Anda di halaman 1dari 62

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum


2.1.1 Terminologi Judul
Judul dari proyek ini adalah Rumah Budaya Indonesia yang merupakan
suatu lembaga dan wadah bagi masyarakat dunia untuk mendapatkan informasi dan
edukasi mengenai Indonesia. Dalam judul Rumah Budaya memiliki pengertian
sebagai berikut:
Pengertian Rumah
Dalam artian umum rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal
selama jangka waktu tertentu. Dalam artian khusus, rumah mengacu pada konsep-
konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal.
Rumah dapat berfungsi sebagai tempat untuk menikmati kehidupan yang nyaman,
tempat untuk beristirahat, tempat berkumpulnya keluarga dan tempat untuk
menunjukkan tingkat sosial dalam masyarakat.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah
Pengertian Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,


yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam Bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Pada perancangan ini kata Rumah lebih ditekankan daripada kata


Lembaga atau Pusat Kebudayaan , sehubungan dengan konteks perancangan,
maka pengertian Rumah Budaya adalah tempat untuk mengenalkan, membina dan
mengembangkan kebudayaan. Sebagai representasi dari budaya masyarakat
Indonesia yang hangat, terbuka dan ramah tamah.
7

2.1.2 Pengertian Pusat Kebudayaan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pusat kebudayaan adalah tempat
membina dan mengembangkan kebudayaan. Pusat Kebudayaan bertanggug jawab
untuk mengendalikan dan merancang kegiatan budaya dan kesenian.

A. Fungsi Pusat Kebudayaan


Untuk menjalankan fungsinya sebagai tempat membina dan mengembangkan
kebudayaan, maka didalam sebuah pusat kebudayaan pada umumnya terdapat
fungsi-fungsi sebagai berikut:
- Fungsi administratif/perkantoran
Merupakan seluruh kegiatan administratif dalam pusat kebudayaan.
- Fungsi edukatif/pendidikan
Meliputi seluruh kegiatan pendidikan, misalnya kegiatan perpustakaan,
penyelenggaraan seminar-seminar dan kursus-kursus bahasa dan sebagainya
- Fungsi rekreatif/hiburan.
Meliputi seluruh kegiatan pertunjukan seni, pemutaran fim, pameran dan
sebagainya.
- Fungsi informatif/penerangan
Seluruh kegiatan informatif melalui media cetak, digital maupun
radio/televisi dan sebagainya.
Dengan fungsi yang demikian kompleks, maka pusat-pusat kebudayaan yang
didirikan negara-negara tertentu dinegara-negara lain mempunyai kegiatan yang
berbeda-beda pada masing-masing negara, tergantung dari kebutuhan dan keadaan
politik, ekonomi, sosial dan budaya kedua belah pihak.

B. Tugas Pusat Kebudayaan


- Mengenalkan kebudayaan yang belum dikenal oleh masyarakat secara luas.
- Merancang, melaksanakan dan memantau kegiaan kebudayaan dan kesenian.
- Menyediakan sarana dan prasana untuk menunjang perkembangan
pendidikan kebudayaan dan kesenian.
- Menggalakkan program kebudayaan dan kesenian yang bertujuan membina
masyarakat agar kebudayaan tidak luntur.
- Mengundang pakar dalam mengisi event atau kegiatan tertentu yang
berhubungan dengan sosialisasi kebudayaan.
8

C. Fasilitas Pusat Kebudayaan


Kantor

Fasilitas ini sangat penting karena sebagai penunjang fungsi administratif.


Fasilitas perkantoran mencatat semua data program dan kegiatan yang berlangsung
selama pusat kebudayaan beroperasi, termasuk didalamnya data properti yang
tersedia, jumlah pengunjung dan sebagainya.

Perpustakaan

Perpustakaan pada pusat kebudayaan berisikan buku atau majalah terbitan


dari negara asal kebudayaan yang membahas informasi tentang negara tersebut, buku
pembelajaan dan buku lainnya. Informasi yang terdapat dalam perpustakaan dapat
berupa fisik (buku, majalah) atau nonfisik (digital).

Kelas kursus/kelas bahasa

Fasilitas ini memungkinkan masyarakat yang memiliki keterkaitan lebih jauh


pada suatu budaya untuk belajar bahasa asal budaya tersebut. Biasanya disediakan
instruktur khusus yang didatangkan langsung dari negara asal. Fasilitas ini terdapat
pada semua pusat kebudayaan.

Galeri seni

Galeri seni pada pusat kebudayaan dibuat berdasarkan kebutuhan khusus, bisa
berupa galeri seni yang memamerkan karya berupa lukisan atau patung maupun
berupa sebuah aula pertunjukkan yang menampilkan pertunjukkan musik, tari, drama
atau film. Fasilitas ini tidak semua Pusat Kebudayaan memilikinya.

Selain fasilitas umum tersebut adakalanya suatu pusat kebudayaan memiliki


fasilitas khusus, seperti Traditional Japan Style Room di The Japan Foundation yang
menampilkan bagaimana interior rumah tradisional Jepang, IT Show Room di
Korean Cultural Center yang berfungsi untuk menampilkan kemajuan teknologi di
Korea, Auditorium khusus untuk menampilkan opera dan pertunjukkan musik pada
Goethe Haus dan sebagainya. Fasilitas tersebut dibuat atas dasar kebudayaan apa
yang paling kuat dari negara bersangkutan.
9

2.1.3 Budaya Indonesia

Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal


maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia
merdeka pada tahun 1945.

A. Kebudayaan Nasional

Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas


nasional. Menurut TAP MPR No. II tahun 1998, kebudayaan nasional adalah:

Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta,


karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan seluruh daya upaya
manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai
bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada
pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan
demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.

Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah puncak-


puncak dari kebudayaan daerah. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham
kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan
daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum
nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat
dilihat dari pernyatannya: yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun
asalnya, asal bisa mengidentifikasi diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah
kebudayaan nasional. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan
daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang
Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.

B. Kebudayaan Daerah

Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di


seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memiliki ciri khas kebudayaan yang
berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:

Rumah Adat
Rumah adat Indonesia sangat beragam sekali bentuknya dan masing
masing rumah adat menggambarkan kebudayaan daerah tersebut. Rumah adat
10

biasanya di pakai untuk acara-acara adat atau untuk tempat musyawarah adat.
Rumah adat di Indonesia memang begitu beragam bentuk serta jenisnya dan
masing-masing rumah tradisional itu di jadikan rumah adat Indonesia.
Tarian
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku
bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari tujuh ratus suku bangsa di
Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia,
dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh
barat yang diserap melalui kolonisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki
berbagai tarian khasnya sendiri. Di Indonesia terdapat lebih dari tiga ribu tarian
asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan diberbagai sanggar
dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang
dijalankan pemerintah.
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan
kedalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat
dibagi kedalam tiga era, yaitu era kesukuan prasejarah, era Hindu-Budha dan era
Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan
tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian
Indonesia dibagi dalam dua kelompok, yaitu tari tradisional dan tari kontemporer.
Lagu
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan adalah lagu atau
musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan
baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya
pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi.
Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya
bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan
bahasa daerahnya masing-masing.
Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau
lagu patriotik yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada
masa perang kemerdekaan.
Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa
lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu,
lagu kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau
11

daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu kebangsaan Indonesia adalah Indonesia
Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.
Musik
Identitas musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman
Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi.
Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen
perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik yang
rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau Rote,
angklung dari Jawa Barat dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa
dan Bali.
Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di
Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508
pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri. Indonesia memiliki ribuan jenis
musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang
paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong, sementara
musik modern adalah pop dan dangdut.
Seni Patung

Seni patung di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan seni ukir.


Berdasarkan sejarah, bangsa Indonesia mengenal seni ukir sekitar tahun 1500
sebelum masehi, yaitu pada zaman batu muda (Neolitik). Nenek moyang bangsa
Indonesia membuat ukiran pada kapak batu, tempaan tanah liat dan bahan-bahan
lain dengan motif dan pengerjaan yang sangat sederhana.

Perkembangan seni ukir di Indonesia mulai berkembang pesat setelah


masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam. Pada masa itu, sebagai
penghormatan terhadap Raja, maka dibuatlah ukiran pada candi-candi dan
prasasti. Bahkan, ukiran juga ditemukan pada keris dan tombak, batu nisan, dan
alat-alat kesenian (gamelan dan wayang).

Seni patung telah mengalami perkembangan yang pesat. Awalnya,


fungsi dari seni patung hanya bersifat magis dan ritual. Namun, kini patung
hanya berfungsi sebagai hiasan.

Seni ini merupakan kesenian yang dikenal oleh berbagai masyarakat di


Nusantara. Terlihat dari banyaknya patung dengan pahatan motif yang
12

memberikan ciri tersendiri akan kesenian masing-masing daerah. Misalnya, pada


ukiran kayu motif Pajajaran, Majapahit, Mataram, Pekalongan, Bali, Jepara,
Madura, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, dan berbagai macam motif dari luar
jawa.

