ARSITEKTUR 2
ARSITEKTUR MAROS
KELOMPOK 9
REZQI AULIA RAKHMANI 03420140044
HUSAYN 03420140040
MEDITASARI PELUPESSY 03420140016
MUH. IQRAWAN MANSUR 03420140051
ARIANI AMONGPRADJA 03420140001
UMMUL KHAIR J. IDRIS 03420140034
A. MUH. HAEKAL MAHDI 03420140053
MUH. ASWIN JAELANI 03420140005
NURUL HIKMAH 03420140006
ALI AKBAR AKIB 03420140002
ADENANTHERA H. ILYAS 03420140041
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UMI
2016
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kabupaten Maros melahirkan unsur-unsur budaya
yang berupa perpaduan antara nilai-nilai agama dan
lingkungan alamnya yang dilatarbelakangi dan diwarnai
dua etnis besar Makassar dan Bugis. Kedua etnis ini telah
membentuk
watak
dan
karakteristik
masyarakat
Sebagai
tanda-tanda
tersebut
dapat
mengulas
tentang
bangunan
ini
adalah
untuk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Maros
dengan
batas
batas
meliputi:
bagian
selatan
kekalahannya
Hasanuddin
terpaksa
tersebut
maka
Raja
menandatangani
Gowa,
suatu
Sultan
perjanjian
negeri
yang
telah
ditaklukan
oleh
kompeni
dan
Arung
sekutu
dari
hanyalah
merupakan
raja
tanpa
mahkota( onttrondevorsteen)
Pengangkatan raja harus mendapat persetujuan dari pihak
belanda. Selain itu , wilayah kerajaan Marusu yang cukup luas
terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil, seperti : kerajaan
Bontoa, Tanralili, Turikale, Simbang, Raya dan Lau.
Melihat keadaan yg demikian, maka Kare Yunusu lalu
menyerahkan tahta kepada La mamma dg marewa diwettae
mattinroe
ri
samanggi
yg
merupakan
keturunan
dari
persatuan
guna
mengantisipasi
segala
macam
menganggap
rencana
La
mamma
hanya
untuk
para
musafir
dari
bone
ke
gowa
tau
adanya
sebuah
kerajaan
yang
bernama
Kerajaan
Marusu.
Indonesia
No.
34
1952
resmi
merdeka,
juncto
PP
No.
maka
keluarlah
2/1952
tentang
wilayah
menyerang
dan
menguasai
negeri
11
dari
kali
riwayat
datang
karaeng
Ammallia
membuka
daerah
Butta
ini,
yang
beliau
Takammu
monriwagau
Karaeng
daeng
bonto
Bili
Tangngayya
karaeng
lakiung
putri
dari
tunipallangga
kerajaan
Gowa
sehingga,
karaeng
Marusu
kekuasaan
Gowa.
namun,
dalam
lontara
sejarah
13
1. Dasar
dari
lambang
yang
berbentuk
PERISAI
dan
air
dalam
suatu
bentuk
kegiatan-kegiatan
yang
adalah
suatu
rangakaian
upacara
adat
yang
sudah
tersedia.
Peralatan
tersebut
untuk
membajak
sawah.
Batang
Pajjejko
yang
lengkap,
Gandrang
Kalompoang
dibunyikan
hasil
jahitan
pembungkus
dan
yang
alas
terdiri
dari
disiapkan
kelambu,
yang
sprei,
dilaksanakan
adat
Angngalle Ulu
Katto
Bokko
atau
biasa
disebut
para
undangan.
Dengan
berakhirnya
acara
Untuk
memberikan
hiburan
bagi
masyarakat,
melahirkan
berbagai
bentuk
seni
budaya
17
tradisional.yang
sarat
dengan
nuansa
agraris
dan
bahari.
4. Bias Muharram
Acara ini adalah suatu cara yang dilaksanakan untuk
menyambut tahun baru Islam dengan melibatkan berbagai
acara kesenian yang bersifat Islami, seperti; qasidah,
membaca puisi Islami, dan lagu/ musik Islami. Alat musik
yang digunakan baik alat musik tradisional maupun
modern. Acara ini dilaksanakan di Lingkungan Kassi
Kelurahan Pettuadae Kecamatan Maros Baru.
5. Maulid Rasulullah Saw.
Untuk menyatakan rasa syukur kehadirat Allah Swt.
atas diutusnya Nabi Muhammad Saw. membawa ajaran
Islam sebagai berkah kepada seluruh alam raya. Acara ini
adalah pembacaan sejarah kelahiran Nabi Muhammad
18
adat/tradisional
melakukan
atraksi
di
turun
depan
satu
pejabat.
persatu
Kegiatan
dan
ini
19
Mallangiri
merupakan
suatu
prosesi
pencucian
kegiatan
Mappadendang.
pagelaran
Kegiatan
musik
ini
tradisional
dilaksanakan
yaitu
untuk
20
9. Maroyong
Acara ini menampilkan tarian tradisional dengan
nyanyian yang memberi nasehat atau petuah. Acara ini
dapat dijumpai di Masale Kecamatan Tanralili. Acara ini
didukung oleh 5 orang pemain yang menggunakan alat
musik Anak Baccing dan alat tradisional lainnya dengan
menggunakan baju bodo
10.
