Anda di halaman 1dari 22

Fisika

Mata menjadi alat optik yang paling penting pada manusia atau makhluk hidup. Sebagian besar
pengetahuan kita tentang dunia di sekeliling kita didapat melalui mata. Perasaan tidak berdaya yang
muncul saat kita terperangkap dalam kegelapan di lingkungan yang asing merupakan petunjuk kuat akan
ketergantungan kita pada penglihatan. Indra penglihatan terdiri dari tiga komponen utama: (1) mata
yang memfokuskan bayangan dari dunia luar ke retina peka-cahaya, (2) sistem jutaan saraf yang
menyalurkan informasi jauh ke dalam otak dan (3) koreks penglihatan, bagian dari otak tempat “semua
dipadukan”. Kebuataan terjadi apabila salah satu dari ketiganya tidak berfungsi. Fisika berperan pada
ketiganya, tetapi fisika bagian pertama jauh lebih dipahami daripada fisika dua bagian yang terakhir.

1. Bagian-bagian mata Bagian-bagian mata dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 2.
Struktur anatomi mata

Gambar 1. Struktur anatomi mata

a. Sklera (bagian putih mata): merupakan lapisan luar mata berupa selubung berserabut putih
dan relatif kuat.

b. Konjungtiva: selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.

c. Kornea: struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil
dan bilik Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-BiRuNi’ 04 (2) (2015) 285-297 287 anterior serta membantu
memfokuskan cahaya. Memiliki diameter sekitar 12 mm dan jari-jari kelengkungan sekitar 8 mm.

d. Lapisan koroid: lapisan tipis di dalam sklera yang berisi pembuluh darah dan suatu bahan
pigmen, tidak menutupi kornea.

e. Pupil: daerah hitam di tengah-tengah iris.

f. Iris: jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan
lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.

g. Lensa: struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus;
berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.

h. Retina: lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata, berfungsi
mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak. Retina terbagi menjadi 10 lapisan dan memiliki
reseptor cahaya aktif yaitu sel batang dan sel kerucut pada lapisan ke-9.

i. Saraf optikus: kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.
j. Bintik buta: cakram optik yang merupakan bagian fovea dekat hidung, merupakan tempat
percabangan serat saraf dan pembuluh darah ke retina, tidak mengandung sel batang ataupun kerucut,
terletak pada region sekitar 3 – .

k. Humor aqueous: cairan jernih dan encer yang mengalir di antara lensa dan kornea (mengisi
segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh
prosesus siliaris.

l. Humor vitreous: gel transparan / cairan kental yang terdiri dari bahan berbentuk serabut,
terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata)

2. Sistem optik mata Sistem optik mata memiliki ciri khusus sebagai berikut, sebagian besar tidak
didapatkan bahkan pada kamera paling mahal sekalipun.

a. Mata dapat mengamati kejadian pada sudut yang sangat besar selagi memandang sebuah
benda yang terletak tepat didepannya secara cermat. Mata yang melihat lurus ke depan memiliki sudut
penglihatan yang besar

b. Berkedip merupakan alat pembersih dan pelumas built-in (terpasang tetap dan siap pakai)
bagi lensa depan (kornea).

c. Terdapat sistem pemfokusan otomatis cepat yang memungkinkan kita melihat benda sampai
sedekat 20 cm (sekitar 8 in) dalam satu detik dan kemudian melihat benda jauh. Pada keadaan rileks,
focus untuk mata normal terpasang untuk jarak “tak terhingga” melihat jauh

d. Mata dapat bekerja secara efektif menerima cahaya dengan rentang intensitas yang sangat
lebar, yaitu sekitar 10 milyar berbanding satu ( 1010:1), siang hari yang terik sampai malam gulita.

e. Mata memiliki sistem penyesuaian bukaan lensa yang otomatis (iris)

f. Kornea memiliki penghapus goresan yang built-in; walaupun tidak dapat pasokan darah,
kornea terdiri dari selsel hidup dan dapat memperbaiki kerusakan lokal

g. Mata memiliki sistem pengendali tekanan otomatis yang mempertahankan tekanan


internalnya sekitar 1,6 kPa (12mmHg) sehingga bentuk bola mata dapat dipertahankan. Apabila
„penyok‟, mata dengan cepat kembali ke bentuknya semula.

h. Mata terletak di wadah yang terlindung kuat yang hamper seluruhnya diliputi tulang.
Masingmasing mat bersandar pada bantalan lemak yang meredam goncangan keras

i. Bayangan tampak terbalik di retina peka-cahaya di bagian belakang bola mata tetapi otak
secara otomatis mengoreksi hal ini

j. Otak memadukan bayangan dari kedua mata sehingga kita memiliki persepsi kedalaman yang
baik dan penglihatan tiga dimensi sejati. Apabila penglihatan diri salah satu mata lenyap, penglihatan
dari mata yang tersisa masih memadai untuk sebagian besar kebutuhan

k. Otot mata memungkinkan mata bergerak fleksibel ke atas dank e bawah, ke samping, dan
secara diagonal. Setelah sedikit latihan, mata bahkan dapat dibuat bergerak melingkar
3. Mekanime Penglihatan dan Pembentukan Bayangan pada Mata Sistem optik yang paling penting bagi
manusia adalah mata. Di depan lensa mata terdapat selaput yang membentuk suatu celah lingkaran.
Selaput inilah yang disebut iris dan berfungsi memberi warna pada mata. Celah lingkaran disebut pupil.
Lebar pupil dikendalikan oleh iris sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenainya. Jumlah cahaya
yang memasuki mata dikendalikan oleh iris. Iris mengatur ukuran biji mata, sedang tebal lensa
dikendalikan oleh otot siliari. Kornea mata adalah bagian depan mata memiliki lengkung yang lebih
tajam yang dilapisi oleh selaput bening. Di belakang kornea terdapat cairan (aqueous humor). Cairan ini
berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk ke dalam mata. Di bagian yang lebih dalam lagi
terdapat lensa yang dibuat dari bahan bening, berserat dan kenyal. Lensa inilah disebut lensa mata/
lensa kristalin.