Pakaian Adat
Sebelum muncul pakaian modern, pakaian adat muncul dengan desain
dan kekhasan tersendiri, dengan ornamen-ornamen etnis yang melengkapi
keseluruhannya. Dalam hal pakaian tradisional, ada beragam pakaian adat
Indonesia yang berasal dari tiap daerah di provinsi Indonesia. Adat istiadat tentu
tidak terlepas dari pakaian adat, itu sebuah ciri khas suatu daerah dengan adat
istiadatnya sesuai dengan hukum dan norma adat yang berlaku.
Seni Sastra
Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam
karya sastra di Asia Tenggara. Istilah Indonesia sendiri mempunyai arti yang
saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah politik di
wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di
wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra
yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu, dimana bahasa Indonesia
adalah satu turunannya.
Dengan pengertian kedua makna sastra ini dapat juga diartikan sebagai
sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa
negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa
Melayu yang tinggal di Singapura.
Makanan
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi
berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar enam ribu pulau dan
memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan
hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-
rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa
dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan
dan tradisi adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal
seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah dan Eropa.
13

Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal masakan Indonesia, tetapi
lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal
oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Bentuk lansekap penyajiannya
umumnya disajikan berupa makanan pokok dengan lauk pauk berupa daging,
ikan atau sayur disisi piring.
Film
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop
pertama di Indonesia pada 5 Oktober 1990 di daerah Tanah Abang, Batavia
dengan nama Gambar Idoep yang menayangkan berbagai film bisu.
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu
tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara
Belanda G. Kriger dan L. Heuveldrop. Saat film ini dibuat dan dirilis, Negara
Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia-Belanda. Film ini dibuat
dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung
dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember 1926 di teater Elite and
Majestic, Bandung.
Perfilman Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat
menjadi raja di Negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia
merajai bioskop-bioskop lokal, film-film yang terkenal pada saat itu antara lain,
Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain.

2.1.4 Rumah Budaya Indonesia

Rumah Budaya Indonesia didefinisikan sebagai wadah untuk


memperkenalkan sumber daya budaya Indonesia kepada dunia dalam rangka
meningkatkan citra dan apresiasi masyarakat internasional terhadap Indonesia.

A. Fungsi Rumah Budaya Indonesia

- Sebagai wadah untuk mengekspresikan dan menyajikan seni dan budaya


Indonesia kepada masyarakat internasional, serta warga negara Indonesia
yang tinggal di luar negeri.
- Sebagai wadah untuk mengajarkan budaya Indonesia kepada masyarakat
Internasional, serta bagi warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri.
14

- Sebagai wadah untuk membahas dan mengembangkan citra budaya Indonesia


untuk diakui secara luas oleh masyarakat internasional serta oleh warga
Indonesia yang tinggal di luar negeri, terutama untuk memperkuat pengakuan
Internasional dan penghargaan dari ikon budaya Indonesia yang nyata dan
warisan budaya, advokasi budaya Indonesia, serta promosi.

B. Tujuan Rumah Budaya Indonesia

- Untuk mengembangkan jalur diplomasi kebudayaan internasional melalui


pengembangan Rumah Budaya Indonesia di negara-negara strategis.
- Untuk meningkatkan posisi Indonesia sebagai budaya super power melalui
program strategis dalam diplomasi budaya.
- Untuk meningkatkan citra budaya Indonesia oleh masyarakat Internasional
yang luas dan mendorong lebih banyak minat Internasional dan kunjungan ke
ikon budaya Indonesia (warisan budaya nyata dan tidak nyata).
- Untuk mengembangkan pemahaman dan pengakuan dari komunitas global
terhadap keberadaan sumber daya Indonesia yang kaya budaya dan perannya
sebagai kekuatan super budaya dan kontribusinya mengembangkan
peradaban dunia.
- Untuk meningkatkan kerjasama di bidang kebudayaan antara Indonesia dan
negara-negara strategis di daerah utama di seluruh dunia dalam melestarikan
dan merevitalisasi aset budaya.

C. Program Rumah Budaya Indonesia

Rumah Budaya Indonesia memiliki fungsi untuk memperkenalkan sumber


daya budaya Indonesia. Ada program khusus tentang budaya Indonesia yang telah
bermanfaat bagi lingkungan internasional dan warga negara Indonesia yang tinggal
di luar negeri. Program tersebut adalah:

- Indonesian Culture Expression

Indonesian Culture Expression adalah wadah untuk memperkenalkan warisan


budaya Indonesia, seperti pameran Batik, pertunjukan musik tradisional, penampilan
Wayang (Shadow Puppet), Kuliner Bazaar Indonesian, Pameran Keris, pertunjukan
15

tari tradisional, seni pertunjukan tradisional bela diri, film Indonesia skrining, dan
pertunjukan sastra Indonesia.

- Indonesia Belajar Budaya

Indonesia Belajar Budaya adalah sebuah lingkungan untuk melestarikan


warisan seni dan budaya Indonesia, seperti Batik lokakarya, kuliner Indonesia
lokakarya, workshop musik tradisional, tarian tradisional lokakarya, dan kursus
bahasa Indonesia.

- Indonesian Culture Advocacy and Promotion

Indonesia Culture Advocacy and Promotion adalah wadah untuk membahas


dan mengembangkan citra budaya Indonesia secara luas diakui oleh masyarakat
internasional dan warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri, terutama untuk
memperkuat pengakuan internasional dan penghargaan dari ikon budaya Indonesia
(warisan budaya tangible dan intangible), seperti diskusi tentang budaya Indonesia
dan potensi / tantangan untuk mengembangkan Rumah Budaya Indonesia.

Perancangan Rumah Budaya Indonesia akan dibangun di sembilan negara,


pembangunan tersebut dilakukan secara bertahap dan akan terus mengalami
perkembangan dengan menambah jumlah negara dalam program jangka panjang.
Sembilan negara yang dipilih untuk membangun Rumah Budaya Indonesia pada
tahap awal adalah sebagai berikut:

Amerika Perancis
Australia Singapura
Belanda Timor leste
Inggris Turki
Jepang
Pemilihan sembilan negara tersebut telah melewati survei dari badan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kedutaan Indonesia di luar negeri
yang dibantu oleh pelajar dan masyarakat Indonesia yang tinggal dinegara
bersangkutan.
16

Faktor-faktor yang dipertimbangkan saat melakukan survei adalah:

- Faktor geografis

Negara yang disurvei memiliki posisi dan lokasi yang paling komersial dan
mudah dijangkau oleh masyarakat. Selain lokasi negara, pemilihan lokasi kota juga
dipertimbangkan dengan melihat komunitas Indonesia yang paling banyak dikota
tersebut sehingga dapat menjalankan program lebih mudah karena sudah ada imigran
Indonesia yang sebelumnya telah memperkenalkan budaya indonesia.

- Faktor politis

Negara yang disurvei dapat menjalin hubungan politik yang lebih harmonis
bagi Negara Iindonesia.

- Faktor ekonomi

Negara yang disurvei tidak dalam kondisi perekonomian yang


mengkhawatirkan sehingga dapat lebih memajukan program pengenalan budaya
Indonesia dengan efektif dan efisien.

- Faktor budaya

Pada faktor ini Kementrian Luar Negeri dan Kedutaan Indonesia mensurvei
negara mana saja yang telah mengenal Indonesia, mereka juga melihat tanggapan
dan antusiasme masyarakat yang besar akan kebudayaan dan kesenian Indonesia.

2.1.5 Perbandingan Negara

Berikut adalah negara yang akan dibandingkan, masing-masing negara yang


dipilih berasal dari benua yang berbeda yang paling berpengaruh pada kebudayaan
Indonesia.

Tabel 2.1 Perbandingan Negara


Amerika Australia Belanda Jepang
Jumlah 95.270 73.500 402.606 30.567
imigran (2010) (2010) (2012) (2007)
17

Amerika Australia Belanda Jepang


Komunitas Lebih dari 300 Komunitas Angklung PPI Jepang
Seni Komunitas Duta Budaya Eindhoven,
Gamelan dan Indonesia, PPI Belanda
Angklung, PPI AIAA,
Amerika Australia
Indonesian
Cultural
Centre, AIA,
The Indonesian
Cultural Centre
Faktor lain Dari faktor Adanya faktor Adanya faktor Adanya faktor
geografis, geografis ikatan sejarah sejarah
kebudayaan sehingga dan emosional sehingga
Indonesia akan kebudayaan yang kuat masyarakat
sulit dikenal Indonesia sehingga Jepang
masyarakat dapat Indonesia mengenal
Amerika. menyebar sudah dikenal Indonesia.
Tidak ada faktor dengan mudah. masyarakat
emosional Belanda.
seperti Belanda
dan Jepang yang
dapat membantu
mengenalkan
kebudayaan
Indonesia.

Berdasarkan data diatas, dengan banyaknya komunitas seni dan antuasiasme


masyarakat yang tinggi dan faktor perkenalan budaya, maka perancangan Rumah
Budaya yang akan diolah adalah Rumah Budaya Indonesia di Amerika.
18

2.1.6 Budaya Indonesia di Amerika

Imigrasi ke Amerika

Beberapa orang Indonesia berimigrasi ke Amerika sekitar tahun 1950-an.


Di pertengahan tahun 1950 banyak pelajar Indonesia yang datang ke Amerika
untuk belajar diperguruan tinggi atau universitas disana. Pada tahun 1953
International Cooperation Administration - ICA (sekarang United State Agency
for International Development - USAID) mulai menyediakan beasiswa untuk
anggota fakultas kesehatan Universitas Indonesia untuk belajar di University of
California di Berkeley. Tahun 1956 ICA juga menyediakan beasiswa untuk staff
pengajar Institut Teknologi Bandung untuk belajar di University of Kentucky.

Pada tahun 1960, ketika perang politik dan etnis meningkat di Indonesia,
ribuan orang Indonesia, yang didominasi oleh keturunan Cina datang ke
Amerika. Imigrasi ini hanya berlangsung sementara, untuk kembali membangun
kedamaian di Indonesia dan membatasi jumlah imigrasi di Amerika. Imigran
Indonesia yang datang ke Amerika baru-baru ini untuk alasan ekonomi dan
pendidikan.

