Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Singkat Candi Borobudur

Menurut catatan sejarah, Candi Borobudur diperkirakan mulai dibangun pada abad ke-9 yang
mana saat itu wilayah Magelang - Jawa Tengah saat ini dikuasai oleh Dinasti Syailendra yang
dipimpin oleh Raja Samaratungga. Raja bertitah untuk membangun sebuah pembangunan Candi yang
kala itu dipimpin oleh seorang arsitek bernama Gunadharma.
Nama Borobudur sendiri berarti ‘Vihara Buddha Uhr’ yang berasal dari bahasa Sansekerta
dan berarti Biara Buddha di bukit. Memang saat itu, Borobudur terletak di sebuah bukit. itulah
sejarah singkat Candi Borobudur sebelum pembangunannya. Sempat ada beberapa waktu Borobudur
terlupakan serta beberapa kali Borobudur semakin terlupakan saat terjadi letusan Gunung Merapi yang
mengakibatkannya terkubur abu vulkanik.
Dalam sejarah singkat Candi Borobudur di masa kolonialisme Belanda, yakni tepatnya pada
tahun 1814, Sir Thomas Stamford Raffles berhasil mengungkap keberadaan Candi Borobudur.
Raffles mendapat informasi bahwa ada sebuah bangunan besar yang tertimbun abu vulkanik di Jawa.
Terhitung, Borobudur terlupakan hingga 10 abad lamanya hingga ditemukan oleh Raffles. Kondisi dari
Borobudur yang sempat terlupakan saat itu tak hanya tertimbun abu vulkanik saja namun juga dipenuhi
dengan semak belukar sehingga tidak terlihat bentuk dan rupanya yakni berantakan dan terpendam
sebagian.
Candi Borobudur memiliki tinggi yang mencapai 42 meter namun saat ditemukan dan hingga
kini tingginya adalah 34,5 meter saja.

Candi Borobudur terdapat 3 tingkatan, yaitu:

1. Kamadatu merupakan alam bawah, bagian ini berada di bagian bawah Candi Borobudur. Pada
kamadatu terdapat relief karmawibangga, yaitu suatu hukum sebab akibat, yang merupakan hasil
perbuatan manusia. Pada bagian ini menggambarkan manusia terikat pada hasrat , kemauan dan
hawa nafsu.
2. Rupadatu sama dengan alam antara dunia rupa, dalam alam ini manusia telah meninggalkan
segala urusan keduniawian dan meninggalkan hasrat ataupun kemauan. Bagian ini terdapat pada
lorong satu sampai lorong empat.
3. Arupadatu adalah alam atas, yaitu tempat para dewa. Bagian ini berada pada tingkat ketiga,
termasuk stupa induk.
Sejarah Singkat Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan peninggalan Hindu terbesar di Indonesia yang terletak di


kawasan Prambanan, Klaten - Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kurang lebih
berjarak 17-20 kilometer di sebelah timur Yogyakarta. Candi induk pada kompleks candi Prambanan
mengarah ke timur, dengan tinggi candi mencapai 47 meter. Candi Prambanan sering juga disebut
dengan nama candi Roro Jonggrang.
Berdasarkan Prasasti Siwagrha, sejarah candi Prambanan dibangun pada sekitar tahun 850
Masehi oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya tepatnya oleh Rakai Pikatan yang kemudian diperluas
oleh Balitung Maha Sambu pada masa kerajaan Medang Mataram. Pembangunannya ditujukan
untuk memberi pernghormatan pada Tri-Murti yakni tiga dewa utama dalam agama Hindu. Agama
Hindu mengenal Tri-Murti, yang terdiri dari Dewa Brahmana sebagai Dewa Pencipta, Siwa
sebagai Dewa Pemusnah dan Wishnu sebagai Dewa Pemelihara.
Terjadinya beberapa kali bencana alam seperti gempa bumi dan meletusnya gunung Merapi
serta adanya perpindahan pusat pemerintahan Dinasti Sanjaya ke Jawa Timur telah menghancurkan
kompleks candi Prambanan. Candi Prambanan dikenal kembali saat seorang Belanda bernama
C.A.Lons mengunjungi pulau Jawa pada tahun 1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan
candi yang ditumbuhi semak belukar.
Seperti Borobudur, Prambanan juga memiliki tingkatan zona candi, mulai dari yang kurang suci
hingga ke zona yang paling suci. Meskipun berbeda nama, tiap konsep Hindu ini memiliki
sandingannya dalam konsep Buddha yang pada hakikatnya hampir sama. Baik lahan denah secara
horisontal maupun vertikal terbagi atas tiga zona:[18]
 Bhurloka (dalam Buddhisme: Kamadhatu), adalah ranah terendah makhluk yang fana;
manusia, hewan, juga makhluk halus dan iblis. Di ranah ini manusia masih terikat dengn hawa
nafsu, hasrat, dan cara hidup yang tidak suci. Halaman terlar dan kaki candi melambangkan
ranah bhurloka.
 Bwahloka (dalam Buddhisme: Rupadhatu), adalah alam tegah, tempat orang suci, resi, pertapa,
dan dewata rendahan. Di alam ini manusia mulai melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan
tubuh candi melambangkan ranah bwahloka.
 Swahloka (dalam Buddhisme: Arupadhatu), adalah ranah trtinggi sekaligus tersuci tempat
para dewa bersemayam, juga disebut swargaloka. Halaman dalam dan atap candi melambangkan
ranah swahloka. Atap candi-candi di kompleks Prambanan dihiasi dengan kemuncak mastaka
berupa ratna (Sanskerta: permata), bentuk ratna Prambanan merupakan modifikasi
bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Dalam arsitektur Hindu Jawa
kuno, ratna adalah sandingan Hindu untuk stupa Buddha, yang berfungsi sebagai kemuncak atau
mastaka candi.

Anda mungkin juga menyukai