Cahaya memasuki mata melalui iris menembus biji mata, dan oleh lensa difokuskan sehingga
jatuh ke retina atau selaput jala. Retina adalah lapisan serat saraf yang menutupi bagian belakang.
Retina mengandung struktur indracahaya yang sangat halus disebut batang dan kerucut dan
memancarkan informasi yang diterima saraf optik dan dikirim ke otak.

Apabila kita ingin melihat benda yang jauh letaknya maka otot siliari akan mengendor dan
berakibat sistem lensa kornea berada pada panjang focus maksimumnya yaitu kira-kira 2,5 cm (jarak
dari kornea ke retina). Bila letak benda didekatkan maka otot siliari akan meningkatkan kelengkungan
lensa sehingga mengurangi panjang fokusnya dan bayangan akan difokuskan ke retina. Proses
perubahan kelengkungan lensa inilah yang disebut akomodasi.

Jarak terdekat (posisi benda di depan mata) dimana lensa memfokuskan cahaya yang masuk
tetap jatuh di retina disebut titik dekat. Jika benda lebih didekatkan ke mata maka lensa tidak dapat
memfokuskan cahaya. Cahaya yang masuk tidak jatuh di retina maka bayangan menjadi kabur. Posisi
titik dekat ini beragam dari satu orang ke orang yang lain dan berubah dengan meningkatnya usia.
Sebagai contoh, seseorang yang usianya 10 tahun maka titik dekatnya dapat sekitar 7 cm di depan mata,
sedang seseorang yang usianya 60 tahun maka titik dekatnya dapat sekitar 200 cm.

Bagaimana proses pembentukan bayangan di retina jika mata kita melihat suatu benda? Proses
pembentukan bayangan di retina ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 2. Proses Pembentukan bayangan di retina

Benda yang tingginya y terletak pada jarak S1 maka tampak kecil karena bayangan yang
terbentuk di retina kecil dengan tinggi bayangan y‟. Bayangan yang ditangkap di retina adalah nyata,
terbalik, dan diperkecil. Otak kitalah yang menerjemahkan sehingga kalau kita melihat suatu benda
maka kita dapat melihat seolah-olah bayangan tegak dan tidak terbalik.
4. Refraksi Mata Sistem lensa mata yang positif menyebabkan terkumpulnya sinar hasil pembiasan pada
retina. Posisi bintik kuning retina sendiri terletak pada garis median dari sistem lensa mata. Bila sinar
datang sejajar sumbu utama akan dibelokan melalui jari-jari lensa, sedangkan bila sinar datang melalui
pusat kelengkungan lensa akan diteruskan dan bila sinar datang dari arah selain itu akan dibelokan
sejajar sumbu utama.

Gambar 3. Bentuk refraksi sinar pada mata

Konvergensi tepat pada retina hanya diperoleh bila benda yang dilihat berada 6 meter atau lebih
jauhnya dari mata. Bila jarak benda kurang dari 6 meter, maka konvergensi berkurang dan bayangan
yang terbentuk tidak tepat pada retina. Jarak 6 meter adalah jari-jari kelengkungan lensa mata, sehingga
benda harus berada di ruang 3 agar bayangan yang terbentuk tepat pada retina. Semakin jauh jarak
benda, semakin jelas bayangan yang terbentuk.

5. Kelainan Refraksi Jika kemampuan otot siliar untuk mengatur kelengkungan lensa mata kurang maka
dapat berakibat lensa mata kurang cembung. Hal ini mengakibatkan cahaya pembentuk bayangan yang
terbentuk akan jatuh di belakang retina seperti ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Proses pembentukan bayangan yang terbentuk di belakang retina pada orang yang
menderita rabun jauh

Orang yang mempunyai kelainan seperti ini disebut rabun jauh. Kelainan semacam ini dapat
diatasi dengan memasang lensa positif atau kaca mata berlensa cembung (positif). Kacamata berlensa
cembung membantu cahaya pembentuk bayangan tetap jatuh di retina. Proses pembentukan bayangan
di retina pada orang yang menderita rabun jauh ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 4. Proses pembentukan bayangan di retina pada orang yang menderita rabun jauh
dengan bantuan lensa positif

Di lain pihak, jika kemampuan otot siliari terlalu kuat dan berakibat lensa mata terlalu cembung
maka bayangan yang terbentuk akan jatuh di depan retina, seperti ditunjukkan pada gambar 10.

Gambar 5. Proses pembentukan bayangan yang terbentuk di depan retina pada orang yang
menderita rabun dekat

Orang yang mempunyai kelainan seperti ini disebut rabun dekat. Kelainan semacam ini dapat
diatasi dengan memasang lensa negatif atau memakai kaca mata berlensa cekung (negatif). Kacamata
berlensa cekung membantu cahaya pembentuk bayangan benda tetap terbentuk di retina. Proses
pembentukan bayangan di retina pada orang yang menderita rabun dekat ditunjukkan pada Gambar 11.

Gambar 6. Proses pembentukan bayangan di retina pada orang yang menderita rabun dekat
memakai lensa negatif

6. Retina Sebagai Detektor Cahaya


Retina, bagian mata yang peka cahaya, mengubah bayangan cahaya menjadi impuls listrik saraf
yang dikirim ke otak. Walaupun peran retina mirip dengan film pada sebuah kamera, namun analogi
yang lebih baik adalah retina dan bagian peka cahaya dari kamera TV. Tidak seperti film, retina tidak
perlu diganti karena terdapat sistim uilt-in yang menyalurkan zat-zat kimia peka cahaya yang mengubah
cahaya menjadi impuls listrik saraf.

