Anda di halaman 1dari 37

BAB I

OBJEKTIFKASI

1. Definisi
Judul : Desain Interior Pusat Informasi Kebudayaan Jawa Barat

Desain Interior
Suatu sistem atau cara pengaturan ruang dalam yang mampu
memenuhi persyaratan kenyamanan, keamanan, kepuasaan, kebutuhan
fisik dan spiritual bagi penggunanya tanpa mengabaikan faktor estetika.
Sumber: Suptandar (1995:11)

Pusat
Sebuah tempat atau sekelompok bangunan di mana kegiatan tertentu
terkonsentrasi
Sumber: Oxford Dictionary

Informasi
Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion yang
diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti garis besar,
konsep, ide. Informasi merupakan kata benda dari informare yang
berarti aktivitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan.
Sumber: Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi
Yogyakarta, Yogyakarta: 2003, hal 29

Kebudayaan
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral,

hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat


seseorang sebagai anggota masyarakat
Sumber : Edward B. Tylor

Jawa Barat
Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kotanya berada
di Kota Bandung. Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi
Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah
Indonesia (staatblad Nomor : 378)
Sumber: indonesiatic.com/propinsi/jawa-barat
(diunduh 2 Oktober 2016 Pukul 22:25 WIB)

Kesimpulan :
Dari definisi yang dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Desain
Interior Pusat Informasi Kebudayaan Jawa Barat adalah sistem atau cara pengaturan
ruang dalam yang mampu memenuhi persyaratan kenyamanan,
kepuasaan,

kebutuhan

fisik,

spiritual

dan estetika suatu

keamanan,

tempat dimana

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuankemampuan lain yang berasal dari Jawa Barat bisa terkonsentrasi dan dapat
dikomunikasikan kepada masyarakat luas.

2. Latar Belakang
Pusat Informasi Kebudayaan di Indonesia saat ini mulai menjadi tren yang
beranjak naik , arus globalisasi dan pertukaran informasi yang cepat mengakibatka n
adanya transfer antar budaya yang dapat menghilangkan nilai-nilai budaya yang
ada, sehingga Pusat Informasi Kebudayaan dibutuhkan suatu daerah atau negara
untuk tetap menjaga nilai yang ada. Keberadaan Pusat Informasi Kebudayaan bisa
juga diasumsikan sebagai inkubator bagi suatu kelompok tertentu untuk mengena l
sesuatu yang baru dan asing baginya atau sebagai tempat masyarakat yang
memilikinya untuk mengenal lebih jauh budaya sendiri.

Menurut Koentjaningrat (1985) Kebudayaan sendiri memiliki tujuh unsur


universal yaitu teknologi, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa,
kesenian, seitem pengetahuan dan sistem religi
Jawa Barat merupakan salah satu daerah terbesar di Indonesia dengan jumlah
penduduk sekitar 43 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 43 juta
jiwa Jawa Barat memiliki tingkat kepadatan penduduk

yang paling tinggi di

Indonesia, dengan mayoritas dari masyarakatnya adalah suku Sunda. Produk lain
dari hasil kebudayaan Jawa Barat berupa seni bela diri, seni pertunjukan, seni
pewayangan, seni musik dan suara, upacara adat, kepercayaan, seni kriya dan
kuliner yang sepatutnya tetap dilestarikan dan ada agar adanya keberlanjuta n
sebuah tradisi.
Melihat kondisi kebudayaan Jawa Barat dalam wujud benda hasil karya
manusia, yang sepatutnya dilestarikan agar tetap dikenal sebagai bagian dari
kebudayaan Indonesia, maka sebuah Pusat Informasi Kebudayaan berperan penting
dalam usaha pelestarian kebudayaan tersebut. Pusat Informasi Kebudayaan Jawa
Barat dapat berperan sebagai wadah upaya pelestarian produk budaya Jawa Barat
yang mempunyai suku mayoritas sunda
Pusat Informasi Kebudayaan Jawa Barat merupakan tempat untuk menampung
kegiatan-kegiatan kebudayaan, dimana masyarakat dapat belajar lebih banyak
mengenai kebudayaan Jawa Barat secara wilayah budaya, pada tempat ini juga
dilakukan pengembangan serta pengolahan budaya tangible agar budaya Jawa
dapat berkembang namun tetap mencerminkan jati diri aslinya.

3. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang berasal dari pencarian hasil survei dan pengumpulan data
atau fakta hasil survei, maka yang menjadi permasalahan dari perencanaan ini
adalah :

Perlunya fasilitas yang menjadi wujud nyata untuk pelestarian kebudayaan


Jawa Barat

Perlunya peningkatan fasilitas para pelaku seni untuk mengedukas i,


menginformasikan dan mensimulasikan keahliannya sesuai bidangnya
masing- masing

Perlunya pembuatan fasilitas membaca, memelihara dan mencari referensi


mengenai kebudayaan sunda

Perlunya peningkatan penerapan unsur-unsur estetis dan desain yang


merepresentasikan budaya sunda sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi
pengguna

4. Tujuan Perencanaan
Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah jawaban dari identifikas i
masalah yang ada sebelumnya yaitu:

Menciptakan fasilitas yang dapat menjadi wujud nyata dalam pelestarian


kebudayaan Jawa Barat

Meningkatkan fasilitas para seniman dengan menambahkan ruang khusus


supaya seniman dapat memberikan informasi, edukasi dan simulasi kepada
masyarakat luas sehingga adanya pelestarian budaya

