Anda di halaman 1dari 6

Nama : Adi Angga

No : 03

Kelas : XI DPIB B

Shalat, Sabar dan Syukur


Bismillaahir Rahmaanir Rahiim (Dibaca Dalam Hati)
Assalaamu ‘Alaikum Wa Rahmatullaahi Wa Barakaatuhu
(lalu khotib duduk dan muadzin mengumandangkan azan. Setelah selesai adzan, khatib
berdiri lagi dan langsung membaca hamdalah kalimat pujian (hamdalah), yaitu:
Innal Hamda Lillaah, Nahmaduhuu
Wa Nasta’iinuhuu Wa Nastaghfiruhu
Wa Na’uudzubillaahi Min Syuruuri ‘Anfusinaa
Wa Min Syayyi-Aati A’maalinaa
Man Yahdillaahu Falaa Mudhillalahu
Wa Man Yudhlil Falaa Haadiyalahu
Membaca syahadat :
Asyhadu Allaa Ilaaha Illallah Wahdahu Laa Syariikalaahu
Wa Asyhadu Annaa Muhammadan ‘Abduhuu Wa Rasuuluhuu
Laa Nabiyya Ba’dahu

Membaca shalawat :
Allaahumma Shalli ‘Alaa Syayyidinaa Muhammadin
Wa ‘Alaa Aalihii Wa Shahbihii ‘Ajma’iin

Membaca ayat alqur’an yang mengajak bertaqwa kepada allah, contoh:


Ya Ayyuhalladziina Aamanu Ittaqullah Haqqotu Qootihi Wa Laa Tumutunna Illa Wa Antum
Muslimuun..

Ma'asyiral Muslimin, Jama'ah Jum'at Rahimakumullah


Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan
hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan solat berjamah

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga
kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau
hingga ajal menjemput kita.

Ma'asyiral Muslimin, Jama'ah Jum'at Rahimakumullah,

Kembali dari mimbar jum'at ini kami mewasiatkan kepada diri kami pribadi dan jama'ah
sekalian untuk bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Dan marilah kita
bertakwa kepada Allah di dalam kehidupan dunia yang fana ini terutama saat menempuh
seluruh ujian yang menerpa kita, sebagaimana disebutkan dalam salah satu firman Allah
‫ت َو ْال َح َيا َة لِ َي ْبلُ َو ُك ْم أَ ُّي ُك ْم أَحْ َسنُ َع َماًل ۚ َوه َُو ْال َع ِزي ُز ْال َغفُو ُر‬
َ ‫الَّذِي َخ َل َق ْال َم ْو‬
Allażī khalaqal-mauta wal-ḥayāta liyabluwakum ayyukum aḥsanu 'amalā, wa huwal-'azīzul-
gafụr

(Dialah Dzat Yang) Menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. (Q.S. Al-Mulk: 2)

Ma'asyiral Muslimin, Jama'ah Jum'at Rahimakumullah,

Perjalanan hidup manusia merupakan ujian, bahkan lautan ujian. Ada ujian yang bersifat
ijbari (yang tidak bisa dihindari), yang mana mau atau tidak mau, suka atau tidak suka ujian
itu akan tetap menimpanya. Ada pula ujian yang bersifat ikhtiari, yaitu seorang hamba dapat
memilih untuk mengambil ujian itu atau tidak mengambilnya. Kefakiran, kemiskinan,
musibah di jalan, sakit atau kematian adalah ujian ijbari. Sedangkan puasa, zakat, jihad
dengan segala kesulitan yang mengikutinya adalah ujian ikhtiari. Dan semua perintah dan
larangan dalam syari'at merupakan ujian ikhtiari.

Ujian yang dihadapi manusia datang silih berganti. Kadang seorang dapat sabar terhadap
ujian kefakiran, menghadapinya dengan kesungguhan usaha dan tidak kehilangan prasangka
baik kepada Allah . Namun, ketika Allah mengubah bentuk ujiannya dengan memberinya
nikmat harta yang melimpah. Belum tentu dia berhasil melewati ujian tersebut dan belum
tentu dia menunaikan hak harta tersebut.

