Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik di Indonesia”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Pelajaran PKN

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Putri Nurbeydisti
2. Irma Yanti
3. Sri Fitriati
4. Elisa
5. Sari Antika
6. Ratu Ayu Nur Felisya
7. Luna Naira Wafa
8. Abi Ramadani
9. Muhammad Saiful Hakim
X MIPA 1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 JAMBLANG


Jl. Nyimas Rarakerta no 33 Jamlang- Cirebon Telp. (0231) 342167 Kec. Jamblang
Website : sman1jamblng.sch.id Email : sman_1_jamblangcirebon@ymail.com
Kabupaten Cirebon Kode Pos 45157
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nyalah, makalah dapat terselesaikan dengan baik, tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Pelajaran PKN.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan,


terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik.

Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses


pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Cirebon, November 2022


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Bekalang 1
1.2. Rumusan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Partisipasi Politik 3
2.2. Pengertian Warga Negara 3
2.3. Pengertian Sistem Politik 5
2.4. Pengertian Lingkungan Masyarakat 6
2.5. Pengertian Rukun Tetangga (RT) 7
2.6. Pertanyaan-Pertanyaan 8

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan 10
3.2. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA

3
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berbicara soal peran serta atau partisipasi politik yang berkaitan
dengan sistem politik, dua hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja, yaitu
masalah sosialisasi politik dan kebudayaan politik. Sosialisasi politik dan
kebudayaan politik merupakan kunci untuk memahami sistem politik. Istilah
sosialisasi pada umumnya digunakan oleh ahli-ahli ilmu sosial untuk
menunjukkan cara anak-anak atau generasi yang lebih muda diperkenalkan
dengan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakatnya, serta cara
mereka mempelajari peranan-peranan yang diharapkan mereka jalankan kelak
jika sudah dewasa.
Sistem politik negara Republik Indonesia menganut paham demokrasi
Pancasila, yaitu demokrasi yang berdasarkan pada Pancasila. Banyak hal yang
mempengaruhi adanya pengembangan demokrasi di Indonesia, baik karena
tuntutan nasional maupun pengaruh internasional yang melahirkan serentetan
konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia yang menjadi landasan
pengembangan demokrasi di Indonesia.
Sosialisasi politik merupakan bagian dari proses sosialisasi yang
khusus membentuk nilai-nilai politik, yang menunjukkan sikap seharusnya
tiap-tiap anggota masyarakat berpartisipasi dalam sistem politiknya. Semua
anggota masyarakat baik secara langsung ataupun tidak, mengalami proses
sosialisasi politik. Melalui proses tersebut diharapkan anggota-anggota
masyarakat mengenal, memahami, dan menghayati nilai-nilai politik tertentu
yang kemudian bisa memengaruhi sikap dan tingkah laku politik mereka
sehari-hari.
Dari sosialisasi politik kemudian kebudayaan politik sebagai pantulan
langsung dari keseluruhan sistem sosial budaya masyarakat dalam arti seluas-
luasnya. Dengan kata lain, nilai-nilai politik yang terbentuk dalam diri
5

seseorang biasanya berkaitan dengan nilai-nilai lain yang hidup dalam


masyarakat, seperti nilai-nilai sosial, budaya, dan agama.
Seperti uraian yang telah dikemukakan di atas, partisipasi politik
adalah suatu usaha terorganisasi para warga negara untuk memengaruhi
bentuk dan jalannya kebijaksanaan umum. Berbicara soal partisipasi politik,
dirasakan kurang lengkap jika tidak disertai pertimbangan yang jelas tentang
partisipasi politik itu diwujudkan, atau lewat cara-cara apa partisipasi politik
itu bisa dilaksanakan dengan efektif.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian partisipasi politik?
2. Apa pengertian Warga Negara?
3. Apa pengertian Sistem politik?
4. Apa pengertian lingkungan masyarakat?
5. Apa pengertian Rukun Tetangga (RT)?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Partisipasi Politik


Partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga negara
baik secara individu maupun kolektif, atas dasar keinginan sendiri maupun
dorongan dari pihak lain yang tujuannya untuk memengaruhi keputusan
politik yang akan diambil oleh pemerintah, agar keputusan tersebut
menguntungkannya.
Kegiatan politik yang tercakup dalam konsep partisipasi politik
mempunyai bermacam-macam bentuk dan intensitas. Hal ini menyebabkan
bervariasinya partisipasi politik yang dilakukan oleh warga negara dari mulai
tingkatan yang pasif sampai pada tingkatan yang aktif. Bila dihubungkan
dengan hak dan kewajiban warga negara, partisipasi politik merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai wujud tanggung jawab warga
negara yang berkesadaran politik tinggi dan baik.
Peran serta dalam sistem politik lazimnya disebut dengan partisipasi
politik. Partisipasi politik secara umum berarti keterlibatan seseorang/
sekelompok orang dalam suatu kegiatan politik. Definisi partisipasi politik
salah satunya dikemukakan oleh Verba, yang mengungkapkan bahwa
partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga negara yang legal, yang
sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-
pejabat negara dan atau tindakan-tindakan yang diambil oleh mereka.

