Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENGEVALUASI PERSOALAN BIDANG SOSIAL POLITIK, MEMPOSISIKAN


DIRI SEBAGAI NEGARA YANG BAIK
Di Buat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pancasila
Kode Mata Kuliah : Bd.6.201
Dosen Pembimbing : Desy Rosita, SST.,M.Pd

Di Susun Oleh Kelompok : 11


ROSALIA ALBERTA KARTINI (201091041)
SARYANI (201091042)
SELI INDAH SARI (201091043)
SELPA (201091044)

POLTEKES KEMENKES PONTIANAK


TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dengan ini kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat –Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengevalusi Persoalan Bidang Sosial
Politik,Memposisikan Diri Sebagai Negara Yang Baik”.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
terutama kepada Dosen pengajar Mata Kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas ini kepada kami

Untuk itu kami berharap kritik,saran dan usulan demi memperbaiki makalah ini di masa yang akan
datang,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi siapapun yang membacanya.

Pontianak, 12 maret 2021

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG iv


1.2 RUMUSAN MASALAH v
1.3 TUJUAN v

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sosial Dan Politik vi-vii

2.2 Masalah-Masalah Sosial Dan Politik vii-x

2.3 Cara Menyelesaikan Masalah-Masalah Sosial Dan Politik

Dan Perkembangan Iptek Dengan Paradigma x

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan Sosial Dan Politik x-xiii

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN xiv

3.2 SARAN xiv

DAFTAR PUSTAKA xv

3
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Masalah sosial adalah keadaan yang dianggap oleh anggota masyarakat yang berpengaruh sebagai
sesuatu yang tidak diinginkan, tidak dapat ditoleransi, atau sebagai ancaman terhadap nilai-nilai dasar
masyarakat, dan memerlukan tindakan kelompok untuk menyelesaikannya. Masalah sosial berbeda dengan
masalah-masalah yang lain karena hubungannya yang erat dengan institusi dan norma. Masalah sosial
dinggap masalah karena melibatkan hubungan manusia serta nilai-nilai dan menjadi gangguan kepada
harapan masyarakat atau hal-hal yang dianggap perlu dari segi moral.
Gejala-gejala sosial di dalam masyarakat yang tidak dikehendaki dan diinginkan oleh masyarakat dapat
disebut masalah sosial. Hal ini merupakan gejala yang abnormal atau gejala-gejala yang patologis.
Masalah-masalah sosial begitu mengganggu dan menghantui kehidupan manusia dalam kebudayaan dan
peradabannya karena dapat dipastikan hal tersebut dapat menjauhkan manusia dari kesejatraannya.
Ditinjau dari sudut ilmu sosial bahwa masalah-masalah sosial timbul akibat proses proses perubahan
sosial (social change) dan perunahan kebudayaan (culture change). Perubahan sosial dan kebudayaan ini
adalah proses-proses yang secara tetap dan terus menerus dialami oleh setiap masyarakat manusia, cepat
atau lambat, berlangsung dengan tenag ataupun berlangsung dengan kekacauan.
Jadi pada dasarnya, masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan
persoalan, karena menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat
merusak. Sebab itu masalah-masalah sosial tidak akan mungkin di telaah tanpa mempertimbangkan
ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dinggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang
bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis, biopsikologis dan kebudayaan. Setiap masyarakat
mempunyai nilai norma yang bersangkut-paut dengan kesejatraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan
mental serta penyesuaian diri individu atau kelompok sosial. Penyimpangan terhadap norma-norma tersebut
merupakan gejala abnormal yang merupakan masalah sosal.
Pada dasarnya semua manusia menginginkan kehidupan yang baik, yaitu terpenuhinya kebutuhan hidup,
baik kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani, maupun kebutuhan sosial. Manusia berpacu untuk dapat
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya demi mempertahankan kehidupan diri sendiri, maupun
keluarganya.
Masalah sosial adalah keadaan yang dianggap oleh anggota masyarakat yang berpengaruh sebagai
sesuatu yang tidak diinginkan, tidak dapat ditoleransi, atau sebagai ancaman terhadap nilai-nilai dasar
masyarakat, dan memerlukan tindakan kelompok untuk menyelesaikannya. Masalah sosial berbeda dengan
masalah-masalah yang lain karena hubungannya yang erat dengan institusi dan norma. Masalah sosial
dinggap masalah karena melibatkan hubungan manusia serta nilai-nilai dan menjadi gangguan kepada
harapan masyarakat atau hal-hal yang dianggap perlu dari segi moral.