Ma'asyiral Muslimin, Jama'ah Jum'at Rahimakumullah,

Kadang dalam satu waktu, seorang hamba harus menghadapi beberapa ujian secara
bersamaan. Ujian-ujian itu menuntutnya untuk memberi jawaban dengan sikap yang berbeda,
meski hakikatnya hanya ada dua jawaban: syukur atau sabar. Dan terkadang dalam satu
waktu dua jawaban itu dituntut sekaligus. Amirul Mukminin Umar bin Khattab berkata,
“Sekiranya syukur dan sabar itu dua ekor unta, maka aku tidak peduli dengan unta yang mana
aku akan mengendarai (untuk menuju tujuan).”

Berbagai ujian akan terus menemani seorang hamba dalam hidupnya, hingga hamba tersebut
menghabiskan jatah waktunya. Apakah kehidupannya berakhir dengan su'ul khatimah
(wal-'iyadzu billah) atau husnul khatimah (dan mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya)
atau dikaruniai-Nya kemuliaan kesyahidan. Allah Yang Maha Bijaksana telah memberikan
petunjuk terbaik dalam menjalani ujian-ujian tersebut, dengan memberikan salah satu cara
yang terbaik dalam mengimplementasikan syukur atau sabar. Cara tersebut adalah dengan
shalat.

Allah telah memberikan keterangan tentang shalat yang berkaitan dengan kesyukuran atas
anugerah nikmat yang diberikan-Nya, seperti yang tersirat dalam firman-Nya,

‫ك ه َُو اأْل َ ْب َت ُر‬


َ ‫ إِنَّ َشا ِن َئ‬. ْ‫ك َوا ْن َحر‬ َ ‫اأْل َ ْب َت ُر ه َُو َشا ِن َئ‬
َ ‫ َف‬. َّ‫ك إِن‬
َ ‫ص ِّل ل َِر ِّب‬
Innaa a’thoinaa kal kautsar. Fasholli lirobbika wanhar. Inna syaani,aka huwal abtar

Sungguh, Kami telah Memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak); maka laksanakanlah
shalat karena Tuhan-mu, dan berkurbanlah (sebagai ibada dan mendekatkan diri kepada
Allah); Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
(Q.S. AlKautsar: 1-3)

Demikian pula dalam sebuah riwayat dari Aisyah Radhiallaahu'anha bahwa Nabi Muhammad
selalu bangun malam untuk menunaikan shalat sampai-sampai kedua kaki beliau bengkak.
Maka beliau (Aisyah Radhiallaahu'anha) bertanya, “Mengapa engkau lakukan ini wahai
Rasulullah, bukankah Allah telah mengampuni kesalahan Anda baik yang sudah lampau
maupun yang akan datang?” Lalu beliau menjawab,

‫أَ َف َل أَ ُك ْونُ َع ْب ًدا َش ُك ْورً ا‬


Aqala akuwnu abdan syakuwrun

“Salahkah aku jika manjadi hamba yang bersyukur?” (H.R. Muslim)

Berkaitan dengan sabar dalam menghadapi musibah, maka Allah  telah berfirman,

‫ون أَ َّن ُه ْم‬ ُ ‫ِين َي‬


َ ‫ظ ُّن‬ َ ‫ الَّذ‬.‫يرةٌ إِاَّل َع َلى ْال َخاشِ عِين‬
َ ‫صاَل ِة ۚ َوإِ َّن َها َل َك ِب‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬ َّ ‫َواسْ َتعِي ُنوا ِبال‬
َ ‫ُماَل قُو َرب ِِّه ْم َوأَ َّن ُه ْم إِ َل ْي ِه َرا ِجع‬
‫ُون‬
Wasta'īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā 'alal-khāsyi'īn.Allażīna yaẓunnụna
annahum mulāqụ rabbihim wa annahum ilaihi rāji'ụn

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka
akan menemui Tuhan-nya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Q.S. Al-Baqarah:
45-46)