Secara keseluruhan jumlah orang Indonesia di Amerika masih relatif


rendah jika dibandingkan dengan imigran Cina, Jepang dan Filipina.
Berdasarkan sensus tahun 1990, dari 6.876.394 warga Asia yang bertempat
tinggal di Amerika, hanya 30.085 (0.4%) adalah orang Indonesia atau Amerika
keturunan Indonesia. Mayoritas Indonesia dan Indonesia-Amerika bertempat
tinggal dikota-kota besar seperti Los Angeles, San Francisco, Houston, New
York dan Chicago. Hal ini juga berpengaruh pada kesempatan kerja dikota
tersebut yang didominasi oleh komunitas Indonesia-Amerika.

Akulturasi dan asimilasi

Tidak seperti kelompok imigran lain, tidak ada imigran Indonesia yang
mendirikan kelompok etnis di Amerika. Hal ini disebabkan fakta bahwa
Indonesia adalah Negara yang mempunyai keberagaman etnis terbanyak di
dunia; keberagaman pada kelas sosial, bahasa, kepercayaan, etnis dan latar
belakang budaya dan keadaan geografis memperkecil kemungkinan untuk
19

membentuk kumpulan etnis tertentu. Walau begitu ada sejumlah organisasi, klub
dan kelompok agama di kota dengan konsentrasi yang relatif besar oleh orang
Indonesia, termasuk Dharma Wanita, Ikatan Keluarga Indonesia di Amerika dan
Washington Court Gamelan Ensemble Association.

Tradisi, Adat Istiadat dan Kepercayaan

Asimilasi bagi imigran Indonesia dan Amerika cukup sulit, karena


budaya kedua Negara yang terlalu kuat dengan budaya asal mereka. Bagi
masyarakat Indonesia kepekaan rasa mereka lebih dekat kepada alam dan Tuhan.
Kemanusiaan, alam dan seni merupakan suatu kontinuitas yang tidak terputus.
Ekspresi artistik dalam seni rupa Indonesia sangat jelas dalam pakaian mereka.
Yang paling dikenal oleh masyarakat Amerika tentang pakaian Indonesia adalah
Batik.

Kesenian khas lain yang dikenal oleh masyarakat Amerika dari


masyarakat Indonesia adalah drama tari Bali dan tradisi Istana Mataram. Drama
boneka atau Wayang juga telah populer dalam jangka waktu yang lama. Wayang
yang paling dikenal adalah wayang kulit, tapi wayang yang terbuat dari kayu
(wayang golek) juga terkenal.

Masakan

Beras/ nasi adalah bahan yang penting bagi masyarakat Indonesia. Orang
Indonesia memiliki berbagai cara untuk menghidangkan nasi dengan cara
disajikan dengan berbagai masakan lainnya. Makanan masyarakat Indonesia
biasanya diolah dengan santan dan minyak dan kadang dibungkus dengan daun
pisang atau kelapa. Ikan, ayam, dan daging diolah dengan taraf kepedasan yang
tinggi dan disajikan dengan nasi. Tidak seperti di Amerika,sedikit sekali
masyarakat Indonesia yang mengonsumsi daging babi dikarenakan mayoritas
masyarakatnya yang beragama muslim. Teh dan kopi adalah minuman yang
popular bagi masyarakat Indonesia.

Yang masyarakat Amerika ketahui, pada acara seremonial, termasuk acara


pernikahan, pemakaman, atau acara kenegaraan, sate, kerupuk, dan makanan
pedas selalu disajikan. Makanan ini disajikan dengan gaya prasmanan pada suhu
20

kamar. Makanan dimakan dengan ujung jari atau dengan sendok dan garpu. Air
disajikan setelah selesai makan. Hal inilah yang diperhatikan masyarakat
Amerika selama liburan atau ada acara khusus di Amerika.

Pakaian Tradisional

Sarung adalah sebuah benda yang dianggap penting bagi masyarakat


Amerika, mereka menganggap semua laki-laki dan wanita Indonesia
mengenakan sarung. Pakaian tradisional Indonesia berdesain batik. Kaum laki-
laki mengenakan sarung dirumah dan diacara informal, kaum wanita hanya
mengenakan sarung pada acara formal yang dipadukan dengan kebaya, dan
mengikat rambut dengan cara disanggul tinggi-tinggi. Laki-laki dapat juga
menggunakan batik dan dilengkapi dengan peci hitam.

Tarian dan Nyayian

Pagelaran tari yang paling masyarakat Amerika kenal dari Indonesia


adalah Tarian Bali dan Wayang Kulit.

Bahasa

Dengan lebih dari tiga ratus bahasa daerah dan dialek, ada keragaman
yang cukup besar yang digunakan di Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bentuk
modifikasi dari bahasa Melayu, oleh para nasionalis diberi nama bahasa
Indonesia pada tahun 1928 dan digunakan sebagai bahasa nasional. Mayoritas
orang Indonesia dapat berbicara dua bahasa, yaitu bahasa daerah mereka dan
bahasa Indonesia.

2.1.7 Nomenklatur Budaya

Budaya yang akan dijelaskan adalah budaya yang telah lebih dahulu dikenal
oleh masyarakat Amerika serta banyaknya permintaan dari komunitas seni dan minat
masyarakat yang tinggi pada kebudayaan tersebut. Pemilihan budaya-budaya ini
telah melalui survei Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan berpotensi
21

mengembangkan budaya Indonesia kedepan. Berikut adalah nomeklatur yang akan


diperkenalkan pada tahap awal pembangunan Rumah Budaya Indonesia:

A. Angklung F. Kolintang
B. Calung G. Sasando
C. Gamelan H. Alat Tenun
D. Gamelan Bali I. Wayang
E. Keroncong J. Batik

A. Angklung
Gambar 2.1 Angklung

Sumber http://www.lintangbuanatours.com/index.php/angklung.html

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara


tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa
bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara
digoyangkan. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan
dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

Jenis-Jenis Angklung

Angklung Kanekes

Angklung Gubrag

Angklung Dogdog Lojor

Instrumen yang digunakan dalam kesenian dogdog lojor adalah 2 buah


dogdog lojor dan 4 buah angklung besar. Keempat buah angklung ini
mempunyai nama, yang terbesar dinamakan gonggong, kemudian panembal,
22

kingking, dan inclok. Tiap instrumen dimainkan oleh seorang, sehingga


semuanya berjumlah enam orang.

Angklung Badeng

Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal


dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Angklung yang digunakan
sebanyak sembilan buah, yaitu 2 angklung roel, 1 angklung kecer, 4 angklung
indung dan angklung bapa, 2 angklung anak; 2 buah dogdog, 2 buah terbang
atau gembyung, serta 1 kecrek.

Buncis

Instrumen yang digunakan dalam kesenian buncis adalah 2 angklung


indung, 2 angklung ambrug, angklung panempas, 2 angklung pancer, 1 angklung
enclok. Kemudian 3 buah dogdog, terdiri dari 1 talingtit, panembal, dan
badublag. Dalam perkembangannya kemudian ditambah dengan tarompet,
kecrek, dan gong.

Angklung Padaeng

Angklung padaeng secara khusus dibuat menjadi dua jenis besar yakni:

o Angklung Melodi, adalah angklung yang secara fisik terdiri atas dua
tabung suara dengan beda nada 1 oktaf. Pada satu unit angklung,
umumnya ada:
- Angklung melodi kecil, terdiri atas 31 angklung.
- Angklung melodi besar, atau disebut juga bass-party, terdiri atas 11
angklung.
o Angklung akompanimen, adalah angklung yang digunakan sebagai
pengiring untuk memainkan nada-nada Harmoni. Tabung suaranya ada 3
atau 4, sesuai dengan Akord diatonis. Suatu unit angklung standar
biasanya memiliki:
- Angklung akompanimen mayor sekaligus akord dominan septim,
terdiri atas 12 buah angklung
23

Angklung akompanimen minor, terdiri atas 12 buah angklung


Angklung Sarinande
Angklung Toel

Gambar 2.2 Angklung Toel

Sumber http://news.detik.com/bandung/read/2010/03/09/094354/1314160/682/tak-
perlu-digoyang-cukup-disentuh

Angklung Sri-Murni

Angklung ini merupakan gagasan Eko Mursito Budi yang khusus


diciptakan untuk keperluan robot angklung.

Ensemble Angklung

Agar lebih kaya suaranya, angklung sebaiknya dimainkan dengan alat


musik lain membentuk ensembel. Beberapa ensembel angklung yang sudah
mapan adalah:

Klasik Padaeng

Ensemble angklung klasik yang dikenalkan oleh Pak Daeng Soetigna


terdiri atas:

- Angklung melodi
- Angklung akompanimen
- Bas betot
24

Kombinasi minimal inilah yang paling populer dan umum dijumpai saat
konser maupun lomba paduan angklung.

Angklung Solo

Angklung solo adalah konfigurasi dimana satu unit angklung melodi


digantung pada suatu palang sehingga bisa dimainkan satu orang saja. Sesuai
dengan konvensi nada diatonis, maka ada dua jajaran gantungan angklung, yang
bawah berisi nada penuh, sedangkan yang atas berisi nada kromatis.

Arumba

Gambar 2.3 Arumba

Sumber http://rizaudjo.blogspot.com/p/angklung-unit.html

Arumba adalah istilah bagi seperangkat alat musik (ensemble) yang


minimal terdiri atas:

- Satu unit angklung melodi, digantung sehingga bisa dimainkan oleh satu
orang
- Satu unit bass lodong, juga dijejer agar bisa dimainkan satu orang
- Gambang bambu melodi
- Gambang bambu akompanimen
- Gendang

Susunan Alat Musik Arumba

Susunan ensemble gambang yang umum saat ini adalah:


25

- Angklung solo: adalah satu set angklung (biasanya 31 buah) yang tergantung
pada palang. Angklung ini dimainkan oleh satu orang saja, sehingga pada
satu saat, hanya dua angklung yang bisa digetarkan.
- Gambang Melodi: adalah gambang yang membunyikan melodi lagu (saling
mengisi suara dengan angklung), dimainkan oleh satu orang dengan dua
pemukul.
- Gambang pengiring: adalah gambang yang bertugas menghasilkan suara
akord. Gambang ini dimainkan oleh seorang pemain dengan 4 pemukul.
- Bass lodong: terdiri atas beberapa tabung bambu besar yang dipukul untuk
memberi nuansa nada rendah.
- Gendang : adalah alat musik pukul yang digunakan sebagai pembawa irama.

