Anda di halaman 1dari 28

1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
Latar Belakang ................................................................................................................ 3
Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 3
Metode Penulisan ................................................................................................................ 4
BAB II ................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA ................................................................ 5
1. Kelopak Mata ........................................................................................................ 6
2. Sistem Lakrimal .................................................................................................... 8
3. Konjungtiva ........................................................................................................... 9
4. Bola Mata ............................................................................................................. 10
5. Sklera ................................................................................................................... 12
6. Kornea .................................................................................................................. 12
7. Uvea ...................................................................................................................... 14
8. Pupil ..................................................................................................................... 16
9. Sudut bilik mata depan ...................................................................................... 17
10. Retina ............................................................................................................... 18
11. Badan kaca ...................................................................................................... 19
12. Lensa mata ....................................................................................................... 20
13. Rongga Orbita ................................................................................................. 21
14. Otot Penggerak Mata...................................................................................... 22
BAB III ............................................................................................................................. 26
PENUTUP ........................................................................................................................ 26
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 26
B. Saran ..................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 28

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat Beliaulah penulis dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan Anatomi dan
Fisiologi Sistem Sensori Persepsi Mata tepat pada waktu.
Berbagai bantuan berupa bimbingan, perhatian dan dorongan sungguh berarti dan
berharga bagi penulis dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil makalah ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca
demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.



Denpasar, 14 April 2012

(Penulis)







3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Panca indra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk
menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menangani merupakan
alat perantara yang membawa kesan rasa dari organ indra, menuju otak tempat
perasaan ini ditafsirkan. Beberapa kesan timbul dari luar seperti misalnya,
penglihatan.Organ yang penting disini adalah mata.
Mata adalah salah satu dari panca indera yang mempunyai peranan
penting dalam proses kehidupan, oleh karena itu mata ibarat jendela
dunia.Sebagai seorang perawat sangat penting untuk mempelajari tentang
anatomi dan fisiologi sensori persepsi mata sebagai acuan dalam melakukan
tindakan keperawatan terkait dengan kasus kasus pada system
penglihatan.Indera penglihatan yang terletak pada mata terdiri dari organ okuli
assesoria dan oculus.Mata berfungsi mengirimkan suatu pola yang akurat ke
otak dari sinar yang direfleksikan dari benda padat di dalam lingkungan dan
ditransformasikan ke dalam warna dan corak.

B. Rumusan Masalah
Masalah pokok dalam pembahasan ini yaitu
1. Apa anatomi dan fisiologi sistem sensori persepsi mata?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan umum:
Mahasiswa mampu untuk memahami tentang sistem sensori persepsi
mata
Tujuan khusus:
Mahasiswa mampu memahami anatomi dan fisiologi sistem
sensoripersepsi mata

4


D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini ditempuh metode penulisan deskriftif
kualitatif, yakni metode penulisan dengan cara mengumpulkan berbagai
sumber sumber yang memuat tentang anatomi dan fisiologi sistem sensori
persepsi mata. Sumber dapat berupa buku, internet, dll. Sumber tersebut
kemudian diolah dengan cara menyusun suatu simpulan yang terdiri atas
kalimat kalimat.























5

BAB II
PEMBAHASAN

1. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA
Mata merupakan organ indra rumit. Mata disusun dari bercak sensitive
dan cahaya primitip pada permukaan invertebrata. Dalam selubung
pelindungnya mata mempunyai lapsan reseptor yaitu system lensa bagi
pemfokusan cahaya atas reseptor dan merupakan suatu system syaraf untuk
mengantarkan impuls serta membentuk bayangan penglihatan yang disadari
menjadi sasaran. Secara structural bola mata bekerja seperti sebuah kamera,
tetapi mekanisme yang ada tidak dapat dibandingkan dengan apapun.Lapisan
syaraf yang melapisi separuh bagian posterior bola mata merupakan bagian
dari susunan syaraf pusat yang dihubungkan melalui suatu berkas serat syaraf
yang disebut saraf optic. Lapisan fibrosa yang terletak diluar sesuai dengan
durameter yang berwarna putih keruh.Antara lapisan fibrisa luar dan retina
terdapat suatu lapisan faskuler yang berfungsi sebagai nutrisi.
Pada iris terdapat suatu celah bulat dibagaian tengah dengan deameter
yang beragam yang disebut pupil. Retina berlanjut kedepan tetapi sebagai
lapisan tanpa saraf permukaan dalam badan siliar, iris atau bagaian siliar dan
iridik aretina
.