2.2. Pengertian Warga Negara


Secara etimologis, kata warga negara berasal dari bangsa Romawi
yang pada saat itu menggunakan bahasa Latin. Kata warga negara berasal dari
kata “civis” atau “civitas” yang memiliki arti anggota warga yang berasal dari
city-state. Selain itu, kata civitas dalam bahasa Perancis dapat diistilahkan
sebagai “citoyen” yang memiliki makna warga dalam “cite” yang memiliki
makna kota yang memiliki hak terbatas.

6
7

Istilah warga negara sendiri merupakan hasil terjemahan dari kata


bahasa Inggris yaitu citizen yang memiliki makna yaitu warga negara atau
juga dapat diartikan sebagai sesama penduduk serta individu setanah air.
Sementara itu, menurut Encyclopedia of the Social Science (1968),
warga negara didefinisikan sebagai orang yang tercatat keanggotaannya dari
sebuah negara, baik yang tinggal di wilayah negara tersebut maupun berada di
luar negara tersebut pada jangka waktu tertentu.
Dalam bahasa Inggris, kata warga negara dapat didefinisikan sebagai
kelompok orang yang menjadi bagian dari sebuah kependudukan yang
merupakan salah satu unsur terbentuknya sebuah negara.
Orang yang dapat disebut sebagai warga negara dapat berupa
penduduk lokal maupun warga negara asing yang datang ke sebuah negara
tersebut. Secara umum, terdapat asa kewarganegaraan yang dapat digunakan
dalam menentukan kewarganegaraan yang dimiliki oleh seseorang.
 Pertama, yaitu asas ius sanguinis yang didasarkan pada keturunan
berdasarkan darah maupun kewarganegaraan yang dimiliki oleh orang tua
yang melahirkan mereka.
 Kedua, yaitu ius soli yang didasarkan pada tempat kelahiran dari seseorang
di sebuah negara tersebut.
Selain itu, berdasarkan buku “Pendidikan Kewarganegaraan” oleh
Maryanto, terdapat pengertian warga negara berdasarkan beberapa ahli,
sebagai berikut.
 Menurut A.S. Hikam yang mengemukakan definisi dari warga negara
sebagai terjemahan yang berasal dari kata bahasa Inggris yaitu citizenship.
Kata tersebut memiliki makna sebagai anggota yang menjadi bagian dari
sebuah komunitas yang membentuk sebuah negara itu sendiri. Hikam
mendefinisikan warga negara sebagai anggota suatu negara itu sendiri.
 Menurut Koerniatmanto S., mengartikan warga negara sebagai anggota dari
sebuah negara, yang merupakan seseorang yang memiliki kedudukan
khusus di dalam negara tersebut. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa
seorang warga negara memiliki hubungan antara hak serta kewajiban yang
sifatnya timbal balik terhadap negara tersebut.
8

 Menurut Austin Ranney, definisi dari warga negara adalah sekelompok


orang yang memiliki kedudukan secara resmi menjadi anggota penuh dari
suatu negara.
 Sedangkan, berdasarkan UU No. 62 Tahun 1958 menyatakan, bahwa warga
negara RI atau warga negara Republik Indonesia merupakan sekelompok
orang yang memiliki dasar undang-undang serta maupun perjanjian-
perjanjian serta maupun peraturan-peraturan yang berlaku sejak proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan sudah menjadi warga negara Republik
Indonesia.
Istilah warga negara sendiri juga bisa dibagi menjadi dua kategori,
yang terdiri dari warga negara asli atau pribumi dan warga negara asing atau
vreemdeling. Hal ini secara yuridis diatur berdasarkan pasal 26 ayat 1 UUD
1945 dan perubahannya. Simak informasi berikut.
 Warga negara asli atau pribumi merupakan penduduk asli sebuah negara
tersebut.  Seperti contohnya warga negara Indonesia yang berasal dari suku 
Jawa, Madura, Sunda, Batak, Bugis, Dayak, Asmat, Minang, Toraja, Bali,
Aceh, serta etnis keturunan negara Indonesia yang lain.
 Warga negara asing atau vreemdeling merupakan penduduk yang berasal
dari suku bangsa keturunan di luar negara tersebut. Seperti pada contohnya
warga negara Indonesia yang berasal dari suku China atau Tionghua, India,
Belanda, Eropa, Arab, dan masih banyak lagi. Hal ini telah disahkan
berdasarkan UU atau undang-undang yang telah berlaku mengenai warga
negara Indonesia.