Demikian pula dengan firman Allah ,

َ ‫ َيا أَ ُّي َها الَّذ‬.‫َف ْاذ ُكرُونِي أَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوا لِي َواَل َت ْكفُرُون‬
َّ ‫ِين آ َم ُنوا اسْ َتعِي ُنوا ِبال‬
‫صب ِْر‬
ِ‫ين‬ ِ ‫صاَل ِة ۚ إِنَّ هَّللا َ َم َع الص‬
َ ‫َّاب ِر‬ َّ ‫َوال‬
Fażkurụnī ażkurkum wasykurụ lī wa lā takfurụn. Yā ayyuhallażīna āmanusta'īnụ biṣ-ṣabri
waṣ-ṣalāh, innallāha ma'aṣ-ṣābirīn

Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan Ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan
janganlah kamu ingkar kepada-Ku. Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan
(kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
(Q.S. Al-Baqarah: 152-153)
Ma'asyiral Muslimin, Jama'ah Jum'at Rahimakumullah,
Demikianlah bahwa shalat merupakan perwujudan yang paling nyata atas sikap sabar dan
syukur. Sebagaimana pula dalam kehidupan di dunia yang berputar bagaikan roda, suatu saat
kita mendapatkan musibah setelah itu mendapatkan nikmat, demikian seterusnya. Maka sikap
sabar dan syukur akan tetap selalu kita butuhkan dan selama itu pula shalat akan tetap
bernilai penting. Hal ini telah tersirat dalam firman Allah ,

َ ‫ َوإِ َل ٰى َر ِّب‬C. ْ‫صب‬


ْ‫ك َفارْ َغب‬ َ ‫ َفإِ َذا َف َر ْغ‬.‫ إِنَّ َم َع ْالعُسْ ِر يُسْ رً ا‬.‫َفإِنَّ َم َع ْالعُسْ ِر يُسْ رً ا‬
َ ‫ت َفا ْن‬
fa inna ma’al-‘usri yusrā. inna ma’al-‘usri yusrā. fa iżā faragta fanṣab. wa ilā rabbika fargab

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan; sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja kerjas
(untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhan-mu lah engkau berharap. (Q.S. Al-
Insyirah: 5-8)
Ma'asyiral Muslimin, Jama'ah Jum'at Rahimakumulah,
Hikmah terbesar dalam penyertaan shalat dalam sabar dan syukur adalah agar seorang hamba
dapat bermunajat langsung kepada Allah  dalam mengadukan setiap ujian yang
menimpanya. Karena shalat adalah media yang langsung menghubungkan antara seorang
hamba dengan RabbNya sehingga dengan shalat tersebut seorang hamba akan mendapatkan
bimbingan dan arahan serta merasakan kesempurnaan rasa syukur dan sabar atas setiap ujian
yang menimpanya. Munajat kepada Allah  dalam shalat akan menghilangkan kegalauan,
keresahan, kegelisahan akibat ujian yang berupa musibah. Demikian pula shalat akan
menghilangkan sifat-sifat angkuh, sombong dan berbangga diri yang disebabkan oleh ujian
yang berupa nikmat dunia atau keta'atan. Semoga Allah  menganugerahkan kepada kita
kekuatan untuk menjalani ujian-ujian dalam kehidupan ini dengan shalat, sabar dan syukur.
Dan semoga Allah  memberikan taufik kepada kita semua untuk menjadikan ketiganya
sebagai amalan tetap sampai maut menjemput kita.
Menutup khutbah pertama dengan do’a untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat
Barakallahu Lii Wa Lakum Fill Qur’aanil Azhiim
Wa Nafa’nii Wa Iyyakum Bima Fiihi Minal Aayaati Wa Dzikril Hakiim
Aquulu Qawli Haadza
Wa Astaghfirullaahal ‘Azhiim, Lii Wa Lakum Wa Lii Syaa-Iril Mu’miniina Wal Mu’minaat
Wal Muslimiina Wal Muslimaat Min Kulli Dzanbiin
Fastaghfiruuhuu Innahuu Huwal Ghafuurur Rohiim

Duduk sebentar (tuma’ninah) untuk memberi kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar
dan membaca shalawat pelan-pelan (kira2 seperti jangka waktu membaca QS. Al-Ikhlas,
ingat, ini kira2, jangan dibaca benaran QS. Al-Ikhlasnya).