4
1.2 RUMUSAN MASAALAH
1. Apa pengertian sosial dan politik ?
2. Apa masalah sosial dan politik ?
3. Bagaimana cara menyelesaikan masalah sosial dan politik dan perkembangan iptek degan
paradigma?
4. Apa faktor yang mempengaruhi permasalahan sosial,politik?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian sosial dan politik
2. Untuk mengetahui masalah- masalah sosial
3. Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah sosial, politik dan perkembangan iptek dengan
paradigma
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permaalahan sosial,politik

5
BAB I
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SOSIAL DAN POLITIK

1. Pengertian Sosial
Definisi Sosial Menurut KBBI
Pemahaman sosial dalam arti KBBI merupakan adanya sebuah hal-hal yang telah
berhubungan dengan suatu komunitas atau karakteristik sosial dan yang
mempertimbangkan dalam kepentingan public.
Berikut ada beberapa pengertian sosial menurut para ahli
1. Lewis
Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari
antara warga negara dan pemerintahannya.
2. Keith jacobs
Sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs komunitas.
3. Ruth aylett
Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai sebuah perbedaan namun tetap inheren dan
terintegrasi.
4. Paul ernest
Sosial lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu karena mereka terlibat dalam
berbagai kegiatan bersama.
5.philip wexler
Sosial adalah sifat dasar dari setiap individu manusia.
6.enda m. C
Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan.
7. Lena dominelli
Sosial adalah merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga
membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh di dalamnya.
8. Peter herman
Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun tetap merupakan
sebagai satu kesatuan.
9.engin fahri. I
Sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para individu berhubungan walaupun masih juga
diperdebatkan tentang pola berhubungan para individu tersebut.

6
Jadi, dari beberapa pendapat para ahli dapat di simpulkan Sosial adalah merupakan
bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan
pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh di dalamnya. Sosial adalah sebuah inti dari
bagaimana para individu berhubungan walaupun masih juga diperdebatkan tentang pola
berhubungan para individu tersebut.

4. Pengertian politik
politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(teori klasik Aristoteles).
politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara.
politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat.
politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Berikut ada beberapa pengertian politik menurut para ahli:
1. Karl W. Deutch mendefinisikan politik sebagai persoalan bagaimana orang
menentukan nasibnya melalui pembuatan keputusan menggunakan fasilitas
publik.
2. Harold D. Lasswell menyebut bahwa politik adalah tentang siapa mendapat apa
dengan cara bagaimana
3. Kedua ahli tersebut mendefinisikan politik secara prinsipil sekaligus memberi
ruang pada politik untuk beroperasi pada level yang personal. Menurutnya, politik
tidak bisa lepas dari setiap aktivitas manusia.
4. Kalau kita mau melihat politik sebagai suatu entitas lain di luar diri, maka
beberapa pengertian politik menurut para ahli berikut bisa membantu memberikan
petunjuk.
5. David Easton mengatakan bahwa politik melingkupi segala macam aktivitas yang
mempengaruhi kebijakan yang dibuat otoritas.
6. Joyce Mitchell mendefinisikan politik sebagai pengambilan keputusan secara
kolektif atau membuat keputusan untuk seluruh masyarakat.
7. Johan Kaspar Bluntschli mengartikan politik sebagai ilmu mengamati urusan
negara.
8. Dari definisi diatas, kita dapat melihat pengertian politik sebagai bagian dari
aktivitas pengambilan keputusan. Di sini, politik sangat dekat dengan bagaimana
kebijakan dibuat oleh otoritas.
9. Definisi politik yang dipaparkan di atas berhubungan dengan bagaimana ilmu
politik modern didefinisikan.
7
10. Kita juga bisa melihat apa yang dipelajari di ilmu politik untuk memahami apa itu
politik.
11. J. Barents menyebutkan bahwa ilmu politik merupakan studi tentang kehidupan
suatu negara, yaitu bagaimana negara menjalankan tugasnya.
12. Roger F. Soltau secara lebih detail mengatakan bahwa ilmu politik mempelajari
negara dan tujuan negara beserta perangkat-perangkatnya dalam mencapai
tujuannya. Selain itu juga mencakup relasi antara negara dan warganya.

