Anda di halaman 1dari 10

Resume Filsafat Pendidikan

Disusun oleh :

Kelompok 4

Fadiya Yusra Nasution

Khairahayati

Wirindu Cantika

18 BKT 11

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2019
Dasar – dasar Filsafat Pedidikan Pancasila

A. Dasar Pikiran dan Rasional

Secara yuridis konstisional Negara Indonesia berdasarkan pancasila yang termaksud dan
pembukaan UUd 45 alinea ke-4 Ketentuan yuridis kontisional mengandung makna baik
formal maupun fungsional menyatakan :
1) Pancasila adalah dasar Negara atau filsafat Negara
2) Pancasila adalah norma-norma dasar dan norma-norma tertinggi dalam Negara R.I
3) Pancasila adalah ideology Negara
4) Pancasila adalah identitas dan karakteristik bangsa atau kepribadian nasional
5) Pancasila adalah jiwa dan kepribadian bangsa.

Nilai-nilai dalam social budaya Indonesia :


a) Kesadaran mengakui adanya tuhan dan kepercayaan Negara
b) Kesadaran keluarga
c) Kesadaran musyawarah mufakat dalam akhlak
d) Kesadaran gotong royong, tolong menolong
e) Kesadaran tenggang rasa / tepa selera.

B. Hubungan Filsafat Pendidikan Pancasila Dengan Pendidikan dan Masyarakat

a) Hubungan masyarakat dan Pendidikan


Pendidikan yang maju dan modern hanya ditemukan dan modern pula, pendidikan yang
main dan modern hanya diselenggarakan oleh masyarakat yang maju dan modern,
secara teoritis disebut hubungan korelasi positif.
Manusia sebagai individual, yang menentukan sikap dan wawasannya kebijaksanaan
dan strategi serta tujuan dan sasaran yang hendak ditempuhnya. Pertimbangan dan
penentuan ini diambil berdasarkan keyakinan, motivasi dan tujuan dalam hidupnya,
maka manusia sebagai subjek individual, pendidikan adalah suatu usaha, aktifitas yang
dilakukan menurut tujuan dan kehendaknya (cita karsa) secara mandiri. Bagi anak
tujuan dan kehendak belajar dipenuhi oleh factor lingkungan, orang tua / keluarga.
Demikian pula dengan masyarakat ! bangsa dan Negara factor luar adalah kondisi dan
tantangan zaman dan potensi-potensi yang dimiliki (sumber daya alam, sumber daya
manusia dan kebudayaan).
Manusia pribadi atau masyarakat memiliki keyakinan dan kepercayaan yang tercermin
dalam tujuan (cita-cita) dan hasrat luhur atau kehendak berdasarkan cita dan karsa
memilih dan menerapkan aktifitas / fungsi kehidupan atau usaha mendidik dirinya.
Pendidikan merupakan fungsi manusia dan masyarakat untuk mengembangkan dan
meningkatkan dirinya, martabat dan kepribadiannya. Hubungan masyarakat dengan
pendidikan itu sebagai hubungan fungsional berarti :
a) Bahwa masyarakat atau Negara secara sadar dan mandiri cita karsa atau tujuan
dan keinginan luhur akan dicapai melalui kebijakan, lembaga dan strategi tertentu.
b) Pendidikan suatu lembaga, perwujudannya secara nasional adalah system
pendidikan nasional yang bersumber dan ditentukan oleh cita karsa manusia menurut
keyakinan dan pandangan hidup dan filsafat Negara sebagai sumber nilai cita dan
kepribadian nasionalnya
Urgensi Filsafat Pendidikan Pancasila dalam Sistem Pendidikan Nasional

Filsafat pendidikan ialah nilai dan keyakinan-keyakinan filosofis yang menjiwai dan
mendasari dan memberikan identitas suatu system pendidikan nilai-nilai itu bersumber
pada pancasila yang dilaksanakan pada berbagai system kehidupan nasional secara
keseluruhan.
Fungsi pendidikan ialah membangun potensi Negara, khususnya melestarikan
kebudayaan dan kepribadian bangsa yang menentukan eksitensi dan martabat bangsa.
Pendidikan nasional harus dijiwai oleh filsafat pendidikan pancasila. Filsafat
pendidikan pancasila merupakan tuntunan nasional, karena cita dan karsa bangsa atau
tujuan nasional dan harsat luhur rakyat tersimpul dalam pembukaan UUD 45 sebagai
perwujudan jiwa dan jiwa pancasila, cita dan karsa ini diusahakan secara melembaga
didalam pendidikan nasional sebagai system bertumpu dan dijiwai oleh suatu
keyakinan, pandangan hidup atau filosofi tertentu. Maka melalui system pendidikan
pancasila akan terjalin cita dan karsa nasional dalam membina watak dan kepribadian
dan martabat pancasila dalam subjek pribasi manusia Indonesia seutuhnya.

