Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Fisika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang fenomena-fenomena yang terjadi
di alam semesta. Fisika ialah salah satu mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman
ketimbang penghafalan, akan tetapi diletakkan pada pengertian dan pemahaman konsep yang di
fokuskan pada proses terbentuknya pengetahuan melalui suatu penemuan, penyajian data secara
matematis serta berdasarkan aturan-aturan tertentu, sehingga dalam mempelajarinya perlu
beberapa aturan tertentu yang berlaku. Pembelajaran fisika yang baik ialah yang sesuai dengan
hakikat fisika, yaitu siswa perlu menguasai proses dan juga produk fisika. Produk fisika meliputi
teori, prinsip, hukum, dan lain sebagainya. Sedangkan secara prosesnya ialah cara bagaimana
suatu produk tersebut dapat ditemukan serta pengaplikasikan produk-produk tersebut dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Pembelajaran fisika juga harus berlandaskan hakikat IPA yang
menyangkut produk, proses, dan sikap ilmiah, kemudian Pembelajaran fisika juga bertujuan untk
membekali siswa dengan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan serta teknologi yang sudah ada agar terciptanya inovasi-inovasi baru baik
teknologi atau pun pengetahuan.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang menyatukan semua komponen yang ada
untuk berjalan secara berkesinambungan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pembelajaran sebagai proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran harus
terjadi proses timbal balik dengan memaksimalkan peran dari setiap komponen yang ada, yaitu
dari sisi guru yang melakukan perencanaan, pemilihan model, pemilihan sumber belajar, serta
menentukan evaluasi apa yang dilakukan oleh peserta didik selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran. Pada umumnya, kemampuan siswa sangat erat kaitannya dengan perolehan hasil
belajar dan melalui hasil belajar tersebut pendidik bisa melihat kemampuan yang dimiliki oleh
siswanya.
Adapun cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yaitu
dengan memberikan latihan soal-soal yang berkaitan dengan pemecahan masalah fisika. Seorang
siswa dikatakan sudah berhasil dalam memecahkan masalah apabila permasalahan tersebut sudah
tidak menjadi masalah lagi baginya, artinya siswa dapat mencari solusi dan menemukan jawaban
dari permasalahan yang diberikan padanya. Ketika seseorang melakukan penafsiran mengenai
personal terhadap konsep-konsep tersebut, tafsiran tersebut bisa dikatakan sebagai konsepsi,
seperti yang dikatakan oleh Suparno bahwa konsepsi merupakan suatu kemampuan agar bisa
memahami suatu konsep yang didaoat melalui interaksi dengan lingkungannya ataupun konsep
yang didapatkan melalui proses pendidikan formal. Siswa bisanya mengalami miskonsepsi
ketika konsepsi yang dibangunnya tidak sejalan atau tidak berkesesuaian terhada konsep ilmiah
yang mereka yakin. Miskonsepsi tersebut perlu untuk diatasi agar proses pembelajaran siswa
tidak terhambat.
Oleh sebab itu untuk mengatasi miskonsepsi tersebut bisa melakukan Instrumen
berformat four-tier test, yaitu salah satu instrumen yang digunakan untuk mendiagnosis level
konsepsi siswa pada suatu konsep fisika. Akan tetapi, sangat di sayangkan sampai detik ini
instrumen ini masih jarang sekai digunakan. Padahal terdapat beberapa keuntungan dri four-tier
test ini seperti yang dikatakan oleh Pujia Rawh, dkk. Keunggulan dari tes diagnostik empat
tingkat adalah guru dapat : pertama dapat membedakan tingkat keyakinan jawaban dan tingkat
keyakinan alasan yang dipilih siswa sehingga dapat menggali lebih dalam mengenai pemahaman
konsep si peserta didik, kemudian yang ke-2 dapat mendiagnosis miskonsepsi yang dialami oleh
peserta didik lebih dalam lagi, lalu yang ke-3 dapat menentukan pembagian materi yang dirasa
peru penekanan yang lebih lanjut, dan yang ke-4 dapat merencanakan pembelajaran yang lebih
baik untuk membantu mengurangi miskonsepsi dari peserta didik tersebut.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada artikel kamidi bawah ini

Dapus
Pujia Rawh, dkk. (2020) Pengembangan Four-Tier Diagnostic Test untuk Mengidentifikasi Profil
Konsepsi Siswa. Wahana Pendidikan Fisika (WaPFi) 2020, Vol.5 No.1: 84-85
Suparno, P. (2013). Miskonsepsi & Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Gramedia
Widiasarana.

Anda mungkin juga menyukai