan

Sumber : kompas.com/skola/read/2020/02/20/070000569/arti-penting-persatuan-dankesatuan?page=all
Pentingnya Keberagaman Masyarakat
Dilihat dari Aspek Kewilayahan

Pentingnya Keberagaman Masyarakat Dilihat dari Aspek Kewilayahan

Apa pentingnya keberagaman masyarakat di lihat dari aspek kewilayahan? Arti penting keberagaman dilihat
dari aspek wilayah adalah sebagai kekayaan wilayah yang memberi sumbangan kepada kebudyaan
nasional.
Keberagaman masyarakat Indonesia memiliki dampak positif sekaligus dampak negatif bagi diri sendiri,
masyarakat, bangsa dan negara. Dampak positif pentingnya keberagaman masyarakat memberikan manfaat
bagi perkembangan dan kemajuan, sedangkan dampak negatif mengakibatkan ketidakharmonisan bahkan
kehancuran bangsa dan negara.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, melalui survei penduduk yang di lakukan
tahun 2010,di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Struktur dan komposisi penduduk Indonesia menurut
kelompok suku bangsa menurut Sensus Penduduk 2010 memperlihatkan Suku Jawa yang berasal dari
Pulau Jawa bagian tengah hingga timur sebagai kelompok suku terbesar dengan populasi sebanyak 85,2
juta jiwa atau sekitar 40,2 persen dari populasi penduduk Indonesia.
Keberagaman di Indonesia Adalah Berkah

Keberagaman suku, budaya, adat istiadat, ras, agama atau kepercayaan, dan golongan merupakan berkah
bagi bangsa Indonesia. Dijuluki jamrud khatulistiwa, keberagaman menjadi modal bangsa untuk mewujudkan
cita-cita bangsa.
Mustaghfiroh Rahayu, dalam artikel berjudul Keragaman di Indonesia dan Politik Pengakuan (Suatu
Tinjauan Kritis) pada Jurnal Pemikiran Sosiologi menyebutkan, keberagaman di Indonesia terbentuk dari
lebih banyak varian daripada yang terjadi di Barat. Dalam varian itu terdapat adat istiadat, hubungan dengan
keturunan Tiongkok yang sudah tinggal di Indonesia sejak lama, dan pluralisme hukum yang menjadi
warisan dari masa kolonial.
Jadi, keberagaman di Indonesia dan negara-negara Asia secara umum berbeda dengan sejarah keragaman
di negara-negara Barat, yang menghasilkan respon dan kebijakan yang tidak seluruhnya sama. Beberapa
kebijkan mungkin menggunakan nama yang sama, tapi pada praktiknya melalui proses dan memiliki makna
yang berbeda.
Dilansir dari situs Guru berbagi Kemdikbud, negara Indonesia sangat besar sehingga sangat sulit untuk
mengaturnya apabila tidak ada perstuan, oleh karena itu persatuan sangat penting serta negara dapat
terwujud persatuan dan kesamaannya.

Sumber : https://indomaritim.id/pentingnya-keberagaman-masyarakat-dilihat-dari-aspek-kewilayahan/
Gelorakan Semangat Persatuan dan Jaga Nilai–Nilai Pancasila

Jakarta, Kominfo - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bersama sejumlah Tokoh Pemuka Agama dan
juga Tokoh Adat kembali mengajak seluruh komponen bangsa untuk terus menjaga nilai – nilai Pancasila
dan menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Hal tersebut disampaikan melalui Deklarasi Damai pada Acara Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan Lintas
Tokoh Agama dan Adat dengan tema “Jaga Bhineka Tunggal Ika, Siap Bela Negara, INDONESIA RUMAH
KITA”, di Ball Room Puri Agung Grand Sahid Hotel, Jakarta, Rabu (02/10/2019).
Acara Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Forum Rekat (Rekonsiliasi
Masyarakat) Indonesia untuk kesekian kalinya tersebut kembali digelar dengan tujuan antara lain lebih
merekatkan seluruh anak bangsa dengan menghadirkan para Tokoh dari Pemuka Agama dan Adat agar
semangat persatuan dan kesatuan kembali digelorakan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu,
acara ini juga dimaksudkan untuk menguatkan dan menggelorakan nilai – nilai Pancasila dan Persatuan
Indonesia serta membangun kembali semangat Sumpah Pemuda.
Kehadiran Menteri Pertahanan dalam acara tersebut diharapkan mampu menjadi pelopor dan penggerak
seluruh elemen masyarakat dalam menguatkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa dengan
meminimalisir dan memperkecil rasa perbedaan diantara anak bangsa baik dalam hal agama, suku maupun
adat istiadat.

Sebagaimana yang disampaikan Menhan pada saat menerima penganugerahan dan penghargaan gelar
Bapak Bela Negara dan diangkat sebagai Anak Adat Desa Babronko, Distrik Umandow, Jayapura, Papua,
pada tanggal 18 September 2019.
Menhan mengajak seluruh elemen bangsa untuk merapatkan barisan dan memperkuat persatuan dalam
berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain didunia, sehingga bangsa Indonesia tetap maju dan tetap ada
sepanjang zaman. “Perkecil perbedaan dan perbesar persamaan, Kita semua bersaudara satu bangsa, satu
tanah air, satu negara dan satu tujuan”, pesan Menhan.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya dengan keanekaragaman adat, budaya, tradisi serta agama,
yang telah dipersatukan dengan pengamalan nilai – nilai Pancasila dan semangat persatuan dan kesatuan
bangsa akan tetap terus digelorakan, dijaga, dan dilestarikan melalui berbagai upaya dan sarana menuju
Indonesia yang lebih maju, Indonesia yang sejahtera dan sentosa.
Untuk itu, Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa harus terus disosialisasikan dalam segala bentuk baik
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya agar mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan
segala perkembangan dan dinamika komunikasi dalam masyarakat.
Perlu disadarai bahwa persatuan rakyat adalah sumber pertahanan terkuat. Oleh karenanya, Pancasila
sebagai alat pemersatu hendaknya dijadikan etos bangsa dan media untuk merajut kembali persatuan
bangsa, mengeratkan hubungan antar agama dan antar etnis di tengah gencarnya pengaruh budaya dari
luar yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa. Sehingga, meski Indonesia memiliki keragaman etnik,
agama, dan keyakinan, budaya dan tradisi, serta bahasa, tetaplah “Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu
Bahasa Indonesia” dalam bingkai NKRI yang kokoh.
Selain itu, Pancasila sebagai sebuah ideologi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa
Indonesia, semestinya harus diamalkan dalam kehidupan sehari – hari sehingga menjadi landasan nilai dan
prinsip yang terus mengalir bagi setiap generasi penerus bangsa.
Acara Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan ini juga mendatangkan beberapa narasumber diantaranya T.
Muadzakir Manaf, Jaya Suprana, Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, Prof. Dr. H. Muhammad Asdar,S.E.,MSi.
Lenis Kagoya, Ramses Wally, Ridwan Saidi, Ishadi, Panglima Kumbang, dan Ahmad Zaki Iskandar.

Sumber : https://www.kominfo.go.id/content/detail/21887/gelorakan-semangat-persatuan-dan-jaga-
nilainilai-pancasila/0/berita
Generasi Muda Harus Sadar Pentingnya Menjaga Persatuan dan
Kesatuan Bangsa

INDONESIA sebagai negara multikultural atau masyarakat majemuk dan pluralisme, memiliki


arti penuh dengan keberagaman, nilai budaya, ras, etnis, bahasa, dan sejarah yang berpadu
menjadi satu sebagai kebiasaan di daerah setempat yang tersebar di seluruh wilayah NKRI.
Keberagaman yang dimiliki mendorong terciptanya Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang
dari dulu sampai sekarang menjadi pedoman bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat.
Persatuan dan kesatuan harus terus kita pertahankan dari pihak-pihak yang dengan sengaja
ingin menciptakan perpecahan di negeri tercinta ini.
Banyak cara yang bisa kita lakukan dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Pertama, sikap toleransi yaitu saling menghormati dan menghargai ditengah keberagaman
budaya pada masyarakat. Kedua, menghormati perbedaan dengan selalu bersikap ramah dan
menghilangkan egoisme masing-masing suku dan golongan. Ketiga, peran pemerintah
diperlukan dalam pengambilan keputusan untuk melestarikan keragaman sosial budaya.
Keempat, kesadaran masyarakat menjadi dasar dalam menjaga keanekaragaman tetap utuh di
lingkungannya sendiri.
Di Era Globalisasi saat ini, sudah seharusnya Generasi Muda Kota Semarang mengecam keras
segala bentuk kekerasan dan kesewenang-wenangan yang terjadi di Bumi Pertiwi ini. Kita
sebagai pemuda yang hidup dan tinggal di Semarang perlu terus memegang teguh Ideologi
Pancasila. Mari kita menyerukan penghapusan segala bentuk diskriminasi, baik dalam aspek
Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan.
Begitupula, Generasi Muda harus tetap bersemangat menyerukan sikap saling menghargai dan
menghormati dalam segala aspek kehidupan. Sikap tersebut adalah solusi konkrit mencegah
terjadinya perpecahan dan konflik di Indonesia. Perbedaan menjadi ilmu dan pembelajaran
untuk bersikap toleransi, empati, dan menghargai.
Ayo Generasi Muda! Jangan kendor mendorong pengambil kebijakan untuk berperan aktif
mencegah dan menyelesaikan segala bentuk kekerasan dan konflik di masyarakat. Pendekatan
yang dapat dilakukan yaitu melalui musyawarah dan pendidikan masyarakat.
Tentu saja, menyerukan untuk memegang teguh komitmen untuk terlibat aktif sebagai pelopor
dalam mewujudkan kondisi cinta damai dan harmonis harus tetap dipertahankan demi
terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.

Sumber : https://ungarannews.com/2020/03/05/generasi-muda-harus-sadar-pentingnya-menjaga-
persatuan-dan-kesatuan-bangsa/
Arti Serta Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bagi Bangsa Indonesia

Bola.com, Jakarta - Persatuan dan kesatuan merupakan hal penting yang perlu dimiliki setiap negara. Sebagai makhluk
sosial, manusia pastinya membutuhkan interaksi dengan orang lain.
Saat berinteraksi tersebut, perlu menjaga persatuan dan kesatuan dalam berbagai hal agar tercipta kerukunan dan
kekompakan antarwarga negara.
Persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia edisi keempat, persatuan adalah gabungan (ikatan, kumpulan dan sebagainya) beberapa bagian yang
sudah bersatu, perserikatan, serikat.
Sementara pengertian kesatuan berarti perihal satu, keesaan, sifat tunggal, satuan.
Jadi, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dapat diartikan bersatunya berbagai bangsa dengan yang memiliki
perbedaan agama, suku, bahasa, maupun adat istiadat yang mendiami wilayah Indonesia menjadi satu kebulatan utuh
dan serasi.
Itulah mengapa, penting memiliki sikap persatuan dan kesatuan antarwarga masyarakat dami keutuhan bangsa dan
negara. Tanpa adanya rasa persatuan dan kesatuan, bangsa akan terpecah belah.
Mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, selain artinya, kita juga perlu mengetahui dan memahami prinsip-
prinsipnya sehingga bisa mengamalkannya di dalam kehidupan sebagai warga negara Indonesia.
Berikut ini penjelasan perihal prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan :
1. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika bermakna bahwa Indonesia sebagai bangsa terdiri atas berbagai suku, bangsa, bahasa, agama,
dan adat istiadat, tetapi bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Melalui Prinsip Bhinneka Tunggal Ika, Bangsa Indonesia wajib menjauhkan diri dari sikap-sikap mementingkan
kelompok sendiri, sukuisme, dan fanatisme yang berlebihan sehingga dapat terhindar dari perpecahan bangsa.
2. Prinsip Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah airnya.
Nasionalisme bertujuan agar individu sebagai warga negara memiliki sikap atau perbuatan untuk mencurahkan segala
tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan, dan tegaknya kedaulatan bangsa dan negara.
Melalui penerapan prinsip nasionalisme, seseorang akan rela berkorban, mendahulukan kepentingan bersama dari
kepentingan pribadi atau kelompok/golongan, serta menempatkan sikap persatuan dan kesatuan bangsa di atas
kepentingan pribadi.
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggung Jawab
Kebebasan yang bertanggung jawab berarti setiap orang diberikan kebebasan untuk bertindak dan bersikap sesuai
dengan kemauannya, tentunya tanpa menyalahi Hak Asasi Manusia sehingga orang yang melakukan kebebasan tersebut
harus bisa bertanggung jawab dan tidak sampai merugikan orang lain.
Jika sampai merugikan orang lain, maka harus berani menerima semua konsekuensi yang diperbuat.
4. Prinsip Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara adalah cara pandang beserta sikap bangsa Indonesia tentang diri dan bentuk geografis berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
Dalam pelaksanaan wawasan nusantara, kesatuan wilayah, dan Bhinneka Tunggal Ika sangat diutamakan guna
mencapai tujuan nasional.
Melalui wawasan nusantara, Bangsa Indonesia ditempatkan dalam kerangka satu kesatuan politik, sosial, budaya, serta
pertahanan keamanan.
Dengan begitu, Bangsa Indonesia akan merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta memiliki
satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.
5. Semangat Persatuan untuk Mewujudkan Cita-cita Proklamasi
Di dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, terdapat wujud cita-cita proklamasi. Cita-cita
tersebut adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dalam wadah NKRI.
Untuk mewujudkan cita-cita proklamasi tersebut, dibutuhkan persatuan dan kesatuan dari seluruh warga Indonesia.

Sumber : https://www.bola.com/ragam/read/4323895/arti-serta-prinsip-persatuan-dan-kesatuan-bagi-
bangsa-indonesia
Virus Corona dan Semangat Persatuan

Menurut data Gugus Tugas Covid-19, hingga Rabu (1/4), jumlah masyarakat Indonesia yang dinyatakan
positif terinfeksi Covid-19 sebanyak 1.677 kasus. Dari jumlah tersebut sebanyak 103 pasien Covid-19
dinyatakan sembuh dan 157 pasien meninggal dunia. Sebaran kasus pasien positif Covid-19 juga sudah
tersebar hingga 30 provinsi. Dalam sebulan, kurva pasien positif Covid-19 di negeri ini terus menanjak setiap
harinya. Fenomena pandemi Covid-19 tak hanya terjadi di Indonesia melainkan juga melanda ratusan negara
di dunia. 
Ada yang menarik dari masyarakat kita dalam menghadapi pandemi Covid-19. Masyarakat turun tangan
melakukan gerakan kemanusiaan tanpa pamrih untuk menanggulangi wabah Corona di Tanah Air. Mereka
rela merogoh kocek atau menyumbangkan sebagian harta bendanya untuk membantu penanganan dampak
virus ini. Aksi mereka pun beragam; membagikan masker; penyemprotan disinfektan; menyediakan
perlengkapan cuci tangan/hand sanitizer; mengumpulkan donasi untuk pengadaan Alat Pelindung Diri (APD)
tenaga medis dan tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan dalam perang melawan Covid-19; dan aksi
sosial lainnya.
Gerakan kemanusiaan tersebut muncul atas kesadaran dan inisiatif masyarakat sendiri untuk memerangi
pandemi Covid-19 dan memutus persebarannya. Masyarakat sadar betul bahwa upaya penanggulangan dan
pencegahan pandemi Covid-19 tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah melainkan butuh peran serta
masyarakat. Keterlibatan masyarakat sangat penting dalam rangka mempercepat penanggulangan pandemi
Covid-19 di bumi pertiwi.
Bentuk solidaritas dan kepedulian sosial masyarakat ini perlu diapresiasi. Kita patut berbangga ternyata
persatuan Indonesia masih terjaga. Dalam situasi seperti sekarang memang yang dibutuhkan adalah
kebersamaan dan persatuan dari seluruh anak bangsa. Bukan sebaliknya saling menghujat, menghina dan
bercerai-berai. Persatuan dan kebersamaan akan mempercepat bencana sosial ini segera berakhir.
Dalam konteks kampanye perdamaian, semangat persatuan ini pula yang telah dilakukan korban bom
terorisme dan mantan pelakunya. Sebagian korban dan mantan pelaku tidak memilih jalan permusuhan atau
dendam karena mereka sadar hal itu tidak akan menyelesaikan masalah. Justru mereka lebih memilih jalinan
persatuan dan kebersamaan untuk mengatasi perselisihan di antara mereka dan menata hidupnya di masa
depan. Hanya dengan kebersamaan, masalah apa pun berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing.
Mari kita terus jaga kebersamaan dan persatuan untuk mengatasi masalah bangsa. Kita jadikan momentum
pandemi Covid-19 untuk merekatkan kembali kebersamaan dan persatuan bangsa Indonesia yang sempat
terpolarisasi akibat pemilihan kepala daerah maupun pemilihan presiden beberapa waktu lalu.

Sumber : https://www.aida.or.id/2020/04/6587/virus-corona-dan-semangat-persatuan
Semangat Sumpah Pemuda yang Bisa
Dicontoh oleh Generasi Muda

Bulan Oktober menjadi salah satu bulan istimewa di Indonesia selain bulan Agustus. Pasalnya, pada
bulan inilah terjadi salah satu peristiwa yang menggugah semangat persatuan dan kesatuan, yakni
peristiwa Sumpah Pemuda yang diselenggarakan dalam Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928.
Pada saat itu, para pemuda dari berbagai penjuru tanah air mengikrarkan diri untuk bersatu demi
bangsa dan bernegara. Poin utama dari Sumpah Pemuda ini adalah bertanah air satu Indonesia,
berbangsa satu bangsa Indonesia, dan berbahasa satu bahasa Indonesia. Meneladani semangat
Sumpah Pemuda saat ini tidak harus berperang di medan juang. Namun, kamu bisa melakukan hal
positif yang berguna bagi bersama berikut ini.
Toleransi terhadap sesama
Indonesia dianugerahi Tuhan dengan keanekaragaman yang luar biasa. Mulai dari budaya, suku, ras,
maupun agama. Hidup dalam perbedaan bukanlah sebagai halangan untuk berkreasi bersama. Justru
dengan keberagaman inilah kita bisa belajar untuk saling menghargai dan saling menghormati.
Bukankah dengan bersatu kita akan menjadi bangsa yang tangguh? Kemudian, hindarilah sikap egois
yang bisa membuat perseslisihan. Pada akhirnya, perselisihan inilah yang memecah belah bangsa.
Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah jangan mudah termakan berita bohong atau hoax yang
menyesatkan dan membawamu kehilangan toleransi.
Modern bukan berarti melupakan budaya dan sejarah
Era digital membuat seseorang mau tak hidup dalam dunia yang modern. Apalagi dengan koneksi
internet yang tanpa batas, budaya dari luar pun bisa masuk dengan mudah ke negara kita. Menjadi
modern sah-sah saja untuk hidup yang lebih baik. Namun, kamu bukan berarti melupakan budaya dan
sejarah bangsa. Dengan semangat Sumpah Pemuda ini, kamu bisa berkarya dengan memperhatikan
aspek budaya. Seperti misalnya terinspirasi oleh para pejuang di masa lalu. Sebagai generasi muda,
kamu pun perlu untuk menjaga dan mengetahui sejarah maupun budaya agar tidak diklaim oleh
bangsa lain. Menambah wawasan ini bisa dengan mengunjungi museum, membaca buku, dan melihat
video dokumenter sejarah. Dari sejarah dan budaya ini kita belajar bagaimana menjadi manusia
Indonesia seutuhnya di tengah modernisasi.
Junjung tinggi Bahasa Indonesia
Salah satu poin utama dari Sumpah Pemuda di tahun 1928 adalah bagaimana menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan. Perkembangan zaman dan teknologi memang memudahkan kita
untuk lebih mudah dalam belajar bahasa asing. Hal itu memang tidak ada salahnya. Meski begitu,
utamakanlah Bahasa Indonesia untuk sarana pemersatu generasi muda. Dengan menggunakan
bahasa Indonesia, tentu saja akan membuatmu mudah dalam pergaulan. Kita pun juga merasa satu
saudara dengan pemuda lainnya yang berasal dari daerah lain. Selain itu, ketika bahasa daerah
terkadang menjadi kendala dalam komunikasi, bahasa Indonesia inilah yang dapat menjadi pemersatu
komunikasi masyarakat tanah air
Bangga terhadap karya anak bangsa
Buat kamu yang suka berbelanja, juga bisa menyalurkan semangat Sumpah Pemuda dengan membeli
produk lokal buatan bangsa. Produk lokal buatan anak bangsa pun memiliki kualitas yang tidak kalah
bagusnya dengan produk luar negeri. Bahkan, bisa jadi kualitasnya lebih baik dari mereka. Dengan
menggunakan produk lokal karya anak bangsa, kamu turut berkontribusi bagi negara. Mulai dari
menghargai karya anak bangsa, menambah pendapatan negara, turut serta meningkatkan pendapatan
bagi pelaku industri kecil tanah air, hingga membuka peluang kerja baru. Keren, bukan? Presiden Joko
Widodo saja dalam berbagai kesempatan juga kerap menggunakan produk lokal karya anak bangsa.
Ukir prestasi dengan komitmen belajar penuh
Semangat dan bentuk keteladanan Sumpah Pemuda yang bisa dipelajari dan dipraktikkan generasi
muda sekarang tak lain adalah mengukir prestasi. Prestasi ini tidak hanya di bidang akademik saja,
tetapi juga di bidang lain yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan membawa nama harum
bangsa. Seperti di bidang bisnis, pengembangan masyarakat, dan banyak lagi prestasi lainnya.
Untuk mencapai prestasi tersebut memang tidak mudah. Kamu perlu memiliki komitmen belajar
penuh dan sungguh-sungguh. Apalagi di era dengan kemajuan teknologi dan informasi, ada banyak
pilihan untuk belajar yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan mengikuti program kuliah online
dan kelas karyawan melalui BINUS Online Learning.
Di sini, ada beragam bidang studi yang bisa kamu pilih berdasarkan kemampuan dan minat. Adanya
kuliah online dan kelas karyawan pun membuka kesempatan bagi siapa saja mendapatkan materi dari
pengajar dan praktisi yang sudah berpengalaman di bidangnya.
Kini, saatnya kamu untuk mempraktikkan hal di atas dalam meneladani semangat Sumpah Pemuda
masa kini. Dengan semangat tersebut, kamu akan hidup penuh warna dan penuh kesan mendalam di
bumi Indonesia yang kita cintai. Selamat Hari Sumpah Pemuda.

