Anda di halaman 1dari 20

LEMBAGA BUDAYA YANG ADA DI INDONESIA

1. Yayasan Lembaga Budaya Nusantara

Atas berkat dan Rahmad Tuhan Seru Sekalian Alam, dan sebagai rasa syukur

atas KaruniaNYA maka dibentuklah gerakan moral guna mengembalikan jati diri

bangsa Indonesia dan berusaha ikut memenuhi amanat penderitaan rakyat dengan

nama YAYASAN LEMBAGA BUDAYA NUSANTARA atau YLB

NUSANTARA. Yang memiliki Visi, Misi dan Tujuan sebagai berikut :

VISI : Budaya adalah augerah Tuhan Yang Maha Esa yang hidup karena

sebagai hasil budi daya dari cipta karsa dan rasa harus senantiasa

seiring dengan Kehendak Yang Maha Pencipta, Yag Maha Berkarsa

& Yang Maha Berasa sebagai Sumber Segala Sumber Kehidupan itu

sendiri.

MISI : Karena Budaya adalah Hidup maka budaya dapat sebagai perekat

antar warga bangsa dan seluruh makhluk hidup di dunia tanpa

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 1


tersekat degan adanya unsur Suku Agama Ras dan Antar

Golongan (SARA).

TUJUAN : Memetri nguri uri atau melestarikan dan mendayagunakan

warisan budaya Nusantara guna terciptanya kehidupan yang berperi

keadaban dangan persaudaraan abadi antar umatNYA sebagaimana

diamanatkan di dalam Preabule UUD 1945.

Mengingat dan menimbang adanya kemajuan jaman yang amat pesat yang

mendorong terjadinya perubahan tata nilai di masyarakat dimana materialisme kini

menjadi sebuah ukuran sehingga melahirkan budaya imperatif budaya instan yang

kering dari sumber Keilahian atau spiritualitas sehingga PANCASILA yang telah

disepakati oleh founding fathers sebagai dasar negara filosofi bangsa sumber

tertib hukum tidak lagi menjadi pijakan dalam ber peri kehidupan berbangsa dan

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 2


bernegara sehingga mengancam bangunan dan sendi sendi Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI).

Oleh sebab itu sebagai anak bangsa yang menjunjung tinggi atas Hak Asasi

Manusia (HAM) dan sekaligus Kewajiban Asasi Manusia (KAM) yang dijiwai oleh

semangat dan jiwa yang telah diwariskan oleh Sang Proklamator (Bung Karno dan

Bung Hatta) sehingga disebut dengan istilah Proklamatoris mendirikan gerakan

moral dengan nama : YAYASAN LEMBAGA BUDAYA NUSANTARA.

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 3


1. Erasmus Huis

Erasmus Huis adalah pusat kebudayaan Belanda di Jakarta, Indonesia.

Terutama karena acara musik, akustik ruangan yang bermutu dan letaknya yang

cukup strategis, Erasmus Huis berhasil membangun reputasi sebagai pusat

kebudayaan yang aktif dan berjalan dengan baik. Tetapi acara Erasmus Huis tidak

hanya berfokus pada musik saja. Erasmus Huis juga menggelar pameran, pemutaran

film serta ceramah.

Erasmus Huis tidak saja mempersembahkan budaya Belanda, tetapi ingin

memberikan ruang bagi seni, seniman dan kelompok Indonesia. Oleh karena itu,

banyak acara musik klasik yang diselenggarakan oleh organisasi musik Indonesia. Di

samping itu, Erasmus Huis juga menjadi tempat diadakannya sejumlah kegiatan yang

diselenggarakan oleh pusat kebudayaan asing lainnya. Sebagian besar acara di

Erasmus Huis tidak dipungut bayaran.

Sejarah

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 4


Belanda sangat menghargai kerjasama budaya dengan Indonesia. Ini tentu saja

sebagian berkaitan dengan ikatan historis antara kedua negara serta Belanda ingin

ikut dalam pelestarian warisan budaya bersama di Indonesia. Di samping itu,

Indonesia menjadi sumber inspirasi bagi sejumlah besar seniman muda Belanda,

sehingga menghasilkan pertukaran seniman dan kelompok. Ini merupakan latar

belakang didirikannya Erasmus Huis pada 1970.

Lembaga yang dibuka oleh Pangeran Bernhard ini awalnya menempati sebuah

rumah di Jalan Menteng Raya 25 di Jakarta. Di tempat itu digelar berbagai kegiatan

budaya seperti ceramah, diskusi, pameran, konser, pemutaran film dan kursus bahasa

Belanda (kini berada di bawah Erasmus Taalcentrum) dengan tokoh-tokoh penting

dari dunia budaya Belanda dan Indonesia. Segera tampak dengan jelas bahwa

dibutuhkan sebuah gedung yang lebih besar lagi untuk dapat menampung segala

kegiatan.