6

Saraf optic tidak keluar pada kutup posterior bola mata, tempat keluarnya
sekitar tiga millimeter kesisi nasal dan satu millimeter di bawah kupula.Mata
merupakan suatu bulatan yang sedikit asimetris dan agak gepeng dari
atas ke bawah.Titik pusat lengkungan kornea dan sclera disebur kutub anterior
dan posterior.

1. Kelopak Mata
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan
komea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk
melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola
mata.Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola
mata yang dibutuhkan untuk penglihatan.


Pembasahan dan pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi
karena pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat
gerakan buka tutup kelopak mata. Kedipan kelopak mata sekaligus
menyingkirkan debu yang masuk.Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis
pada bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus
7

yang disebut konjungtiva tarsal. Gangguan penutupan kelopak akan
mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi keratitis et
lagoftalmos.
Pada kelopak terdapat bagian-bagian :
a. Kelenjar
seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat,
kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.
b. Otot
seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam
kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat
tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai
M. Rioland. M. orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi
N. facial M. levator palpebra, yang berorigo pada anulus foramen orbita
dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M.
orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit
tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan)
palpebra.Otot ini dipersarafi oleh n. III, yang berfungsi untuk
mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
c. Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan
kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo
palpebra.
d. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita
merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.
e. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada
seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan
ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar
Meibom (40 bush di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah).
f. Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.
g. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V,
sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V. Konjungtiva tarsal
yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan melakukan
eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.
8

Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet
yang menghasilkan musin.

2. Sistem Lakrimal
Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola
mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli
lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior.
Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :
a. Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di
temporo antero superior rongga orbita.
b. Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal,
sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak dibagian
depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke
dalam rongga hidung di dalam meatus inferior.
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan
masuk ke dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum
lakrimal tidak menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui
margo palpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat
pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal.
Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka
sebaiknya dilakukan penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat
penyumbatan yang disertai dakriosistitis, maka cairan berlendir kental akan
keluar melalui pungtum lakrimal.

9

3. Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan
kelopak bagian belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap
melalui konjungtiva ini.Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang
dihasilkan oleh sel Goblet.Musin bersifat membasahi bola mata terutama
kornea.
Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu
mata atau lensa kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang
mata.Bersama-sama dengan kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata,
selaput ini turut menjaga agar cornea tidak kering.
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
a. Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar
digerakkan dari tarsus.
b. Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di
bawahnya.
c. Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan
tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar
dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.



10

4. Bola Mata

Bola mata terdiri atas :
a. dinding bola mata
b. isi bola mata.
Dinding bola mata terdiri atas :
a. sklera
b. kornea.
Isi bola mata terdiri atas uvea, retina, badan kaca dan lensa.Bola mata
berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan
(kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat
bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh 3
lapis jaringan, yaitu :
a. Sklera
merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk
pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian
terdepan sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang
11

memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.Kelengkungan kornea lebih
besar dibanding sklera.

b. Jaringan uvea
merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi
oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan
pada ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid.Jaringan uvea ini
terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid.Pada iris didapatkan pupil yang
oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola
mata.Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis, sedang sfingter iris dan
otot siliar di persarafi oleh parasimpatis.Otot siliar yang terletak di badan
siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi.
Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan
bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang
terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera.


c. retina
Retina yang terletak paling dalam dan mempunyai susunan lapis
sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang
akan merubah sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan
ke otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga
retina dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina.
Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin
yang hanya menempel pupil saraf optik, makula dan pars plans. Bila terdapat
jaringan ikat di dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka
akan robek dan terjadi ablasi retina.Lensa terletak di belakang pupil yang
dipegang di daerah ekuatornya pada badan siliar melalui Zonula Zinn.Lensa
mata mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar
dapat difokuskan di daerah makula lutea.
Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal
yang terletak di daerah temporal atas di dalam rongga orbita.
12

5. Sklera
Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan
pembungkus dan pelindung isi bola mata.Sklera berjalan dari papil saraf optik
sampai kornea.

Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat, tidak
bening, tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm. Sklera anterior ditutupi
oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mempunyai kekakuan tertentu
sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata. Dibagian
belakang saraf optik menembus sklera dan tempat tersebut disebut kribosa.
Bagian luar sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul Tenon dan
dibagian depan oleh konjungtiva.
Diantara stroma sklera dan kapsul Tenon terdapat episklera.Bagian
dalamnya berwarna coklat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid oleh
filamen-filamen jaringan ikat yang berpigmen, yang merupakan dinding luar
ruangan suprakoroid.
Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus, atau
merendah pada eksoftalmos goiter, miotika, dan meminum air banyak.

6. Kornea
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata,
bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang
menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas lapis :
13


a. Epitel
Tebalnya 50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang
sating tumpang tindih satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel
gepeng.Pada sel basal Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini
terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan
menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingya
dan sel poligonal di depannya melalui desmosom dan makula okluden
ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang
merupakan barrier.Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat
erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.
Epitel berasal dari ektoderm permukaan.

b. Membran Bowman
Terletak di bawah membran basal epitel komea yang merupakan
kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian
depan stroma.Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi
c. Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar
satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur
sedang di bagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya
14

kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai
15 bulan.Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan
fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma.Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio
atau sesudah trauma.

d. Membran Descement
Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang
stroma komea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran
basalnya.Bersifat sangat elastik dan berkembang terns seumur hidup,
mempunyai tebal 40 m.

e. Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar
20-40 pm. Endotel melekat pada membran descement melalui
hemidesmosom dan zonula okluden. Kornea dipersarafi oleh banyak saraf
sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke
V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea,
menembus membran Bowman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh
lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir
saraf.Bulbul Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah
limbus.Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi
dalam waktu 3 bulan.Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan
mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi
endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak mempunyai daya
regenerasi.
Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup
bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea,
dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan
oleh kornea.

7. Uvea
15

Walaupun dibicarakan sebagai isi, sesungguhnya uvea merupakan
dinding kedua bola mata yang lunak, terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan
siliar, dan koroid. Pendarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang
diperdarahi oleh 2 buah arteri siliar posterior longus yang masuk menembus
sklera di temporal dan nasal dekat tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri
siliar anterior, yang terdapat 2 pada setiap otot superior, medial inferior, satu
pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior dan posterior ini bergabung
menjadi satu membentuk arteri sirkularis mayor pada badan siliar.Uvae
posterior mendapat perdarahan dari 15 - 20 buah arteri siliar posterior brevis
yang menembus sklera di sekitar tempat masuk saraf optik.

Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara
bola mata dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang
menerima 3 akar saraf di bagian posterior yaitu :
a. Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung
serabut sensoris untuk komea, iris, dan badan siliar.
16

b. Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf
simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah
uvea dan untuk dilatasi pupil.
c. Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk
mengecilkan pupil.
Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan
sinaps.Iris terdiri atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar
terletak antara iris dan koroid.Batas antara korneosklera dengan badan siliar
belakang adalah 8 mm temporal dan 7 mm nasal.Di dalam badan siliar
terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar, dan sirkular.
Ditengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil, yang
mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk kedalam mata. Iris
berpangkal pada badan siliar dan memisahkan bilik mata depan dengan bilik
mata belakang. Permukaan depan iris warnanya sangat bervariasi dan
mempunyai lekukan-lekukan kecil terutama sekitar pupil yang disebut kripti.
Badan siliar dimulai dari basis iris kebelakang sampai koroid, yang
terdiri atas otot-otot siliar dan proses siliar. Otot-otot siliar berfungsi untuk
akomodasi. Jika otot-otot ini berkontraksi ia menarik proses siliar dan koroid
kedepan dan kedalam, mengendorkan zonula Zinn sehingga lensa menjadi
lebih cembung.
Fungsi proses siliar adalah memproduksi Humor Akuos. Koroid adalah
suatu membran yang berwarna coklat tua, yang letaknya diantara sklera
dan.retina terbentang dari ora serata sampai kepapil saraf optik. Koroid kaya
pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada retina.

