Anda di halaman 1dari 11

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa kompetensi yang diharapkan terhadap peserta didik setelah


mengikuti pembelajaran Fisika di SMA yang mencakup kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan adalah : 1) dapat
menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif,
inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan potensi
proses dan produk fisika, 2) dapat memahami fenomena alam di sekitarnya,
berdasarkan hasil pembelajaran sains melalui bidang-bidang Fisika, 3) dapat
membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau cara yang
tidak bersesuaian dengan prinsip-prinsip Fisika, 4) dapat mengambil keputusan di
antara berbagai pilihan yang dibedakan oleh hal-hal yang bersifat ilmiah, 5) dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, terutama memilih di
antara cara-cara yang telah dikenal manusia berdasarkan pertimbangan ilmiah, 6)
dapat mengenali dan menghargai peran Fisika dalam memecahkan permasalahan
umat manusia dan 7) dapat memahami dampak dari perkembangan Fisika
terhadap perkembangan teknologi dan kehidupan manusia di masa lalu, maupun
potensi dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
Harapan di atas tidak akan bisa terwujud ketika proses yang terjadi pada
pembelajaran fisika tidak dilakukan dengan baik. Padahal fenomena yang
seringkali terjadi dalam proses pembelajaran fisika interaksi antara guru dan
murid hanyalah satu arah. Dengan kata lain, guru hanya menggunakan metode
ceramah dalam proses pembelajaran sehingga tuntutan yang diinginkan masih
jauh dari harapan.
Salah satu tugas guru di dalam kelas adalah bagaimana transfer ilmu dalam
proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Sebagai contoh, pada pelajaran fisika diharapkan peserta didik
dapat berfikir kritis, kreatif, inovatif dan kolaboratif, maka guru harus memiliki
strategi dalam pembelajaran yang dilakukan berupa rencana, metode dan
pembuatan perangkat pembelajaran.

1
Oleh karena itu, dengan mengetahui prinsip inovasi pembelajaran fisika
maka guru memiliki bekal untuk menemukan inovasi-inovasi dalam proses
pembelajaran fisika dengan harapan pembelajaran fisika akan semakin efektif,
efisien, menyenangkan dan mudah dipahami oleh peserta didik.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksud prinsip inovasi pembelajaran fisika ?
1.2.2 Apa tujuan inovasi pembelajaran fisika?
1.2.3 Apa saja komponen-komponen pembelajaran yang perlu diinovasi?
1.2.4 Apa saja contoh inovasi pembelajaran fisika ?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Menjelaskan tentang prinsip inovasi pembelajaran fisika.
1.3.2 Menjelaskan tentang tujuan inovasi pembelajaran fisika.
1.3.3 Menyebutkan komponen-komponen pembelajaran yang perlu
diinovasi.
1.3.4 Menyebutkan contoh inovasi pembelajaran fisika.

1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Memahami prinsip inovasi pembelajaran fisika.
1.4.2 Memahami tujuan inovasi pembelajaran fisika.
1.4.3 Memahami komponen-komponen pembelajaran yang perlu
diinovasi.
1.4.4 Mengetahui contoh inovasi pembelajaran fisika.

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prinsip Inovasi Pembelajaran Fisika


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar. Lingkungan pembelajaran dapat diciptakan oleh semua pihak yang
terkait sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.
Pembelajaran merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan.
Perencanaan pembelajaran adalah apa yang akan dikerjakan guru dan anak
didik di dalam dan di luar kelas. (Reiser, 1986).
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan
kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar
dapat belajar dengan baik.
Secara sederhana inovasi dimaknai sebagai pembaruan atau perubahan
dengan ditandai oleh adanya hal yang baru. Hal ini sesuai dengan pengertian
inovasi pada kamus besar Bahasa Indonesia yaitu penemuan baru yang
berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik
gagasan, metode atau alat. Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau
obyek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh
seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Oleh sebab itu, inovasi pada
dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru yang
dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki
suatu keadaan tertentu ataupun proses tertentu. Inovasi biasanya muncul
karena adanya keresahan-keresahan pihak-pihak tertentu, misal keresahan
guru tentang pelaksanaan proses belajar mengajar yang dianggap kurang
berhasil. Keresahan-keresahan itu akan membentuk permasalahahan-
permasalahan utamanya dalam proses pembelajaran yang menuntut
penanganan dengan segera. Upaya untuk memecahkan masalah proses
pembelajaran tersebut, pada akhirnya memunculkan gagasan dan ide-ide baru
sebagai inovasi dalam proses pembelajaran.