Tari Salonreng
Tarian ini dilaksanakan untuk melepas hajat seperti
berhasilnya
panen
atau
sembuh
dari
penyakit
dan
satu
ekor
kerbau
yang
akan
dijadikan
kemudian
bermain
pencak
silat
dengan
bodo
dan
pria
menggunakan
passapu
dan
11.
Tari Mappadendang
Tarian ini dilakukan dalam upacara Mappadendang
bergembira
dan
bersemangat.
Tarian
ini
adat,
Passapu
Baju
Bodo.
Adapun
musik
Tari Mapeepe-pepe
Tarian ini bersifat sakral dan dilaksanakan untuk
memperlihatkan
kesaktian/kekebalan
terhadap
api.
Tari Kalabbirang
22
keanggunan/anggun/mulia.
Tarian
ini
diiringi
Tari Mamuri-muri
Tarian ini untuk mengekspresikan rasa kegembiraan
15.
Tarian Kalubampa
Tarian ini menceritakan tentang beberapa ekor kupu-
kupu
yang
sedang
terbang
kesana-kemari
dengan
Tarian ini
melestarikan
habitat
kupu-kupu
yang
mulai
terancam punah.
16.
menyema-rakkan suatu pesta adat perkawinan BugisMakassar maknanya adalah memberi suasana gembira
dan bahagia bagi kedua mempelai dan segenap keluarga.
Karena
itu,
tari
Bunting
Berua
ini
hanya
khusus
ini
dapat
dijumpai
di
lingkungan
Kassi
Kebo
17.
Tari Makkampiri
Tarian ini sebagai pernyataan rasa syukur kepada
belia
menari-nari
dengan
gerakan
seperti
menghadapi
musuh.
Tarian
ini
tersebar
di
Kabupaten Maros.
19.
Tarian MaRaga
Tarian
ini
menggambarkan
keterampilan
dalam
Kesong-kesong
25
Penampilan
Pakesong-kesong
dengan
penyanyi
sang
penyanyi
tentang
lagu
yang
akan
memainkan
kesong-kesongnya
lalu
menyusul
Bugis
yang
berbentuk
persegi
empat
alam
semesta
secara
universal.
Dalam
manusia
(Elizabeth
Morrell,
2005:
240).
dengan
simbol-simbol
khusus.
Berdasarkan
lebih
diarahkan
kepada
kelangsungan
hidup
mengatur
hubungan
manusia
dengan
dewa
tengah),
awa
keseluruhan bagian
bola
(alam
bawah),
di
mana
fungsi.
28
juga
mengetahui
cara-rara
mengusir
makhluk-
karena
itu,
penghuni
rumah
harus
meminta
masyarakat
rumah
Bugis
senantiasa
di
Sulawesi
Selatan
mempertimbangkan
dengan
mendatangkan
tatanan
ketenangan,
kehidupan
alam
akan
kesejahteraan,
dan
2005:
273),
praktik-pratik
ritual
tersebut
29
Bugis
disebutkan
senantiasa
bahwa
masyarakat
mempertimbangkan
dimulai
dari
musyawarah
keluarga.
Dalam
dijumlahkan.
Sementara
untuk
ukuran
Idul
Adha,
yaitu
bulan
Zulkaidah).
Menurut
tanah
yang
dianggap
baik
untuk
35
sempurna
dan
tidak
pernah
kekurangan
selama
mencari
kayu
untuk
tiang-tiang
lainnya,
yang
berkulitas
tinggi
dan
bernilai
filosifis,
bawah),
al
bola
(bagian
tengah),
dan
sungai
atau
rawa-rawa
dalam
waktu
berminggu-
lain
yang
perlu
diperhatikan
ketika
bergembira.
Adapun
pasu
yang
pasu
menyebabkan
garppu
tomalasa
penghuni
(orang
sering
(menghancurkan),
sakit),
sakit;
pasu
menyebabkan tuan
maka
dilanjutkan
dengan
pembuatan
bangunan
Deretan
tiang
ke
Bola
(rumah
samping
dan
orang
ke
biasa).
belakang
mappakkatang,
menggunakan
yaitu
melicinkan
serut.
Namun,
kayu
dengan
aratng
kerangka
dan
rumah
patttolo,
yaitu
dengan
cara
merupakan
lantai
rakkeang.
Kemudian
40
41
42
seperti
jongke/dapurang
(dapur),
tamping
memanjang
ke
belakang,
yang
berfungsi
sebagai
perhiasan,
tetapi
juga
mempunyai
yang
mudah
dilihat
dimaksudkan
rezeki
akan
terus
mengalir
jika
mereka
jantan
merupakan
simbol
keuletan
dan
yang
terkandung
dalam
arsitektur
orang
nilai falsafah,
Bugis
yang
yaitu
pandangan
menganggap
bahwa
bola.