8. Pupil
Pupil merupakan lubang ditengah iris yang mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang masuk.Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum
berkembangnya saraf simpatis.Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan
orang tua pupil mengecil akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang
sklerosis.
17

Pupil waktu tidur kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi,
koma dan tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari :
a. Berkurangnya rangsangan simpatis
b. Kurang rangsangan hambatan miosis

Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis.Di waktu
bangun korteks menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis.
Waktu tidur hambatan subkorteks hilang sehingga terjadi kerja subkorteks
yang sempurna yang akan menjadikan miosis. Fungsi mengecilnya pupil
untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan untuk memperdalam
fokus seperti pada kamera foto yang difragmanya dikecilkan.

9. Sudut bilik mata depan
Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal
iris.Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat
hambatan pengaliran keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik
mata di dalam bola mata sehinga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma.
Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal
Schelmm, baji sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris.
Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea
dan disini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat
dan merupakan batas belakang sudut filtrasi Berta tempat insersi otot siliar
longitudinal. Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang
mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea.
18

Pada sudut fitrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir
perifer endotel dan membran descement, dan kanal Schlemm yang
menampung cairan mata keluar ke salurannya.Sudut bilik mata depan
sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut tertutup, hipermetropia,
blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior perifer.

10. Retina
Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas
penyebaran daripada serabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca
dan koroid.
Bagian anterior berakhir pada ora serata.Dibagian retina yang letaknya
sesuai dengan sumbu penglihatan terdapat makula lutea (bintik kuning) kira-
kira berdiameter 1 - 2 mm yang berperan penting untuk tajam
penglihatan.Ditengah makula lutea terdapat bercak mengkilat yang
merupakan reflek fovea.
Kira-kira 3 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdapat
daerah bulat putih kemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang
ditengahnya agak melekuk dinamakan ekskavasi faali.Arteri retina sentral
bersama venanya masuk kedalam bola mata ditengah papil saraf optik.Arteri
retina merupakan pembuluh darah terminal.
Retina terdiri atas lapisan:
a. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang
yang mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.
b. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.
c. Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan
batang. Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari
kapiler koroid.
d. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat
sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal
e. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel
Muller Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral
19

f. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakan tempat
sinaps sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion
g. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron
kedua.
h. Lapis serabut saraf, merupakan lapis akson sel ganglion menuju ke arch
saraf optik. Di dalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh
darah retina.
Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina
dan badan kaca.Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat
nutrisi dari koroid.lebih banyak daripada kerucut, kecuali didaerah makula,
dimana kerucut lebih banyak.
Daerah papil saraf optik terutama terdiri atas serabut saraf optik dan
tidak mempunyai daya penglihatan (bintik buta).

11. Badan kaca
Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang
terletak antara lensa dengan retina.Badan kaca bersifat semi cair di dalam
bola mata.Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap
air. Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu
mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Peranannya mengisi ruang untuk
meneruskan sinar dari lensa ke retina.Badan kaca melekat pada bagian
tertentu jaringan bola mata.Perlekatan itu terdapat pada bagian yang disebut
ora serata, pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca
disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel.Pada pemeriksaan
20

tidak terdapatnya kekeruhan badan kaca akan memudahkan melihat bagian
retina pada pemeriksaan oftalmoskopi.
Struktur badan kaca merupakan anyaman yang bening dengan
diantaranya cairan bening. Badan kaca tidak mempunyai pembuluh darah dan
menerima nutrisinya dari jaringan sekitarnya: koroid, badan siliar dan retina.