Penyerapan suatu foton cahaya oleh sebuah fotoreseptor memicu timbulnya sinyal listrik ke
otak-suatu potensial aksi. Energy foton adalah sekitar 3 eV, potensial aksi memiliki energy jutaan kali
lebih besar. Foton cahaya tampaknya menimbulkan suatu reaksi fotokimia di fotoreseptor yang melalui
suatu cara memicu timbulnya potensi aksi. Foton harus diatas energy minimum untuk dapat
menimbulkan reaksi. Energi foton inframerah kurang memadai sehingga tidak terlihat. Foton ultraviolet
memiliki energy yang memadai, tetapi foton ini diserap sebelum mencapai retina sehingga tidak terlihat.

Retina menutupi seluruh belakang bola mata. Walaupun sifat retina yang luas ini bermanfaat
untuk memberikan penglihatan peringatan dari sudut yang besar, namun sebagian besar penglihatan
terbatas ke suatu daerah kecil yang disebut macula lutea, atau bintik kuning. Semua penglihatan tajam
berlangsung di bagian yang sangat kecil di bintik kuning (diameter sekitar 0,3 mm) yang disebut fovea
sentralis.

Bayangan pada retina sangatlah kecil. Persamaan untuk menentukan ukuran bayangan di retina
dapat diperoleh dengan menggunakan rasio panjang sisi segitiga sebangun. O adalah ukuran benda, I
ukuran bayangan, P jarak benda, dan Q jarak bayangan, biasanya sekitar 0,02 m (2 cm). oleh karena itu,
kita dapat menulis O/P= I/Q atau O/I= P/Q. karenanya I= (Q/P)O.

Misalnya seekor lalat memiliki diameter 3 mm (0,003m) dan jarak bayangan untuk mata normal
dapat dianggap Q = 0,02 m. hitung ukuran bayangan yang terbentuk di retina dari seekor lalat yang
hinggap di dinding yang jaraknya 3 m.

Jawaban: O = 0,003 m, Q = 0,02 m, P = 3 m

Maka: I = (Q/P)O = (0,02/3)0,003

= 6. 10-5 /3

= 2. 10-5 m

= 20 µm

Mata normal manusia dilihat dari ilmu Kimia dan Fisika, dapat menerima cahaya dengan panjang
gelombang dari 380 sampai 780 nm. Daerah ini disebut Visible (Cahaya tampak) adalah bagian dari
spektrum elektromagnetik yang tampak oleh mata manusia. Pada Gambar di bawah ini, daerah Visible
hanya sedikit sekali. Daerah yang hanya sedikit (visible) ini, kita telah banyak melihat bermacam-macam
warna yang indah di dunia ini. Sungguh ini merupakan salah satu nikmat dari Allah swt yang begitu
besar.
Gambar 7. Spektrum radiasi elektromagnetik

Jika diperbesar menjadi;

Gambar 8. Spektrum warna

Biologi

Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang di bungkus oleh tiga lapisan dari luar ke
dalam.isi bola mata terdiri atas lensa , badan bening dan cairan dalam mata.indera penglihatan juga
dinamakan fotoreseptor karena mampu menerima rangsang fisik yang berupa cahaya.

Lensa adalah sabuah benda bening berbentuk cakram yang tergantung di belakang selaput
pelangi dan manik mata.bidang depan nya kurang melengkung di bandingkan dengan bidang belakang
nya.lensa sekeliling tepi nya tergantung pada badan siliar dengan perantaraan serabut-serabut halus
yang di namakan sabuk siliar.dengan perantaraan serabut-serabut ini badan siliar bersama otot siliar
yang terdapat di dalam nya dapat mempengaruhi bentuk lensa ( akomodasi ).lensa mata bersifat
transparan dan elastis yang fungsi nya untuk membiaskan cahaya yang masuk dan memfokuskan
bayangan benda pada retina. Lensa mata pada manusia cembung sehingga bayangan benda yang di
hasilkan retina adalah nyata , terbalik, dan diperkecil. Badan bening menempati ruang di belakang lensa
mata disini adalah suatu zat bening yang menyerupai selai. Cairan bola mata mengisi bilik mata depan,
yang terletak di antara selaput bening dan selaput pelangi, serta bilik mata belakang, yang terdapat di
sekitar lensa antara selaput pelangi dan badan bening.

Alat-alat tambahan mata adalah otot-otot mata yang berguna untuk menggerak kan bola mata,
pelupuk-pelupuk mata serta selaput ikat pelupuk nya dan radas air mata. Pelupuk-pelupuk mata adalah
lipatan-lipatan kulit yang terletak di depan bola mata.

B. Anatomi Mata

Bola mata berdiameter antara 2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata dan
hanya1/6 bagianya saja yang tampak pada bagian luar. Mata juga memiliki struktur disekitar mata yang
melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala arah. Struktur tersebut juga
melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan bahan bahan berbahaya lainya, tetapi
juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk. Struktur pelindung mata
tersebut terdiri dari:

a. Orbita 
Orbita adalah rongga yang berbentuk piramid dengan basis di depan dan apeks di belakang.
Atap orbita dibentuk oleh pars orbitalis ossis frontalis yang memisahkan orbita dengan fossa krani
anterior dinding lateral yang terdiri dari ossis zigomatikum dan ossis sfenoidalis. Dasarnya dibentuk oleh
fasies orbitalis maksilaris. Orbita juga merupakan rongga bertulang yang mengandung bola mata,otot-
otot,saraf,pembuluh darah,lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

b. Kelopak Mata

Kelopak Mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak Mata secara refleks
segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang.
Didepan mata ada kelopak mata , dua buah lipatan muskulofibrosa yang dapat digerakan dapat dibuka
dan di tutup untuk melindungi meratakan air mata permukaan bola mata dan mengontrol banyaknya
sinar yang masuk. Kelopak mata tersususn oleh kulit tanpa lemak subklutis. Kelopak Mata sangat elastis
dan mudah digerakan.

