Anda di halaman 1dari 3

SCRIPT

Scene 1

Candi Borobudur

Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan
Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam
nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.[5] Para peziarah masuk
melalui sisi timur dan memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah
jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi
Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan
Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya para peziarah berjalan melalui serangkaian
lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada
dinding dan pagar langkan.

Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-10 seiring dipindahnya pusat
Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur oleh Pu Sindok

Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford
Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa.

Dibangun pada masa Dinasti Syailendra

Hingga saat ini, belum ditemukan bukti catatan sejarah yang dapat menjelaskan siapa yang membangun
Candi Borobudur.

Bahkan tahun pembangunan dan latar belakang pendiriannya pun masih diselimuti misteri.

Berdasarkan penelitian para ahli, Candi Borobudur diperkirakan dibangun pada abad ke-8, saat Kerajaan
Mataram Kuno diperintah oleh Dinasti Syailendra.
Scene 2

Sejarah Terbangunnya Candi Borobudur

Memuliakan Buddha Mahayana

Mengutip buku Kearifan Lokal Jawa Tengah: Tak Lekang Oleh Waktu oleh Retno Susilorini, dijelaskan
bahwa filosofi dari bangunan candi Borobudur bisa dilihat dari relief Karmawibhangga yang
menggambarkan kehidupan manusia dan memberikan petunjuk pendirinya yakni Raja Samaratungga
yang berkuasa pada tahun 782-812 masehi.

Candi yang dibangun pada masa kejayaan Wangsa Syailendra dan didirikan oleh Samaratungga ini
bertujuan untuk memuliakan Buddha Mahayana sebagai kepercayaan yang banyak dianut masyarakat
pada waktu itu.

Secene 3

Bentuk Bangunan Candi Borobudur

Bangunan candi Borobudur dibedakan menjadi tiga bagian yakni Kamadhatu, Rupadhatu, dan
Arupadhatu.

1. Kamadhatu adalah bagian tingkat pertama hingga tingkat ketiga dari candi Borobudur. Bagian
Kamadhatu memiliki relief karmawibhangga yang menggambarkan hukum pada umat manusia.
2. Rupadhatu adalah bagian tingkat keempat hingga keenam candi yang memiliki relief Lalitavistara dan
Jatakamala yang menggambarkan kisah hidup sang Buddha.

3. Arupadhatu atau bagian atap candi tingkat ketujuh hingga kesepuluh. Pada bagian ini tidak ada relief
namun memiliki banyak stupa yang menggambarkan pencapaian sempurna umat manusia

Scene 4

Sempat terbengkalai

Masih dari sumber situs Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ternyata Candi
Borobudur pernah terbengkalai.

Dugaan sementara sejumlah ahli, penyebab kompleks candi tersebut ditinggalkan adalah bencana
Gunung Merapi meletus pada 1006. Namun, hasil penelitian geologi, vulkanologi, dan arkeologi belum
dapat membuktikan letusan hebat tersebut.

Pada 1814, Candi Borobudur kembali ditemukan oleh Gubernur Jenderal Inggris Sir Thomas Stanford
Raffles, seperti dikutip dari Balai Konservasi Borobudur. Raffles mendapatkan informasi bahwa di daerah
Kedu ditemukan susunan batu bergambar.

Kemudian, ia mengutus seorang Belanda bernama Cornelius untuk memimpin pembersihan situs yang
saat itu tertutup oleh tanah, semak belukar, dan pepohonan.

Anda mungkin juga menyukai