Membuat fasilitas yang dapat menampung kegiatan membaca, memelihara


dan mecari literature yang berkaitan dengan kebudayaan Jawa Barat

Meningkatkan nilai estetis dalam ruangan yang merepresentasikan Pusat


Informasi Kebudayaan dengan menerapkan budaya sunda sebagai elemen
utamanya agar meningkatkan daya tarik pengunjung

5. Lingkup Perencanaan

Klasifikasi pengguna Pusat Informasi Kebudayaan Jawa Barat

Analisa aktivitas dan fasilitas Pusat Informasi Kebudayaan Jawa Barat

Tema dan gaya Pusat Informasi Kebudayaan Jawa Barat

Perencanaan sirkulasi dan pencapaian ruang Pusat Informasi Kebudayaan


Jawa Barat

Perencanaan pencahayaan, penghawaan Pusat Informasi Kebudayaan Jawa


Barat

6. Metode Perencanaan

Tabel 1. 1 Skema Fishbone (Taufan Hidjaz)

7. Daftar Pustaka
Pustaka
Problem Seeking : An
Architectural Program
Primer 4th Edition /
Wiliiam M Pena, Steven
Parshal, John Focke
Pengantar Ilmu
Antropologi/
Koentjaningrat

Referensi

Cover Buku

Kebijakan Bidang Sosial


dan Budaya/ Bapeda Jawa
Barat
Design Handbook for
Cultural Center/ Peter
Lnyi
Kebudayaan Sunda Suatu
Pendekatan Sejarah/ Edi S
Ekadjati
Basic Interior Design, Vol
2 Exhibition Design 2011

Tabel 1. 2 Sumber Data Referensi (Dokumentasii Pribadi)

BAB II
IDENTIFIKASI

1. Tinjauan Umum
1.1 Pengertian
Pusat Informasi Kebudayaan
Konsep dari sebuah pusat kebudayaan pada awalnya berasal
dari bahas latin centrum dan dapat mendiskusikan banyak topik. Salah
satu maknanya adalah mengacu pada tempat diamana orang-orang
saling bertemu dikarenakan tujuan tertentu. Kebudayaan, sementara itu
adalah kata sifat yang memiliki arti kepunyaan atau mengacu pada
kebiasaan. Gagasan ini berasal dari istilah latin yang terkait dengan
intelektual manusia dan budaya roh manusia.
Sebuah pusat kebudayaan banyak memeiliki ruang-ruang yang
daoat membuat orang untuk berpartisipasi dalam aktifitas kebudayaaan.
Pusat kebudayaan memiliki fungsi sebagai tempat promosi kepada
kelompok atau masyarakat luas
Struktur pusat budaya dapat bervariasi
kasusnya.

pusat-pusat utama termasuk

tergantung

pada

penonton dengan script,

perpustakaan, ruang komputer dan ruang lain dengan infrastruktur yang


diperlukan untuk memberikan kursus atau workshop dan konser,
drama, film dll
Pusat budaya sering merupakan titik pertemuan di komunitas
kecil di mana orang datang bersama-sama untuk melestarikan tradisi
dan mengembangkan kegiatan budaya yang melibatkan partisipas i
seluruh keluarga.

Sebagai aturan umum, kegiatan pusat kebudayaan bebas atau


sangat terjangkau, sehingga tidak ada yang diberhentikan karena alasan
ekonomi. Properti pusat budaya biasanya Negara atau koperasi, karena
umumnya lembaga non-profit.

Kebudayaan
Kebudayaan

berasal

dari

bahasa

Sansekerta

yaitu

buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau


akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
turun temurun dari generasi ke generasi, yang kemudian disebut
sebagai superorganik.
Menurut

Andreas

Eppink,

kebudayaan

mengandung

keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahua n


serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-la in,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut

Selo Soemardjan

dan Soelaiman

Soemardi,

kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.


Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi
dan Kebudayaan sebagai sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan bendabenda yang bersifat nyata, misalnya

perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan


lain-lain,

yang

ditujukan

untuk

membantu

manusia

dalam

melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Unsur Kebudayaan Menurut pendapat ahli komponen atau

unsur kebudayaan dapat dibagi menjadi beberapa bentuk. Melville


J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok
(20), yaitu :
1. alat-alat teknologi.
2. sistem ekonomi.
3. keluarga.
4. kekuasaan politik.

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan

menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak :


1. Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide, gagasan, nilai,norma, peraturan, dan sebagainya yang
sifatnya

abstrak; tidak

dapat diraba atau disentuh.

Wujud

kebudayaan ini terletak dalam di alam pemikiran warga masyarakat.


2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak sosialisas i
dengan manusia lainnya menurut pola tertentu yang berdasarkan
adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan seharihari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil


dari aktivitas,

perbuatan,

dan karya semua manusia

dalam

masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,


dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara
ketiga wujud kebudayaan.

Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa

elemen atau komponen yaitu :


A. Kebudayaan Material
Kebudayaan

material

mengacu

pada semua

ciptaan

masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan


material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhiasaan, senjata, dan
seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang,
seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian dan
lainnya.
B. Kebudayaan Non Material
Kebudayaan nonmaterial

adalah ciptaan abstrak yang

diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng,


lagu, atau tarian tradisional.
C. Lembaga Sosial
Sistem sosial yang terbantuk dalam suatu Negara akan
menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan sosial
masyarakat.
1. Sistem kekerabatan
2. Sistem kesatuan hidup setempat
3. Asosiasi dan perkumpulan-perkumpulan
4. Sistem kenegaraan
D. Sistem Kepercayaan

Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan


bagaimana

memandang

hidup

dan kehidupan,

cara mereka

berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.