Hubungan antara Kelopak Mata atas dan bawah dinamakan kantus. Pada bagian luar, kantus
lateral terletak di aspek temporal rateral mata. Bagian dalam, kantus medial mengandung puncata satu
muara yang memungkinkan air mata mengalir kebagian atas sistem lakrimal. Ronggga elips antara
kelopak mata terbuka dinamakan fisura palpebra. Sisi bawah kelopak mata dilapisi oleh konjungtiva
palfera. Suatu membran mukosa trasparan, vaskuler, tipis yang melanjutkan diri dengan sklera anterior
sampai keatas luar kornea. Posisi kelopak mata sebagian di kontrol oleh dua saraf otak : SO III yang
bertanggung jawab untuk pembukaan kelopak mata : SO VII, untuk menutup kelopak mata. Ketika di
tutup, kedua kelopak harus temu secara penuh. Ketika terbuka, kelopak mata atas harus terletak secara
alami pada bagian atas iris, tepat diatas pupil, tidak boleh ada betuk bulatan sabit putih sklera yang
tampak diatas atau dibawah rimkorneoskleral (timbus atau batas).

Pengedipan kelopak mata akan menyebarkan selapis air mata pelumas dan pelembab keseluruh
permukaan bola mata. Repleks berkedip akan melindung mata dari debris atau pertikal asing. Bulu mata
akan membatu fungsi kelopak dengan mendorong keluar debu dan dbris, untuk melindungi mata
external dari cedera aksi mekanis berkedip menghasilkan gaya hisap dalam sistem nasolakriminal atas
memudahkan pengaliran air mata.

c. Bulu mata
Mata merupakan pendek yang tumuh di ujung keelopak mata dan berpungsi embantu
melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier ( penghalang). Kelenjar kecil menghasilkan bahan
berminyak yang mencegah penguapan air mata.

d. Kelenjar Lakrimalis

Kelenjar Lakrimaris terletak diuncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilakan air mata
yang ecer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui dua duktus lakrimaris, setiap duktus
memiliki lubang diujung kelopak mata atas dan bawah, didekat hidung. Air mata berfungsi menjaga
kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang farikal-fartikal kecil yang masuk
kemata. Selai itu, mata kaya akan anti body yang membantu mencegah terjadinya infeksi.

e. Bola Mata

Bola Mata dilapisi oleh tiga lapisan primer : Seklera, Yuviea (yang mengandung kroid), dan
Retina. Tiap lapisan mempunyai struktur dan fungsinya sendiri ketiga lapisan tersebut berperan dalam
bentuk mata yang bulat ketiak terisi humor vitreus (subtansi seperti glatin antara lensa dan retina).

f. Sklera 

Lapisan paling luar dan kuat dinamakan sklera bagian “putih”mata.bila seklera mengalami
penipisan warnanya akan menjadi kebiruan. Dibagian osterior seklera empunyai lubang yang dilalui saraf
optiks dan pembulu darah retina senratis. Dibagian anterior berlanjut menjadi kornea. Permukan
anterior seklera diselubungi secara longgar dengan konjungtifa, suatu membran mukosa tipis yang
mengandung sebagai kelenjar yang bertanggung jawab untuk lapisan air mata. Konjungtifa
palpebramelapisi sisi bawah kelopak mata dan merupakan kelanjutan dari konjungtifa bulbaris yang
menyelubungi seklera anterior. Hal ini sangat menguntungkan sehingga lensa kontak mungkin “terselip”
kedalam mata. Konjungtifa berakhir pada limbus korneosklera biasanya mengandung jaringan pembul
darah yang rapat.

g. Uvea

Lapisan tengah yang mengandung pigmen adalah traktus Uvea, yang tersusun atas koroid. Iris,
dan badan silier.Koroid merupakan lapisan vaskuler yang memberiak darah kelapisan epitel berpigmen
retina dan retina sensoris perifer. Koroid melapisi kamera posterior mata dan membentang dari badan
silir, dibagian anterior dan saraf optikus dibagian posterior. Korid juga merupakan segmen pospolior
uvea diantara retina dan sklera. Koroid tersusun dari tiga lapisan pembuu darahkoroid besar, sedang
dan kecil. Semakin dalam pembulu darah koroid dikenal sebagai khorikapitalaris. Darah dari pembulu
darah koroid dialirkan melalui empat vena kortes, satu di masing-masing kuadran posterior koroid
disebelah dalam dibatasi oleh membra bruch dan disebelah luar sklera ruang supra koroid, terletak
diantara koroid dan sklera. Koroid melekat erat di posterior ketepi-tepi nerfus optikus, sedangkan ke
anterior, koroid bersambung dengan korpus siliaris. Agregat pemblu darah koroid memperdarahi bagian
luar retina.

Iris merupakan struktur muskuler berfigmen yang memberikan warna khas mata. Iris adalah
bagian anterior traktus uvea dan membagi ruangan antara kornra dan lensa menjadi kamera anterior
dan posterior.

Iris juga merupakan struktur yang sangat paskuler dengan pigmen yang berbeda-beda
(ditentukan secara genetik). Warna mata bergantung pada jumlah melanin yang ada pada iris; semakin
cerah warnanya, semakin banyak jumlah cahaya yang dapat memasuki mata. Orang yang mempunyai
mata yang sangat cerah mengalami fotofoba (peka terhadap cahaya). Kebalikannya adalah orang
dengan mata yang sangat hitam, tidak ada dua iris yang benar-benar sama, temasuk mata kanan dan
mata kiri orang yang sama. Iris merupakn uvea, atau traktus berfimen dan berhubungan dengan lapisan
koroid pada tepinya dan badansilier pada sisi bawahnya merupakan diafragma muskuler silkuler tipis
yang ditengahnya terdapat lubang bulat, pupil. Iris termasuk kedalam diafragma berpigmen yang tipis
yang terdapat didalam aqueus homor diantara kornea dan lensa. Tetapi iris melekat pada permukaan
anterior kurpusiliare yang membagi ruang diantara lensa dan korne a. Serat otot iris terdiri dari serat
sikuler.