12. Lensa mata
Lensa merupakan badan yang bening, bikonveks 5 mm tebalnya dan
berdiameter 9 mm pada orang dewasa.Permukaan lensa bagian posterior lebih
melengkung daripada bagian anterior.Kedua permukaan tersebut bertemu
pada tepi lensa yang dinamakan ekuator.Lensa mempunyai kapsul yang
bening dan pada ekuator difiksasi oleh zonula Zinn pada badan siliar.Lensa
pada orang dewasa terdiri atas bagian inti (nukleus) dan bagian tepi
(korteks).Nukleus lebih keras daripada korteks.Dengan bertambahnya umur,
nukleus makin membesar sedang korteks makin menipis, sehingga
akhirnya seluruh lensa mempunyai konsistensi nukleus.

Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu :
a. Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam
akomodasi untuk menjadi cembung
b. Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan.
c. Terletak di tempatnya.
d. Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :
21

e. Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia,
f. Keruh atau spa yang disebut katarak,
g. Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.
Lensa orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi
bertambah besar dan berat.
Fungsi lensa adalah untuk membias cahaya, sehingga difokuskan pada
retina.Peningkatan kekuatan pembiasan lensa disebut akomodasi.

13. Rongga Orbita
Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7
tulang yang membentuk dinding orbita yaitu : lakrimal, etmoid, sfenoid,
frontal, dan dasar orbita yang terutama terdiri atas tulang maksila, bersama-
sama tulang palatinum dan zigomatikus. Rongga orbita yang berbentuk
piramid ini terletak pada kedua sisi rongga hidung.
Dinding lateral orbita membentuk sudut 45 derajat dengan dinding
medialnya. Dinding orbita terdiri atas tulang :
a. superior : os.frontal,
b. Lateral : os.frontal. os. zigomatik, ala magna os. Fenoid.
c. Inferior : os. zigomatik, os. maksila, os. Palatine.
d. Nasal : os. maksila, os. lakrimal, os. etmoid
Foramen optik terletak pada apeks rongga orbita, dilalui oleh saraf
optik, arteri, vena, dan saraf simpatik yang berasal dari pleksus karotid.Fisura
orbita superior di sudut orbita atas temporal dilalui oleh saraf lakrimal (V),
saraf frontal (V), saraf troklear (IV), saraf okulomotor (III), saraf nasosiliar
(V), abdusen (VI), dan arteri vena oftalmik.Fisura orbita inferior terletak di
dasar tengah temporal orbita dilalui oleh saraf infra-orbita dan zigomatik dan
arteri infra orbita.Fosa lakrimal terletak di sebelah temporal atas tempat
duduknya kelenjar lakrimal.Rongga orbita tidak mengandung pembuluh atau
kelenjar limfa.
22


14. Otot Penggerak Mata
Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk
pergerakkan mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi
otot. Otot penggerak mata terdiri atas 6 otot yaitu :
a. Oblik inferior
aksi primer - ekstorsi dalam abduksi
sekunder - elevasi dalam aduksi, - abduksi dalam elevasi
b. Oblik superior
aksi primer- intorsi pada abduksi
sekunder - depresi dalam aduksi - abduksi dalam depresi
c. Rektus inferior
aksi primer - depresi pada abduksi
sekunder - ekstorsi pada abduksi - aduksi pada depresi
d. Rektus lateral, aksi - abduksi
e. Rektus medius, aksi - aduksi
23

f. Rektus superior
aksi primer - elevasi dalam abduksi
sekunder - intorsi dalam aduksi - aduksi dalam elevasi


a. Otot Oblik Inferior
Oblik inferior mempunyai origo pada foss lakrimal tulang lakrimal,
berinsersi pada sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula, dipersarafi
saraf okulomotor, bekerja untuk menggerakkan mata keatas, abduksi dan
eksiklotorsi.