Kebudayaan Jawa Barat


Kebudayaan Jawa Barat merupakan berbagai keseluruhan sistem

gagasan hasil dari karya, rasa, dan cipta masyarakat Jawa Barat dalam
rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar. Wujud dari produk dari karya, rasa, dan cipta kebudayaan
Kebudayaan tersebut dijelaskan dengan tabel sebagai berikut.
Lingkup Kebudayaan :

Rumah Adat

Gambar 2. 1 Contoh Rumah Adat


Jawa Barat (Disparbud Jabar)

Rumah Adat adalah bangunan yang memiliki ciri khas khusus,


digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu.Ruma h
adat merupakan salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi
dalam sebuah komunitas suku/masyarakat.
Jenis Kebudayaan
Rumah Adat

Macam Kebudayaan
Rumah Adat Hasan Maulani
Rumah Adat Panjalin
Rumah Adat Citalang
Rumaf Tradisional Saung Ranggon
Rumah Adat Cikondang

Tabel 2. 1 Tabel Rumah Adat Yang Ada Di Jawa Barat (Sumber : Disparbud Jabar)

Upacara Adat

Gambar 2. 2 Upacara Adat Ngalaksa (Sumber Disparbud Jabar)

Upacara adat adalah salah satu cara menelusuri jejak sejarah


masyarakat Indonesia pada masa pra aksara dapat kita jumpai
pada upacara-upacara adat.
No
Jenis Kebudayaan
2 Upacara Adat

Macam Kebudayaan
Upacara ke Makam Karomah
Upacara Ngarot
Ngunjung
Upacara Labuh Saji
Upacara Wuku Tahun
Upacara Ruwatan Bumi
Upacara Mapag Sri
Upacara Nadran
Pesta Nelayan di Pantai Pamayangsari
Balap Kerbau di Pantai Cipatujah
Upacara Adat Ngalaksa
Gembyung
Upacara Panjang Jimat
Upacara Hajat Sasih Kampung Naga
Upacara Seren Taun
Pesta Nelayan Pelabuhan Ratu
Adu Domba Garut
Upacara Ngalungsur Pustaka
Upacara Nyangku
Upacara Adat Perkawinan
Bubur Sura
Pesta Dadung

Tabel 2. 2 Tabel Upacara Adat Jawa Barat (Sumber Disparbud Jabar)

Permainan Tradisional

Gambar 2. 3 Contoh Permainan


Tradisional Wawayangan (Sumber
Disparbud Jabar)

Permainan tradisonal merupakan permainan yang dimainkan oleh


anak-anak jaman dulu secara inplisit merupakan simbolisasi dari
pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-maca m
fungsi atau pesan di baliknya
No
Jenis Kebudayaan
3 Permainan Tradisional

Macam Kebudayaan
Bebeletokan
Galuh Burulu
Hong 25
Honghongan
Bedil Sorolok
Bedil Jepret
Ucing Kuriling
Ucing Kalangkang
Turih Oncom
Sur-ser
Pacublak-cublak Uang
Palpalan
Meong Bongkok
Ecor
Sondah
Panggal
Ketepel
Sesengekan
Golek Kambang
Empet-Empetan
Wawayangan

Simse
Lompat Jawa
Lompang Karet
Sapintrong
Kelom Awi
Kelom Batok
Galah Palang
Galah Jidar
Galah Bandung
Galah Asin
Angsretan
Cing Kup
Egrang
Bekel
Ucing Peungpen
Susumputan
Serok
Oray-orayan
Ngadu Muncang
Ngadu Karbit
Kobak
Congkak
Bebentengan
Tabel 2. 3 Tabel Permainan Tradisional Jawa Barat (Sumber Disparbud Jabar)

Keraton

Gambar 2. 4 Keraton Kasepuhan Cirebon (Suber Disparbud Jabar)

Jawa Barat memiliki keraton tersendiri dimana kebudayaannya


berbeda dengan masyarakat sunda sebagai mayoritas ini terjadi karena
adanya akulturasi budaya sunda dan jawa yang berhubungan dengan
letak geografis dan keajadian sejarah

No
Jenis Kebudayaan
4 Keraton

Macam Kebudayaan
Kacirebonan
Kesepuhan
Kanoman

Tabel 2. 4 Macam-macam Keratonan Cirebon (Sumber Disparbud Jabar)

Lingkup Kesenian

Seni Kriya/Kerajinan

Gambar 2. 5 Contoh Batik yang Berasal dari Jawa Barat (Sumber Disparbud Jabar)

Gambar 2. 6 Contoh Batik yang Berasal dari Jawa Barat (Sumber Disparbud Jabar)

Seni

kriya adalah

sebuah

menggunakan

ketrampilan

memperhatikan

aspek fungsional

karya seni yang

tangan

(hand

skill)

dibuat
tetapi

dengan
tetap

dan juga nilai seni itu sendiri,

sehingga seni kriya dapat dikategorikan sebagai sebuah karya seni rupa

terapan nusantara. Adapun seni kriya/kerajinan Jawa Barat dijelaskan


melalui tabel berikut :
No

Jenis Kesenian
1 Kriya/Kerajinan

Macam Kesenian
Keerajinan Kulit Sukaregang
Kerajinan Tangan Rajapolah
Bordir Kwalu
Batik Sumedang
Keramik Plered
Kerajinan Batik Trusmi
Kerajinan Rotan
Kerajinan Batu Mulia
Kerajinan Lukis Kaca
Kerajinan Kerang
Batik Majalengka
Batik Tasikmalaya
Batik Indramayu
Batik Cirebon
Batik Garut
Batik Ciamis
Batik Bogor
Batik Cianjur