2.3. Pengertian Sistem Politik


Sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif
atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu
sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki
hubungan yang relatif tetap di antara elemen-elemen
pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari
berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada
kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau
9

institusi pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara


sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan
peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian
lain dari suatu sistem politik. Dengan mengubah sudut pandang maka sistem
politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan
perilaku politik.
Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan
masukan (input) ke dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses
politik menjadi keluaran (output). Dalam model ini masukan biasanya
dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus diolah oleh sistem
politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberian oleh
pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam
perspektif ini, maka efektivitas sistem politik adalah kemampuannya untuk
menciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Ditambah juga bahwasanya tidak
jarang efektivitas sistem politik diukur dari kemampuan seseorang untuk
mempertahankan diri dari tekanan untuk berubah. Pandangan ini tidak
membedakan antara sistem politik yang demokratis dan sistem politik
yang otoriter.

2.4. Pengertian Lingkungan Masyarakat


Berbicara mengenai lingkungan masyarakat tentu sudah tidak asing
lagi bagi kita. Terlebih kita sendiri berada dalam lingkungan masyarakat.
Entah kita sedang di pedesaan, perkampungan atau perkotaan kita tetap hidup
di dalam suatu lingkungan dengan masyarakat lain. Lingkungan masyarakat
adalah tempat kita untuk bersosialisasi dengan orang lain. Karena sebagai
manusia kita merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Ada beberapa pengertian lingkungan masyarakat menurut para ahli,
diantaranya adalah:
 St. Munajat Danusaputra
Lingkungan merupakan kondisi yang didalamnya terdapat manusia dan
aktivitasnya. Lingkungan masyarakat mempengaruhi kesejahteraan
manusia dan tingkah laku manusia yang tinggal didalamnya.
10

 Paul B. Horton
Dalam lingkungan masyarakat terdapat manusia-manusia yang terbilang
mandiri, sudah tinggal bersama-sama dalam jangka waktu yang cukup
lama, berdiam pada satu wilayah dan memiliki kesamaan budaya.
Sebagian besar dari mereka melakukan kegiatan yang sama dan
berkomunikasi satu sama lain.
 Soerjono Soekanto
Ciri-ciri lingkungan masyarakat adalah:
1. Jumlah manusia yang hidup bersama sebanyak dua orang atau lebih
2. Tinggal bersama dalam waktu yang cukup lama
3. Menyadari bahwa mereka adalah kesatuan
4. Memiliki sistem untuk hidup bersama karena merasa terkait antara satu
sama lain
 Peter L. Berger
Lingkungan dalam masyarakat harus didukung oleh masyarakat yang
memiliki keseluruhan kompleks dan terdiri dari bagian-bagian  yang
menyatukan mereka.
 Robert Maciver
Dalam lingkungan masyarakat harus sistem hubungan yang sudah
ditertibkan.
Yang dimaksud adalah ‘manusia yang tinggal dalam satu lingkungan
memiliki tujuan yang sama’ adalah tujuan untuk tinggal dan hidup di wilayah
tersebut dengan nyaman. Jika sudah sama-sama memiliki rasa nyaman,
manusia akan membentuk perkumpulan atau organisasi dengan anggota yang
lebih kecil. Organisasi dalam masyarakat dibentuk oleh dua orang atau lebih
yang memiliki visi dan misi yang serupa. Untuk menciptakan lingkungan
masyarakat yang aman diperlukan campur tangan masyarakat itu sendiri untuk
bergotong royong mewujudkan kenyamanan di tempat tinggalnya. Tentu
diperlukan hukum atau aturan yang mengatur lingkungan masyarakat agar
tidak terjadi perselisihan.
11