Khutbah kedua
Alhamdulillah,
Alhamdulillaahi Hamdan Katsiiraan Thayyiban Mubaarakatan Fiihi
Kamaa Yuhibbu Rabbunaa Wa Yuriiduhu
Wa Asyhadu An Laa Ilaaha Illallaah Wahdahu Laa Syariikalahu
Wa Asyhadu Annaa Muhammadan ‘Abduhuu Wa Rasuuluhu
Amma Ba’du
Ya Ayyuhalladziina Aamanu Ittaqullah Wa Quluu Qoulan Sadidah Yushlih Lakum
A’malakum Wa Yaghfirlakum Dzunubakum Wa Man Yuti’illaha Wa Rosulahu Faqod Faaza
Fauzan Azhiman (baca: azhima)
Bacaan penutup wasiat khutbah kedua dan membaca ayat al qur’an yang menyuruh
bershalawat (al ahzab 56)
‘Ibaadallaah Innallaaha Ya’murukum Bi Amri Hatsuma Khalaqokum. Kamaa Qouluhu
Ta’ala Fit Tanzil: Wa Maa Kholaqtul Jinna Wal Insa Illa Liya’buduuun.

Wa Innallaaha Wa Malaaikatahuu Yushalluuna ‘Alan Nabii


Yaa Ayyuhal Ladziina Aamanuu Shalluu ‘Alaihi Wa Salliimu Tasliimaan (Baca: Tasliimaa)

Allaahumma Shalli Wa Sallim Wa Baarik ‘Alaa ‘Abdukaa Wa Rusuulikaa Muhammad


Wa Ardhollahu ‘An Khulafaa-Ur Raasyidiin
Abi Bakri Wa ‘Umaara Wa ‘Utsmaana Wa ‘Aliyin
Wa ‘An Saa-Iril Aali Muhammad Wash Shahbihi Ajma’iin
Wat Taabi’iina Wat Taabi’it Taabi’iina
Wa Man Tabi’ahum Bi Ihsaanin Ilaa Yaumid Diin
Wa ‘Alaina Ma’ahum Birahmatika Yaa Arhamar Raahimiin

Membaca do’a
Allahummagh Fir Lil Mu’miniina Wal Mu’minaat Wal Muslimiina Wal Muslimaat
Al-Ahyaa-I Minhum Wal Amwaat Innakas Samii’un Qariibun Mujiibud Da’wat
Wa Yaa Qaadhiyal Haajaat
Allahumagh Fir Lana Dzunubana Wa Kaffir Anna Sayiatina Wa Tawafana Ma’al Abror.
Allahumma Innaa Nas Aluka Daulatan Khilafatan Roosyidatan 'Ala Minhajin Nubuwwati

baca do’a yang lain dan ditutup do’a


Robbanaa Laa Tuzigh Qulubana Ba’da Idz Hadaitana Wa Hablana Mil Ladungka Rohma
Innaka Antal Wahhaab.
Rabbanaa Aatinaa Fid Dun-Yaa Hasanah Wa Fill Aakhiraati Hasanah Wa Qinaa ‘Adzaaban
Naar.
‘Ibaadallah
Innallaaha Ya’muruu Bil ‘Adli Wal Ihsaan
Wa Iitaa-I Dzil Qurbaa
Wa Yanhaa ‘Anil Fahsyaa-I Wal Munkari Wal Baghyi

Yaizhzhukum La’allakum Tadzakkaruun


Fadzkurullaahal ‘Azhiima Yadzkurkum
Wastaghfirullaahal Azhima Yastajib Lakum
Wasykuruuhu ‘Alaa Ni’amihi Yazidkum
Wa Ladzikrullaahi Akbaru
Wa Aqiimush Shalah
Iqamat Untuk Shalat Jum’at

Anda mungkin juga menyukai