Tabel 2. 5 Tabel Seni Kriya Jawa Barat (Sumber Disparbud Jabar)

Seni Musik
Menurut David Ewen menyatakan bahwa Musik ialah suatu ilmu
pengetahuan dan seni tentang sebuah kombinasi ritmik dari nada-nada,
baik vokal ataupun instrumental, yang meliputi sebuah melodi dan
harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan
terutama pada aspek emosional.
No
2

Jenis Kesenian
Musik

Macam Kesenian
Angklung
Gamelan
Ngontrek
Kecapian
Macakal

Tabel 2. 6 Tabel Seni Musik Jawa Barat (Sumber Disparbud Jabar)

Seni Beladiri
Seni bela diri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai satu
cara seseorang mempertahankan / membela diri. Seni bela diri telah
lama ada dan berkembang dari masa ke masa. Pada dasarnya, manusia
mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya. Dalam
tumbuh atau berkembang, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan
fisiknya, kapan pun dan di manapun. Hal inilah yang akan memacu
aktivitas fisiknya sepanjang waktu
No

Jenis Kesenian
Beladiri

Macam Kesenian
Pencak Silat
Godot & Panca Karuhun
Bajing Kiring
Benjang
Sampyong
Padingdang

Tabel 2. 7 Tabel Seni Beladiri Jawa Barat (Disparbud Jabar)

Seni Drama
Drama merupakan genre (jenis) karya sastra yang menggambarka n
kehidupan

manusia

dengan gerak. Drama menggambarkan

realita

kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog
yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan
emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater.
No
4

Jenis Kesenian
Drama

Macam Kesenian
Wayang Wong
Wayang Mahabrata
Wayang Abiasa
Wayang Babad
Wayang Kulit Indramayu
Wayang Ajen
Wayang Kulit Bekasi

Tabel 2. 8 Tabel Seni Drama Jawa Barat (Sumber Disparbud Jabar)

Seni Ibing
Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara
berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan
mengungkapkan perasaan, maksud danpikiran.

Tarian merupakan

perpaduan dari beberapa unsur yaitu raga, irama, dan rasa.


No
5

Jenis Kesenian
Ibing

Macam Kesenian
Adeg-adeg Tari Sunda
Gaok Nyanyian Sunda
Dombret
Doger
Jaipongan
Tari Buyung
Tari Sampiung
Tari Topeng
Tari Merak
Ronggeng Bugis
Bajidor
Ronggeng Gunung
Ronggeng Amen
Tari Keurseus
Tari Ketuk Tilu
Tari Tayub
Tari Wayang

Tabel 2. 9 Tabel Seni Ibing/Tari Jawa Barat (Sumber Disparbud Jabar )

Seni Haleran
Seni haleran adalah kesenian pertunjukan yang dilakukan sepanjang
jalan atau biasa disebut sebagai theatre of road karena pertunjukannya
bersifat mobile (bergerak).
No
6

Jenis Kesenian
Helaran

Macam Kesenian
Gondang
Topeng Benjang
Arak-arakan
Atraksi sisingaan
Burokan
Reak
Kuda renggong

Singa Barong
Badawang
Tabel 2. 10 Tabel Seni Haleran Jawa Barat (Sumber Disparbud Jawa Barat)

Seni Teater/Pertunjukan
Seni teater adalah sebuah kesenian yang paling lengkap, karena di
dalamnya mengandung beberapa unsur cabang seni lainnya, seperti seni
rupa, seni sastra, seni musik dan seni tari. Kata teater berasal dari bahasa
Yunani lama (theatron), yang secara harfiah berarti gedung atau tempat
pertunjukan. Teater selalu memiliki keterkaitan dengan drama. Drama
itu sendiri berasal dari Yunani lama (draien) yang berarti berbuat,
berlaku atau bereaksi. Jadi, teater/ drama adalah salah satu bentuk
kegiatan yang dilakukan manusia secara sadar menggunakan tubuhnya
sebagai unsur utama untuk menyatakan diriinya yang diwujudkan dalam
suatu karya seni.
No

Jenis Kesenian
7 Teater/Pertunjukan

Macam Kesenian
Kerodong
Banjet
Tembem
Topeng Hajatan
Tarawangsa
Pentul
Dalang topeng Turunan
Uyeg Sukabumi
Topeng Banjet
Sendratari
Reog Sunda
Longser
Gending Karesman
Tari Topeng Klana
Ules
Masres
Sandiwara Cirebom
Bengberokan
Cokek
Reog Sunda
Bangkong Reang

Tabel 2. 11 Tabel Seni Teater Jawa Barat (Disparbud Jawa Barat)

1.2 Kegiatan Umum


Kegiatan Pusat Kebudayaan Jawa Jawa Barat
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pusat Kebudayaan Jawa
Barat, diantaranya :
a. Pameran
Meliputi upaya untuk memamerkan berbagai hasil dari kebudayaan
Jawa barat sesuai dengan jenisnya
b. Publikasi dan Informasi
Meliputi upaya untuk memberikan informasi pada pengunjung,
dengan perolehan data visual, audio, maupun audio visual. Data visual
diperoleh secara literatur manual, maupun digital.
c. Pertunjukan
Meliputi upaya untuk menghibur yang lebih mementingka n
gebyar wujud daripada esensi isi. Hiburan yang dipertontonkan pada
pengunjung dapat berupa seni tradisional asli, maupun seni- seni
kreasi baru. Pertunjukkan adalah kegiatan yang paling diminati oleh
para wisatawan.
d. Seminar, Ceramah, Workshop
Meliputi

pembahasan

berbagai

permasalahan

budaya,

maupun diskusi mengenai topik budaya, serta program pengendalia n


budaya luar, kegiatan ini diutamakan bagi para budayawan, dan
insan

pendidikan,

namun

tidak

meutup

kemungkinan

bagi

masyarakat umum yang berminat.


e. Inventarisasi dan Dokumentasi
Meliputi kegiatan dokumentasi berbagai kegiatan, guna
diperkenalkan pada masyarakat yang lebih luas lagi. Dokumentas i
juga membantu kegiatan publikasi.
f.