A. Sistematika Filsafat Pendidikan Pancasila

a) Bidang Antologi atau Ontologi

1. Asas dan sumber ada (eksistensi) kemestaan ialah YME


2. Ada alam semesta (makro kosmos) sebagai ada tidak terbatas
3. Adanya subjek pribadi manusia, individual, nasional umat manusia
4. Eksistensi tata budaya sebagai perwujudan nmartabat dan potensial manusia yang
utama
5. Eksistensi subjek manusia mandiri selalu dengan motivasi luhur
6. Eksistensi unik pribadi manusia ialah kemampuannya untuk menyadari eksistensi diri
7. Wujud pengalaman, penghargaan dan jangkauan potensi manusia antar hubungan
yang fungsional
8. Subjek manusia ialah eksistensi sadar dalam keadaan kebersamaan sejajar dan
horizontal secara interpendensi
9. Kesadaran eksistensi manusia secara sesana manusia disamping dngan adanya
kesadaran social.

Pada dasarnya manusia adalah eksistensi interpenderi kesadaran eksistensi social Runes
Epistemologi Pancasila adalah Bidang Filsafat yang menyelidiki :
a) Sumber
b) Syarat
c) Vasiliditas
d) Hahekat ilmu pengetahuan
e) Semantika
f) Matematika
g) Proses
h) Batas
b) Bidang Epistemologi atau Epistemolgi

Prinsip – prinsip Epistemologi Pancasila

1. Pribadi manusia adalah subjek yang secara potensial dan aktif berkesadaran tahu atas
eksistensinya. Proses terbentuknya manusia adalah hash kerja sama atau produk
hubungan fungsional.
2. Sumber pengetahuan adalah alam semesta; baik wujud alam (realistis) maupun sifat
dan hukum yang inherent didalamnya ( hukum alam )
3. Proses pembentukan pengetahuan melalui lembaga pendidikan secara edukatif lebih
sederhana
4. Pengetahuan manusia, baik jenis maupun tingkatannya dapat dibedakan secara
berjenjang seperti :
1. Tingkat pengetahuan inderanya
2. Tingkat pengetahuan ilmiah
3. Tingkat pengetahuan filosofi
4. Tingkat pengetahuan religious
5. Ilmu pengetahuan baik sebagai perbedaharaan dan prestasi manusia individual
maupun sebagai karya dan budaya umat manusia merupakan pula kualitas dan derajat
atau martabat kepribadian dan kemanusiaan, terutama dalam pengalaman atau daya
gunanya didalam kehidupan
6. Kesadaran dan pengetahuan manusia tentang alam semesta raya dan metafisika adalah
pengetahuan ilmiah ( kosmologi, falak ) dan dunia filosofis bahkan religius secara
terpadu
7. Konstruksi pengalaman dan pengetahuan manusia keseluruhan ini yang secara
hirarkis merupakan pengetahuan yang lebih daripada hanya empiris, rasional, dan
religius saja; melainkan keutuhan kesadaran yang kaya ( bervariasi jenis, bentuk, sifat,
dan tingkatannnya )
8. Martabat kepribadiaan manusia karena sifat dan potensinya yang unik dan superior,
manusia mampu pula secara kreatif dan imanigatif menjangkau sesuatu yang metafisis
jauh dibalik realitas lingkungan alam dan kehidupan.