2.5. Pengertian Rukun Tetangga (RT)


Rukun Tetangga (RT) adalah pembagian wilayah di Indonesia di
bawah Rukun Warga. Rukun Tetangga bukanlah termasuk
pembagian administrasi pemerintahan, dan pembentukannya adalah
melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan
kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Desa atau Kelurahan. Rukun Tetangga
dipimpin oleh Ketua RT yang dipilih oleh warganya. Sebuah RT terdiri atas
sejumlah rumah atau KK (kepala keluarga). Dalam sistem birokrasi di
Indonesia, biasanya RT (Rukun Tetangga) berada di bawah RW (Rukun
Warga).
Rukun tetangga merupakan organisasi masyarakat yang diakui dan
dibina oleh pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai
kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan kegotongroyongan dan
kekeluargaan serta untuk membantu meningkatkan kelancaran tugas
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di desa dan kelurahan.
Setiap RT sebanyak-banyaknya terdiri dari 30 KK untuk desa dan sebanyak-
banyaknya 50 KK untuk kelurahan yang dibentuk.
Rukun Tetangga di Indonesia berawal dari sistem Tonarigumi (隣組)
yang secara harafiah berarti "kerukunan tetangga". Sistem ini diperkenalkan
oleh Kekaisaran Jepang pada 1944 dan diterapkan di Indonesia oleh para
tentara Jepang. Tonarigumi awalnya ditujukan untuk membentuk kelompok
militer dan mobilisasi rakyat untuk perang. Setelah Jepang kalah dalam
Perang Dunia II dan Indonesia merdeka, Tonarigumi diubah namanya menjadi
Rukun Tetangga serta statusnya diubah menjadi pembagian administratif
terkecil di Indonesia.

2.6. Pertanyaan-Pertanyaan
Pertanyaan
1. Untuk sekarang, apakah ada rencana pemilihan RT/RW di desa ini?
2. Pada saat kapan sajakah biasanya RT akan melakukan tugasnya?
3. Bagaimana sistem pemilihan RT di desa ini. Apakah dengan cara
mencalonkan diri akan dipilih?
12

4. Siapa yang memiliki wewenang untuk memilih RT?


5. Dimana proses pemilihan ketua RT dilaksanakan?
6. Mengapa disetiap desa harus memiliki katua RTnya masing-masing?
13

Jawaban
1. Tidak ada rencana, karena sudah terbentuk semua
2. Tugas pendataan yang diberikan desa, kerja bakti contohnya sumsi dan
juga biasanya RT tidak setiap hari dalam melaksanakan tugasnya, ada hari-
hari tertentu.
3. Mencalonkan diri, setelah itu diseleksi dari beberapa orang yang
mencalonkan yang sesuai dengan kriteria RT yang dibutuhkan.
4. Warga atau masyarakat sekitar.
5. Dirumah sang calon RT, melalui proses door to door dikumpulkan dan
akan dipilih berdasarkan suara terbanyak.
6. Membantu sistem kerja desa juga memperlancar sistem kerja desa.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sistem politik adalah suatu mekanisme seperangkat fungsi atau
peranan dalam struktur politik dalam hubungannya satu sama lain yang
menunjukkan suatu proses yang ajek, yang mengandung dimensi waktu, yaitu
masa lampau, kini, dan mendatang. Menurut pendapat umum, macam-macam
sistem politik dapat dibedakan menjadi dua yaitu sistem politik demokrasi dan
otoriter atau diktator.
Sistem politik dapat diartikan sebagai keseluruhan kegiatan politik di
dalam negara atau masyarakat berupa proses alokasi nilai-nilai dasar kepada
masyarakat dan menunjukkan pola hubungan yang fungsional di antara
kegiatan-kegiatan politik tersebut.
bentuk partisipasi politik yang sudah dianggap sebagai bentuk normal
atau yang sudah umum dalam demokrasi modern meliputi aktivitas pemberian
suara (voting), diskusi politik, kegiatan kampanye, bergabung dalam
kelompok kepentingan, ataupun melaksanakan komunikasi individual dengan
pejabat-pejabat politik maupun administratif.

3.2. Saran
Sebuah sistem politik hendaknya dilaksanakan secara bertanggung
jawab. Itu artinya, kita harus komitmen dan konsisten dalam menjalankan
sistem politik Indonesia. Semua itu untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa
dan untuk mengangkat harga diri bangsa kita. Demi mencapai kesejahteraan
bangsa, kita juga dituntut untuk berbuat sesuai dengan tugas dan fungsi yang
telah kita emban. Kita tidak boleh saling menjegal.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/41951041/
MAKALAH_PARTISIPASI_WARGA_NEGARA_DALAM_SISTEM_
POLITIK_DI_INDONESIA

https://www.gramedia.com/literasi/warga-negara/#Pengertian_Warga_Negara

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_politik

https://www.duniapelajar.com/2014/08/02/pengertian-lingkungan-masyarakat-
menurut-para-ahli/

https://www.duniapelajar.com/2014/08/02/pengertian-lingkungan-masyarakat-
menurut-para-ahli/

Anda mungkin juga menyukai