Pelatihan dan Pengembangan

Meliputi kegiatan pelatihan


pengembangannya

menjadi

seni tradisional asli, juga

seni kreasi baru. Membuat

seni

tradisional dapat lebih diterima oleh para generasi muda kita.


1.3 Studi Banding Proyek

Taman Budaya Jawa Barat


Taman Budaya Jawa Barat terletak dikawasan Dago Tea House,
kepengurusan

taman budaya Jawa Barat berada dibawah Dinas

pariwisata dan Budaya Jawa Barat. Posisi Taman Budaya Jawa Barat
sebagai UPTD Unit Pelaksana Teknis Daerah.
Taman Budaya Jawa Barat bereperan sebagai salah satu kantung
kegiatan kesenian kesenian yang ada di Jawa Barat. Kegiatankegiatannya

berhubungan

dengan

pelestarian

dan budaya

dan

memperkenalkan budaya tradisional kepada masyarakat luas.


Faslitas- fasilitas yang ada di Taman Budaya Jawa Barat cukup
lengkap dari teater hingga galeri ada disini, berikut faslitas Taman
Budaya Jawa Barat
a. Gedung Teater Terbuka

Gambar 2. 7 Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat


(Dokumentasi Pribadi)

Tempat pertunjukan yang berada di lokasi bekas restoran Dago


Tea House dapat memuat t 1,200 penonton. Konsep Ruang
pertunjukan trbuka (open air) dengan latar belakang panorama kota

Bandung, jika tidak ada pertunjukan di malam hari, pengunjung


masih dapat menikmati panorama Kota Bandung dan sekitarnya,
lengkap dengan hidangan yang tersedia di Cafetaria sekitar Teater
Terbuka. Lokasi Teater Terbuka dilengkapi pula ruang Has artis,
ruang operator, toilet serta sarana bermain anak.
b. Gallery (Ruang Pameran)

Gambar 2. 8 Galeri Ruang Pameran Taman Budaya Jawa Barat

Gallery Taman Budaya yang berada di komplek Teater Terbuka


terdiri dari,2 (dua) unit dengan ukuran 250 m2. Selain untuk
kebutuhan pametan, Gallery, ini kadang dipergunakan untuk acara
diskusi dan atau lomba dalam skala pengerahan massa relatif
terbatas. Kini Gallery Taman Budaya dipersiapkan untuk menjadi
ruang pameran tetap karya seni rupa atau karya seni lainnya yang
cukup

representatil,

dan dapat diapresiasi

kapan saja oleh

masyarakat disela-sela kunjungannya ke Balai Pengelolaan Taman


Budaya

c. Teater Taman

Gambar 2. 9 Teater Taman Budaya Jawa Barat (Dokumentasi Pribadi)

Lahan yang berada di halaman depan Gallery Taman Budaya


dapat menjadi alternatif pilihan sajian pertunjukan dalare kapasitas
penonton yang relatif lebih kecil. Play area (tempat bermain) yang
dapat dilihat dari segala arab memberikan tontonan yang lebih rileks
tanpa mengurangi nuansa pertunjukan
d. Etalase Cinderamata

Gambar 2. 10 Toko Cinderamata Taman Budaya Jawa Barat Sumber (Dokumentasi Pribadi)

Untuk melengkapi kunjungan di. Balai Pengelolaan Taman


Budaya, sebelum lupa bisa dilihat dan dipilih beragam corak dan
bahan sebagai buah tangan yang dapat menjadi kenangan di Balai
Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat. Bentuk produk kerajinan
tanqan mulai dari yang mini hingga maxi, diharapkan menjadi
kenangan di hari-hari kehadiran selanjutnya.

e. Cafetaria

Gambar 2. 11 Cafetari Taman Budaya Jawa Barat (Dokumentasi Pribadi)

Dibangun di atas lahan bekas restoran Dago Tea House tempo


lulu ini dilengkapi dengan Saung Lesehan Sunda di sekitar Teater
Terbuka. Cafetaria yang bernama "Boga Kuring" menyediaka n
makanan dan minuman (menu) khas Parahyang, (melayani pula
pesanan menu Eropa, Chinese Food dan lain-lain).

Cafetaria

melayani kunjungannya setiap hari mulai pukul 10.00.22.00 WIB.


Khusus untuk malam Minggu buka sampai pukul 24.00 WIB
f.