B. Calung

Gambar 2.4 Calung

Sumber http://www.anneahira.com/alat-alat-musik-tradisional.htm

Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa)


dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara
digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan memukul batang (wilahan,
bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga
nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la).

Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan
seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung
rantay dan calung jinjing.
26

C. Gamelan

Gambar 2.5 satu set Gamelan

Sumber http://orang-cerdas.blogspot.com/2012/03/mengenal-alat-musik-
gamelan-dengan.html

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon,


gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya /
alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan
dibunyikan bersama. Bagian-bagian alat musik Gamelan:

Kendang

Gambar 2.6 Kendang

Sumber http://yudhipri.wordpress.com/2010/06/15/bagian-alat-musik-gamelan/

Kendang berfungsi utama untuk mengatur irama. Kendang ini


dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu. Jenis kendang yang kecil disebut
ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada
27

satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang terbuat
dari kulit hewan (Sapi atau kambing)

Demung, Saron, Peking

Gambar 2.7 Demung, Saron, Peking

Sumber http://yudhipri.wordpress.com/2010/06/15/bagian-alat-musik-gamelan/

Alat ini berbentuk bilahan dangan enam atau tujuh bilah (satu oktaf)
ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator.
Instrumen ini ditabuh dengan tabuh yang terbuat dari kayu. Menurut ukuran dan
fungsinya, terdapat tiga jenis:

- Demung (paling besar). Alat ini berukuran besar dan beroktaf tengah.
Umumnya, satu perangkat gamelan mempunyai saru ata dua Demung tetapi
ada gamelan di Keraton yang mempunyai lebih dari dua Demung.
- Saron (sedang). Alat ini berukuran sedang dan beroktaf tinggi. Seperangakat
gamelan mempunyai dua Saron, tetapi ada gamelan yang mempunyai lebih
dari dua Saron.
- Peking (paling kecil). Berbentuk Saron yang paling kecil dan beroktaf palin
tinggi.
28

Gong dan Kempul

Gambar 2.8 Gong dan Kempul

Sumber http://orang-cerdas.blogspot.com/2012/03/mengenal-alat-musik-
gamelan-dengan.html

Ada dua macam gong, yaitu Gong Ageng (besar) dan Gong Suwukan
atau Gong Siyem yang berukuran sedang.

Bonang

Gambar 2.9 Bonang

Sumber http://orang-cerdas.blogspot.com/2012/03/mengenal-alat-musik-
gamelan-dengan.html

Bonang dibagi menjadi dua jenis, yaitu bonang barung dan bonang
panerus. Perbedaannya pada besar dan kecilnya saja, dan juga pada cara
memainkan iramanya.
29

Slenthem

Gambar 2.10 Slenthem

Sumber http://yudhipri.wordpress.com/2010/06/15/bagian-alat-musik-gamelan/

Menurut konstruksinya, slenthem termasuk keluarga gender, kadang ia


dinamakan gender panembung. Tetapi slenthem mempunyai bilah sebanyak
bilah saron.

Kethuk dan Kenong

Gambar 2.11 Kethuk dan Kenong

Sumber http://yudhipri.wordpress.com/2010/06/15/bagian-alat-musik-gamelan/

Kenong merupakan satu set instrumen jenis mirip gong berposisi


horisontal, ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu. Dalam
memberi batasan struktur suatu gendhing, kenong adalah instrumen kedua yang
paling penting setelah gong. Kenong membagi gongan menjadi dua atau empat
kalimat kalimat kenong.
30

Gender

Gambar 2.12 Gender

Sumber http://yudhipri.wordpress.com/2010/06/15/bagian-alat-musik-gamelan/

Instrumen terdiri dari bilah-bilah metal ditegangkan dengan tali di atas


bumbung-bumbung resonator. Gender ini dimainkan dengan tabuh berbentuk
bulat (dilingkari lapisan kain) dengan tangkai pendek. Sesuai dengan fungsi lagu,
wilayah nada dan ukurannya, ada dua macam gender, yaitu Gender Barung dan
Gender Panerus.

Gambang

Gambar 2.13 Gambang

Sumber http://yudhipri.wordpress.com/2010/06/15/bagian-alat-musik-gamelan/

Instrumen dibuat dari bilah bilah kayu dibingkai pada gerobogan yang
juga berfungsi sebagai resonator. Berbilah tujuh-belas sampai dua-puluh bilah.
Gambang dimainkan dengan tabuh berbentuk bundar dengan tangkai panjang
biasanya dari tanduk/sungu.
31

Rebab

Gambar 2.14 Rebab

Sumber http://yudhipri.wordpress.com/2010/06/15/bagian-alat-musik-gamelan/

Instrumen kawat-gesek dengan dua kawat ditegangkan pada selajur kayu


dengan badan berbentuk hati ditutup dengan membran (kulit tipis) dari babad
sapi.

Siter

Gambar 2.15 Siter

Sumber http://yudhipri.wordpress.com/2010/06/15/bagian-alat-musik-gamelan/

Siter merupakan bagian ricikan gamelan yang sumber bunyinya adalah


string (kawat) yang teknik menabuhnya dengan cara di petik. Jenis instrumen ini
di lihat dari bentuk dan warna bunyinya ada tiga macam, yaitu siter, siter
penerus (ukurannya lebih kecil dari pada siter), dan clempung (ukurannya lebih
besar dari pada siter).
32

Suling

Gambar 2.16 Suling

Sumber http://yudhipri.wordpress.com/2010/06/15/bagian-alat-musik-gamelan/

Instrumen ini terbuat dari bambu wuluh atau paralon yang diberi lubang
sebagai penentu nada atau laras. Adapun teknik membunyikannya dengan cara
di tiup. Di dalam tradisi karawitan, suling ada dua jenis, yaitu bentuk suling
yang berlaras Slendro memiliki lubang empat yang hampir sama jaraknya,
sedangkan yang berlaras Pelog dengan lubang lima dengan jarak yang berbeda.
Ada pula suling dengan lubang berjumlah enam yang bisa digunakan untuk laras
Pelog dan Slendro.

D. Gamelan Bali

Gambar 2.17 Satu set Gamelan Bali

Sumber http://nusanthara.wordpress.com/2012/03/27/gamelan-is-one-of-
traditional-music/
33

Gamelan Bali adalah salah satu jenis Gamelan yang ada di Indonsia.
Gamelan ini memiliki perbedaan dengan gamelan jawa yaitu bentuk wilah (bilah
pada saron) lebih tebal, bentuk pencon (bentuk gamelan seperti bonang) lebih
banyak dari pada wilah, ritme lebih cepat.

Instrumen yang terdapat pada Gamelan Bali:

Tabel 2.2 Jumlah instrumen Gamelan Bali

Jumlah Satuan Instrumen


gangsa berbilah (terdiri dari 2 giying / ugal, 4 pemade, ,
10 buah
4 kantilan)
2 buah jegogan berbilah 5 6
2 buah jublag atau calung berbilah 5 7
1 tungguh reyong berpencon 12
1 tungguh terompong berpecon 10
kendang besar (lanang dan wadon) yang dilengkapi
2 buah
dengan 2 buah kendang kecil
1 pangkon cengceng
1 buah kajar
2 buah gong besar (lanang dan wadon)
1 buah kemong (gong kecil)
1 buah babende (gong kecil bermoncong pipih)
1 buah kempli (semacam kajar)
1-3 buah suling bambu
1 buah rebab
34

Gambar 2.18 Ugal/Giying (kiri), Gangsa Pamade (tengah), Gangsa Kantilan


(kanan)

Sumber http://www.babadbali.com/

Gambar 2.19 Jegogan (kiri), Reong (kanan)

Sumber http://www.babadbali.com/

Gambar 2.20 Trompong

Sumber http://www.babadbali.com/

Gambar 2.21 Kendang (kiri), Ricik/Cengceng (kanan)

Sumber http://www.babadbali.com/

Gambar 2.22 Kajar (kiri), Gong (tengah), Kemong (kanan)

Sumber http://www.babadbali.com/
35

Gambar 2.23 Babende (kiri), Kempli (tengah), Rebab (kanan)

Sumber http://www.babadbali.com/

Gambar 2.24 Suling

Sumber http://www.babadbali.com/

E. Keroncong
Gambar 2.25 Satu set Keroncong

Sumber http://1001tugas.blogspot.com/

Keroncong merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan


juga sebagai nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan
instrumen musik keroncong, flute, dan seorang penyanyi wanita. Alat-alat musik
keroncong asli terdiri dari Biola, Flute, Cuk (ukulele), Cak, Gitar, Cello, Double
Bass.

Pem-"pribumi"-an keroncong menjadikannya seni campuran, dengan


alat-alat musik seperti

sitar India
36

rebab
suling bambu
gendang, kenong, dan saron sebagai satu set gamelan
gong.

Saat ini, alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup

ukulele cuk, berdawai 3 (nilon), sebagai alat musik utama yang menyuarakan
crong - crong sehingga disebut keroncong (ditemukan tahun 1879 di Hawai,
dan merupakan awal tonggak mulainya musik keroncong)
ukulele cak, berdawai 4 (baja).
gitar akustik sebagai gitar melodi.
biola (menggantikan Rebab).
flute (mengantikan Suling Bambu).
selo; betot (menggantikan kendang).
kontrabas (menggantikan Gong).