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 5


2. Lembaga Seniman budaya muslim Indonesia

Lesbumi (Lembaga seniman budayawan muslimin Indonesia) merupakan

lembaga seni-budaya yang di usung oleh NU pada tahun 1950-1960-an. Di lembaga

itu para seniman dan budayawan muslim NU berkumpul. Lembaga ini sempat

stagnan hingga pasca pemerintahan Soeharto.

Lesbumi kembali dihadirkan melalui Muktamar NU ke-30 (1999) dan ke-31

(2004) . Apa yang dilakukan NU merupakan bagian dari semangat kembali ke

Khittah 1926 yang menggelindingkan trilogi transformasi: sosio-politik, sosio-

kultural dan sosio-ekonomi. Fakta historis ini membedakan kehadiran Lesbumi

selama hampir satu dasawarsa terakhir dengan kelahiran awalnya pada dekade 1960-

an.

Sejalan dengan penegasan itu, Ketua Lesbumi Al-Zastrow mengatakan,

keinginan menghadirkan kembali Lesbumi antara lain juga dilandasi oleh

keprihatinan akan fenomena kering dan sepinya agama dari sentuhan kebudayaan

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 6


sehingga yang nampak adalah penampilan agama yang sangar dan beku, tidak

memiliki kelenturan-kelenturan. Agama tidak lagi merupakan sesuatu yang hidup dan

bahkan tidak lagi memberi kenyamanan bagi pemeluknya.

Agama dewasa ini, demikian menurut Al-Zastrow, terjebak dalam ritualisme,

simbolisme dan formalisme. Dimensi-dimensi kebudayaan dan kesenian sebagai pilar

dari sikap kemanusiaan yang sebetulnya tak dapat dipisahkan dari agama itu hilang.

Agama berjalan mengisi kemanusiaan tanpa ada sentuhan-sentuhan budaya sehingga

terkesan kering, keras, dan kaku.

Atas keprihatinan inilah, maka Lesbumi akan membentuk dewan kebudayaan

yang terdiri dari para budayawan, pemikir, intelektual yang memiliki perhatian

terhadap masalah kebudayaan Indonesia dan juga seniman dalam segala bentuknya.

Lesbumi ingin memberikan peran atau memfasilitasi kesenian yang sifatnya

menumbuhkan kreatifitas masyarakat.

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 7


3. Yayasan Karta Pustaka

Sejarah

Pusat Kebudayaan Yayasan Karta Pustaka didirikan pada tahun 1967 oleh

Nyonya E. Th. Simadibrata-Piontek, Pater Theodore Geldorp (Dick Hartoko, SJ.),

Drs. Soepojo Padmodiputro, MA., dan Pater H. M. L. Loeff, SJ.[1]. Perpustakaan

secara resmi dibuka pada 11 Maret 1968 oleh Yayasan Karta Pustaka yang bekerja

sama dengan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta. Awalnya ia dinamai Nederlandse

Leeszaal.[2] Sejak 1 Juli 2012, Karta Pustaka pindah dari Jl. Bintaran Tengah 16

Yogyakarta dan menempati kantor baru di Jl. Suryodiningratan 37B (sebelah barat

LAF Gallery, seberang Hotel Brongto).

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 8


Kepemimpinan

Kepemimpinan harian kantor berada dalam tangan Ibu Anggi Minarni,

didukung oleh 10 orang pegawai yang sebagian besar sudah bekerja lebih dari 10

tahun untuk Karta Pustaka.

Kegiatan

Terhitung tahun 2009, jumlah koleksi perpustakaan mencapai 9.000 judul,

terutama terdiri dari buku-buku mengenai kebudayaan. Sebanyak 4873 orang telah

memanfaatkan perpustakaan ini, berusia antara 1935 tahun, kebanyakan para

mahasiswa dan peneliti.

Dalam tahun 2009 juga kembali diadakan berbagai kursus bahasa Belanda untuk

komunikasi aktif, baik kelas reguler maupun les privat. Terdapat 198 peserta kursus

yang terdiri dari para mahasiswa, pegawai biro perjalanan, atau orang-orang yang

menikah dengan orang Belanda.

Perpustakaan : Pukul 09.00-19.30

Les bahasa Belanda : Pukul 09.00-16.30

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 9


4. LPK Tari Natya

Merah Putih Budaya - Didik Hadiprayitno atau lebih dikenal Didik Nini

Thowok merupakan salah satu maestro tari yang saat ini masih eksis di kancah

nasional maupun internasional.

Sebelum namanya bersinar seperti saat ini, Didi Nini Thowok mendirikan

sanggar tari. Sanggar itu bernama Sanggar Tari Natya Lakshita. Didirikan pada 2

Februari 1980. Seiring berkembangnya sanggar, saat ini tidak lagi sekadar sanggar.