Sumber : https://onlinelearning.binus.ac.id/2020/10/28/semangat-sumpah-pemuda-yang-bisa-dicontoh-oleh-
generasi-muda/

Lemhannas Dorong Masyarakat Tumbuhkan Semangat


Persatuan di Tengah Pandemi Corona

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Letjen TNI (Purn) Agus


Widjojo meminta masyarakat untuk menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan dalam
melawan Covid-19 di Tanah Air.
"Penyebaran virus Covid-19 dan penurunan ekonomi di Indonesia merupakan tantangan besar
yang harus mampu diantisipasi dan dihadapi. Oleh karena itu, kita perlu menumbuhkan
kembali semangat gotong royong, yakni dengan dukungan dan apresiasi terhadap upaya
pemerintah serta perjuangan tenaga medis dalam melawan virus Covid-19," kata Agus saat
Upacara HUT Ke-55 Lemhannas di Ruang Hening Gedung Astagatra Lemhannas, Jakarta.
Kondisi yang terjadi saat ini, lanjut dia, merupakan tantangan besar yang harus mampu
dihadapi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendukung
upaya pemerintah, dengan mematuhi ketentuan untuk tetap tinggal di rumah dan menjaga
jarak.
"Hal ini dilakukan tidak hanya untuk keselamatan diri sendiri, tetapi juga keselamatan semua
orang dari penyebaran virus Covid-19," ujarnya.
Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengatakan bahwa para tenaga medis telah menunjukkan
pengabdian terbaik kepada ibu pertiwi dalam melawan Covid-19.
"Para dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya telah memberikan pengorbanan yang paling
berharga berupa jiwa dan raga. Oleh karenanya, sudah sepatutnya kita menundukkan kepala
mengenang pengorbanan mereka. Pengorbanan mereka mengharukan, profesionalisme
mereka menakjubkan," tutur Agus.
Ia pun menyadari bahwa Covid-19 telah membawa pembatasan dalam hidup, namun juga
membawa hikmah, yakni dalam penggunaan teknologi informasi.
Banyak kegiatan lapangan dan kurikulum PPRA 60 dan 61 yang tidak dapat dilaksanakan,
namun hal tersebut tidak akan memengaruhi kualitas peserta didik.
Hal itu disebabkan para tenaga pengajar dan peserta didik selalu memberikan yang terbaik
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di Lemhannas RI.
Dalam kesempatan itu, Agus menambahkan tahun 2020 merupakan tahun krisis bagi
Indonesia. Mulai awal tahun 2020, Indonesia dihadapkan pada beberapa tantangan, antara
lain, konflik di Perairan Natuna dan bencana banjir yang melanda jJabodetabek serta beberapa
daerah lainnya.
Kemudian, mulai Maret 2020 sampai saat ini, Indonesia dihadapkan pada pandemi global
Covid-19 yang berdampak pada kondisi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Sumber :https://www.wartaekonomi.co.id/read286591/lemhannas-dorong-masyarakat-tumbuhkan-semangat-
persatuan-di-tengah-pandemi-corona

Bentuk Peran Serta Warga Dalam Menjaga Persatuan dan


Kesatuan Bangsa

Indonesia punya semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetap satu jua. Oleh
karena itu, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa adalah hal yang mutlak untuk dilakukan.
Apalagi Indonesia adalah negara dengan beragam kebudayaan, suku, ras dan agama. Di sisi lain,
letak Indonesia yang menjadi jalur transportasi banyak negara tak hanya mendatangkan
keuntungan, tetapi juga ancaman.
Misalnya, masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan norma, masuknya obat-obatan
terlarang, penggelapan barang, dan masih banyak lainnya. Maka dari itu, peran serta warga dalam
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sangat diperlukan.
Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dapat dimulai dari hal kecil. Misalnya, tidak merusak
lingkungan, menjaga ketertiban umum, menghindari perkelahian, menjunjung hak asasi manusia,
menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Mengutip buku Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2019), untuk menjaga
persatuan dan kesatuan dapat dilakukan dengan menumbuhkan karakter diri, seperti ketulusan,
semangat persatuan, kesediaan berkorban, optimisme, dan usaha bela negara.
Menurut UU No. 3 tahun 2002, bela negara merupakan sikap dan perilaku warga yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945. Bela negara dapat
berupa fisik dan non fisik.
Bela negara fisik merupakan pembelaan terhadap setiap hambatan, gangguan, halangan, dan
tantangan yang dilakukan warga negara untuk melindungi bangsa dan negara. Sedangkan bela
negara non fisik merupakan pembelaan berdasarkan hak, kewajiban, dan kehormatan melalui
profesi dan kemampuan masing-masing warga untuk meningkatkan ketahanan nasional.
Menurut UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu:
1. Pendidikan kewarganegaraan
2. Pelatihan dasar kemiliteran
3. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia
4. Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi

Sumber : https://www.google.com/search?q=Bentuk%20Peran%20Serta%20Warga%20Dalam%20
Menjaga%20Persatuan%20dan%20Kesatuan%20Bangsa

Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Bagi


Bangsa Indonesia
Arti penting persatuan dan kesatuan bagi Bangsa Indonesia harus
dipahami bagi semua warga negara. Persatuan dan kesatuan
merupakan hal penting yang harus dimiliki tiap negara. Tanpa
persatuan dan kesatuan, sebuah negara akan mudah terombang-
ambing. Arti penting persatuan dan kesatuan bagi Bangsa
Indonesia tak lepas dari perjuangan kemerdekaan bangsa. Arti
penting persatuan dan kesatuan bagi Bangsa Indonesia
menggambarkan keutuhan berbangsa dan bernegara. Dengan
memahami arti penting persatuan dan kesatuan bagi Bangsa
Indonesia, negara akan terhindar dari konflik dan perpecahan.
Arti penting persatuan dan kesatuan bagi Bangsa Indonesia harus diwujudkan supaya kehidupan yang terjadi selaras,
serasi, dan seimbang. Arti penting persatuan dan kesatuan bagi Bangsa Indonesia juga tak lepas dari prinsip-prinsip
bangsa Indonesia.
Arti persatuan dan kesatuan
Persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia edisi keempat, persatuan adalah gabungan (ikatan, kumpulan dan sebagainya) beberapa bagian yang
sudah bersatu, perserikatan, serikat. Sementara pengertian kesatuan berarti perihal satu, keesaan, sifat tunggal, satuan.
Kesatuan juga bisa diartikan sebagai hasil dari persatuan yang sudah mengakar kuat.
Arti penting persatuan dan kesatuan bagi Bangsa Indonesia
Persatuan dan kesatuan bagi bangsa Indonesia bisa diartikan sebagai bersatunya berbagai bangsa dengan beragam
perbedaan agama, suku, bahasa, maupun adat istiadat yang mendiami wilayah Indonesia menjadi satu kebulatan utuh
dan serasi. Itulah mengapa, penting memiliki sikap persatuan dan kesatuan antarwarga masyarakat dami keutuhan
bangsa dan negara. Tanpa adanya rasa persatuan dan kesatuan, bangsa akan terpecah belah. Persatuan dan kesatuan
sangat penting bagi bangsa Indonesia agar tak mudah terpecah belah. Persatuan dan kesatuan sangat penting untuk
mempertahakan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa. Arti penting persatuan dan kesatuan bagi Bangsa Indonesia juga
melambangkan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. NKRI terbentuk atas persatuan dan kesatuan atas
persamaan nasib, budaya, wilayah, serta prinsip-prinsip yang ada.
Arti persatuan dan kesatuan dalam Pancasila
Persatuan dan kesatuan terpatri jelas dalam sila ke-3 Pancasila yang berbunyi "Persatuan Indonesia". Persatuan
Indonesia dalam Pancasila berarti bahwa Bangsa Indonesia tidak boleh terpecah dan harus terus bersatu.
Indonesia terdiri dari ras, suku, agama, budaya, etnik, dan karakter yang berbeda dari setiap wilayah. Prinsip kesatuan
dan persatuan ini sangat penting dimiliki untuk menjaga kekuatan dan keutuhan bangsa.
Prinsip persatuan dan kesatuan di Indonesia
alam mempertahakan serta membentuk persatuan dan kesatuan di Indonesia, prinsip-prinsip tertentu perlu ditanamkan.
Dirangkum dari Bola.com, prinsip dalam arti penting persatuan dan kesatuan bagi Bangsa Indonesia adalah:
Bhinneka Tunggal Ika
Melalui Prinsip Bhinneka Tunggal Ika, Bangsa Indonesia wajib menjauhkan diri dari sikap-sikap mementingkan
kelompok sendiri, sukuisme, dan fanatisme yang berlebihan sehingga dapat terhindar dari perpecahan bangsa.
Nasionalisme
Melalui penerapan prinsip nasionalisme, seseorang akan rela berkorban, mendahulukan kepentingan bersama dari
kepentingan pribadi atau kelompok/golongan, serta menempatkan sikap persatuan dan kesatuan bangsa di atas
kepentingan pribadi.
Kebebasan yang Bertanggung Jawab
Kebebasan yang bertanggung jawab berarti setiap orang diberikan kebebasan untuk bertindak dan bersikap sesuai
dengan kemauannya, tentunya tanpa menyalahi Hak Asasi Manusia sehingga orang yang melakukan kebebasan tersebut
harus bisa bertanggung jawab dan tidak sampai merugikan orang lain.
Wawasan Nusantara
Melalui wawasan nusantara, Bangsa Indonesia ditempatkan dalam kerangka satu kesatuan politik, sosial, budaya, serta
pertahanan keamanan. Dengan begitu, Bangsa Indonesia akan merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan
setanah air, serta memiliki satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.
Semangat Persatuan untuk Mewujudkan Cita-cita Proklamasi
Di dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, terdapat wujud cita-cita proklamasi. Cita-cita
tersebut adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dalam wadah NKRI.
Untuk mewujudkan cita-cita proklamasi tersebut, dibutuhkan persatuan dan kesatuan dari seluruh warga Indonesia.
Alat pemersatu bangsa Indonesia
Dalam mempertahakan kesatuan, dibutuhkan alat pemersatu bangsa. Ada banyak jenis alat pemersatu bangsa yang bisa
mempertahakan dan memperkuat kesatuan. Alat pemersatu bangsa ini bisa digunakan semua warga megara untuk
memperkuat persatuan bangsa. Berikut alat pemersatu bangsa Indonesia untuk memperkuat persatuan dan kesatuan:
1. Dasar negara Pancasila 5. Lambang negara yaitu Burung Garuda
2. Bendera kebangsaan yaitu Bendera Merah Putih 6. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
3. Bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia
4. Lagu-lagu perjuangan yang menunjukkan semagat juang bangsa Indonesia
Sumber : https://hot.liputan6.com/read/4327373/arti-penting-persatuan-dan-kesatuan-bagi-bangsa-
indonesia-wajib-tahu
Pemuda Harus Berani Mewujudkan Persatuan Bangsa

Ketua Umum Pemuda Indonesia Timur Karolin Margret Natasa mendorong pemuda untuk berani mewujudkan
persatuan. Menurut Karolin, semangat persatuan merupakan makna yang harus kita petik dari Hari Sumpah Pemuda di
tengah masyarakat Indonesia yang majemuk dan beraneka ragam.

"Persatuan sangat penting di tengah bangsa Indonesia yang beraneka ragam. Dengan persatuan, tidak berarti kita
meniadakan perbedaan-perbedaan yang ada, tetapi kita mengelola perbedaan-perbedaan tersebut menjadi kekuatan
bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan," ujar Karolin di sela-sela acara Rapimnas II Pemuda Katolik di Bogor,
Jawa Barat, Sabtu (28/10).

Karolin menuturkan, agar perbedaan tersebut menjadi kekuatan dalam persatuan, maka perlu sikap saling menerima,
menghargai dan membangun komunikasi yang dialogis. Sudah saatnya, kata dia, kita tidak perlu lagi mempertanyakan
mengapa kita berbeda, baik suku, agama, ras, tetapi mari kita saling merangkul untuk bersatu membuat Indonesia lebih
baik.

"Dalam konteks inilah, semangat Sumpah Pemuda menemukan maknanya kembali. Semangat persatuan, yang membuat
para pemuda yang beragam suku, agama, dan rasnya, berani menyatakan komitmennya untuk bertanah air satu,
berbangsa satu dan berbahasa satu, yaitu Indonesia," ungkap dia.

Semangat persatuan ini, lanjut dia, juga mengantar bangsa Indonesia menjadi merdeka. Dengan berbagai keterbatasan,
para pejuang dan tokoh-tokoh nasional bersatu untuk mendirikan bangsa Indonesia.
"Mereka tidak memikirkan kelompoknya, tetapi lebih memikirkan Indonesia. Mereka telah melepaskan egonya masing-
masing untuk berjuang bersama demi kemerdekaan bangsa Indonesia," kata Bupati Landak, Kalimantan Barat, itu.

Saat ini, tutur Karolin, pemuda sudah diwarisi oleh semangat persatuan. Namun, dia mengingatkan jangan sampai
semangat persatuan hanya menjadi warisan, yang selalu dibanggakan, tetapi tidak pernah diwujudkan oleh pemuda
dalam membangun bangsa dan menghadapi berbagai macam ancaman dan tantangan.

"Bagi pemuda, ini saat mewujudkan semangat persatuan untuk melawan radikalisme dan intoleransi. Pemuda harus
menjadi garda terdepan lawan kelompok-kelompok radikal dan intoleran, yang berupaya menggantikan dasar negara,
Pancasila, UUD 1945 dan menghancurkan NKRI," tegas dia.

Karolin pun berharap, melalui kegiatan Rapimnas II Pemuda Katolik, para kader bisa kembali berani
mengaktualisasikan semangat persatuan untuk menjaga agar Pancasila dan UUD 1945 tetap tegak serta NKRI tetap utuh
dalam semangat keberagaman.

"Kita menggelar rapimnas mulai 27 sampai 29 Oktober 2017 dan berharap bisa membangkitkan semangat persatuan
sebagai wujud menghidupkan semangat Hari Sumpah Pemuda. Semoga setelah Rapimnas ini, kader-kader kita proaktif
menjaga persatuan dan kesatuan," pungkas dia.

Rapimnas Pemuda Katolik bertemakan "Konsolidasi dan Kaderisasi untuk Mewujudkan Kader yang 100% Katolik dan
100% Indonesia". Rapimnas dihadiri seluruh Pimpinan Daerah Pemuda Katolik di seluruh Indonesia. Pada saat acara
pembukaan Rapimnas, hadirbStaf Ahli Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayan Puan Maharani,
Ghafur Dharmaputra, Menteri ESDM Ignatius Jonan, Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto, Uskup Keuskupan Bogor
Mgr Paskalis Bruno Syukur, dan Pastor Moderator Pemuda Katolik Johanes Hariyanto.

Sumber : https://www.beritasatu.com/nasional/460644/pemuda-harus-berani-mewujudkan-persatuan

Menpora RI : Persatuan Jadi Kunci


Menjaga Keselamatan Bangsa

Pentingnya persatuan sebagai kunci keselamatan bangsa menjadi poin penting yang disampaikan Menpora
RI Zainudin Amali pada acara, Damai Indonesia Ku Edisi Hari Sumpah Pemuda ke-92 tahun 2020 di Masjid
Pemuda Al-Muwahiddin, Kemenpora RI, Minggu (18/10) siang. Menurut Menpora RI, disamping semangat
pantang menyerah, sikap rela berkorban untuk satu kesatuan bangsa sangat penting.

Meski dari berbagai latar belakang suku bangsa, agama, etnis, bahasa tentu kita harus mejaga keutuhan
bangsa. "Intinya adalah tanpa persatuan tidak mungkin kita bisa berjuang bersama-sama. Tidak mungkin
kita bisa bangkit bersama-sama karena modal yang paling utama adalah persatuan," ujarnya. 

Ia melanjutkan, sekarang ini sangat terasa bahwa persatuan sangat dibutuhkan di tengah-tengah Indonesia
menghadapi pandemi covid-19. "Negara kita dan berbagai negara di dunia mengalami hal yang sama.
Dampak dari pandemi ini bukan hanya terhadap kesehatan tapi berpengaruh pada kehidupan ekonomi,
sosial dan berbagai sendi kehidupan lainnya," jelasnya. 
"Karena itu, kita harus bersatu menghadapinya. Pemerintah dengan segala upaya akan terus memutus
penularan virus Covid-19 ini. Tentu juga diharapkan masyarakat ikut bersama-sama bersatu khususnya para
pemudanya," tambahya. 

Kita semua harus berusaha mendorong supaya pandemi ini cepat berakhir. "Intinya persatuan menjadi kunci
untuk memutus mata rantai covid - 19 ini. Hakekat persatuan sudah di tunjukkan oleh para pemuda kita pada
92 tahun yang lalu. Dan hari ini kita di uji lagi, apakah kita bisa bersatu menghadapi pandemi yang melanda
negeri ini," katanya.

Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Asrorun Niam seabagai salah satu penceramah pada acara ini
mengatakan bahwa, 92 tahun yang lalu anak-anak muda Indonesia menyadari akan pentingnya komitmen
bersatu di tengah perbedaan yang ada. Kesadaran itu muncul karena persoalan panggilan keagamaan, cinta
tanah air, dan untuk menjalankan kebajikan yang bersifat universal. 