3
Pembelajaran inovatif sebenarnya merupakan suatu pemaknaan
terhadap proses pembelajaran yang bersifat komprehensif yang berkaitan
dengan berbagai teori pembelajaran modern yang berlandaskan pada inovasi
pembelajaran. Dari segi definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu
proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda
dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru
(konvensional).
Sedangkan fisika adalah ilmu yang mengkaji hukum-hukum yang
menentukan struktur semesta dengan rujukan pada bahan dan energi
penyusunnya. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan deduktif dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar.
Sebagai komponen dalam kurikulum untuk mendidik siswa dalam mencapai
kualitas tertentu, Muslim berpendapat bahwa :“Pelajaran fisika di Sekolah
Menengah Atas (SMA) bermakna dalam membina segi intelektual, sikap,
minat, keterampilan, dan kreativitas bagi siswa. Untuk membina segi
intelektual, melalui observasi dan berfikir fisika yang taat asas dapat melatih
siswa untuk berfikir kritis. Dengan pemahaman alam sekitar, menganalisis
dan memecahkan persoalan terkait, serta memanfaatkannya dalam kehidupan
sehari-hari, merupakan bekal untuk bekerja dan melanjutkan studi”. Dalam
belajar fisika, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah konsep, prinsip, dan
hukum.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prinsip adalah kebenaran yang
yang jadi pokok dasar orang berfikir. Prinsip juga dikatakan sebagai landasan.
Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986 dalam Supani dkk.
1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method. Prinsip
pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran.
Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana
sebuah metode dilihat dari segi bahan yang akan dibelajarkan, prosedur
pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan
bahan), gurunya, dan siswanya.

4
Dengan demikian, prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis,
petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran
dalam hal : pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran yang akan
dibelajarkan, pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana
mengajarkan dan mempelajarinya, hal-hal yang berhubungan dengan
pendekatan, teknik, media, dan sebagainya, guru yang akan mengajarkannya,
persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang harus dilaksanakan,
siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya, dan hal-hal lain
yang terlibat dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan fisika adalah ilmu yang mengkaji hukum-hukum yang
menentukan struktur semesta dengan rujukan pada bahan dan energi
penyusunnya. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan deduktif dalam
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar.
Sebagai komponen dalam kurikulum untuk mendidik siswa dalam mencapai
kualitas tertentu, Muslim berpendapat bahwa :“Pelajaran fisika di Sekolah
Menengah Atas (SMA) bermakna dalam membina segi intelektual, sikap,
minat, keterampilan, dan kreativitas bagi siswa. Untuk membina segi
intelektual, melalui observasi dan berfikir fisika yang taat asas dapat melatih
siswa untuk berfikir kritis. Dengan pemahaman alam sekitar, menganalisis
dan memecahkan persoalan terkait, serta memanfaatkannya dalam kehidupan
sehari-hari, merupakan bekal untuk bekerja dan melanjutkan studi”. Dalam
belajar fisika, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah konsep, prinsip, dan
hukum.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip inovasi
pembelajaran fisika adalah dasar-dasar penemuan gagasan, metode atau alat
dalam proses pembelajaran fisika. Untuk mencapai tujuan pembelajaran fisika
guru dituntut memiliki inovasi dalam proses pembelajaran. Inovasi disini
diartikan bahwa guru memiliki kreativitas untuk membuat sesuatu atau
penemuan baru dalam kegiatan belajar mengajar yang membuat pembelajaran
fisika dapat semakin menarik, mudah dipahami oleh siswa dan mencapai
target tujuan pembelajaran.

5
2.2 Tujuan Inovasi Pembelajaran Fisika
Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti
dilakukan oleh guru. Dengan adanya inovasi pembelajaran maka kita sebagai
calon guru sebaiknya dapat belajar menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, menggairahkan, dinamis, penuh semangat, dan penuh
tantangan. Suasana pembelajaran seperti itu dapat mempermudah peserta
didik dalam memperoleh ilmu dan guru juga dapat menanamkan nilai-nilai
luhur yang hakiki pada peserta didik untuk menuju tercapainya tujuan
pembelajaran.
Contoh inovasi pembelajaran fisika yang sederhana yaitu
memanfaatkan media animasi fisika (Phet) yang didapatkan dari internet
untuk memberikan gambaran fenomena-fenomena fisika yang terjadi pada
kehidupan sehari-hari.
Mendidik tidak hanya sekedar mentransfer ilmu kepada peserta
didik, tetapi juga membuka pola pikir mereka bahwa ilmu yang mereka
pelajari memiliki kebermaknaan untuk hidup mereka sehingga dari ilmu
tersebut, mampu merubah sikap, pengetahuan, dan keterampilan mereka
menjadi lebih baik.
Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi,
kualitas dan efektivitas sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya
dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan
peserta didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber,
tenaga, uang, alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Seiring dengan peningkatan mutu pendidikan, inovasi pendidikan
khususnya inovasi pembelajaran dilakukan agar terciptanya program
pembelajaran yang inovatif. Program pembelajaran yang inovatif didesain
menjadi sebuah kegiatan yang menarik agar suasana pembelajaran di dalam
kelas tidak membosankan. Kreativitas dan inovasi juga dapat mencorakkan
situasi pembelajaran yang ceria. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan
dapat menerapkan inovasi-inovasi pembelajaran agar dapat mengembangkan
proses pembelajaran yang efektif, efisien, kondusif , dan menyenangkan
sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal.

