PENGELOLAAN KESISWAAAN
DISUSUN OLEH:
Nama NIM Kelas
ALDA ENJELINA 190641128 19-DID-KI
AINUN NAHDIYAH 190641138 19-DID-KI
YULIANA 190641015 19-DID-KI
MIRA MAHARANI 211641009 KONVERENSI
SAEDI ALFIANTO 211641007 KONVERENSI
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
B. Perencanaan Kesiswaan................................................................................2
A. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai anggota masyarakat sekolah, siswa mempunyai hak untuk
memperoleh pelajaran, mengikuti kegiatan-kegiatan yang terdapat di sekolah.
Diantaranya yaitu menggunakan fasilitas, memperoleh bimbingan, dan
sebagainya. Di samping itu siswa juga mempunyai kewajiban untuk hadir tepat
waktu pada pelajaran berlangsung, mengikuti pelajaran dengan baik, dan mentaati
tata tertib yang berlaku.
Administrasi kesiswaan ialah keseluruhan proses penyelenggaraan usaha
kerja sama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan
pendidikan di sekolah. Tujuan administrasi kesiswaan adalah mengatur kegiatan-
kegiatan dalam bidang kesiswaan agar proses belajar mengajar di sekolah bisa
berjalan dengan lancar, tertib dan teratur, tercapai atasapa yang menjadi tujuan-
tujuan pendidikan di sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengelolaan kesiswaan?
2. Bagaimana perencanaan pengelolaan kesiswaan?
3. Bagaimana pengelolaan penerimaan murid baru?
4. Bagaimana tindakan disiplin?
5. Bagaimana proses perpindahaan, kenaikan kelas dan kelulusan?
6. Bagaimana kegiatan ekstra kurikuler dan OSIS?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian pengelolaan kesiswaan.
2. Untuk mengetahui Untuk mengetahui perencanaan pengelolaan kesiswaan.
3. Untuk mengetahui pengelolaan penerimaan murid baru.
4. Untuk mengetahui tindakan disiplin.
5. Untuk mengetahui proses perpindahaan, kenaikan kelas dan kelulusan.
6. Untuk mengetahui kegiatan ekstra kurikuler dan OSIS.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelolaam Kesiswaan
Ungkapan Pengelolaan kesiswaan terdiri dari dua kata yaitu pengelola
dan kesiswaan. Sementara itu yang dimaksud dengan kesiswaan ialah segala
sesuatu yang menyangkut dengan peserta didik atau yang lebih populer dengan
istilah siswa.
Dengan pengelolaan kesiswaan memiliki pengertian suatu proses
pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari
perencanaan, penerimaan siswa, pembinaan yang dilakukan selama siswa berada
di sekolah, sampai dengan siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah melalui
penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif dan konstruktif terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar atau pembelajaran yang efektif. Dengan
kata lain pengelolaan kesiswaan merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan
usaha kerjasama dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran di sekolah.1
B. Perencanaan Kesiswaan
Dalam perencanaan peserta didik mencakup sensus sekolah dan penentuan
jumlah peserta didik yang diterima. Pendataan calon peserta didik merupakan
salah satu komponen penting dalam perencanaan pendidikan. Dengan data yang
diperoleh dari sensus sekolah akan dapat ditetapkan:
Dalam bagian perencanaan kesiswaan ini akan diutarakan dua hal yaitu:
1. Sensus Sekolah
Sensus sekolah adalah pencatatan anak-anak usia sekolah yang
diperkirakan akan masuk sekolah atau calon siswa. Dengan demikian, sensus
sekolah untuk sekolah dasar adalah anak-anak yang akan masuk sekolah
dasar. Sensus sekolah untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah para
siswa kelas tertinggi sekolah dasar. Sensus sekolah untuk Sekolah Menengah
Atas (SMA) adalah siswa-siswa kelas tertinggi Sekolah Menengah Pertama.
Sensus sekolah akan lebih lengkap apabila pencatatan itu tidak saja
menghasilkan jumlah calon siswa, tetapi juga dilengkapi dengan minat
1
Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), 25.
2
kemana mereka itu ingin melanjutkan sekolah. Dengan sensus sekolah akan
diketahui jumlah siswa yang akan melanjutkan studi selanjutnya.
2. Penentuan Jumlah Siswa yang Diterima
Berapa jumlah siswa yang akan diterima di suatu sekolah sangat
bergantung pada jumlah kelas atau fasilitas tempat duduk yang tersedia.
Prakiraan jumalah siswa yang akan diterima bisa dibuat berdasarkan
prakiraan siswa yang akan meninggalkan sekolah.
Penerimaan siswa baru pada umumnya hanya untuk kelas permulaan
(kelas satu). Tetapi ini tidak berarti terjadi penerimaan baru untuk kelas dua
ataupun tiga. Sehingga untuk memperkirakan berapa jumlah siswa baru yang
akan diterima, tinggal menghitung saja berapa siswa kelas terakhir yang aka
n meninggalkan sekolah. Jika kelas terakhir berjumlah lima kelas, maka
secara langsung dapat ditentukan bahwa jumlah siswa baru yang akan
diterima juga lima kelas. Sepanjang tidak ada perubahan-perubahn atau
pengembangan sekolah, maka cara perhitungan diatas dapat digunakan.
Namun perlu diperhatikan pula siswa-siswa yang tinggal kelas atau
mengulang. Jika jumlahnya tidak banyak, hal tersebut tidak akan
mengganggu. Tetapi jika jumlahnya banyak, hal ini harus ikut diperhitungkan
dalam membuat perencanaan. Hal ini akan berpengaruh pada jumlah kelas
maupun jumlah siswa baru yang akan diterima.2
Bagi sekolah negeri, penentuan jumlah siswa baru yang bisa diterima
dikukuhkan/disyahkan oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan
2
Ary Gunawan, Administrasi Sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1996), 9.
3
1. Kebijakan Dalam Penerimaan Siswa Baru
Dalam rangka penerimaan siswa baru ini ada beberapa kebijakan yang
harus diperhatikan, karena kebijakan tersebut akan menjadi landasan kerja
dalam pelaksanaan kegiatan penerimaan siswa baru.3
1) Undang-undang dasar 1945
Dalam UUD 1945, pada pembukaan alenia keempat disebutkan
bahwa salah satu tujuan Pemerintah Negara Indonesia adalah untuk
“mencerdaskan kehidupan bangsa”. Ini berarti bahwa pemerintah negara
indonesia mempunyai kewajiban dan tanggungjawab untuk memberikan
pendidikan kepada bangsa indonesia. Kewajiban dan tanggungjawab ini
dituangkan dalam Bab XIII pasal 31 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: “tiap-
tiap warga negar berhak mendapat pengajaran”, mengandung jaminan
bahwa setiap orang, warga negara Indonesia, tidak peduli warga negara
Indonesia asli maupun warga negara Indonesia keturunan asing, diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk menuntut ilmu, untuk mendapatkan
pengetahuan dan pendidikan.
3
Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),159.
4
2. Sistem Penerimaan Siswa Baru
Yang dimaksud dengan sistem dalam pengertian disini adalah cara-cara
atau teknik-teknik-teknik yang digunakan untuk menyeleksi siapa-siapa
diantara para calon siswa yang akan diterima sebagai siswa baru. Adapun
cara-cara seleksi yang bisa digunakan diantaranya:4
1) Ujian atau tes
Ujian atau tes ini biasa disebut dengan Ujian Masuk atau Tes Masuk
(entracs test).Tes masuk ini diselenggarakan oleh sekolah masing-masing,
tetapi bisa juga oleh gabungan beberapa sekolah dalam suatu wilayah atau
daerah.Mata pelajaran yang diujikan, jenis-jenis soal yang digunakan, serta
cara-cara mengevaluasi ditentukan oleh sekolah.Penentuan calon siswa yang
diterima didasarkan pada peringkat (rangking) jumlah nilai yang dicapai.
2) Penelusuran bakat kemampuan
Yang dimaksud dengan bakat kemampuan disini ialah pembawaan-
pembawaan yang menunjukkan adanya potensi-potensi yang cukup bagus.
Gambaran tentang adanya pembawaan potensi yang bagus ditunjukkan oleh
prestasi siswa dalam berbagai matapelajaran di sekolah. Oleh karena itu
penelusuran bakat kemampuan ini dilaksanakan dengan cara meneliti atau
menjejaki angka-angka prestasi siswa dalam satu atau dua tahun selama siswa
mengikuti pelajaran disekolah. Dari hasil penjejakan inidipanggil calon-calon
siswa yang kirannya berminat atau bersedia menjadi siswa di suatu sekolah.
3) Berdasarkan hasil UAN (Ujian Akhir Nasional)
Akhir-akhir ini dikembangkan sistem penerimaan siswa baru, yang
boleh dikatakan sebagai pengganti sistem tes masuk.Sistem ini mengunakan
angka-angka atau nilai-nilai hasil UAN (nasional) sebagai dasar kriteria
untuk penentuan peneruimaan siswa baru.
4) Pindah sekolah
Disamping penerimaan siswa baru secara masal lewat cara-cara diatas,
sebenarnya masih ada lagi penerimaan siswa baru yang bersifat individual,
yaitu penerimaan siswa pindahan.Siswa pindahan juga merupakan siswa baru
bagi suatu sekolah.
4
Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009),
55.
5
3. Orientasi Siswa Baru
Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu
bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Istilah yang digunnakan
adalah “Masa Orientasi Siswa Baru (MOS)”. Tujuan orientasi siswa baru
yaitu pengenalan bagi siswa baru mengenai keadaan-keadaan sekolah, antara
lain meliputi tata tertib, kondisi siswa, serta pengenalan pelajaran yang akan
dihadapi, ini dimaksudkan agar siswa nanti tidak akan mengalami
kejanggalan dalam menempuh studi.
Waktu masa orientasi siswa (MOS) juga digunakan untuk penelusuran
bakat-bakat khusus siswa baru, misalnya penelusuran bakat-bakat olahraga,
bakat-bakat seni, bakat-bakat menulis (mengarang). Tujuan orientasi peserta
didik atau MOS adalah:5
1) Agar peserta didik mengenal lebih dekat mengenai diri mereka sendiri di
tengah-tengah lingkungan barunya.
2) Agar peserta didik mengenal lingkungan sekolah, baik lingkungan
fisiknya maupun lingkungan sosialnya.
Adapun fungsi dari orientasi peserta didik atau MOS adalah:
1) Bagi peserta didik sendiri, orientasi peserta didik berfungsi sebagai:
· Wahana untuk menyatakan dirinya dalam konteks keseluruhan
lingkungan sosialnya.
· Wahana untuk mengenal siapa lingkungan barunya sehingga dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan sikap.
2) Bagi personalia sekolah dan atau tenaga kependidikan, dengan mengetahui
siapa peserta didik barunya, akan dapat dijadikan sebagi titik tolak dalam
memberikan layanan-layanan yang mereka butuhkan.
3) Bagi para pesrerta didik senior, dengan adannya orientasi ini, akan
mengetahui lebih dalam mengenai peserta didik penerusnya di sekolah
tersebut. Hal ini sangat penting, terutama berkaitan dengan kepemimpinan
estafet organisasi peserta didik di sekolah tersebut.
5
Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),168-169.
6
D. Masalah disiplin dan tata tertib siswa
Masalah disiplin merupakan masalah penting yang dihadapi sekolah-
sekolah dewasa ini.Bahkan sering masalah displin digunakan sebagai barometer
pengukur kemampuan kepala sekolah dalam memimpin sekolahnya.6
1. Pengertian disiplin.
Dalam kamus Administrasi, The liang Gie merumuskan pengertian
disiplin sebagai berikut :
“Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung
dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan
rasa senang hati”.
Dari pengertian diatas, apabila kita terapkan dalam kelas atau sekolah,
maka pengertian disiplin kelas atau sekolah dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Disiplin kelas/sekolah ialah keadaan tertib dimana para guru, staf sekolah dan
siswa yang tergabung dalam kelas/sekolah, tunduk kepada peraturan-peraturan
yang telah ditetapkan dengan senang hati”
7
1. Siswa dapat dinyatakan naik kelas bersyarat dengan jumlah nilai kurang
melebihi dari ketentuan.
2. Siswa yang mempunyai nilai rata kkm dapat di nyatakan naik kelas
bersyarat jika nilai suluk baik (nilai yang didasarkan pada tingkat
pelaksanaan tata tertib siswa, dengan memperhatikan dokumen
pelanggaran dari siswa masing-masing).
3. Siswa yang mempunyai nilai pelajaran khusus, yaitu kurang dari norma
yang dinyatakan naik kelas bersyarat jika mempunyai suluk yang baik.
4. Siswa yang dinyatakan naik kelas karena pertimbangan nilai kurang,
maka akan diadakan pemanggilan orangtua dan di lakukan pemantauan
peningkatan capaian nilai selama tengah semester, dan jika tidak ada
perkembangan kemampuan/ capaian nilai maka yang berangkutan akan
di kembalikan pada posisi kelas semula.
5. Siswa yang dinyatakan naik kelas karena pertimbangan komulatif
pelanggaran tata tertib, maka akan di adakan pemangglan orangtua dan
dilakukan pemantauan perkembangan tingkah laku selama tengah
semester, dan jika tidak ada perubahan tingkah laku ke arah yang lebih
baik maka yang bersangkutan akan di kembalikan kepada orangtuanya.
c. Tidak naik kelas
1. Siswa dapat dikatakan tidak naik kelas meskipun memiliki nilai rata-rata
diatas nilai norma, apabila mempunyai nilai suluk kurang.
2. Siswa dinyatakan naik kelas apabila melakukan mutasi/pindah sekolah.]
2. Perpindahan Siswa
Perpindahan siswa sering disebut dengan istilah mutasi siswa. Perpindahan
siswa sebenarnya mempunyai 2 pengertian yaitu:7
1) Perpindahan siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain yang sejenis.
Perpindahan siswa dari suatu sekolah ke sekolah lain pada hakikatnya adalah
perpindahan wilayah atau temapat. Jenis sekolah, tingkat/kelas dan
jurusan/program studi di sekolah baru sama dengan jenis sekolah, kelas/tingkat
7
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi,
(Bandung: Rosdakarya, 2004), 20.
8
dan jurusan pada sekolah yang lama. Contoh: kelas XI IPA Madrasah Aliyah
Sunan Ampel pindah ke XI IPA Madrasah Aliyah Sunan Gunung Jati.
2) Perpindahan siswa dari suatu jenis program ke jenis program lain.
Program yang tersedia dalam sekolah/madrasah diantaranya yaitu IPA, IPS,
Bahasa dan Agama dan lain-lain. Siswa kelas X yang akan naik ke kelas XI,
sekaligus menentukan program yang dipilih. Siswa yang telah ditentukan jenis
program, dimungkinkan untuk pindah ke jenis program yang lain. Dari program
IPS ke Bahasa atau sebaliknya bahkan ke program lain, perpindahan tersebut
harus memenuhi persyratan tertentu yaitu:8
a) Siswa harus telah mengikuti program yang telah dipilih (ditentukan),
sekurang-kurangnya dalam 1 semester. Hal ini berarti setelah 2 semester
mengikuti program yang dipilih, masih dimungkinkan untuk pindah program
yang alain.
b) Siswa harus memenuhi jumlah mata pelajaran yang dituntut untuk program
yang dituju. Dalam hal ini mata pelajaran yang telah diperoleh, ditinjau,
diteliti apakah ada keserasian dengan mata pelajaran program yang baru dan
yang diinginkan. Dalam hal ini kemungkinan akan didapati mata pelajaran
yang sesuai dan ada yang tidak sesuai.
c) Siswa harus mempunyai keyakinan penuh bahwa program baru lebih sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
d) Perpindahan program harus mendapatkan persetujuan dari orang tua atau wali
siswa yang bersangkutan. Hal ini untuk mencegah kesalahpahaman, apabila
dikemudian hari timbul masalah-masalah.
3. Kelulusan
Kelulusan adalah pernyataan dari sekolah sebagai suatu lembaga tentang
telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh siswa. Setelah
seseorang siswa selesai mengikuti seluruh program pendidikan di suatu sekolah
dan berhasil lulus dalam ujian, maka kepadanya diberikan surat keterangan atau
sertifikat, tang umumnya disebut IJAZAH atau STTB (Surat Tanda Tamat
Belajar).
8
Ibid. Hlm, 79
9
F. Kegiatan Ekstra Kelas dan Osis
Adalah kegiatan pendidikan yang dilaksanakan sekolah, namun
pelaksanaannya di luar jam pelajaran.
1) Kegiatan ekstra kurikuler
Adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran.
Kegiatan ini dilaksanakan sore hari, bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan
dilaksanakan pagi hari bagi sekolah yang masuk sore.Kegiatan ekstra kurikuler
dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminatai
oleh sekelompok siswa. Misalnya: kesenian, olahraga, berbagai macam
ketrampilan, kepramukaan dan lain-lain.
9
Ary Gunawan, Administrasi Sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1996), 99.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa
administrasi kesiswaan merupakan suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan
dengan siswa. Ia merupakan bagian dari tugas dari kepala sekolah yang secara garis besar
memberikan layanan bagi siswa. Karenanya diharapkan kepala sekolah untuk lebih baik
karena hal ini menjadi sangat penting sebab keberhasilannya akan menentukan baik
buruknya generasi yang akan memegang tongkat estafet perjuangan bangsa di masa yang
akan datang.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36490139/
Makalah_Adminitrasi_Pendidikan_pengelolaan_kesiswaan.docx
12