c) Bidang Aksiologi atau Axiologi

1. Bahwa tuhan yang maha esa adalah sember nilai semesta yang menciptakan nilai
dalam maksa dan wujud antara lain :
1. Nilai hokum alam
2. Nilai hokum moral yang meningkat
2. Subjek manusia dapat membedakan secara hakiki maka sumber dan sumber nilai
dalam perwujudan.
1. Tuhan yang Maha Esa
2. Alam semesta dan hukum alamnya
3. Bangsa dan sosio Negara
4. Negara dan system kebudayaan
5. Kebudayaan
3. Nilai dan kesadaran manusiua dan dalam realistis alam semesta yang meliputi :
1. Tuhan Yang Maha Esa dengan perwujudan nilai agama
2. Alam semesta dan perwujudan hokum
3. Nilai filsafat dan ilmu pengetahuan
4. Manusia dan potensi martabatnya menduduki fungsi ganda dalam hubungan dengan
nilai yakni :
1. Manusia sebagaisubjek nilai
2. Manusia sebagai pencipta nilai
5. Martabat kepribadian manusia yang secara potensial, integris dari hakekat manusia
6. Mengingat maka sumber nilai adalah tuhan yang maha esa dan subjek manusia
dengan potensial martabatnya yang luhur yakni budi luhur yang budi nuram.
7. Manusia sebagai subjek nilai memikul kewajiban bertanggung jawab atas bagaimana
mendaya gunakan nilai, mewariskan dan melestarikan nilai dalam kehidupan
kebudayaan dan kemanusiaan
8. Eksistensi fungsional manusia ialah subyek dan kesadarannya
9. Seluruh kesadaran manusia tentang nilai tercermin dalam kepribadiaan dan
tindakannya, amal, dan kebajikannya.

Ajaran filsafat mengutamakan :


– Teori kenegaraan
– Teori kemasyakatan
– Teori manusia
– Hakekat manusia semesta
– Hakekat kebenaran
– Hakekat kehidupan
– Hakekat ilmu pengetahuan
– Hakekat kebudayaan
– Hakekat tukar
– Hakekat moral dan agama
Menurut Runes ontology pancasila adalah bidang filsafat yang menyelidiki jenis dan
hakekat itu sebagai berikut :
– Ada Khusus
– Ada individual
– Ada umum
– Ada terbatas
– Ada tak terbatas
– Ada universal
– Ada mutlak
– Kosmologi
– Metafisika
– Tuhan
– Ada sesudah hati

Menurut Runes, epistemologi pancasila adalah bidang filsafat yang menyelidiki :

- Sumber
- Syarat
- Validitas
- Hakikat Ilmu Pengetahuan
- Semantika
- Matematika
- Proses
- Batas
Epistemologi disebut juga (wissnechaftsiekr). Prinsip epistemologi adalah :

1. pribadi manusia adalah subjek yang secara potensial dan aktif berkesadaran tahu atas
eksistensisnya
2. sumber pengetahuan adalah alam manusia
3. proses pembentukan pengetahuan melalui lembaga pendidikan
4. pengetahuan manusia, baik jenis maupun tingkatannya dapat dibedakan secara
berjenjang :
- Tingkat pengetahuan inderannya
- Tingkat pengetahuan ilmiah
- Tingkat pengetahuan filosofi
- Tingkat pengetahuan religius

Berdasarkan Analisa dapat disimpulkan :

1. Hakekat kebenaran adalah cinta kasih, yang perwujudannya kebenaran keadilan dan
kewajiban.
2. Bahwa hakekat ketidakbenaran ialah kebancian yang perwujudannya dendam
permusuhan, perang dan sebagainya.
3. Eksistensi fungsional manusia adalah subjek dan kesadarannya berwujudan dunia
indera, ilmu, filsafat, kebudayaan, peradaban, etika, ideology agama yang
supranatural
4. Kesadaran manusia tentang nilai tercermin dalam kepribadian dan tindakannya.

B. Pancasila Sebagai Sumber dan Dasar Moral

Negara Indonesia yang berdiri tanggal 17 agustus 1945 merupakan neraga pancasila adil
dan pedoman dalam ketatanegaraan prediket prinsip yang berdasarkan ketentuan-
ketentuan yuridis konstitusional. Bahwa Negara Indonesia berdasarkan pancasila
sebagaimana yang termasuk didalam pembukaan UUD 1945.

Maka konsekuensi pancasila sebagai sumber dan dasar moral baik formal maupun
fungsional:

1. Pancasila adalah dasar Negara atau filsafat Negara RI


2. Pancasila adalah norma dasar dan norma tertinggi didalam Negara RI
3. Pancasila adalah Idiologi Negara, Idiologi Nasional Indonesia
4. Pancasila adalah identitas dan karakteristik bangsa Indonesia atau kepribadian
nasional, yang perwujudannya secara melembaga sebagai system Negara pancasila.
5. Pancasila adalah jiwa dan kepribadian bangsa, pandangan hidup (keyakinan bangsa)
yang menjiwai. System kenegaraan dan kemasyarakatan Indonesia. Karena itu
pancasila adalah system filsafat Indonesia yang potensial dan fungsional yang
normative dan ideal.

Pancasila sebagai sumber dan dasar model diangkat dan religus sosio kebudayaan dan
nilai dasar masyarakat Indonesia, nilai dasar merupakan perwujudan kepribadian bangsa.
Nilai pancasila keyakinan atau pandangan hidup bangsa yang benar, baik dan unggul.
Nilai-nilai Dasar sosio-budaya Indonesia melipiti :

1. Kesadaran ketuhanan dan kesadaran keagamaan secara sederhana dan potensial


2. Kesadaran kekeluargaan, yang berwujud cinta keluarga sebagai dasar dan kondrat
terbentuknya masyarakat dan berkesenambungannya generasi.

Kesadarn Musyawarah – Mufakat adalah menetapkan kehendak bersama, ataupun


memecahkan masalah-masalah bersama dalam keluarga atau dalam masyarakat
sederhana mereka.
Kesadaran gotong royong, tolong menolong, semangat bekerja sesame tetangga,
kampong dan desa. Konsekuensi wajar adanya kegotong royongan. Kesadaran tenggang
rasa atau tepa selera sebagai semangat di dalam kekeluargaan atau kebersamaan.
Frekwensi format dan imperatifdari kedudukan pancasila sebagai dasar Negara :
Bidang politik
Bidang hokum
Bidang ekonomi
Budaya social budaya
Bidang kehidupan keagamaan
Bidang hamkaennas

C. Tujuan Pendidikan Pancasila

1. Merumuskan formal konstitusional baik dalam UU Negara RI maupun dalam GBHN


dan UU kependidikan lainnya.
2. Menjabarkan konsepsional seperti : Lukisan manusia Indonesia seutuhnya (MIS) dan
pendidikan seumur hidup
3. Untuk membentuk kepribadian peserta didik umumnya bangsa dan Negara secara
potensional aktifnya kesadaran tahu atas eksistensi diri (subjek)
4. Menanamkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan kepada
nilai-nilai pancasila, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat dan
memberikan bakat kemampuan untuk mengikuti pendidikan dimasa yang akan
datang.
5. Mengembangkan dan melestarikan nilia-nilai luhur pancasila dalam kehidupan sehari-
hari serta membina dan menyadari hubungan antar sesame anggota, sekolah dan
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lukisan Manusia Seutuhnya ( MIS )

Lukisan Manusia Seutuhnya (MIS) dapat dilihat melalui sekema di bawah ini :
1. Untuk membentuk kepribadiaan peserta didik umumnya bangsa dan negara secara
pontensial aktifnya kesadaran tahu atas eksistensi diri ( subjek )
2. Menanamkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari – hari yang didasarkan nilai
– nilai pancasila; baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat dan
memberikan bakat kemampuan untuk mengikuti pendidikan dimasa yang akan datang
3. Mengembangkan dan melestarikan nilai – nilai luhur pancasila dalam kehidupan
sehari – hari serta membina dan menyadari hubungan antar sesama anggota, sekolah,
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kebudayaan Nasional dan kurikulum yang berdasarkan kepada wawasan nasional
kependidikan dengan kerangka dasar

1. Sumber dan landasan nilai-nilai dasar bangsa


2. Nilai-nilai pandangan hidup dan filsafat Negara yang merupakan puncak dan
konstitusi nilai social budaya
3. Kelembagaan dan system pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kurikulum yang diorganisasikan berdasarkan wawasan nasional, ciri-ciri nasional dan
kebutuhan nasional

D. Sistem Pendidikan Nasional Pancasila

1. System pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada


Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa yang diatur dengan undang-undang.
2. System pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan mutu serta elevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local, nasional
dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terancana,
terarah dan berkesinambungan.
3. UU No. 20 Tahun1989 tentang system pendidikan Nasional tidak memadai lagi dan
perlu disempurnakan agar sesui dengan amanat perubahan UUD Negara Republik
Indonesia 1945.
4. Berdasarkan porn 3, maka system pendidikan nasional disempurnakan dan diganti
dengan system pendidikan nasional menurut UU No.20 Tahun 2003.5. system
pendidikan nasional merupakan usaha dan lembaga yang menjamin pengalaman.
Pengembangan dan pelestarian secara manta
DAFTAR PUSTAKA

Hamersma, Harry. 1980. Pintu Masuk ke Dunia Filsafat. Jakarta: Yayasan Kanisius.
Kunn, Darly. 1998. Landasan dan Filsafat Profesi. Jakarta: Yayasan Kanisius.
Salam, Burhanuddin. 1998. Pengantar Filsafat. Jakarta: Yayasan Kanisius
Zen, Zelhendri. 2014. Filsafat Pendidikan. Padang : Sukabina Press.

Anda mungkin juga menyukai