6
2.3 Komponen Pembelajaran yang Perlu Diinovasi
Ada tiga komponen pendukung utama dalam pembelajaran yaitu siswa,
guru dan materi pembelajaran atau bahan ajar. Interaksi ketiga komponen
tersebut akan menghasilkan komponen keempat yaitu proses pembelajaran.
Pada akhirnya keempat komponen tersebut akan mencerminkan kualitas
pembelajaran.
Dalam melakukan inovasi agar mencapai peningkatan kualitas pelaksanaan
pembelajaran yang diharapkan maka inovasi perlu dikenakan pada seluruh
komponen pembelajaran tersebut. Mari kita tinjau tiap komponen
pembelajaran yang perlu diinovasi :
1. Inovasi Guru
Guru sebagai agen perubahan pada peserta didik harus memiliki
kemampuan untuk melakukan pembelajaran yang inovatif. Hal ini
mengingat bahwa perkembangan jaman yang begitu pesat utamanya dalam
bidang teknologi (digital era) menuntut guru untuk bisa memanfaatkan
TIK dalam proses pembelajaran. Begitu pula dengan adanya tuntutan
kompetensi yang diharapkan dari output lulusan peserta didik, teori-teori
dan model-model pembelajaran yang baru menuntut guru harus
melakukan perubahan (inovasi) dalam proses pembelajaran di kelas.
2. Inovasi Siswa
Tidak hanya guru, siswa juga dituntut melakukan inovasi yaitu melakukan
perubahan cara belajar. Sebagai contoh dengan adanya pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, maka peserta didik harus
aktif berperan serta dalam kegiatan belajar. Dari kebiasaan belajar dengan
cara menghafal menjadi belajar menemukan, berfikir kritis, kreatif dan
meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
3. Inovasi Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan salah satu pendukung keberhasilan proses
pembelajaran. Dengan bahan ajar yang memiliki pendekatan pembelajaran
saintifik akan membuat siswa akan memiliki cara berfikir saintifik
(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,
mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan)

7
4. Inovasi Proses Pembelajaran
Salah satu contoh inovasi proses pembelajaran adalah model pembelajaran
inquiri. Dengan menerapakan model pembelajaran inquiri ini diharapkan
siswa dapat melakukan penyelidikan yang pada akhirnya siswa memiliki
kemampuan untuk membangun rasa ingin tahu, menemukan konsep secara
mandiri, berfikir kritis, dan kreatif.

2.4 Contoh Inovasi Pembelajaran Fisika


Adapun beberapa contoh inovasi pembelajaran fisika yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Pegembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Media sosial
instagram Sebagai Sumber Belajar Mandiri untuk Meningkatkan
Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika (Ichwan Restu Nugroho, Bambang
Ruwanto, Jurnal Pendidikan Fisika Nomor 6, Volume 6, Tahun 2017)
Artikel ini membahas tentang penggunaan media sosial Instagram yang
diharapkan dapat membantu siswa mendapatkan sumber belajar tambahan
untuk mata pelajaran fisika dan dapat mengubah gambaran mata pelajaran
fisika yang dianggap kurang menarik menjadi lebih menarik. Waktu
luang siswa yang biasanya hanya digunakan untuk mengunggah atau
melihat foto di media sosial Instagram kedepannya diharapkan siswa juga
dapat memperoleh materi pelajaran fisika dari media sosial tersebut. Hal
ini mengingat fasilitas Instagram yang dapat membagikan foto dapat
dimanfaatkan juga untuk membagikan materi fisika tertentu yang dimuat
menjadi satu buah gambar dengan desain yang menarik. Instagram juga
memiliki fasilitas untuk membagikan video berdurasi 60 detik. Fasilitas
video ini dapat dimanfaatkan untuk menampilkan percobaan-percobaan
fisika atau menampilkan fenomena-fenomena fisis yang terjadi di
kehidupan sehari-hari secara singkat.
2. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving Laboratory
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Fisika Siswa (Arif Rahman