Gambar 2.26 Ukulele Cuk Gambar 2.27 Ukulele Cak

Sumber Sumber
http://www.ukuleleundergroun http://dianarahima.blogspot.co
d.com/forum/showthread.php? m/2011/12/c-instrumen-musik-
28198-Other-instruments-a- keroncong.html
uke-player-can-play/page2
37

Gambar 2.28 Gitar Akustik Gambar 2.29 Biola

Sumber Sumber
http://dianarahima.blogspot.co http://dianarahima.blogspot.co
m/2011/12/c-instrumen-musik- m/2011/12/c-instrumen-musik-
keroncong.html keroncong.html

Gambar 2.30 Flute Gambar 2.31 Selo (kiri), Kontrabas (kanan)

Sumber Sumber
http://dianarahima.blogspot.co http://dianarahima.blogspot.co
m/2011/12/c-instrumen-musik- m/2011/12/c-instrumen-musik-
keroncong.html keroncong.html
38

F. Kolintang

Gambar 2.32 Kulintang/Kolintang

Sumber http://salatiga.olx.co.id/kolintang-angklung-petrus-kaseke-iid-
171529046

Kolintang merupakan alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara)


yang mempunyai bahan dasar yaitu kayu yang jika dipukul dapat mengeluarkan
bunyi yang cukup panjang dan dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah
seperti kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya (jenis kayu yang
agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa
membentuk garis-garis sejajar).

G. S
asando

Sasandu (bahasa rote), atau bahasa kupang sering menyebut sasando


adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara memetik dengan jari-
jemari tangan. Sasando merupakan alat musik tradisional dari kebudayaan rote.
Alat ini bentuknya sederhana bagian utamanya berbentuk tabung panjang dari
bambu, bagian tengah melingkar dari atas ke bawah diberi penyangga (senda-
bahasa rote) dimana dawai-dawai atau senar yang direntangkan ditabung bambu
dari atas bertumpu ke bawah. Penyangga ini menghasilkan nada yang berbeda-
beda pada setiap petikan dawai, sedangkan wadah yang berfungsi untuk
resonansi sasando berupa anyaman lontar (haik). Bentuk sasando secara umum
mirip dengan alat musik petik lainnya, seperti gitar, biola, kecapi dan valiha dari
Madagaskar. Secara harafiah nama sasandu dalam bahasa rote bermakna alat
musik yang bergetar atau berbunyi.
39

Jenis-jenis Sasando

Sasando Tradisional

Gambar 2.33 Sasando

Sumber https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Sasando_PRJ.jpg

Ada beberapa jenis sasando yaitu sasando gong dan sasando biola. Bunyi
sasando gong nadanya pentatonik. Sasando gong berdawai 7 (tujuh) atau 7
(tujuh) nada, kemudian berkembang menjadi 11 (sebelas) dawai. Sasando gong
lebih dikenal di pulau rote. Diperkirakan akhir abad ke 18 sasando mengalami
perkembangan dari sasando gong ke sasando biola. Sasando biola lebih
berkembang di Kupang.

Sasando Listrik/Elektrik

Gambar 2.34 Sasando Listrik

Sumber http://relawanmerahputih.com/?p=117

Sasando listrik atau sasando elektrik diciptakan oleh Arnoldus Edon,


sasando elektrik ini termasuk dalam salah satu jenis Sasando Biola yang
40

mengalami perkembangan teknologi. Sasando elektrik yang diciptakan ini tidak


menggunakan wadah dari daun lontar peti kayu/kotak/box dari papan, karena
tidak membutuhkan ruang resonansi yang berfungsi sebagai wadah penampung
suara. Bunyi langsung dapat di perbesar lewat alat pengeras suara (sound system
/ speaker aktif).

H. Alat Tenun
Alat Tenun Tradisional
Alat tenun tradisional merupakan alat untuk melakukan penenunan-
penenunan yang digerakkan oleh manusia. Alat tenun dapat dipergunakan
sambil duduk di lantai maupun di atas bangku (biasa pada industri tekstil kecil
dan tradisional).
Gambar 2.35 Alat tenun tradisional yang digunakan dengan duduk dilantai (kiri),
Alat tenun tradisional yang digunakan dengan duduk di bangku (kanan)

Sumber http://doninovalinda.blogspot.com/2012/03/mengenal-macam-macam-
alat-tenun.html
Bagian-bagian Alat Tenun
Ada pun bagian-bagian dari Alat tenun tradisional yaitu :
- Boom
Merupakan gulungan benang yang digunakan sebagai bahan baku untuk
kain yang melintang (panjang kain/benang lungsi).
41

Gambar 2.36 Boom

Sumber http://doninovalinda.blogspot.com/2012/03/mengenal-macam-macam-
alat-tenun.html

- Karap
Merupakan alat untuk mengatur benang, Terdiri atas 2 bagian, yaitu
karap depan dan karap belakang.
Gambar 2.37 Karap

Sumber http://doninovalinda.blogspot.com/2012/03/mengenal-macam-macam-alat-
tenun.html
- Sisir
Sisir merupakan alat untuk menyisir dan memadatkan benang pakan
supaya benang pakan menjadi rapat sehingga hasil tenunan juga rapat. Sisir
digunakan berdasarkan ketebalan benang, semakin halus benang yang
digunakan, maka nomor sisir yang digunakan juga semakin tinggi, Nomor sisir
yang umum digunakan adalah sisir nomor 60,70 ataupun 80 inchi.
42

Gambar 2.38 Sisir

Sumber http://doninovalinda.blogspot.com/2012/03/mengenal-macam-macam-alat-
tenun.html

- Injak-injak
Penggunaan injak-injak disesuaikan dengan letak teropong. Apabila
teropong berada di sebelah kanan, maka injak-injak yang diinjak juga injak-injak
yang sebelah kanan; begitu juga sebaliknya.
Gambar 2.39 Injak-Injak

Sumber http://doninovalinda.blogspot.com/2012/03/mengenal-macam-macam-alat-
tenun.html

Alat bantu Tenun


- Teropong/torak dan Palet/anak torak
Teropong/torak merupakan tempat untuk meletakkan palet. Palet/anak
torak adalah gulungan benang yang digunakan sebagai bahan baku untuk benang
yang membujur pada kain (lebar kain/benang pakan). Benang yang diisikan pada
palet disesuaikan dengan benang yang digunakan pada boom. Misalnya benang
yang digunakan pada boom adalah benang sutera, maka sebaiknya benang yang
43

digunakan pada palet adalah benang katun. Apabila benang yang digunakan
pada palet juga benang sutera, disamping akan menyulitkan penenun saat proses
pengerjaan, kain yang dihasilkan juga terlalu licin dan berkilau.
Gambar 2.40 Teropong dan Palet

Sumber http://doninovalinda.blogspot.com/2012/03/mengenal-macam-macam-alat-
tenun.html

- Cuban
Cuban adalah alat bantu untuk menggulung benang yang digunakan
untuk , alat bantu yang digunakan untuk membuat motif panjang pada kain
tenun.
Gambar 2.41 Cuban

Sumber http://doninovalinda.blogspot.com/2012/03/mengenal-macam-macam-alat-
tenun.html

I. Wayang

UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7


November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka
44

tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai
dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Jenis-jenis wayang menurut bahan pembuatan

Wayang Kulit

Wayang Purwa Wayang Calonarang


- Wayang Kulit Gagrag Wayang Krucil
Yogyakarta Wayang Ajen
- Wayang Kulit Gagrag Wayang Sasak
Banyumasan Wayang Sadat
Wayang Madya Wayang Parwa
Wayang Gedog Wayang Arja
Wayang Dupara Wayang Gambuh
Wayang Wahyu Wayang Cupak
Wayang Suluh Wayang Beber
Wayang Kancil

Wayang Kayu

Wayang Golek/Wayang Thengul


Wayang Menak
Wayang Papak/Wayang Cepak
Wayang Klithik
Wayang Timplong
Wayang Potehi

Wayang Orang

Wayang Gung
Wayang Topeng

Wayang Rumput

Wayang Suket
45

Kelengkapan dalam pagelaran wayang

Seni memainkan wayang yang biasa disebut pagelaran, merupakan


kombinasi harmonis dari berbagai unsur kesenian. Pada pagelaran wayang
dituntut adanya kerjasama yang harmonis baik unsur benda mati maupun benda
hidup (manusia). Unsur benda mati yang dimaksud adalah sarana dan alat yang
digunakan dalam pagelaran wayang. Sementara unsur benda hidup
(manusia) adalah orang-orang yang berperan penuh dalam seni pagelaran
wayang.
1. Unsur Benda
Unsur benda yang ada dalam pagelaran wayang adalah alat-alat yang
berupa benda tertentu yang digunakan dalam pagelaran wayang tersebut.
Bahkan terdapat unsur materi yang harus ada. Unsur materi yang dimaksud
antara lain: wayang, kelir, debog (batang pohon pisang), seperangkat gamelan,
keprak,kepyak, kotak wayang, cempala, dan blencong. Seperangkat alat tersebut
harus ada, karena alat-alat tersebut tidak bisa digantikan. Akan tetapi pada
perkembangan zaman ada modifikasi atau pengubahan yang dibuat berdasar
kebutuhan atau kreatifitas seniman, namun keberadaan wayang dan kelir tidak
bisa ditinggalkan.
Wayang
Gamelan
Kelir adalah layar lebar yang digunakan pada pertunjukan wayang kulit. Pada
rumah Joglo, kelir di pasang pada bagian pringgitan. Bagian ini merupakan
bagian peralihan dari pada ranah publik, pendopo dengan ranah privat,
ndalem atau nggandok. Oleh karena itu penonton wayang kulit yang
tergolong keluarga, pada umumnya nonton di bagian dalam ndalem, yang
sering dianggep nonton mburi kelir. Nonton di belakang kelir ini memang
benar-benar wewayangan, atau bayang-bayang. Lihat buku Aspek
Kebudayaan Jawa Dalam Pola Arsitektur Bangunan Domestik dan Publik
(Subanindyo, 2010). Dari sinilah pengaruh blencong yang seolah-olah
menghidupkan wayang akan dapat terlihat. Penonton juga tidak terganggu
oleh adanya gamelan. Bagi penonton publik, mereka menonton didepan kelir,
sehingga selain dapat melihat keindahan dari pada peraga wayang itu sendiri,
46