Pupil adalah rongga yang terjadi di tengah cincin internal iris. Pupil berbentuk bulat, regular, dan
mempunyai ukuran dan respon terhadap cahaya yang sama pada kedua mata. Anisokoria atau pupil
yang tidak sama, merupakan temuan yang normal pada 20% populasi. Sedangkan pada populasi lain,
pupil yang tidak sama menunjukan adanya penyakit saraf pusat. Pupil terletak agak kenasal dari pusat
kornea. Konstriksi dan dilatasi pupil pada reaksi terhadap cahaya terjadi sebagai akibat berbagai
hubungan neuronal. Ketika cahaya memasuki mata, sel fotosensitif akan mengirimkan pesan ke otot
konstriktor pupil melalui SO III. Hal ini akan mengurangi distrosi dan silau yang terjadi akibat berlebihnya
cahaya yang masuk. Tingkat cahaya yang rendah akan mengaktifkan otot dilator pupil, yang akan
meretraksi iris dan membuka pupil. Lima kali energi lebih besar yang masuk kedalam mata ketika pupil
berdilatasi. Kerusakan sel fotosensitif dapat menurunkan fungsi pupil.

Pada bagian mata juga terdapat kornea yang merupakan struktur transparan yang menyerupai k
ubah,merpakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya. 

Badan silier mengandung serabut otot yang dapat membantu kontraksi dan relaksasi zonula lens
a (struktur yang menggantung lensa). Badan silier berperan (penting dalam menjaga tekanan intraokuler 
(TIO)) dengan sekresi humor aqueus, cairan transparan berkadar air tinggi yang mengisi kamera anterior 
dan posterior dan kemudian di salurkan melalui kanalis Schlemm.

h. Retina/Selaput Jala

Retina merupakan lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata, berf
ungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak. Cahaya yang masuk melalui kornea di teru
skan ke pupil. Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti hal
nya celah pada lensa kamera. Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih bany
ak, jika di lingkungan sekitar terang, maka cahaya yang masuk lebih sedikit. Ukuran pupil di control oleh 
otot sfingter pupil, yang membuka dan menutup iris.

Retina terdiri dari 3 lapisan sel :

         Lapisan neuraepithelium
         Lapisan sel bipolar
         Lapisan sel ganglion

i. Aqueous Humor

Aqueous humor merupakan cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea
(mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea di hasilkan
oleh prosesus siliaris. Fungsi aqueous humor adalah penyokong dinding bola mata dengan member
tekanan dari dalam dan memberi makan pada lensa serta membuang produk metabolisme karena lensa
tidak memiliki pembuluh darah.

j. Vitreus Humor

Vitreus humor merupakan gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina
(mengisi segmen posterior mata). Pada dearah perbatasan dengan lensa, membran vetreus menebal
yang terdiri dari lapisan posterior yang menutup korpus vitreum. Lapisan anterior membentuk
ligamentum suspensorium lensa yang melekat pada prosesus siliare. Di dalam korpus vitreum tidak
terdapat pembuluh darah yang fungsinya menambah daya pembesaran mata, menyokong permukaan
posterior lensa, dan membantu melekatkan pars pigmentosa retina.

k. Lensa 

Lensa adalah badan bikonveks yang transparan dan terletak di belakang iris, di dekat corpus
vitreum, dan di kelilingi oleh prosesus siliaris dengan merubah bentuknya, lensa memfokuskan cahaya
ke retina. Jika mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier akan berkontraksi, sehingga
lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Jika mata memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot silier
akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah. Sejalan dengan pertambahan usia, lensa
menjadi kurang lentur, kemampuannya untuk menebal menjadi berkurang sehingga kemampuannya
untuk memfokuskan objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini di sebut
presbiopia.Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:

1.      Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa, berisi aqueus humor yang merupakan sumber energy
bagi struktur mata di dalamnya. Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian (bilik anterior : mulai
dari kornea sampai iris, dan bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa). Dalam keadaan normal, aqueus
humor di hasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari
bola mata melalui saluran yang terletak di ujung iris.
2.      Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina, berisi vitreus humor yang
membantu menjaga bentuk bola mata.Mekanisme melihat : 

Cahaya di tangkap mata, kemudian masuk ke retina, melalui : kornea-aqueus humor-pupil-lensa


vitreus humor-fotoreseptor di retina. Dari fotoreseptor di teruskan ke serabut-serabut saraf-saraf optik
kemudian menuju pusat penglihatan di otak sensasi penglihatan.

C. Persyarafan Mata

Ada beberapa saraf otak yang memiliki hubungan dengan mata : untuk penglihatan, gerakan
mata, reaksi pupil pengangkatan kelopak mata dan penutupan kelopak mata. Hubungan batang otak
memungkinkan koordinasi gerakan mata.

Mata mempunyai otot, saraf serta pembuluh darah. Beberapa otot bekerja sama menggerakan
mata. Setiap otot di rangsang oleh saraf cranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga
mengandung berbagai saraf lainnya, yaitu : Saraf optikus membawa gelombang saraf yang di hasilkan di
dalam retina ke otak

-          Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
-          Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita

D. Vaskularisasi Mata
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan
darah dari mata di bawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar
melalui mata bagian belakang.

B. Struktur mata.

Tiga lapisan jaringan atau selaput yang membungkus bola mata dari luar ke dalam yaitu :  Sklera,
tersusun oleh jaringan ikat yang kuat,liat dan putih serta melengkung.sklera berfungsi membantu
melindungi bagian-bagian dalam dan mempertahan kan kekakuan bola mata.Bagian depan sklera
membentuk struktur tembus cahaya yang disebut kornea .Kornea dilindungi oleh suatu selaput yang di
sebut konjungtiva. Pada kornea tidak di temukan pembuluh darah seperti hal nya pada aqueus
humor,vitreous humor,dan lensa mata.