b. Otot Oblik Superior
24

Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala parva tulang
sfenodi di atas foramen optik, berjalan menuju troklea dan dikatrol batik
dan kemudian berjalan di atas otot rektus superior, yang kemudian
berinsersi pada sklera dibagian temporal belakang bola mata. Oblik
superior dipersarafi saraf ke IV atau saraf troklear yang keluar dari
bagian dorsal susunan saraf pusat.
Mempunyai aksi pergerakan miring dari troklea pada bola mata
dengan kerja utama terjadi bila sumbu aksi dan sumbu penglihatan
search atau mata melihat ke arch nasal. Berfungsi menggerakkan bola
mata untuk depresi (primer) terutama bila mata melihat ke nasal, abduksi
dan insiklotorsi.Oblik superior merupakan otot penggerak mata yang
terpanjang dan tertipis.

c. Otot Rektus Inferior
Rektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn, berjalan
antara oblik inferior dan bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di
belakang limbus yang pada persilangan dengan oblik inferior diikat kuat
oleh ligamen Lockwood.Rektus inferior dipersarafi oleh n. III.
Fungsi menggerakkan mata
a. depresi (gerak primer)
b. eksoklotorsi (gerak sekunder)
c. aduksi (gerak sekunder)
Rektus inferior membentuk sudut 23 derajat dengan sumbu penglihatan.

d. Otot Rektus Lateral
Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di
bawah foramen optik. Rektus lateral dipersarafi oleh N. VI. Dengan
pekerjaan menggerakkan mata terutama abduksi.

e. Otot Rektus Medius
Rektus medius mempunyai origo pada anulus Zinn dan
pembungkus dura saraf optik yang sering memberikan dan rasa sakit
25

pada pergerakkan mata bila terdapat neuritis retrobulbar, dan berinsersi 5
mm di belakang limbus. Rektus medius merupakan otot mata yang paling
tebal dengan tendon terpendek.Menggerakkan mata untuk aduksi (gerak
primer).

f. Otot Rektus Superior
Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura
orbita superior beserta lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa
sakit pada pergerakkan bola mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Otot
ini berinsersi 7 mm di belakang limbus dan dipersarafi cabang superior
N.III.
Fungsinya menggerakkan mata-elevasi, terutama bila mata
melihat ke lateral :
a. aduksi, terutama bila tidak melihat ke lateral
b. insiklotorsi
















26

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem Sensori Persepsi Mata merupakan salah satu bagian penting
yang bisa mempengaruhi tingkat kesehatan manusia. Karena dalam sistem
Sensori Persepsi Matamengirimkan suatu pola yang akurat ke otak dari sinar
yang direfleksikan dari benda padat di dalam lingkungan dan
ditransformasikan ke dalam warna dan corak.Perawatan system pencernaan
sangat menentukan kwalitas hidup sesorang. Jika dipergunakan secara benar
maka akan mendapatkan kwalitas hidup yang optimal,namun jika digunakan
atau diperlakukan secara tidak wajar maka akan merugikan individu itu sendiri

B. Saran
Sebagai seorang perawat kita harus memahami system pencernaan
manusia agar kita dapat menentukan tindakan yang tepat untuk menolong
pasien.















27

ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM SENSORI PERSEPSI MATA



OLEH KELOMPOK:
A4-F
1. I Kadek Nova Agustina (10.321.0949)
2. I Nengah Dwipayana Putra (10.321.0952)
3. I Wayan Wiranata (10.321.0958)
4. Kadek Ayu Reni Anggreni (10.321.0960)
5. Kadek Naras Rahmanika (10.321.0961)
6. Ni Made Ayu Yuliantari (10.321.0975)
7. Wayan Yunik Lestari Ningsih (10.321.0982)
8. Putu Eko Agustina S. (10.321.0985)
9. Putu Gede Anugrah Wisnawa (10.321.0986)



STIKES WIRAMEDIKA PPNI BALI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2012

28


DAFTAR PUSTAKA


Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit.
Jakarta:EGC

Ilyas S. 2009. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta:Balai Penerbit FKUI

Moore, Keith L. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta:Hipokrates.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk Pemula. Jakarta:EGC

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran.
Jakarta:EGC.

Syaifuddin.2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa
Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

Syaifuddin. 2010. Atlas Berwarna Tiga Bahasa Anatomi Tubuh Manusia.
Jakarta:Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai