PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Arti Nama Borobudur
Nama Borobudur berasal dari gabungan kata-kata Boro dan Budur,Boro
berasal dari kata sansekerta ''vihara'' yang berarti komplek candi dan bihara
atau juga asrama (menurut poerbatjaraka dan stutterhim).Sedangkan budur
dalam bahasa bali ''beduhur'' yang artinya atas. Jadi nama borobudur berarti
asrama/bihara (kelompok candi yang terletak di atas bukit).
Memang di halaman barat laut dari candi Borobudur sewaktu di adakan
penggalian di temukan sisa-sisa bekas sebuah bangunan yang
dimungkinkan bangunan bihara. Pendapat lain dikemukakan oleh casparis
berdasarkan prasasti Sri kahuluan (842 M). Di dalam prasasti tersebut
terdapat nama sebuah kuil ''Bhumisambhara'' yang menurutnya nama itu
tidak lengkap. Agaknya masih ada lagi sepatah kata untuk''gunung'' di
belakangnya, sehingga nama seharusnya''Bhumisambhara Budhara'' Dari
kata inilah akhirnya terjadi nama Borobudur.
Dari beberapa pendapat yang ada, dapat disebutkan berbagai pendapat
dari para ahli yaitu :
3) Poebatjaraka
Menurut beliau “Boro” berarti “Biara” dengan demikian Borobudur berarti
“Biara Budur”. Penafsiran ini sangat menarik karena mendekati kebenaran
berdasarkan bukti-bukti yang ada.Selanjutnya jika di hubungkan dengan
kitab Negara Kartagama mengenai “Budur” maka besar kemungkinan
penafsiran Poerbatjaraka adalah benar dan tepat.
4) DE Casparis
De Casparis menemukan kata majemuk dalam sebuah prasati yang
kemungkinan merupakan asal kata dari Borobudur. Dalam sebuah prasasti
SrI Kahulunan yang berangka 842 M dijumpai kata “Bhumi Sambhara
Budhara” yaitu satu sebutan untuk bangunan suci pemujaan nenek moyang
atau disebut kuil.
5) Drs. Soediman
Bahwa Borobudur berasal dari dua kata yaitu Bara dan Budur. Bara
berasal dar bahasa sanksekerta Vihara yang berarti komplek candi dan
Bihara yang berarti asrama. Budur dalam bahasa bali bedudur yang artinya
di atas. Jadi nama Borobudur berarti asrama atau vihara dan komplek candi
yang terletak di atas tanah yang tinggi atau bukit.
3
Candi Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah
Timur,Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan
Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan
Elo.Candi Borobudur didirikan di atas bukit yang telah dimodifikasi, dengan
ketinggian 265 dp
4
2.2 Taman Pintar
A. Latar Belakang Taman Pintar
5
D. Zona Yang Ada Di Dalam Taman Pintar
1. Playground Sebagai ruang publik dan penyambutan bagi pengunjung Taman
Pintar. Menyediakan berbagai peralatan peraga yang menyenangkan bagi
anak dan keluarga. Dapat diakses secara cuma-cuma/gratis
2. Gedung PAUD Barat dan Gedung PAUD TimurMenampilkan peralatan
peraga dan permainan edukasi bagi anak-anak, khususnya anak usia Pra-TK
sampai dengan TK.
3. Gedung Oval – Kotak Menampilkan berbagai peralatan peraga berbasis
edukasi sains yang dikemas menyenangkan dan dapat diperagakan. Dapat
diakses oleh semua lapisan pengunjung.
4. Gedung Memorabilia Menampilkan peralatan peraga tentang pengetahuan
sejarah Indonesia, seperti sejarah Kasultanan dan Paku Alaman Yogyakarta,
Tokoh-tokoh Pendidikan, dan Tokoh-tokoh Presiden RI hingga saat ini.
5. Planetarium Menampilkan peralatan peraga berbentuk pertunjukan film
pengetahuan tentang antariksa dan tata surya.
2.3 Malioboro
A. Sejarah Malioboro
6
Pucuk Pimpinan Angkatan Perang Republik Indonesia (pada tanggal 3 Juli
1947), serta lima Kabinet Republik yang masih muda itu pun dibentuk dan
dilantik di Istana ini pula. Benteng Vredeburg yang berhadapan dengan
Gedung Agung. Bangunan yang dulu dikenal dengan nama Rusternburg
(peristirahatan) dibangun pada tahun 1760. Kemegahan yang dirasakan saat
ini dari Benteng Vredeburg pertama kalinya diusulkan pihak Belanda melalui
Gubernur W.H. Van Ossenberch dengan alasan menjaga stabilitas
keamanan pemerintahan Sultan HB I. Pihak Belanda menunggu waktu 5
tahun untuk mendapatkan restu dari Sultan HB I untuk menyempurnakan
Benteng Rusternburg tersebut. Pembuatan benteng ini diarsiteki oleh Frans
Haak. Kemudian bangunan benteng yang baru tersebut dinamakan Benteng
Vredeburg yang berarti perdamaian.
Malioboro terus bercerita dengan kisahnya, dari pagi sampai menjelang
tengah malam terus berdegup mengiringi aktifitas yang silih berganti. Tengah
malam sepanjang jalan Malioboro mengalun lebih pelan dan tenang. Warung
lesehan merubah suasana dengan deru musisi jalanan dengan lagu-lagu
nostalgia. Berbagai jenis menu makanan ditawarkan para pedagang kepada
pengunjung yang menikmati suasana malam kawasan Malioboro.
Perjalanan terus berlanjut sampai dikawasan nol kilometer kota Yogyakarta,
yang telah mengukir sejarah di setiap ingatan orang-orang yang pernah
berkunjung ke kota Gudeg ini. Bangunan-bangunan bersejarah menjadi
penghuni tetap kawasan nol kilometer yang menjamu ramah bagi
pengunjung yang memiliki minat di bidang arsitektur dan fotografi.
7
gedung pertokoan sehingga malioboro bisa berkembang menjadi pusat
bisnis seperti sekarang ini di Yogyakarta. Malioboro juga menjadi tempat
berkumpulnya para seniman dan sastrawan dari berbagai daerah yang
bermukim di Yogyakarta, ujar suwarto 54 warga jogja yang berprofesi
sebagai tukang becak di kawasan malioboro.
Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan
kota Jogja, ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat
perbelanjaan, dan tak ketinggalan para pedagang kaki limanya. Untuk
pertokoan, pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada sebenarnya
sama seperti pusat bisnis dan belanja di kota-kota besar lainnya, yang
disemarakan dengan nama-merk besar dan ada juga nama-nama lokal.
Barang yang diperdagangkan dari barang import maupun lokal, dari
kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang elektronika, mebel dan lain
sebagainya. Juga menyediakan aneka kerajinan, misal batik, wayang,
ayaman, tas dan lain sebagainya. Terdapat pula tempat penukaran mata
uang asing, bank, hotel bintang lima hingga tipe melati. Keramaian dan
semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki
lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya,
hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas Jogja sebagai
souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Mereka berdagang kerajinan rakyat
khas Jogjakarta, antara lain kerajinan ayaman rotan, kulit, batik, perak,
bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan
rotan, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon
batik [semacan topi khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai model/tulisan
dan masih banyak yang lainnya. Para pedagang kaki lima ini ada yang
menggelar dagangannya diatas meja, gerobak adapula yang hanya
menggelar plastik di lantai. Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup
ramai saja antar pengunjung akan saling berdesakan karena sempitnya jalan
bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya pedagang di sisi
kanan dan kiri. Dan ini juga perlu di waspadai atau mendapat perhatian
khusus karena kawasan Malioboro menjadi rawan akan tindak kejahatan, ini
terbukti dengan tidak sedikitnya laporan ke pihak kepolisian terdekat soal
pencopetan atau penodongan, dan tidak jarang pula wisatan asing juga
menjadi korban kejahatan dan ini sangat memalukan sebenarnya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang ada di
Yogyakarta itu sangat banyak, dan kita harus senantiasa menjaga serta
merawatnya agar tetap asri seperti aslinya. agar menarik para wisatawan
untuk berlibur ke jogja.
Selain itu, kota jogja yang menawan itu tidak harus kita tambahkan
dengan budaya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau trendy. tapi
justru itu salah,kita harus tetap menjaga budaya asli itu sendiri,agar
mempunyai keaslian yang khas dimata dunia.
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit para
wisatawan untuk berlibur dan menghabiskan sisa waktu istirahatnya di
tempat-tempat wisata yang ada di Yogyakarta. walaupun banyak cerita-cerita
mistis yang beredar di masyarakat luas, para wisatawan tetap antusias
menikmati tempat-tempat pariwisata yang ada di jogja.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak ditemui
kesulitan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik agar kami
dapat menyempurnakan makalah ini.
Demikianlah Kesimpulan dan saran dalam pembuatan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangan-kekurangan, untuk
itu penulis sebagai manusia biasa mohon maaf atas segala keurangan dan
kekhilafan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ilahi robbi atas limpahan rahmat
dan karunia‐Nya, serta anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami
terima, serta petunjuk‐Nya sehingga memberikan kemampuan dan
kemudahan bagi kami dalam menyusunan makalah ini.
Didalam makalah ini kami selaku penyusun hanya sebatas pengetahuan
yang bisa kami sajikan. Dimana didalam tema tersebut ada beberapa hal
yang bisa kita pelajari khususnya tempat – tempat wisata yang ada di
Yogyakarta yang indah dan menawan.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman
kami tentang Kota Yogyakarta, menjadikan keterbatasan kami pula untuk
memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita,
setidaknya untuk sekedar membuka pola berpikir kita tentang budaya dan
sosial yang ada di kota Yogyakarta.
.
10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................1
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................2
2.1 Candi Borobudur........................................................................2
2.2 Taman Pintar..............................................................................5
2.3 Malioboro....................................................................................6
11