Koroid, selaput ini dari dalam dilapisi oleh selaput jala yang mengandung sel-sel indra yang amat
rentan terhadap cahaya yang semua nya berguna untuk indra penglitah dalam arti khusus.pada lapisan
koroid banyak mengandung pembuluh darah dan pigmen berwarna hitam.lapisan koroid dapat
menyerap cahaya yang masuk ke dalam mata. Dengan ada nya pembuluh darah pada lapisan ini
sekaligus menyuplai makanan ke lapisan retina bagian depan lapisan koroid berubah membentuk
struktur terpisah yaitu : corpus siliaris , ligamentum suspensor, dan iris . Corpus siliaris terletak diantara
tepi depan retina dengan tepi belakang Iris. Ligamentum suspensor berfungsi untuk mengatur proses
akomodasi lensa mata untuk mendapat kan gambar benda yang jelas pada retina. Iris berfungsi sebagai
diagfragma yang dapat mengatur lebar sempit nya lubang cahaya ( pupil ) menyesuaikan intensitas
cahaya yang masuk. Jumlah dan sifat dari pigmen di dalam nya menentukan warna iris, ada yang hitam,
biru, coklat,atau hijau.
Retina ,merupakan lapisan terdalam yang tersusun oleh sel-sel reseptor batang ( bacillus ) dan
sel-sel reseptor kerucut ( konus ). Retina merupakan bagian mata yang paling pekat terhadap cahaya,
sel-sel yang peka ini terletak di bagian belakang retina dan arah nya membelakangi sumber cahaya

Otot mata, ada 6 otot mata yang berfungsi memegang sklera. 4 diantara nya disebut otot reflus (
rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, & rektus internal ). Otot rektus berfungsi menggerak
kan bola mata kekanan, kekiri,keatas & ke bawah. 2 lain nya adalah otot obliq atas/superior & otot obliq
bawah/inferior.

Kotak mata, kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan.
Konjungtifa, selaput transparan yang melapisi kornea & di bagian dalam kelopak mata. Selaput ini peka
terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah & serabut saraf.radang pada konjungtiva di
sebut konjungtivitis. Untuk mencegah kekeringan konjungtiva di basahi dengan cairan yang keluar dari
kelenjar mata/ kelenjar lakrimal yang terdapat di bawah alis.

Air mata, air mata mengandung garam,lendir & antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi
sebagai alat pelumas & pencegah masuk nya organisme ke dalm mata.

1. Mekanisme Melihat.

Cahaya → kornea →pupil → lensa → retina → saraf optikus → otak → kesan melihat.

2. Kelainan / penyakit mata .

a. Miopi

Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang di sebabkan oleh bola mata yang terlalu panjang,
sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina pada mata dekat ini
orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda yang jarak nya dekat.
Untuk cacat seperti ini penderita dapat ditolong dengan lensa cekung (-), miopi biasa terjadi pada anak-
anak

b. Hipermetropi
Hipermetropi atau mata jauh dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa yang
disebabkan kornea bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang retina.
Penderita Hipermetropi dapat di tolong dengan menggunakan lensa cembung (+)

c. Presbiopi

Presbiopi atau cacat mata tua,di sebabkan karena proses penuaaan yang disebab kan karena
elastisitas lensa berkurang.penderita presbiopi dapat di bantu dengan lensa rangkap

d. Astigmatisma

Merupakan kelainan yang di sebabkan bola mata atau lensa permukaan lensa mata mempunyai
kelengkungan yang tidak sama. Sehingga fokus nya tidak sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak
pada tempat yang sama ( kecembungan kornea tidak merata sehingga bayangan menjadi tidak
terfokus / kabur ). Penderita astigmatisma dapat di tolong dengan kaca mata silindris yaitu yang
mempunyai beberapa fokus.

e. Katarak.

Katarak adalah cacat mata yaitu buram nya dan berkurang nya elastisitas nya lensa mata. Hal ini
terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pandangan akan menjadi kabur dan daya akomodasi
berkurang

f. Hemaralopi

Disebut juga rabun senja. Hemaralopi disebab kan karena kekurangan vitamin A, karena tidak
terbentuk rodhopsin dalam jumlah optimal. Akibat nya dalam kondisi remang-remang ( senja ) sel
batang tidak mampu menerima rangsang cahaya secara optimal

Kelainan mata yang lain

-          xeroftalxni = kornea mata menjadi kering dan bersisik


-          keratomealasi = kornea manjadi putih & rusak
-          tumor orbita = tumor orbita adalah tumor yang menyerang rongga orbita ( tempat bola mata )sehingga
merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, syaraf mata& kelenjar air mata
-          keratitis = merupakan kelainan akibat terjadi nya infiltrasi, sel radang pada kornea yang akan
mengakibat kan kornea menjadi kerut.
-          sindrom mata kering = mata sering gatal dengan sensasi rasa seprti terbakar, panas,dan pedih. Mata
berwarna merah & berair. Pandangan terasa kabur namun sering membaik dengan kedipan, sering
timbul rasa tidak nyaman setelah membaca, menghadap layar komputer, tv. Sindrom mata kering bisa di
sebabkan karna berbagai hal diantara nya : berkurangnya lappisan lemak, sehingga menyebabkan air
mata menguap lebih cepat (pada usia lanjut ), iklim yang kurang bersahabat, terlalu lama berada di
ruangan ber-AC & asap rokok serta pemakaian lensa kontak yang dapat menyerap lapisan air mata
sehingga menyebabkan deposit protein di permukaan lensa, dan penggunaan obat-obatan kronis seperti
tiroid atau obat alergi.

