A.Latar Geografis B.Latar Belakang Berdirinya C.Raja-Raja D.Puncak Kerajaan (pencapaian raja) E.Kemunduran (konflik dalam kerajaan) F. Bukti Peninggalan A. LATAR GEOGRAFIS Kerajaan mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat kerajaan ini letaknya dusun Salakan, Jawa Tengah bagian Selatan dengan pusatnya di Kota Gede yaitu di sekitar Kota Yogyakarta sekarang. Letak geografis Kerajaan Mataram Islam berada di daerah aliran Sungai Opak dan Progo yang bermuara di Laut Selatan atau disebut dengan samudra Hindia. 2. Latar Belakang Berdirinya • kerajaan Mataram Islam dimulai ketika Sultan Hadiwijaya berkuasa di Pajang, Ki Ageng Pemanahan dilantik menjadi bupati di Mataram. Hadiah ini merupakan imbalan atas keberhasilannya membantu menumpas Aria Penangsang. Selain itu, putranya yaitu Sutawijaya diambil sebagai anak angkat oleh Sultan Hadiwijaya. • Pada tahun 1575, Ki Ageng Pemanahan wafat, kemudian Sutawijaya diangkat menjadi bupati di Mataram. Namun Sutawijaya tidak puas hanya menjadi bupati dan ingin menjadi raja yang menguasai seluruh Jawa. Sehingga Sutawijaya memperkuat sistem pertahanan Mataram. • Hal ini diketahui oleh Hadiwijaya, sehingga ia mengirim pasukan untuk menyerang Mataram. Peperangan sengit terjadi pada tahun 1582, dimana prajurit Pajang menderita kekalahan. Di samping itu, keadaan Sultan Hadiwijaya dalam keadaan sakit dan kemudian wafat. • Kemudian terjadilah perebutan kekuasaan di antara para bangsawan Pajang. Pangeran Pangiri yang merupakan menantu Hadiwijaya sekaligus bupati Demak datang menyerbu Pajang untuk merebut tahta. Namun, hal ini ditentang oleh para bangsawan Pajang yang bekerja sama dengan Sutawijaya. Akhirnya, Pangeran Pangiri dikalahkan dan diusir dari Pajang. • Setelah kondisi mulai aman, Pangeran Benawa, putra Hadiwijaya menyerahkan tahtanya kepada Sutawijaya. Kemudian pusat pemerintahan dipindah ke Mataram pada tahun 1586. Dan berdirilah Kerajaan Mataram. 3. Raja-Raja Kerajaan Mataran Islam 1. Ki Ageng Pamanahan (1556 – 1584) Desa Mataram didirikan oleh Ki Ageng Pamanahan di tahun 1556. Desa ini yang kemudian dipimpin oleh anaknya yaitu Sutawijaya. Pada mulanya, desa ini berupa hutan lebat yang kemudian dibuka dan diberi nama Alas Mentaok. Kemudian Ki Ageng Pamanahan memberi nama bekas hutan ini dengan sebutan Mataram. Ki Ageng Pamanahan wafat pada tahun 1584 dan dimakamkan di Kota Gede, Jogjakarta. 2. Panembahan Senapati (1584 – 1601) Setelah Ki Ageng Pamanahan wafat tahun 1584, kekuasaan jatuh ke tangan putranya yaitu Sutawijaya. Sutawijaya sendiri merupakan menantu dan anak angkat dari Sultan Pajang. Dia tadinya merupakan senapati utama dari kerajaan Pajang, sehingga diberi gelar Panembahan Senapati. Di bawah kepemimpinan Panembahan Senapati, keraajan Mataram Islam mulai bangkit dan memperluas wilayah kekuasaannya. Mulai dari Pajang, Demak, Tuban, Madiun, Pasuruan dan sebagian besar wilayah Surabaya. Panembahan Senapati wafat, kemudian posisinya digantikan oleh anaknya yaitu Raden Mas Jolang. 3. Raden Mas Jolang (1601 – 1613) Raden Mas Jolang merupakan putra dari Panembahan Senapati dan Putri Ki Ageng Panjawi. Julukan bagi Raden Mas Jolang ini ialah Panembahan Anyakrawatu. Beliau merupakan pewaris kedua dari Kerajaan Mataram Islam. Pada masa pemerintahannya terjadi banyak peperangan. Hal ini dilakukan untuk menaklukkan wilayah ataupun karena mempertahankan wilayah. Raden Mas Jolang memerintah selama 12 tahun, beliau wafat di tahun 1613 di desa Krapyak dimakamkan di Pasar Gede. 4. Raden Mas Rangsang (1613 – 1646) Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung Senapati Ingalaga Ngabdurrachman merupakan raja ke-3 Kerajaan Mataram Islam. Beliau merupakan putra dari Raden Mas Jolang. Pada saat masa pemerintahannya, kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan. Kerajaan Mataram berhasil menguasai hampir seluruh tanah Jawa. Selain menaklukkan wilayah dengan berperang melawan raja Jawa. Beliau juga mengembangkan Mataram menjadi kerajaan agraris. Raden Mas Rangsang wafat tahun 1546 dan dimakamkan di Imogiri. 5. Amangkurat I (1646 – 1676) Sultan Amangkurat merupakan anak dari Sultan Ageng. Beliau memindahkan pusat kerajinan dari kota Gedhe ke Plered tahun 1647. Pada masa pemerintahan Sultan Amangkurat I Kerajaan Mataram Islam mulai terpecah. Hal ini disebabkan karena Sultan Amangkurat I menjadi teman dari VOC. Sultan Amangkurat I wafat pada tanggal 10 Juli 1677 dan dimakamkan di Telagawangi, Tegal. 6. Amangkurat II (1677 – 1703) Sebelum wafat, Amangkurat I mengangkat Amangkurat II sebagai penerusnya. Amangkurat II memiliki nama asli Raden Mas Rahmat. Beliau merupakan pendiri serta raja pertama dari Kasunanan Kartasura. Kasunanan Kartasura merupakan lanjutan dari Kerajaan Mataram Islam. Amangkurat II merupakan raja Jawa pertama yang menggunakan pakaian dinas berupa pakaian Eropa. Sehingga rakyat menjulukinya Sunan Amral (Admiral). 4. Puncak Kerajaan 5. Kemunduran (Konflik dalam Kerajaan) 6. Bukti Peninggalan