oleh karena tatah dan sungging-nya, berikut simpingannya, juga dapat


menyaksikan deretan pesinden atau waranggana manakala ada.
Debog adalah batang pisang yang digunakan untuk menancapkan wayang
(simpingan). Di simping artinya dijajar. Baik yang dimainkan maupun yang
yang dipamerkan. Barang tentu untuk menancapkan wayang yang di-display
juga ada aturan-aturan tertentu. Mana wayang yang harus ada disebelah
kanan ki dalang, mana pula yang harus berada disebelah kirinya. Tugas
menyimping ini sesungguhnya tidak terbatas hanya memasang wayang yang
harus di-display, akan tetapi juga mempersiapkan segala sesuatu keperluan
dalang.
Blencong adalah lampu minyak (minyak kelapa lenga klentik) yang khusus
digunakan dalam pertunjukan wayang kulit. Design-nya juga khusus, dengan
cucuk (paruh) dimana diujungnya akan menyala api sepanjang malam. Oleh
karenanya seorang penyimping harus mewaspadai pula keadaan sumbu
blencong tersebut manakala meredup, atau bahkan mati sama sekali.Tak
boleh pula api itu berkobar terlampau besar. Karena akan mobat-mabit.
Kalaupun lampu penerangan untuk dalang pada masa sekarang sudah
menggunakan listrik, sesungguhnya ada fungsi dasar yang hilang atau
dihilangkan dari penggunaan blencong tersebut. Oleh karena blencong adalah
lampu minyak, maka apinya akan bergoyang manakala ada gerakan-gerakan
wayang, lebih-lebih waktu perang, yang digerakkan oleh ki dalang. Ada
kesan bahwa ayunan api (kumlebeting agni) dari blencong itu seolah-olah
memberikan nafas dan atau menghidupkan wayang itu sendiri. Hal yang tak
terjadi manakala penerangan menggunakan listrik atau tromak (petromax).
Saat ini blencong sudah jarang digunakan. Dianggap kurang praktis dan
merepotkan.
Kotak wayang berukuran 1,5 meter kali 2,5 meter ini akan merupakan
peralatan dalang selain sebagaimana sudah diutarakan merupakan tempat
menyimpan wayang, juga sebagai keprak, sekaligus tempat
menggantungkan kepyak. Dari kotak tempat menyimpan wayang ini juga
akan dikeluarkan wayang, baik yang akan ditampilkan maupun yang akan di-
simping. Di-simping artinya dijajar, di-display di kanan dan kiri layar (kelir)
yang ditancapkan di debog (batang pisang). Kotak akan ditaruh dekat dalang,
di sebelah kiri, dan ditentang yang dekat dalang ditempatkan kepyak. Sedang
47

kepraknya justru bagian dari kotak yang dipukul dengan cempala. Keprak
adalah suara dhodhogan sebagai tanda, disebut sasmita, dengan jenis tertentu
diwujudkan pemukulan pada kotak dengan menggunakan cempala.
Sementara pada kepyak, berupa tiga atau empat lempengan logam
(kuningan/gangsa atau besi) yang digantungkan pada kotak, juga dipukul
dengan cempala, dalam bentuk tanda tertentu, juga sebagai sasmita atau
tanda-tanda untuk selain mengatur perubahan adegan merubah,
mempercepat, memperlambat, sirep, menghentikan atau mengganti lagu
(gendhing).
Cempala merupakan piranti sekaligus senjata bagi dalang untuk
memberikan segala perintah, baik kepada wiraniyaga, wiraswara maupun
waranggana. Bentuknya sangat artistik, bagaikan meru. Ia bisa dipukulkan
pada kotak, sebagai keprak, bisa pula ke kepyak, tiga/empat lempengan logam
yang digantungkan pada kotak wayang. Pada saat ke dua tangan dalang
sedang memegang wayang, maka tugas untuk membunyikan keprak maupun
kepyak, dengan tetap menggunakan cempala, dilakukan oleh kaki kanan ki
dalang. Cempala akan dijepit di antara ibu jari dan jari telunjuk berikutnya.
Menggunakan cempala memerlukan latihan untuk memperoleh tingkatan
ketrampilan tertentu. Memukul kotak dengan cempala, Ki Dalang dapat
memilih berbagai kemungkinan pembangun suasana dengan dhodhogan,
seperti ada-ada, pathetan, kombangan. Dapat pula sebagai perintah kepada
karawitan untuk mengawali, merubah, sirep, gesang atau menghentikan
gamelan. Juga dapat digunakan untuk memberikan ilustrasi adegan, seperti
suara kaki kuda, suara peperangan dan lain-lain. Artinya, ketika ke dua belah
tangan ki dalang sedang memainkan wayang, maka keprak atau kepyak dapat
juga berbunyi. Suatu keprigelan yang jarang dapat dilihat oleh para penonton
wayang, karena biasanya ia sedang asyik mengikuti adegan yang ditampilkan
di kelir (layar).
2. Unsur Manusia
Dalang, penyimping, penabuh, dan sinden adalah orang-orang yang
berperan penting dalam kelancaran dan keberhasilan sebuah pagelaran wayang.
Mereka adalah orang-orang yang memiliki kemahiran khusus dalam bidangnya
masing-masing. Berkat kemahiran khusus tersebut, terkadang mereka tidak bisa
digantikan oleh sembarang orang.
48

Dalang adalah sutradara, pemain, artis, serta tokoh sentral dari pada suatu
pertunjukan wayang. Tanpa dalang, maka pertunjukan wayang itu tidak ada.
Komunikasi antara dalang dengan unit pendukung, perlengkapan dan
peralatan pertunjukan wayang merupakan komunikasi yang unik. Melalui
segenap indera yang dimilikinya, ia berkomunikasi dengan kompleksitas
orang dan peralatan yang lazim digunakan dalam suatu pertunjukan wayang.
Tanpa suatu skenario yang dipersiapkan terlebih dahulu, namun wayang
tampil secara spontan, kompak dan tidak pernah mengalami out of order,
semalam suntuk. Sungguh suatu bentuk teater yang aneh karena meskipun
tanpa suatu skenario - padahal dalang dapat memilih beratus lakon atau cerita
baku (babon-pakem), carangan, anggitan (sanggit) tontonan dapat berjalan
mulus dari jejeran sampai tancep kayon.
Penyimping adalah orang yang membantu dalang dalam menyiapkan wayang
yang di jajar (disimping) pada debog (simpingan). Tugas menyimping ini
sesungguhnya tidak terbatas hanya memasang wayang yang harus di-display,
akan tetapi juga mempersiapkan segala sesuatu keperluan dalang. Misalnya
menyediakan wayang-wayang yang akan digunakan (play) sesuai urutan
adegannya, menempatkan kotak wayang berikut keprak dan kepyaknya,
menyediakan cempala, memasang dan menyalakan maupun mengatur sumbu
blencong, lampu minyak yang khas digunakan dalam pertunjukan wayang
kulit, dan lain-lain. Sekali-sekali juga membantu pelayanan konsumsi untuk
dalang.
Panjak adalah orang yang bertugas memainkan gamelan. Orang-orang yang
bertugas sebagai penabuh gamelan harus mempunyai kemahiran khusus
dalam memainkan lagu (gendhing) sesuai dengan permintaan si dalang.
Permintaan si dalang tentunya tidak verbalistik, namun penabuh gamelan
diharuskan memahami isi cerita/lakon wayang dan gendhing yang dimainkan
hendaknya diselaraskan dengan lakon cerita wayang. Hal inilah menuntut
ketajaman intuisi bagi penabuh gamelan dalam pagelaran wayang, karena
dalam pagelaran wayang tidak disediakan notasi musik dalam memainkan
gamelan. Semuanya menggunakan intuisi seniman.
Waranggana adalah penyanyi wanita dalam seni karawitan yang dimainkan
dalam pagelaran wayang kulit. Lazim juga disebut pesinden. Penyanyi ini
49

selain harus mempunyai kemahiran dalam menyanyi dengan suara yang


merdu, namun juga ketahanan fisik yang prima. Hal ini diperlukan karena
biasanya pagelaran wayang kulit itu dilaksanakan semalam suntuk.
J. Batik

Perlengkapan Membatik Tradisional

Gambar 2.42 Perlengkapan membatik

Sumber http://narisbatik.blogspot.com/p/perlengkapan-batik.html

Bandul. Bandul dibuat dari timah, atau kayu, atau batu yang dikantongi.
Fungsi pokok bandul ialah untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak
mudah tergeser ditiup angin, atau tarikan si pembatik secara tidak disengaja.
Jadi tanpa bandul pekerjaan membatik dapat dilaksanakan
Dingklik. Dingklik merupakan tempat duduk orang yang membatik,
tingginya disesuaikan dengan tinggi orang duduk saat membatik
Gawangan. Gawangan terbuat dari kayu atau bambu yang mudah dipindah-
pindahkan dan kokoh. Fungsi gawangan ini untuk menggantungkan serta
membentangkan kain mori sewaktu akan dibatik dengan menggunakan
canting.
50