Sanggar Seni (Studio Tari)

Gambar 2. 12 Sanggar Studio Tari Taman Budaya Jawa Barat (Dokumentasi Pribadi)

Bangunan dengan luas 150 m 2 , diperuntukkan tempat


pengolahan/pelatihan seni (khususnya seni tari), merupakan fasiI tas
yang dimiliki Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat. Pusat
latihan Tari dan sarana olah raga sederhana ada di tempat ini.

g. Gedung Teater Tertutup

Gambar 2. 13 Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat (Dokumentasi Pribadi)

Gedung pertunjukan yang memiliki luas bangunan 1.491,25


m 2 terdiri dart beberapa fasilitas antara lain : panggung
pertunjukan,

ruang

penonton,

ruang

rias

artis,

ruang

perlengkapan artistik, ruang operator, kamar kecil pemain dan


penonton, serta lobby teater yang berfungsi sebagai ruang
tunggu VIP.
Ruang penonton yang berkapasitas 800 tempat duduk
dengan panggung (play area) berukuran 12 x 8,5 m dapat
dinikmati dart semua titik pandang penonton. Dukungan lighting
dan sound system berkekuatan 82.000 watt (82 KWh). Layar
Panggung elektrik memberikan kemudahan pada setiap sajian
pertunjukan.
h. Wisma Seni & Sekertariat

Gambar 2. 14 Wisma Seni Taman Budaya Jawa Barat (Dokumentasi Pribadi)

Merupakan

tempat

istirahat/menginap

para

seniman/budayawan dari daerah yang akan mempertunjuka n


pergelaran di Balai Pengelola Taman Budaya. Wisma Seni
mempunyai luas 315 m2 terdiri dart 8 kamar yang setiap
kamarnya dilengkapi dengan toilet. Keseluruhan Wisma Seni
memiliki daya tampung 35 orang.
i.

Sekretariat

Gambar 2. 15 Gedung Sekretariat taman budaya Jawa Barat (Dokumentasi Pribadi)

Gedung Sekretariat berada di komplek Teater Tertutup yang


merupakan tempat pelayanan administrasi Balai Pengelola
Taman Budaya yang memiliki luas bangunan 281 m2 terdiri dart
Ruang Kepala, Ruang Kasubag Tata Usaha, Ruang Kasi dan
Staf. Di Gedung inilah kegiatan Rumah Tangga Balai Pengelola
Taman Budaya dilaksanakan.

2. Tinjauan Khusus
2.1 Deskripsi Proyek
Pada bagian deskripsi proyek ini menjelaskan tentang detail- detail
informasi mengenai proyek data dari Desain Interior Pusat Informas i
Kebudayaan Jawa Barat.

Identifkasi Proyek
Nama Proyek

: Pusat Informasi Kebudayaan Jawa Barat

Lokasi

: Dago

Skala Proyek

: Jawa Barat

Jenis Bangunan

: Bangunan dengan ketinggian rendah

Luas Tapak

: 10.254 M2

GSB Depan

: 17 M

GSB Samping Kiri

:3M

GSB Samping Kanan

:3M

BCR

: 40 %

Ketinggian Masksimum

: 21,66 M

Pemilik

: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa


Barat

Sifat Proyek

: Perencanaan

Pengelola

: UPTD Dinas Pariwisata dan Kebudayaan


Jawa Barat

Pengguna

Budayawan yang memerlukan sarana untuk melakukan komunikas i


budaya

Seniman daerah dan nasional yang memerlukan sarana untuk


melakukan pertunjukkan atas kreasinya

Para insan pendidikan, diantaranya para pelajar, mahasiswa, dosen,


dan peneliti yang ingin belajar mengenai kebudayaan Jawa Barat

Organisasi atau badan yang ingin bekerjasama maupun membantu


upaya pelestarian kebudayaan Jawa Tengah

Masyarakat Jawa Barat maupun daerah lain yang ingin mengetahui


mengenai kebudayaan Jawa Barat

Wisatawan domestik maupun asing

2.2 Struktur Organisasi

Tabel 2. 12 Struktur Organisasi Pusat Informasi Kebudayaan Jawa Barat

Deskripsi Kerja
1. Divisi Pelestarian dan Pengembangan

Divisi Galeri
Divisi ini bertanggung jawab atas pengelolaan galeri, keamanan
benda pamer, serta pemberian informasi benda pamer terhadap
pengunjung, salah satunya dengan menempatkan karyawan yang
berfungsi sebagai guide di galeri.

Divisi Pertunjukkan
Divisi

ini

bertanggung

jawab atas pengelolaan

auditorium,

kenyamanan penonton, berlangsungnya pertunjukkan, pengisi acara,

dekorasi, keamanan acara yang berlangsung, keamanan bintang


tamu.

Divisi Pelatihan dan Pengembangan Kesenian


Divisi ini bertanggung jawab atas pengelolaan pelatihan dan
pengembangan kesenian, dimana budayawan, insan pendidikan
bidang kebudayaan, para pelatih dan pengembang seni berperan
besar dalam divisi ini.

2.

Divisi Informasi dan Penelitian

Divisi Pusat Informasi dan Penelitian

Divisi ini bertanggung jawab atas pengelolaan informasi dan


penelitian,

dimana

budayawan,

insan

pendidikan

bidang

kebudayaan, para pelatih dan pengembang seni juga berperan dalam


divisi ini.

Divisi Perpustakaan

Divisi ini bertanggung jawab atas pengelolaan perpustakaan sebagai


sumber literatur kebudayaan. Perpustakaan juga berfungsi sebagai
penunjang pengelolaan pusat informasi dan penelitian.
3.

Divisi Fasilitas Penunjang


Fasilitas penunjang pusat kebu, penyimpanan dan penyewaan
kostum, ruang rekaman, workshop properti. Divisi ini mengur us
segala pemeliharaan fasilitas tersebut serta segala perlengkapan dan
invetaris pendukungnya.

4.

Divisi Humas dan Publikasi


Aktivitas pekerjaan karyawan departemen humas dan publikasi
berhubungan dengan mengajak banyak wisatawan berkunjung ke
pusat kebudayaan, dengan berbagai promosi, serta rangkaian acara
yang diadakan pusat kebudayaan.