8
Fadli ,Subiki ,Sri Astutik, Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 2,
Desember 2019, hal 53-58)
Artikel ini menerangkan tentang model pembelajaran problem solving
laboratory, menurut Malik (2015) problem solving laboratory merupakan
model yang pada dasarnya menjadikan masalah (problem) untuk
dipecahkan dengan menggunakan kegiatan laboratorium, Sedangkan
menurut Hariani (2014) model problem solving laboratory merupakan
model yang bertujuan untuk melatih keaktifan dan keefektifan siswa
dalam proses pembelajaran siswa dengan menggunakan kegiatan
laboratorium. Pembelajaran diarahkan agar siswa dapat berpikir logis dan
siswa dapat menyelesaikan masalah dari peristiwa nyata melalui kegiatan
laboratorium.
3. Model Pembelajaran Collaborative Creativity terhadap Kemampuan
Literasi Energi Pada Siswa (Lu’luul Maknuniyah, Sri Astutik, Iwan
Wicaksono Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8 No. 2, Desember 2019,
hal 87-93)
Artikel ini membahas tentang model pembelajaran Collaborative
Creativity (CC). Model kreativitas kolaboratif (CC) merupakan model
pembelajaran yang didalamnya melatih keterampilan kreativitas ilmiah
dan kolaborasi ilmiah sesuai dengan prosedur sistematis suatu
Collaborative Creativity untuk membimbing guru dalam membantu siswa
mengidentifikasi masalah, menggali gagasan kreatif, kreativitas
kolaboratif, elaborasi ide kreatif dan proses evaluasi dan hasil kreativitas
ilmiah (Astutik, et.al., 2016). Kreativitas kolaboratif juga
menunjukkan bagaimana potensi dan keseimbangan partisipasi dapat
meningkatkan kontribusi kreativitas ilmiah. Dengan demikian kreativitas
kolaboratif memainkan peran penting dalam menentukan keberhasilan
belajar siswa dan meningkatkan kontribusi keterampilan kreativitas ilmiah
(Partlow, Medeiros & Mumford dalam Astutik, et.al., 2017).

9
BAB 3. KESIMPULAN

1. prinsip inovasi pembelajaran fisika adalah dasar-dasar penemuan gagasan,


metode atau alat dalam proses pembelajaran fisika. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran fisika guru dituntut memiliki inovasi dalam proses
pembelajaran.
2. Tujuan inovasi pembelajaran adalah terciptanya proses pembelajaran yang
efektif, efisien, kondusif , dan menyenangkan sehingga dapat diperoleh
hasil yang maksimal.
3. Inovasi komponen pendukung utama dalam pembelajaran yaitu siswa,
guru, materi pembelajaran atau bahan ajar dan proses pembelajaran akan
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

4.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fadli, A. R., Subiki, dan S. Astutik. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Problem
Solving Laboratory Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Fisika Siswa.
Jurnal Pembelajaran Fisika. 8 (2) : 53-58.

Fatkhurrohman. 2009. Tugas Inovasi Pendidikan. Diakses melalui http://


fatkhurrohman66.blogspot.com/2009/05/tugas-inovasi-pendidikan.html.
Tanggal 12 September 2019.

Nisa, M. , dkk. 2014. Makalah Belajar dan Pembelajaran. Banjarmasin : FKIP


Universitas lambung Mangkurat.

Nugroho, I. R., B. Ruwanto. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika


Berbasis Media sosial instagram Sebagai Sumber Belajar Mandiri
Untukmeningkatkanmotivasi Dan Prestasi Belajar Fisika. Jurnal
Pendidikan Fisika. Nomor 6, Volume 6.

Maknuniyah, L., S. Astutik, dan I. Wicaksono. 2019. Pengembangan Media


Pembelajaran Fisika Berbasis Media sosial instagram Sebagai Sumber
Belajar Mandiri Untukmeningkatkanmotivasi Dan Prestasi Belajar
Fisika. Jurnal Pembelajaran Fisika. 8 (2) : 87-93.

Suharto. 2016. Pedagogi : Teori Belajar dan Implementasinya dalam


Pembelajaran IPA. Bandung : PPPPTK IPA.

11

Anda mungkin juga menyukai