Gambar 2.43 Gawangan

Sumber http://narisbatik.blogspot.com/p/perlengkapan-batik.html

Wajan. Wajan ialah perkakas untuk mencairkan malam (lilin untuk


membatik). Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya
bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa
mempergunakan alat lain. Oleh karena itu wajan yang dibuat dari tanah liat
lebih baik daripada yang dari logam karena tangkainya tidak mudah panas.
Tetapi wajan tanah liat agak lambat memanaskan malam.
Anglo (Kompor). Anglo dibuat dari tanah liat, atau bahan lain. Anglo ialah
alat perapian sebagai pemanas malam. Kompor dibuat dari Besi dengan
diberi sumbu.. Apabila mempergunakan anglo, maka bahan untuk membuat
api ialah arang kayu. Jika mempergunakan kayu bakar anglo diganti dengan
keren ; keren inilah yang banyak dipergunakan orang di desa-desa. Keren
pada prinsipnya sama dengan anglo, tetapi tidak bertingkat.
Tepas. Tepas ini tidak dipergunakan jika perapian menggunakan kompor.
Tepas ialah alat untuk membesarkan api menurut kebutuhan ; terbuat dari
bambu. Selain tepas, digunakan juga ilir. Tepas dan ilir pada pokoknya sama,
hanya berbeda bentuk. Tepas berbentuk empat persegi panjang dan
meruncing pada salah satu sisi lebarnya dan tangkainya terletak pada bagian
yang runcing itu.
Taplak. Taplak berfungsi untuk menutup dan melindungi paha pembatik dari
tetesan lilin malam dari canting.
Kemplongan. Kemplongan merupakan alat yang terbuat dari kayu yang
berbentuk meja dan palu pemukul alat ini dipergunakan untuk menghaluskan
kain mori sebelum di beri pola motif batik dan dibatik.
51

Canting. Canting merupakan alat untuk melukis atau menggambar dengan


coretan lilin malam pada kain mori. Canting ini sangat menentukan nama
batik yang akan dihasilkan menjadi batik tulis. Alat ini terbuat dari kombinasi
tembaga dan kayu atau bamboo yang mempunyai sifat lentur dan
ringan. Canting untuk membatik terdiri dari gagang/tangkai terbuat dari
bambu, nyamplungan /badan canting (tempat cairan lilin) dan carat/cucuk
(tempat keluarnya lilin waktu membatik) yang terbuat dari tembaga. Canting
ini dipakai untuk menuliskan pola Batik dengan cairan lilin (malam).
Menurut fungsinya ada canting reng-rengan (untuk membatik reng-rengan
batikan pertama sesuai pola atau tanpa pola) dan canting isen (untuk
membatik isi bidang). Menurut besar kecil cucuk ada cucuk kecil, sedang dan
besar. Menurut banyaknya cucuk ada canting cecekan /cucuk satu, canting
loron/cucuk dua, canting telon/cucuk tiga, canting prapatan/cucuk empat,
canting liman/cucuk lima, canting byok/cucuk tujuh atau lebih dan canting
renteng/galaran (bercucuk genap tersusun dari atas ke bawah).
Seiring perkembangan jaman kini tengah dikembangkan inovasi baru
berupa canting elektronik. Canting elektronik ini terdiri dari tiga bagian
utama, yakni bak penampung lilin batik atau malam, tangkai pemegang, dan
alat kontrol suhu yang berfungsi mengontrol suhu canting. Salah satu
kelebihan lain, paruh canting bisa dicopot dan diganti sesuai ukuran yang
diinginkan. Seluruh jenis paruh canting, yakni ceceg, klowong, tembogan,
dobel ceceg, dan dobel klowong bisa dipasang di tubuh canting. Padahal pada
canting tradisional, lima jenis ini terpisah-pisah.
Gambar 2.44 Canting

Sumber http://narisbatik.blogspot.com/p/perlengkapan-batik.html
52

Mori. Mori adalah bahan baku batik dari katun. Kualitet mori bermacam-
macam, dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang
dihasilkan.
Mori yang dibutuhkan sesuai dengan panjang pendeknya kain yang
dikehendaki. Ukuran panjang pendeknya mori biasanya tidak menurut standar
yang pasti, tetapi dengan ukuran tradisionil. Ukuran tradisionil tersebut
dinamakan kacu. Kacu ialah sapu tangan, biasanya berbentuk bujur sangkar.
Maka yang disebut sekacu ialah ukuran perseginya mori, diambil dari
ukuran lebar mori tersebut. Jadi panjang sekacu dari suatu jenis mori akan
berbeda dengan panjang sekacu dari mori jenis lain.
Lilin (Malam). Lilin atau malam ialah bahan yang dipergunakan untuk
membatik. Sebenarnya malam tidak habis (hilang), karena akhirnya
diambil kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik
sampai batikan menjadi kain. malam yang dipergunakan untuk membatik
berbeda dengan malam atau lilin biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat
menyerap pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan.
Pola. Pola ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu sebagai contoh
motif batik yang akan dibuat.Ukuran pola ada dua macam. Pola A ialah pola
yang panjangnya selebar mori. Pola B ialah pola yang panjangnya sepertiga
mori, atau sepertiga panjang pola A.

Perlengkapan Batik Cap

Kasur (Bantalan). Bantalan Kasur ini terbuat dari kapas yang dibungkus
dengan kain, berfungsi sebagai lapisan bantalan kain mori yang akan dicap.
Taplak. Taplak ini terbuat dari kain katun yang berfungsi untuk lapisan
kasur.
Kompor. Tebuat dari besi dengan menggunakan sumbu, berfungsi untuk
perapian saat melelehkan lilin malam
Anglo Besar. Anglo ini terbuat dari gerabah yang berfungi untuk tungku
yang didalamnya diletakkan kompor untuk perapian. Penggunaan Anglo ini
untuk melindungi api dari angin sehingga api dapat menyala lebih tenang.
Meja. Meja ini terbuat dari kayu yang berfungsi untuk meletakkan kasur
bantalan.
53

Loyang. Loyang terbuat dari besi dan berbentuk seperti wajan dengan dasar
datar dan berdiameter 40 cm, loyang ini berfungsi untuk tempat lilin malam
saat dipanaskan.
Angsang. Angsang ini terbuat dari tembaga dengan permukaan berupa
anyaman strimin yang diletakkan pada loyang. Angsang ini berfungsi untuk
lapisan dasar pada permukaan Loyang.
Serak Kasar dan Serak Halus. Serak kasar dan serak halus ini terbuat dari
kain katun dengan bentuk seperti kain kasa berfungsi sebagai lapisan diatas
angsang untuk meletakkan cap saat pengambilan lilin malam yang sudah
meleleh.
Londo. Berupa jambangan kecil yang berisi air dan abu yang berfungsi untuk
dipergunakan membasahi kasur agar tetap basah saat akan dipergunakan
untuk meletakkan mori saat akan dicap.
Alat Cap. Alat cap ini terbuat dari tembaga dengan kombinasi besi dengan
pemukaan untuk berupa motif batik. Cap ini berfungsi untuk meletakkan lilin
malam dengan motif batik pada permukaan kain mori
54

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 The Japan Foundation Jakarta

Gambar 2.45 Logo The Japan Foundation

The Japan Foundation Jakarta bertempat di Gedung Summitmas I, lantai 2 -3,


Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62, Jakarta

Peta 2.1 Peta The Japan Foundation Jakarta

Sumber https://maps.google.com/maps?hl=en

Bentuk kelembagaan

Bentuk kelembagaan The Japan Foundation Jakarta adalah badan nirlaba


khusus yang pada tahun 2003 berubah menjadi lembaga administratif independen
dengan anggaran 10% dari Kementerian Luar Negeri Jepang.

Tujuan

Selain bertujuan untuk membangun persahabatan yang harmonis antara Indonesia


dengan Jepang melalui pendalaman pemahaman tentang Jepang, The Japan
Foundation Jakarta mempunyai empat tujuan utama, yaitu :
55

- Pertukaran kebudayaan

- Pendidikan bahasa Jepang

- Pertukaran intelektual dan pengembangan studi Jepang

- Pengumpulan dan penyediaan informasi yang dibutuhkan untuk menunjang


kegiatan pertukaran kebudayaan

Divisi dan Struktur Organisasi

Terdapat tiga divisi yang menangani kegiatan kebudayaan di The Japan Foundation
Jakarta, yaitu:

- Divisi Kebudayaan

- Divisi Bahasa

- Divisi Studi Jepang dan Pertukaran Intelektual

Berikut adalah struktur organisasi The Japan Foundation

Bagan 2.1 Struktur organisasi The Japan Foundation Jakarta


56

Kegiatan kebudayaan

Kegiatan kebudayaan yang diadakan The Japan Foundation Jakarta adalah sebagai
berikut :

- Studi banding - Festival

- Seminar - Kursus

- Workshop - Kelas bahasa

Fasilitas

Berikut fasilitas yang terdapat di The Japan Foundation Jakarta

- Multifunction hall

- Perpustakaan

- Ruang kelas, terdapat 3 ruang kelas dengan kapasitas 25 siswa

- Ruang Guru

- Kantor

Gambar 2.46 Lobby The Japan Foundation

Gambar 2.47 Perpustakaan The Japan Foundation


57

2.2.2 Institut Francais Indonesia/IFI Jakarta

Gambar 2.48 Logo Institut Francais Indonesia

IFI Jakarta beralamat di Jl. Salemba Raya 25

Peta 2.2 Peta IFI Jakarta

Sumber https://maps.google.com/maps?hl=en

Bentuk kelembagaan

Kelembagaan IFI Jakarta masih dibawah pengawasan dari Kementerian Luar Negeri
Perancis

Domain dan Struktur Organisasi

Terdapat tiga domain yang menangani kegiatan kebudayaan di IFI Jakarta, yaitu:

- Domain Kerja Sama Ilmiah

- Domain Pendidikan

- Domain Budaya
58

Berikut adalah struktur organisasi IFI Jakarta

Bagan 2.2 struktur organisasi Institut Francais Indonesia

Kegiatan kebudayaan

Kegiatan kebudayaan yang diadakan IFI Jakarta adalah sebagai berikut :

- Musik - Seni rupa

- Sastra - Sinema

- Seni pertunjukkan - Kelas bahasa

Fasilitas

Berikut fasilitas yang terdapat di IFI Jakarta

- Galeri

- Ruang sinema

- Mediatek
59

- Kafetaria

- Ruang kelas, terdapat 8 ruang kelas dengan kapasitas yang berbeda

- Ruang Guru

- Kantor

Gambar 2.49 Bangunan IFI Jakarta Gambar 2.50 Ruang kelas

Gambar 2.51 Galeri

Gambar 2.52 Mediatek IFI Jakarta


60

2.2.3 Korean Cultural Center Jakarta

Gambar 2.53 Logo Korean Cultural Center

Korean Cultural Center Jakarta bertempat di Equity Tower, lantai 17, SCBD Lot 9, Jl.
Sudirman Kav 52-53, Jakarta

Peta 2.3 Peta Korean Cultural Center Jakarta

Sumber https://maps.google.com/maps?hl=en

Bentuk kelembagaan

Kelembagaan Korean Cultural Center Jakarta masih dibawah pengawasan dari


Kementerian Luar Negeri Korea Selatan

Tujuan

Korean Cultural Center Jakarta mempunyai tujuan utama, yaitu :

- Memperkenalkan dan menyebarkan kebudayaan Korea di Indonesia

- Meningkatkan persahabatan antara kedua negara melalui pertukaran


kebudayaan dan sumber daya manusia

- Meningkatkan pemahanman antar dua negara


61

Kegiatan kebudayaan

Kegiatan kebudayaan yang diadakan Korean Cultural Center adalah sebagai berikut :

- Pameran - Pemutaran film

- Seminar - Kelas bahasa

Fasilitas

Berikut fasilitas yang terdapat di Korean Cultural Center

- Multifunction Hall - Ruang kelas

- Perpustakaan - Ruang Guru

- IT Show room - Kantor

- Ruang Istirahat

Gambar 2.54 Resepsionis Korean Cultural Center

Gambar 2.55 Multifunction Hall Korean Cultural Center


62

Gambar 2.56 Perpustakaan Korean Cultural Center

Gambar 2.57 IT Show room Korean Cultural Center

Gambar 2.58 Ruang istirahat Korean Cultural Center

Gambar 2.59 Ruang kelas Korean Cultural Center


63

2.2.4 Analisa hasil survei pusat kebudayaan

Tabel 2.3 Analisa hasil survei tiga pusat kebudayaan

Perbandingan Japan Foundation IFI Jakarta KCC Indonesia


Lokasi Summitmas I, Jl. Salemba Raya Equity Tower
Lt.2-3, Jl. Jend. 25, Jakarta 17th Fl, SCBD
Sudirman Kav. Lokasi berada Lot 9, Jl.
61-62 dekat dengan Sudirman Kav
Lokasi berada di instalasi 52-53
daerah bisnis pendidikan Lokasi berada di
dengan banyak seperti Univesitas daerah bisnis
pusat kebudayaan Indonesia, dengan banyak
asing seperti The Universitas pusat kebudayaan
British Council, Gunadharma asing seperti The
@ america, KCC IFI Jakarta British Council,
Indonesia memiliki gedung @america, The
independen Japan Foundation
Tujuan Pertukaran Memperkenalkan Memperkenalkan
kebudayaan peradaban dan menyebarkan
Pendidikan Perancis yang kebudayaan
bahasa Jepang dinamis Korea di
Pertukaran Memberi edukasi Indonesia
intelektual dan kepada Meningkatkan
pengembangan masyarakat persahabatan
studi Jepang antara kedua
Pengumpulan dan negara melalui
penyediaan pertukaran
informasi yang kebudayaan dan
dibutuhkan untuk sumber daya
menunjang manusia
kegiatan Meningkatkan
pertukaran pemahaman antar
kebudayaan dua negara
64

Perbandingan Japan Foundation IFI Jakarta KCC Indonesia


Kegiatan Studi banding Musik Kelas bahasa
Kebudayaan Seminar Sastra Pameran
Workshop Seni Seminar
Festival pertunjukkan Pemutaran film
Kursus Seni rupa
Kelas bahasa Sinema
Kelas bahasa
Fasilitas Multifunction Galeri Multifunction
hall Ruang sinema Hall
Perpustakaan Mediatek Perpustakaan
Ruang kelas Kafetaria IT Show room
Ruang Guru Ruang kelas Ruang Istirahat
Kantor Ruang Guru Ruang kelas
Kantor Ruang Guru
Kantor
Pencahayaan Alami : Alami : semua Alami : multifuncion
perpustakaan, ruang fasilitas ruang hall, perpustakaan,
kelas dan kantor mendapat kelas dan kantor
mendapat pencahayaan alami mendapat
pencahayaan alami walaupun pencahayaan alami
dari banyak jendela pencahayaan alami dari banyak jendela
Buatan : yang dipakai tidak Buatan :
pencahayaan pada maksimal pencahayaan juga
perpustakaan, ruang Buatan :pencahayaan digunakan untuk
kelas dan kantor pun buatan diperlukan menunjang aktivitas,
digunakan untuk karena pencahayaan sedangkan untuk IT
menunjang aktivitas, alami pada ruang show room
sedangkan untuk tidak terlalu terang, menggunakan
multifunction hall ruang sinema pencahayaan buatan
menggunakan menggunakan sepenuhnya
pencahayaan buatan pencahayaan buatan
sepenuhnya sepenuhnya
65

Perbandingan Japan Foundation IFI Jakarta KCC Indonesia


Penghawaan Menggunakan menggunakan Menggunakan
penghawaan buatan penghawaan alami penghawaan buatan
sepenuhnya karena karena gedung sepenuhnya karena
berfasilitaskan di memiliki taman berfasilitaskan di
gedung perkantoran terbuka, penghawaan gedung perkantoran
buatan juga
digunakan pada
ruang
Interior style interior yang Walaupun Style yang dipakai
dipakai mengikuti menggunakan free adalah perpaduan
standart perkantoran standing building kemajuan teknologi
dijepang, tidak tapi tidak ada desain di Korea dan adanya
menggunakan desain khusus yang sedikit unsur lokal
khusus atau desain mencerminkan konten Indonesia.
yang mencerminkan perancis. Material yang
gaya Jepang. Material yang digunakan lebih
Material yang digunakan tidak ada menunjukkan style
digunakan juga material khusus, IFI minimalis dengan
mengikuti ketetapan Jakarta lebih warna terang dan
gedung yang mengutamakan furniture yang gelap.
ditempati. fungsi ruang tanpa
mementingkan Lantai : seluruh
Lantai : Material desain dan material. treatment lantai pada
lantai untuk lobi KCC menggunakan
memakai marmer Lantai : lantai yang karpet wall to wall.
yang merupakan digunakan adalah
bagian desain dari lantai keramik untuk Dinding : dinding
gedung, sedangkan semua ruang. yang digunakan
perpustakaan, adalah dinding
multifunction hall Dinding : dinding partisi dengan
dan kantor material yang digunakan berbagai treatment,
lantai yang adalah dinding bata seperti cat tembok
digunakan yang hanya di dan wallpaper.
66

Perbandingan Japan Foundation IFI Jakarta KCC Indonesia


Interior adalah karpet wall to treatment cat Ceiling : ceiling
wall. tembok, sedangkan mengalami
untuk treatment pengolahan desain
Dinding: material dinding pada dengan adanya up
untuk dinding adalah mediatek dan down ceiling
dinding partisi yang menggunakan panel- sebagai tempat untuk
tidak permanen, panel kayu yang lighting dan adanya
dinding partisi difungsikan sebagai panel kayu dan
dipasang full sampai rak buku. elemen dekoratif
ke ceiling, berbentuk linkaran
sedangkan untuk Ceiling : ceiling sebagai elemen
area kantor dibiarkan pada gedung IFI desain.
open space. tidak ada pengolahan
desain, ceiling
Ceiling : tidak ada menggunakan
desain khusus pada gypsum board
ceiling, ceiling dengan cat ptih
memakai gypsum sebagai finisingnya
board putih dengan dan tidak ada
tidak ada permainan permainan up atau
up atau down celing. down ceiling.
Kesimpulan +karena mengikuti +adanya taman +desain ruang
standart Jepang, terbuka membuat sangat diperhatikan
maka tata ruang sirkulasi udara lebih dan mencerminkan
sangat jelas. alami dan fresh perpaduan kedua
+konsep open space +karena negara
dan horenzo pada menggunakan +pengolahan cahaya
area kantor juga bangunan sendiri pada KCC Indonesia
membuat ruang maka pengujung lebih
terasa lebih luas. terasa lebih rileks dipertimbangkan
-meski dari pada dari pada The Japan
menggunakan open mengunjungi gedung Foundation dan IFI
67

Perbandingan Japan Foundation IFI Jakarta KCC Indonesia


Kesimpulan space pada sebagian perkantoran Jakarta sehingga
besar ruang tetapi -adanya pemanfaatan tidak ada kesan
pada multifunction tinggi ceiling yang kekurangan cahaya
hall tidak terlalu dibuat sebagai lantai pada ruang.
diperhatikan due untuk
sehingga berkesan menyimpan file dan
tidak tersentuh berkas sehingga
desain. ruang terasa sempit

Anda mungkin juga menyukai