5.

Divisi Personalia
Pekerjaan yang dilakukan karyawan divisi personalia meliputi
rekrutmen dan seleksi pekerja, kenaikan atau penurunan jabatan,
pengembangan SDM, menngkomunikasikan dan menyelesa ika n
permasalahan yang dialami pekerjanya. Divisi ini juga menentuka n
apakah seorang pekerja layak mendapatkan pendidikan tambahan
atau tidak setelah melihat kinerja dan kualitas kerjanya.
b. Divisi Administrasi dan Keuangan
Pekerjaan yang dilakukan departemen akuntansi dan pembukuan
meliputi cash flow, laporan keuangan, pembayaran gaji, mengur us i
pembelian, dan memeriksa keuangan serta administrasi.
c. Manajerial dan Operasional
Manajerial dan operasional bertanggung jawab secara penuh atas pusat
kebudayaan. Ruang lingkup pekerjaan manajerial dan operasional
adalah seputar pengaturan

pengelolaan

pusat kebudayaan

serta

pengecekan dan hubungan direktur, serta pemerintah daerah. Para


manajerial dan operasional dapat turun ke lapangan untuk berhubunga n
langsung dengan pengunjung, apabila terjadi masalah yang tidak dapat
diselesaikan karyawan dibawahnya.
d. Direktur
Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi pada struktur organisas i
pusat kebudayaan. Direktur menghubungkan dialog antara berbagai
divisi pengelola pusat kebudayaan dengan pemerintah daerah.
e. Divisi Security (keamanan)
Merupakan divisi yang bertanggung jawab atas keamanan didalam,
diluar dan di area sekitar pusat kebudayaan. Divisi security biasanya
menempati lokasi yang disebut pos jaga yang berlokasi di dalam interior
pusat kebudayaan (untuk pelaporan kehilangan,

pembuatan surat

keterangan kehilangan), dan diluar gedung pusat kebudayaan sebagai

tempat apel dan pergantian shift. Pada ruang-ruang tertentu, terdapat


kamera pengawas yang dikontrol di sebuah ruangan khusus. Misalnya
untuk menjamin barang budaya yang dipamerkan di galeri.
2.3 Daftar Koleksi
No Koleksi

Jumlah

Jenis

Miniatur Rumah Adat

3d

Foto Dokumentasi

60

2d

Permainan Tradisional

20

3d

Diorama Upacara Adat

3d

Contoh Kain Batik

20

2d

Gamelan

3d

Kecapi

3d

Angklung

3d

Pakaian Adat

10

3d

10

Pakaian Bela diri

3d

11

Wayang

10

3d

12

Topeng Tradisonal

20

3d

13

Peralatan Haleran

10

3d

Tabel 2. 13 Daftar Koleksi Pusat Informasi Kebudayaan Jawa Barat (Dokumentasi Pribadi)

2.4 Klasifikasi Kegiatan Khusus Pusat Kebudayaan Jawa Barat


Klasifikasi Kegiatan Khusus di Pusat Kebudayaan Jawa Barat di
klasifikasikan menjadi 4 Kegiatan Utama yaitu : Kegiatan Informas i,
Kegiatan edukasi, Kegiatan Simulasi, Kegiatan Rekreasi :

No

Informasi

Edukasi

Simulasi

Rekreasi

-Pameran
Tetap

- Seminar

-Workshop

-Pameran tetap

-Pameran
Temporer

-Workshop

-Pelatihan
dan
Pengembangan
Khusus

-Pameran
Temporer

-Pemutaran film

-Diskusi

-Menyimpan
Referensi berharga

-Pertunjukan
Seni

Tabel 2. 14 Tabel Klasifikasi Kegiatan Khusus Pusat informasi Kebudayaan Jawa Barat
(Dokumentasi Pribadi)

2.5 Aktifitas Fasilitas Berdasarkan Kebutuhan Ruang

Klasifikasi aktifitas berdasarkan kebutuhan ruang dibagi menjadi


dua aktifitas besar, yang petama adalah aktifitas Utama dan yang Kedua
adalah aktifitas pendukung di jelaskan melalului tabel berikut :
Aktifitas Utama
No

Informasi

Edukasi

Rekreasi

S imulasi

Pengelola

Area Pameran
Tetap

Workshop Demo
Area

R.
Pertunjukan

Workshop
Studio

Kantor
Pengelola

Area Pameran
Temporer

R. Serbaguna

Virtual
room

Area
Simulasi

Ruang staff dan


Administrasi

Perpustakaan

Kelas Pendidikan

R. Arsip

Pusat
Informasi

Kelas Bahasa

Gudang

Lobby

Studio
Tari,
M usik, Beladiri,
Perpustakaan
Tabel 2. 15 Tabel Aktifitas Utama (Dokumentasi Pribadi)

R.Koleksi
Locker

Aktifitas Pendukung
No
1

Keamanan
Pos
Pengaman

R.Kontrol
CCTV

Penitipan
Barang

Peribadatan
M ushola

Kebersihan
Toilet

M akan M inum
Restaurant

Ppenyimpanan
Alat Kebersihan

Cafetaria

Dapur

Tabel 2. 16 Tabel Aktifitas Pendukung (Dokumentasi Pribadi)

2.6 Lingkup/Skema Aktifitas Pusat Informasi Kebudayaan Jawa


Barat
1. Pengunjung Pameran
a. Area Parkir : memarkirkan kendaraan
b. Plaza: area menuju depan pintu masuk M.E.
c. Lobby: menunggu, duduk santai, dan mengantri tiket
d. Resepsionis: melakukan registrasi, penitipan barang,
menanyakan informasi
e. Pameran Utama: melihat, menyimak, menggunakan alat
informasi tentang benda pamer
f.