Sindrom mata kering ini tergolong penyakit kronis yang tidak dapat di sembuhkan , namun gejala-
gajala nya bisa di atasi, tergantung pada penyebabnya.bila di sebabkan karena lingkungan,bisa
menggunakan kaca mata hitam ( sunglasses ) yang benuk nya cukup lebar , sehingga penguapan air mata
dapat dihindari atau bisa dengan menggunakan tetes air mata (artificials tears ) untuk mengurangi iritasi
atau gejala-gejala yang timbul.

Masyarakat awam

menonton televisi terlalu dekat bisa merusak mata, mitos soal mata yang masih dipercaya mitos
soal mata yang masih dipercaya yaitu menonton televisi terlalu dekat bisa merusak mata

Biasanya mitos yang satu ini kerap kita temukan pada orangtua yang menasihati anaknya bila menonton
terlalu dekat. Padahal, yang perlu dipahami, kita patut mencurigai bila anak menonton televisi terlalu
dekat. Sebab kemungkinan ia sudah mengalami kerusakan mata sehingga pandangan jarak jauh
terganggu.

Menurut penelitian, melihat terlalu dekat dalam waktu yang lama, seperti bermain video game,
dapat memicu timbulnya mata minus. Namun, pada usia 18 tahun ke atas umumnya perkembangan
bola mata sudah berhenti. Jadi, menonton TV terlalu dekat, bermain video game, atau membaca dalam
cahaya remang akan memicu mata lelah bahkan buram, walaupun tidak permanen. Lalu, bagaimana
cara mengatasinya? Sederhana saja: istirahatkanlah mata Anda kemudian ada juga minus pada mata
bisa hilang dengan minum jus wortel teratur, Mata minus atau silender ini disebabkan akibat kelainan
anatomis seperti sumbu bola mata yang memanjang, kelainan kelengkungan kornea, dan sebagainya,
sehingga mengakibatkan sinar jatuh tidak tepat di retina. Nah, umumnya hal ini bersifat genetik, alias
keturunan. So, mengonsumsi vitamin apa pun tak akan bisa mengoreksi keadaan tersebut. Namun,
ceritanya beda lagi kalau ditangani dengan operasi seperti LASIK. Dan banyak bredar kabar bahwa
semua obat tetes mata untuk semua jenis penyakit mata, mitos soal mata yang masih dipercaya mitos
soal mata yang masih dipercaya

Hati-hati, yang satu ini sangat tidak benar dan berbahaya. Diagnosis untuk penyakit mata itu
amat banyak. Bahkan, mata merah saja penyakit dan obatnya macam-macam. Nah, efek obat yang salah
justru malah memperparah penyakit mata. Contoh, obat tetes mata yang mengandung steroid tanpa
pengawasan dokter, justru bisa membuat peninggian tekanan bola mata sehingga mengakibatkan
glaukoma. Bahkan, bisa mengancam penglihatan permanen.

Pertanyaan ilmiah: > bagaimana proses terjadinya fatamorgana?

 Apa penyebab terjadinya rabun senja?


 Faktor apa saja yang berpengaruh dalam pigmen pada lensa mata manusia?
 Kenapa pada penderita rabun jauhharus menggunakan kacamata berlensa
cekung?
 Apa kelebihan dan kekurangan dari lensa kontak dengan kacamata?

Pertanyaan tidak ilmiah: > apakah rebusan daun sirih dapat berkhasiat sebagai obat untuk
meredakaniritasi

 Apakah pada anak indigo mata mereka mengalami evolusi sehingga dapat
melihat mahluk gaib?
 Apakah benar mata juling pada bayi disebabkan ketika melihat bayi dari atas
kepalanya?
 Benarkah ketika kita mencukur habis alis dapat melihat hantu?
 Apa benar kedutan pada kelopak mata kanan dapat membawa keberuntungan?

Percobaan

I PENDAHULUAN

A Latar belakang

Pada saat kita atau benda-benda lain berada di depan permukaan yang memantulkan cahaya,
kita dapat mengamati bayangan yang dihasilkan oleh permukaan yang memantulkan cahaya tersebut.
Benda yang permukaannya dapat memantulkan cahaya disebut cermin. Pemantulan pada suatu
permukaan benda memiliki dua jenis sinar, yaitu sinar datang dan sinar pantul. Ada tiga jenis cermin,
salah satu dari ketiga jenis cermin tersebut adalah cermin cekung. Cermin cekung adalah cermin yang
permukaannya cekung berbentuk irisan bola yang bagian dalamnya memantulkan keseluruhan
cahaya yang diterimanya.

Ketika kita meletakkan sebuah benda dengan jarak yang lebih besar dari titik fokus cermin
cekung, bayangan benda yang terjadi selalu nyata karena merupakan perpotongan langsung sinar-
sinar pantulnya (di depan cermin cekung). Akan tetapi, ketika benda kita letakkan pada jarak di antara
titik fokus dan cermin, kita akan mendapatkan bayangan di belakang cermin cekung (maya),
diperbesar, dan tegak.
Ketika sebuah benda diletakkan didepan cermin cekung maka akan dihasilkan suatu bayangan
dari benda tersebut. Jarak benda dengan cermin dapat mempengaruhi jarak bayangan yang dihasilkan
serta jarak fokusnya. Untuk membuktikannya dilakukan percobaan “Cermin Cekung” untuk
menentukan jarak bayangan dan jarak fokus cermin cekung dengan memanipulasi jarak bendanya

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu “Bagaimana pengaruh
jarak benda terhadap jarak fokus pada cermin cekung ?”

C. Tujuan

Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah :

“Menentukan pengaruh jarak benda terhadap jarak fokus pada cermin cekung”

II . METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


1) Cermin cekung dengan penumpu 1 buah
2) Lilin dengan penumpu 1 buah
3) Papan lintasan 1 buah
4) Papan 1 buah
B. Hipotesis

Adapaun hipotesis dalam percobaan ini adalah “Semakin besar jarak benda maka semakin kecil
jarak bayangan dan fokusnya akan tetap”

C. Variabel dan Definisi Operasional


1. Variabel kontrol : Jenis cermin
Definisi operasional :
Dalam percobaan ini yang dibuat sama yaitu jenis cermin. Cermin yang digunakan adalah
cermin cekung. Cermin cekung adalah cermin yang bentuknya lengkung, di mana
permukaan cermin yang memantulkan cahaya, melengkung ke belakang.
2. Variabel manipulasi : Jarak benda (P1)
Definisi operasional :
Dalam percobaan ini, jarak benda dimanipulasi. Jarak benda ini merupakan jarak antara
benda dengan cermin cekung. Jarak benda dimanipulasi sebesar (P1) sebesar 5 cm; 5,5
cm; 6 cm; 6,5 cm; 7 cm; 7,5 cm; 8 cm; 8,5 cm; 9 cm; dan 9,5 cm.
3. Variabel respon : Jarak bayangan dan jarak fokus
Definisi operasional :
Setelah melakukan percobaan ini maka akan diperoleh jarak bayangan dan jarak fokus.
Jarak bayangan diketahui dengan mengujur jarak antara cermin dengan bayangan. Jarak
fokus diketahui dengan menghitung melalui persamaan 1/F = 1/s + 1/s’
D. Langkah Kerja
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
2. Meletakkan cermin cekung dengan penumpunya pada ujung papan lintasan
3. Meletakkan lilin dengan penumpunya pada papan lintasan dengan jarak tertentu yaitu 5
cm dari cermin cekung
4. Menangkap bayangan lilin dengan cara meletakkan papan di depan lilin
5. Mengukur jarak antara cermin cekung dengan papan penangkap bayangan lilin
6. Menghitung jarak fokus (f)
7. Mengulangi percobaan dengan jarak cermin cekung ke lilin sebesar ; 5,5 cm; 6 cm; 6,5
cm; 7 cm; 7,5 cm; 8 cm; 8,5 cm; 9 cm; dan 9,5 cm.
E. Rancangan Percobaan

Gambar 1. Rancangan Percobaan

III HASIL

A. Data
Tabel 1. Hasil percobaan

Fokus cermin= 5cm

Percobaan ke- (s ± 0,1 ) cm (s’ ± 0,1) cm F (cm)


1 5,0 24,4 4,15
2 5,5 24,0 4,47
3 6,0 20,5 4,64
4 6,5 18,5 4,81
5 7,0 18,2 5,06
6 7,5 17,0 5,20
7 8,0 16,5 5,38
8 8,5 14,5 5,35
9 9,0 13,5 5,40
10` 9,5 12,7 5,43

B. Analisis

Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan maka dapat diperoleh data seperti diatas. Dari
percobaan tersebut maka data yang kita peroleh yaitu jarak bayangan berdasarkan jarak benda yang
telah kami tentukan. Setelah jarak bayangan diperoleh maka dapat ditentukan fokus benda dengan
menggunakan rumus 1/F = 1/s + 1/s’ maka diperoleh data yang telah kami sajikan diatas. Fokus rata-rata
dari percobaan 1- 10 diperoleh fokus sebesar 4,99 cm. Sedangkan fokus teori sebesar 5 cm. Sehingga
fokus rata-rata dari percobaan dengan fokus teori tidak berbeda terlalu jauh. Perbedaannya antara
fokus rata-rata dengan fokus teori hanya 0,1 cm.

Pada percobaan yang telah kami lakukan dengan jarak benda 5,0 cm dan jarak bayangan sebesar 24,4
cm maka fokus yang kami peroleh sebesar 4,15. Pada jarak benda 6,0 cm dan jarak bayangan sebesar
20,5 cm maka fokusnya sebesar 4,64 cm. Pada jarak benda 9,0 cm dan jarak bayangan sebesar 13,5 cm
maka fokusnya sebesar 15,40 cm. Pada jarak benda 9,5 cm dan jarak bayangan 12,7 cm maka fokusnya
sebesar 5,43 cm. Dari percobaan yang telah kami lakukan 4 data tersebut memiliki fokus yang
perbedaannya sangat jauh dengan fokus teori. Perbedaan data antara fokus teori dengan fokus
perhitungan dari ke empat data secara berurutan yaitu sebesar 0,83 cm, 0,34 cm, 0,06 cm, dan 0,45 cm.
Dari data tersebut kami dapat menghitung ketidakpastian dan juga taraf ketelitian dari rata-rata fokus
perhitungan dibandingkan dengan fokus teori. Ketidakpastian dari percobaan ini yaitu sebesar 36,54 %
dan taraf ketelitiannya 63,46 %.

Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan maka jarak bayangan yang kami peroleh yaitu semakin
kecil ketika jarak benda yang kita tentukan semakin besar. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis kami
yaitu, ketika jarak benda yang telah kita tentukan semakin besar atau semakin jauh maka jarak
bayangan yang diperolah semakin kecil. Dari tabel 1 diatas maka dapat dibuat grafik hubungan pengaruh
jarak benda terhadap jarak bayangan sebagi berikut :

Grafik diatas menunjukkan bahwa semakin besar jarak benda yang ditentukan maka jarak bayangan
yang dihasilkan semakin kecil.

IV KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa jarak benda terhadap
cermin cekung berpengaruh pada jarak bayangan yang dihasilkan. Sesuai dengan hipotesis kami, bahwa
semakin besar jarak benda maka semakin kecil jarak bayangan dan jarak fokus akan tetap. Namun dalam
percobaan kami, diperoleh jarak fokus rata-rata sebesar 4,99 cm dengan ketidakpastian 36,54% dan
taraf ketelitian sebesar 63,46%. Hasil ini memiliki selisih 0,1 cm dengan jarak fokus secara teori yakni 5
cm. Hal ini dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam mengamati jarak bayangan sehingga
pengukuran jarak bayangan kurang valid serta dalam menghitung fokus bayangan dimana terdapat
pembulatan angka pada hasil perhitungan.

Anda mungkin juga menyukai