Sanggar telah menjadi lembaga pendidikan dan kepelatihan (LPK). Pada tahun 1994

Sanggar Tari Natya Lakshita terdaftar sebagai anggota HIPKI, Himpunan

Penyelenggaraan Khusus Indonesia.

LKP Natya tidak hanya mengajarkan tari. Ada juga kelas koreografi, tata rias,

dan manajemen pertunjukan. Memang, kelas utama dan andalannya ialah tari.

Berbagai jenis tari diajarkan. Mulai dari tari tardisional Sunda, Jawa, Cirebon, tari

dangdut, hingga tari Tiongkok.

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 10


Di bawah manajemen Didik, LPK Natya Lakshita mampu menarik minat

13.850 siswa. Jumlah siswa ini dicapai dari sejak lahirnya sanggar hingga saat ini.

Siswa aktifnya saat ini mencapai 60 siswa. Sebagian besar siswa lulusan LPK Natya

pun telah menjadi penari-penari profesional. Bahkan, beberapa di antara mereka juga

telah mendirikan sanggar tari, seperti Kinanti Sekar.

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 11


5. Lembaga Peduli Seni Batu Bara

SALAH, jika sebagai orang berdarah melayu, mengaku dan sadar betul

menjadi bagian Indonesia, hanya memaknai budaya dari seni saja atau mengagungkan

budaya yang katanya dianggap sebagai "kearifan lokal yang luhur" tanpa

pengimplementasikan nilai-nilai kehidupan yang ada dalam seni-budaya itu

Jadi, mari semua orang-orang yang mengaku (dan menyadari) sebagai orang-

bangsa Indonesia, luhurkan nilai-nilai budaya untuk meningkatkan pesona wisata

yang akan membantu ekonomi seluruh mayarakat indonesia. dan tidak bisa di

pungkiri bahwa INDONESIA kita tercinta ini mempunyai begitu banyak kesenian

dan budaya yang sangat mampu menarik wisatawan lokal ataupun asing dan salah

satunya di kabupaten batu bara provinsi sumatra utara yang kaya akan tempat wisata

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 12


Batu Bara adalah salah satu kabupaten di Sumatra Utara yang berdiri secara

resmi disahkan pada Tahun 2008. Yang merupakan pemekaran dari Kabupaten

Asahan. Batu Bara berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara yang berbatasan

dengan Selat Malaka. Kabupaten Batu Bara menempati area seluas 90.496 Ha yang

terdiri dari 7 Kecamatan serta 100 Desa/Kelurahan Definitif.

Melayu sebagai salah satu suku terbesar di Batu Bara juga mempunyai beragam

tradisi musik senandungnya yang hampir sama dengan musik senandung lainnya.

Memang ada perbedaan di bagian bahasa, karena musik senandung melayu di Batu

Bara menggunakan bahasa Batu Bara. Tapi ada juga beberapa senandung tetap

menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu.

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 13


6. Lembaga Kebudayaan Betawi

Suku Betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya

umumnya bertempat tinggal di Jakarta. Sejumlah pihak berpendapat bahwa Suku

Betawi berasal dari hasil perkawinan antaretnis dan bangsa pada masa lalu. Secara

biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum

berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke

Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung

pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai

kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda,

Melayu, Jawa, Arab, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, dan Tionghoa.

Namun menurut sebagian Peneliti yang sepaham dengan Lance Castles yang

pernah meneliti tentang Penduduk Jakarta di mana Jurnal Penelitiannya diterbitkan

tahun 1967 oleh Cornell University dikatakan bahwa secara biologis, mereka yang

mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 14


suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Kelompok etnis ini lahir

dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta,

seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Bali, Bugis, Makassar,dan Ambon, serta suku-

suku pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa, dan Eropa.

Pada penelitiannya Lance Castles menitik beratkan pada empat sketsa sejarah

yaitu:

1. Daghregister, yaitu catatan harian tahun 1673 yang dibuat Belanda yang

berdiam di dalam kota benteng Batavia.

2. Catatan Thomas Stanford Raffles dalam History of Java pada tahun 1815.

3. Catatan penduduk pada Encyclopaedia van Nederlandsch Indie tahun 1893

4. Sensus penduduk yang dibuat pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930.

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 15


2. Yayasan Widya Mitra

Widya Mitra juga menyelenggarakan kursus bahasa Belanda dengan para

pengajar yang telah berpengalaman mengikuti pendidikan di Belanda dan Belgia.

Tersedia perpustakaan dengan koleksi sekitar 1.000 buku dalam bahasa Belanda,

Inggris, dan Indonesia yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Dalam menyelenggarakan beberapa kegiatannya, Widya Mitra juga

melakukan kerjasama budaya yang dilandasi prinsip keberagaman dan menjunjung

pelestarian warisan budaya dengan berbagai lembaga baik pemerintah, swasta,

sekolah, perguruan tinggi, LSM, bahkan organisasi internasional.