Pameran Temporer: melihat area ruang display karya


temporer

g. Pameran Outdoor: melihat, menyimak, menggunakan alat


informasi tentang benda pamer outdoor.
h. Cafe: beristirahat, makan, minum, diskusi, browsing dan
bersantai
i.

Mushola: aktivitas ibadah wudhu dan sholat

j.

Toilet: aktivitas bersih-bersih, buang air besar/ kecil.

2. Pengunjung Auditorium
a. Area Parkir: memarkirkan kendaraan

b. Plaza: area menuju depan pintu masuk M.E.


c. Resepsionis: melakukan registrasi, penitipan barang,
menanyakan informasi
d. Auditorium: menonton, duduk, mendengarkan
e. Amphitheater: menonton, duduk, mendengarkan
f.

Backstage: persiapan, menggati kostum, menunggu

g. Staff Area: memantau, mengamati layar, mengatur film


a. Cafe: beristirahat, makan, minum, diskusi, browsing dan
bersantai
h. Mushola: aktivitas ibadah wudhu dan sholat
i.

Toilet: aktivitas bersih-bersih, buang air besar/ kecil

3. Pengunjung Restaurant
a. Area Parkir: memarkirkan kendaraan
b. Plaza: area menuju depan pintu masuk M.E.
c. Lobby: menunggu, duduk santai, dan mengantri tiket
d. Tempat Makan: duduk, makan, minum, diskusi, dan
bersantai
e. Dapur: menyiapkan bahan, memasak, menyajikan,
menyimpan dan membersihkan
f.

Kasir: membayar, mengambil bon

g. Mushola: aktivitas ibadah wudhu dan sholat


h. Toilet: aktivitas bersih-bersih, buang air besar/ kecil
4. Pengunjung Souvenir Shop
a. Area Parkir: memarkirkan kendaraan
b. Plaza: area menuju depan pintu masuk M.E.
c. Lobby: menunggu, duduk santai, dan mengantri tiket
d. Kasir: membayar, mengambil bon
e. Display Area: menyimak data, foto, diorama, dan info
karya
f.

Gudang: menyimpan karya koleksi yang lain, alat-alat


display, alat-alat kepentingan gedung

g. Mushola: aktivitas ibadah wudhu dan sholat


h. Toilet: aktivitas bersih-bersih, buang air besar/ kecil
5. Pengunjung Workshop
a. Area Parkir: memarkirkan kendaraan
b. Plaza: area menuju depan pintu masuk M.E.
c. Lobby: menunggu, duduk santai, dan mengantri tiket
d. Resepsionis: melakukan registrasi, penitipan barang,
menanyakan informasi
e. Studio Workshop:membuat kerajinan, simulasi kerajinan,
simulasi peemainan tradisional
f.

Ruang Kerja: browsing, menyimak laporan,

g. Ruang Penyimpanan Koleksi: menyimpan hasil karya


patung
h. Virtual Room: menonton informasi digital
i.

Ruang Serbaguna: melakukan seminar

j.

Pantry: menyiapkan dan menyimpan persediaan makan/


minum

k. Mushola: aktivitas ibadah wudhu dan sholat


l.

Toilet: aktivitas bersih-bersih, buang air besar/ kecil

6. Pengelola
a. Area Parkir: memarkirkan kendaraan
b. Plaza: area menuju depan pintu masuk M.E.
c. Lobby: menunggu, duduk santai
d. Resepsionis: melakukan registrasi, penitipan barang,
menanyakan informasi
e. Ruang Pimpinan: memantau, memeriksa, membuat laporan,
menerima tamu, dan mengadakan rapat.
f.

Ruang Kerja: membuat laporan, meninjau, browsing, dsb

g. Ruang Arsip: menyimpan data informasi kepentingan


gedung

h. Ruang Staff: mengerjakan laporan, mengerjakan tugas,


meninjau, dan lain-lain
i.

Ruang Prenyimpanan Koleksi: menyimpan hasil karya


patung

j.

Virtual Room: menyimak informasi digital

k. Ruang Serbaguna: duduk, menyimak/ melihat,


mendengarkan
l.

Pantry: menyiapkan dan menyimpan persediaan makan/


minum

m. Mushola: aktivitas ibadah wudhu dan sholat


n. Toilet: aktivitas bersih-bersih, buang air besar/ kecil
o.
7. Servis
a. Area Parkir: memarkirkan kendaraan
b. Side Entrance: memasuki benda koleksi, akses pulang-pergi
staf, dan area multifungsi
c. Area Absen: melakukan absen
d. Ruang Teknisi: mengerjakan dan memeriksa segala hal
tentang teknis gedung
e. Ruang Cleaning Service: meyimpan alat kebersihan dan
kepentingan petugas servis
f.

Ruang keamanan: mengawasi, melaporkan, menerima info


dari tamu asing

g. Locker Room: menyimpan dan mengambil tas/ barang


milik staff
h. GudangTransit Barang: menyimpan barang yang akan di
pakai/ dipindahkan
i.

Gudang: menyimpan alat-alat display, alat-alat kepentingan


gedung

j.

Mushola: aktivitas ibadah wudhu dan sholat

k. Toilet: aktivitas bersih-bersih, dan buang air kecil/ besar.

Anda mungkin juga menyukai