Mereka
keharmonisan
niscaya
beranggapan
makrokosmos
akan
bahwa
dengan
menjaga
mikrokosmos
mendatangkan
ketenangan,
status
sosial
pada
bangunan
Rumah
tutup
bubungan
bubungan
rumah
rumahnya.
bangsawan
Bentuk
(Saoraja)
tutup
bertingkat-
ukuran
rumah,
di
mana
rumah
bangsawan
rumah
nilai
tradisional
kesatuan
hidup
Bugis
ini
juga
keluarga,
yaitu
tangga)
yang
bertugas
menyimpan
dan
keharmonisan
keluarga.
Sementara
tiang
rumah
tangga)
yang
bertugas
memikul
46
47
48
Lembaga
Seni
Budaya
Barasa
Kabupaten
Maros.
sebuah
lumbung
padi
mengalami
bangunan
istana.
perubahan
yang
Lumbung
bentuk
berfungsi
padi
sebagai
tersebut
maupun
bahan
telah
yang
50
51
52
bagi
dunia
tengah,
maka
manusia
yang
yang
sinilah
ada
berpangkal
dalam
dunia
pandangan
makrokosmos.
makro-mikrokosmos
orang
bugis
yang
menjadi
seluruh
wujud
dapat
dilihat
dalam
bentuk
manusia
53
Dalam
pandangan
kosmologis
Bugis,
rumah
tradisional mereka adalah 'mikro kosmos' dan juga
merupakan refleksi dari 'makro kosmos' dan 'wujud
manusia'. Tradisi Bugis menganggap bahwa Jagad Raya
(makro kosmos) bersusun tiga, yaitu Boting langi (dunia
atas), Ale-kawa (dunia tengah), dan Buri-liung (dunia
bawah). Ketiga susun dunia itu tercermin pada bentuk
rumah tradisional Bugis, yaitu:
1. Rakkeang: loteng di atas badan rumah merupakan
simbol 'dunia atas', tempat bersemayam Sange-Serri
(Dewi Padi). Ruangan ini digunakan khusus untuk
menyimpan padi.
2. Watang-pola (badan rumah) simbol 'dunia tengah'.
Ruangan ini merupakan tempat tinggal. Terdiri atas tiga
daerah, yaitu: (a) Ruang Depan: untuk menerima tamu,
tempat tidur tamu, dan tempat acara adat dan
keluarga; (b) Ruang Tengah: untuk ruang tidur kepala
keluarga, isteri dan anak-anak yang belum dewasa,
tempat bersalin, dan ruang makan keluarga; (c) Ruang
Dalam: untuk ruang tidur anak gadis dan nenek-kakek.
Ada bilik tidur untuk puteri, ruang yang paling aman
dan terlindung dibanding ruang luar dan ruang tengah.
3. Awa-bola: kolong rumah tidak berdinding, simbol 'dunia
bawah'. Tempat menaruh alat pertanian, kuda atau
kerbau, atau tempat menenun kain sarung, bercanda,
dan
anak-anak
bermain.
Ukuran panjang, lebar dan tinggi rumah ditentukan
berdasarkan ukuran anggota tubuh - tinggi badan,
54
Atap
Bukaan
Ragam Hias
57
1. Minimal memiliki empat petak atau 25 kolom (limalima) untuk sao-raja dan tiga petak atau 16 kolom
(untuk bola)
2. Bentuk kolom adalah bulat untuk bangsawan,
segiempat dan segidelapan untuk orang biasa.
3. Terdapat pusat rumah yang disebut di Pocci (posi
bola) berupa tiang yang paling penting dalam sebuah
rumah, biasanya terbuat dari kayu nangka atau durian;
letaknya pada deretan kolom kedua dari depan, dan kedua
dari samping kanan.
4. Tangga diletakkan di depan atau belakang, dengan
ciri-ciri:
Dipasang di ale bola atau di lego-lego.
Arahnya ada yang sesuai dengan panjang rumah
atau sesuai dengan lebar rumah.
5. Atap berbentuk segitiga sama kaki yang digunakan
untuk menutup bagian muka atau bagaian belakang
rumah.
6. Lantai (dapara/salima) menurut bentuknya bisa rata
dan tidak rata. Bahan yang digunakan adalah papan atau
bamboo.
7. Dinding (renring/rinring) terbuat dari kulit kayu, daun
rumbia, atau bambu.
8. Jendela (tellongeng) jumlahnya tiga untuk rakyat
biasa, tujuh untuk bangsawan.
9. Pintu (tange sumpang) diyakini jika salah meletakkan
dapat tertimpa bencana, sehingga diletakkan dengan cara
sebagai berikut:
58
KONSEP RUMAH
TRADISIONAL
DAN
RUANG
DALAM
ARSITEKTUR
61
62