Kegiatan Budaya

Sejak tahun 1995 sampai sekarang, sudah lebih dari puluhan kegiatan kami

selenggarakan bekerjasama dengan Kedutaan Belanda melalui Pusat Budaya Belanda

Erasmus Huis, dan Pusat Bahasa Belanda Erasmus Taalcentrum di Jakarta. Hal

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 16


ini menunjukkan adanya kerjasama budaya yang istimewa antara dua negara yang

masih memiliki ikatan sejarah. Kerjasama ini juga sangat penting jika dilihat dari

aspek diplomasi budaya.

Pada umumnya kegiatan yang telah diselenggarakan Widya Mitra meliputi

konser musik (klasik, jazz, dan pop), pameran seni rupa (fotografi, seni grafis, dll),

kegiatan ilmiah (seminar, simposium dan diskusi), pemutaran film (Belanda dan non

Belanda), pertunjukan seni tari kontemporer (kolaborasi antar seniman Belanda dan

Indonesia), Widya Mitra Heritage Walk, dan lain-lain.

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 17


3. Festival Seni Budaya Anak Indonesia

Masih belum hilang dari ingatan kita, bahwasanya seni budaya Bangsa

Indonesia pernah diklaim oleh negara tetangga, sebut saja tarian Bali, Reog

Ponorogo, kerajinan batik, lagu Rasa Sayang-e dan angklung. Tentu saja hal ini

membuat rakyat Indonesia resah, geram dan marah. Namun demikian terdapat

hikmah dibalik kejadian tersebut, yaitu Bangsa Indonesia mau mengintrospeksi diri

untuk memberikan perhatian lebihpada seni budaya bangsa. Hal tersebut juga

menyadarkan kita bahwa seni budaya Bangsa Indonesia adalah kekayaan yang tak

ternilai harganya dan harus kita lestarikan.

Dalam upaya untuk melestarikan seni budaya bangsa, beberapa langkah telah

diambil oleh pemerintah Indonesia. Upaya tersebut misalnya mematenkan seni

budaya asli Indonesia melalui pengakuan world heritage dari Unesco. Pemerintah

juga mendorong agar penggunaan busana khas daerah terus ditingkatkan baik melalui

program kebijakan maupun penetapan peraturan. Upaya Pemerintah yang tertuang

dalam peraturan, yaitu mewajibkan penggunaan busana khas daerah bagi PNS, dan

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 18


baru-baru ini juga diterapkan kepada jamaah haji Indonesia. Pemerintah Daerah juga

merespon upaya dari pemerintah pusat dengan menambah hari kerja untuk wajib

menggunakan busana khas daerah. Kebijakan ini dapat meningkatkan taraf hidup para

pengrajin busana khas daerah sehingga usaha dibidang ini menjadi tumbuh subur.

Untuk melestarikan seni budaya Bangsa Indonesia, tidaklah cukup hanya

dengan pengakuan dari Unesco ataupun adanya kebijakan Pemerintah. Hal terpenting

adalah kesadaran masyarakat Indonesia itu sendiri untuk memberikan apresiasi

terhadap seni budaya bangsa. Ruang gerak bagi para pelaku seni budaya pun harus

diperluas untuk menjamin mereka terus berkarya. Seni budaya Bangsa Indonesia juga

harus dikenalkan sedini mungkin kepada anak-anak sebagai pewaris bangsa, sehingga

akan tumbuh karakter cinta terhadap seni budaya bangsanya sendiri. Karakter

mencintai seni dan budayanya sendiri adalah faktor yang penting untuk menciptakan

bangsa yang berbudi luhur dan memiliki budi pekerti dalam tindakan dan pikiran

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 19


sebagai refleksi dari kepribadiannya. Dengan demikian ciri khas bangsa Indonesia

akan terpelihara dan terjaga kelestariannya.

Mengenalkan seni budaya bangsa sejak dini kepada anak-anak akan berhasil

maksimal jika dilakukan dengan menggunakan metode mendidik yang tepat. Metode

mendidik yang efektif adalah sejauhmana otak dapat berhasil menyerap informasi

secara optimal. Hasil riset tentang tehnik penyerapan informasi ke otak yang efektif

adalah melalui cara: mendengar dan melihat, kemudian mengatakan, dan terakhir

adalah mengatakan dan melakukan. Cara-cara tersebut merupakan tahapan yang

mempunyai nilai prosentase penyerapan informasi lebih besar dibandingkan dengan

hanya membaca dan hanya mendengar saja.

Lembaga Budaya yang ada di Indonesia 20

Anda mungkin juga menyukai