"92 tahun yang lalu anak-nak muda dari berbagai organisasi yang berbasis suku, komunitas dan agama
menyadari akan pentingnya bersatu. Ada Jong Java, Jong Sumatera, Jong Ambon, Jong yang berbasis
keagamaan, PPPI berkumpul dan berdiskusi memikirkan masalah kebangsaan. 
Dan ini kemudian di menivestasikan dalam Kongres 2 pada 28 Oktober 1928 untuk mencari titik temu di
antara perbedaan yaitu komitmen kebangsaan yang sama," ujarnya.

Sementara Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis menyampaikan Indonesia
merdeka karena persatuan, termasuk Sumpah Pemuda yang mempelopori kemerdekaan Indonesia oleh
para pemuda yang berikrar untuk bersatu. "Kita kedepan tidak mungkin maju tanpa ada persatuan, maka sila
yang ke-3 adalah Persatuan Indonesia. Walaupun kita berbeda agama, ras, suku dan sebagainya tapi kita
satu di dalam membela NKRI," ujarnya.

Sumber : https://www.kemenpora.go.id/detail/138/menpora-ri-persatuan-jadi-kunci-menjaga-keselamatan-
bangsa

Indonesia Akan Hebat dalam Semangat


Persatuan dan Kesatuan

Jakarta (Pinmas) – Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Syam mewakili Menteri Agama membuka
secara resmi kegiatan Swayamvara Tripitaka Gatha (STG) tingkat Nasional IX  Tahun 2014 yang
berlangsung 20-15 Oktober  di Hotel Mercure Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.
Pembukaan STG IX pada Selasa malam (21/10) ditandai dengan pemukulan gong oleh Sekjen Kemenag,
didampingi Dirjen Bimas Buddha Dasikin, Wakil Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Suhadi
Sendjaja, dan  Sekjen Konferensi Agung Sangha Indonesia (Kasi) Bhikkhu Dhammakaro Thera. Hadir dalam
pembukaan ini para pejabat eselon I dan II Kementerian Agama, serta Asisten Kesra provinsi DKI Jakarta
Bambang Sugiono.
Dalam kesempatan ini Sekjen membacakan sambutan tertulis Menteri Agama RI ke 21 Lukman Hakim
Saifuddin yang meyakini bahwa Indonesia akan hebat dan jaya dengan Sang Saka Merah Putih dan
Bhinneka Tunggal Ika, jika semua mampu menjaga dan merawat bangunan keindonesiaan dalam semangat
persatuan dan kesatuan bangsa.
“Untuk itu mari kita persembahkan karya dan amal bakti untuk Indonesia yang lebih baik dan sejahtera,” kata
Menag.
Menag berharap, kegiatan STG tingkat nasional ini dapat menjadi proses pembelajaran yang baik, serta
pembangkit motivasi bagi para peserta untuk menumbuhkan keyakinan, rasa persatuan, dan kesatuan
sebagai modal sosial membangun bangsa. Kegiatan STG yang dulu bernama Festival Seni dan Baca Kitab
Suci Dhamapada diharapkan pula menjadi ajang bagi umat Buddha untuk menunjukkan ketrampilan, baca
kitab suci, olah seni, olah suara dan budaya.
Kegiatan lomba ini sekaligus diharapkan memacu minat generasi muda Buddhis untuk mempelajari
keragaman irama, lagu, maupun cara melantunkan teks-teksi sucinya. Hal itu akan semakin menumbuhkan
kecintaan umat Buddha terhadap seni baca kitab yang membangkitkan rasa keragaman budaya dan
pendakian spiritualitas.
“Berbahagialah saudara sekalian bahwa kegiatan lomba Swayamvara Tripitaka Gatha sebagai kegiatan
umat Buddha yang diapresiasi oleh pemerintah dan memperebutkan piala bergilir Presiden RI. Piala
Presiden ini hasil karya anak bangsa mendiang Banten Giriraktito Mahathera,” kata Menag.
Selain itu diimbau agar spirit sportifitas tetap dijaga selama perlombaan. Kompetsisi dan persaingan yang
sehat dibangun yang dibingkai dengan sikap saling menghormati sesama kontingen. Sehingga STG bukan
semata-mata uintuk mencari pemenang dan juara serta lebih sekedar menjadi sang juara, namun kegiatan
ini mempunyai makna penumbuhan rasa percaya diri, potensi, sportifitas, kejujuran adalah hal yang harus
dipupuk dalam arena kehidupan yang lebih luas.
Sementara Ketua Panitia STG IX Caliadi melaporkan, STG tingkat Nasional IX  tahun 2014  diikuti oleh 29
kontingen mewakili provinsi se Indonesia dengan jumlah peserta sebanyak 1189 orang. Tema yang dipilih
dalam kegiataan STG IX ini adalah “Kita tingkatkan pengabdian dan kebersamaan dalam pembangunan
bangsa”.
Cabang yang dilombakan pada STG IX di Jakarta tahun 2014 antara lain: lomba baca Dhamapada
(berkelompok 4 orang), lomba baca Parita (Bahasa Pali berkelompok 3 orang), lomba melafalkan
Sutra/Mantra (Bahasa Sanskerta, berkelompok 4 orang), dan lomba melafalkan Liamkeng (Bahasa Mandarin
berkelompok 5 orang). 
Selain itu, lomba Dhammadesana dalam Bahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin; semuanya untuk
kelompok perorangan putera dan puteri. Ada juga lomba menyanyi solo putera dan puteri, lomba seni patung
bernuansa Buddhis berbahan lilin perorangan,  lomba paduan suara (12 orang) dan ditambah Eksibisi yaitu
lomba seni tari kreasi Buddhis (8 orang) dan Drama cerita Buddhis satu babak berkelompok 8 orang.
STG IX di Jakarta ini juga dimeriahkan dengan pameran.

Sumber : http://itjen.kemenag.go.id/ppid/article/3/IndonesiaAkan Hebat dalam Semangat Persatuan dan


Kesatuan

Gotong Royong Perkuat Persatuan Bangsa

Kearifan lokal dengan semangat persatuan dapat dilakukan melalui banyak hal, salah
satunya gotong royong antar warga masyarakat. Sehingga nilai luhur tersebut sebagai
bentuk menjaga persatuan Bangsa.

Wakil Ketua DPRD Tuban, Andhi Hartanto mengatakan, persatuan diantara masyarakat
adalah syarat pokok dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan bangsa, demi
mencapai tatanan masyarakat yang adil dan makmur.

"Rasa nasionalisme marilah kita wujudkan dengan sikap dan perilaku yang
mengedepankan persatuan dan kesatuan agar bangsa ini tetap rukun," tegas Andhi di
hadapan ratusan peserta Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Desa Sokosari, Kecamatan Soko,
Kabupaten Tuban, Rabu (4/12/2019) malam.

Sementara itu, anggota Fraksi PDI Perjuangan MPR RI, Abidin Fikri menuturkan,
masyarakat Desa Sokosari harus terus memperkuat gotong royong, karena intisari
Pancasila adalah gotong royong. Dengan Gotong royong maka rasa persaudaraan,
kerukunan dan persatuan akan semakin kuat.

"Marilah kita wujudkan rasa persatuan, karena sejatinya Bangsa Indonesia ialah bangsa
yang memiliki anugerah keberagaman. Sehingga perlu sikap saling menghormati dan
menghargai sehingga tercipta harmoni, kerukunan dan persatuan," tutur Abidin.

Sumber : http://blokbojonegoro.com/2019/12/05/gotong-royong-perkuat-persatuan-bangsa/

BELA NEGARA SEBAGAI INSTRUMEN REVOLUSI MENTAL MENJAGA KEUTUHAN


WILAYAH NKRI DAN MENJAGA KEDAULATAN BANGSA DI ERA GLOBAL

Salah satu cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang telah terreduksinya kedaulatan atau
bahkan hilangnya kedaulatan territorial akibat perkembangan globalisasi perekonomian dunia tersebut
menurut Kenichi Ohmae dalam The End of The Nation State (hancurnya Negara bangsa) adalah dengan
mengamati pengaruh dari apa yang disebut 4 “I” yang menentukan.
Pertama, pasar modal di sebagian besar negara maju adalah sama dengan kelebihan dana untuk
investasi. Masalahnya adalah bahwa kesempatan-kesempatan investasi yang menjanjikan dan sangat
sesuai seringkali tidak bisa ditemukan pada wilayah yang sama di mana uang ini ada. Karena itulah,
pasar-pasar modal dikembangkan sebagai sebuah varietas mekanisme yang luas untuk memindahkan
trilyunan dana simpanan itu melampaui batas-batas nasional. Oleh karena itu, investasi “I” pertama
tidak lagi dibatasi secara geografis. Kini, di mana pun kita tinggal di dunia, kesempatan itu ada, sangat
menarik, dan uang akan terus masuk.
“I” kedua, industri juga jauh lebih global dalam orientasi sekarang ketimbang orientasinya satu
dasawarsa yang lalu. pada masa lalu, kepentingan dari pemerintahan jelas menjadi persoalan.
Perusahaan harus melakukan banyak kesepakatan degan banyak pemerintah untuk memasarkan
berbagai sumber daya dan keterampilan untuk ditukarkan agar bisa memperoleh akses istimewa
kepasar-pasar lokal. Ini juga telah berubah. Strategi-strategi berbagai perusahaan multinasional
modern tidak lagi dibentuk dan dikondisikan oleh alasan-alasan bangsa, tetapi lebih oleh hasrat dan
kebutuhan untuk melayani pasar-pasar yang atraktif di manapun mereka berada dan untuk menguras
berbagai sumber daya di manapun adanya. Subsidi-subsidi yang dibiayai pemerintah dan pajak gaya
lama sudah hancur karena investasi di tempat ini tidak lagi relevan sebagai suatu kriteria keputusan.
Gerakan investasi dan industri telah lama difasilitasi oleh“I” yang ketiga, teknologi informasi hingga kini
memungkinkan sebuah perusahaan untuk beroperasi di berbagai belahan dunia tanpa harus
membangun seluruh sistem bisnis di tiap-tiap negara di mana ia memiliki perwakilan. Para insinyur di
suatu Negara dapat dengan mudah mengontrol operasi-operasi penanaman di bagian wilayah Negara
lain. Para perancang produk di suatu negara bisa mengontrol berbagai aktivitas sebuah jaringan
perusahaan di Negara lain. Oleh karenanya, kendala-kendala untuk partisipasi lintas batas dan aliansi
strategis menjadi sangat menurun.
Akhirnya, para konsumen individual “I” keempat juga telah memiliki orientasi lebih global. Dengan
akses informasi yang lebih baik mengenai gaya hidup di seluruh belahan dunia, keingian membeli
mereka tidak lagi dikondisikan oleh larangan-larangan pemerintah untuk membeli produk-produk
Amerika atau Perancis atau Jepang misalnya hanya karena asosiasi-asosiasi dagang nasional mereka
supaya tidak tersaingi. Para konsumer semakin menginginkan produk-roduk yang terbaik dan
termurah, tidak masalah dari mana asalnya produk tersebut. Secara bersamaan, mobilitas empat I ini,
sangat memungkinkan unit-unit ekonomi di banyak belahan dunia untuk mendapatkan apa pun yang
dibutuhkan demi pembangunan. Mereka tidak harus mencari bantuan hanya untuk menggali sumber
daya yang dekat dengan mereka. Mereka juga tidak harus mengandalkan upaya-upaya formal dari
pemerintah untuk menarik berbagai sumber daya dari mana saja dan menyalurkannya kepada para
pengguna akhir. Hal ini membuat fungsi kelompok “klas-menengah” tradisional dari banyak negara
bangsa dan pemerintahan-pemerintahan mereka menjadi semakin tidak penting. Oleh karena pasar
global berlaku untuk semuanya, maka keempat “I” itu bekerja sesuai dengan pasar mereka sendiri,
negara bangsa tidak lagi harus memainkan peran sebagai pembuat pasar (market making role).
Dari pemikiran Ohmae diatas, terlihat bahwa kecenderungan menurunnya peran Negara sebagai
akibat proses globalisasi, Negara telah kehilangan ruh penentu kebijakan sentral bagi pelaku-pelaku
ekonominya, termasuk didalamnya kehilangan kemampuan untuk menjaga wilayah teritorialnya dari
serbuan produk-produk asing. Pesan moral yang paling penting dalam merespon globalisme ini
sebenarnya bukan pada tataran setuju atau tidak setuju, tetapi lebih pada bagaimana mempersiapkan
segenap warga Negara untuk menghadapi ujud globalisasi ini tanpa harus menggadaikan kedaulatan
ideology, politik, ekonomi, social budaya dan territorial dalam konteks pertahanan keamanan.. Salah
satu tantangan yang dihadapi oleh Kementerian Pertahanan saat ini dan beberapa tahun ke depan
adalah perlunya meningkatkan kesadaran bela negara bagi setiap warga negara, melalui pendidikan
dan latihan bela negara sambil secara pararel membahas dalam Program legislasi nasional DPR tahun
2015-2019 utamanya mengenai rancangan undang-undang Tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional Pertahanan. Kita yakin disahkannya RUU tentang pengelolaan Sumber Daya Nasional
Pertahanan menjadi undang-undang hanyalah soal waktu, karena hal bela negara memang telah
diamanatkan oleh UUD 1945 pada pasal 27 ayat 3, bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.

Sumber : https://www.kemhan.go.id/belanegara/opini/bela-negara-sebagai-instrumen-revolusi-mental-
menjaga-keutuhan-wilayah-nkri-dan-menjaga-kedaulatan-bangsa-di-era-global

Anda mungkin juga menyukai