2.2 MASALAH SOSIAL DAN POLITIK DALAM BIDANG KESEHATAN

Kasus 1
Pengetahuan dan Pemahaman
Masyarakat Terkait Upaya Kesehatan Ibu
dan Anak

Pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait upaya kesehatan dan anak yang akan
diuraikan dalam hal ini adalah meliputi perawatan kehamilan, pertolongan
persalinan dan perawatan bayi. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan
ibu yang memiki kasus kematian bayi diketahui bahwa karakteristik informan jika
ditinjau dari latar belakang usia cenderung masih berusia muda (usia kurang lebih 16
sampai dengan 25 tahun) dengan pendidikan tamat SMP dan SMA. Bahkan untuk
kehamilan di luar nikah masih berada di bangku SMP atau SMA. Selanjutnya jika ditinjau
dari usia menikah dan pertama kali hamil, terbanyak berada pada kelompok usia
16 sampai dengan 18 tahun. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa beberapa kasus
kematian bayi tidak terlepas dari persoalan masih terbatasnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan dengan
tenaga kesehatan. Masyarakat cenderung belum mempunyai pengetahuan serta pemahaman
tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan yang sesuai dengan standar kesehatan (minimal
dilakukan sebanyak empat kali selama kehamilan). Walaupun sudah ada yang melakukan
pemeriksaan kehamilan dengan tenaga kesehatan, namun pemeriksaan kehamilan dilakukan
setelah usia kehamilan 4 atau 5 bulan, sehingga target untuk pemeriksaan kehamilan yang
sesuai standar tersebut cenderung tidak tercapai. Adapun alasan untuk tidak dilakukan
pemeriksaan kehamilan pada awal kehamilan terutama bagi pasangan muda antara lain
adalah karena faktor malu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan pada awal kehamilan
karena kehamilannya belum pasti dan takut terlalu berharap. Sedangkan mereka yang sudah
lama menikah juga dilatar belakangi alasan malu karena sudah sering hamil dan sudah
memiliki anak banyak.

Kasus 2
Pengetahuan masyarakat terutama di
daerah pedesaan dalam pengenalan tanda
bahaya/risiko persalinan dan pencarian
pertolongan persalinan profesional cenderung
belum memadai.

Dari beberapa kasus yang ditemukan bahwa pengetahuan masyarakat terutama bagi pasangan
suami istri yang berusia muda masih terbatas, yang mana mereka kurang mengetahui adanya
8
tanda-tanda bahaya/risiko persalinan. Mereka kadang tidak menyadari nahwa mereka harus
memilih pertolongan persalinan yang profesional. Hal ini dapat dilihat dari kasus yang
dialami oleh seorang ibu muda yang baru melahirkan anak pertama dan meninggal setelah
dibantu persalinan oleh tenaga non kesehatan (dukun beranak), padahal sebelumnya informan
sudah pernah melakukan pemeriksaan kehamilan oleh dokter spesialis dan dinyatakan
sungsang. Hal ini seperti yang diungkapkan informan berikut: Karena alasan tidak ada
kendaraan, jarak ke rumah sakit cukup jauh dan belum mempunyai pengalaman serta
pengetahuan yang memadai dalam menghadapi persalinan, maka langsung saja memanggil
dukun beranak yang tidak jauh dari tempat.
Selanjutnya dari pihak tenaga penolong persalinan (dukun beranak) mengungkapkan
bahwa sebenarnya dia mengakui mengalami kesulitan untuk membantu persalinan, namun
karena diminta bantuan, maka harus diupayakan. Bayi tersebut meninggal beberapa menit
setelah dilahirkan. Sebagai seorang tenaga penolong persalinan dia mengakui pernah
disarankan oleh pihak Puskesmas untuk didampingi atau bermitra dengan tenaga kesehatan,
tetapi dalam kenyataannya informan membantu persalinan tanpa didampingi oleh tenaga
kesehatan Pemahaman masyarkat akan pentingnya kehadiran anak perempuan juga masih
relatif tinggi.
Dalam hal ini kehadiran anak perempuan adalah mempunyai makna yang tinggi sebagai
penerus keturunan, sehingga mereka akan berupaya untuk memperoleh keturunan anak
perempuan. Alasan masyarakat untuk mendapatkan anak perempuan adalah karena seorang
anak perempuan dianggap bisa merawat orang tua dan bisa mewarisi harta warisan keluarga
yang dilakukan secara turun temurun menurut garis keturunan ibu (matrilinia
Sementara itu, masyarakat di pedesaan khususnya yang berada di daerah terpencil dan
terbatasnya akses pelayanan kesehatan mempunyai pandangan bahwa pemeriksaan kehamilan
akan dilakukan jika mereka mengalami keluhan atau masalah dengan kehamilannya.
Upaya yang mereka lakukan jika mengalami masalah dengan kehamilan seperti posisi janin
yang sungsang adalah dengan meminta pertolongan dukun beranak untuk membetulkan
posisi letak janin.
Pengetahuan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan ibu dan janin yang
dikandungnya masih belum memadai termasuk dalam pengetahuan terhadap pemenuhan
kebutuhan gizi anak yang dikandung seorang ibu. Pemahaman masyarakat tentang makanan
adalah membuat kenyang, tanpa mempedulikan kebutuhan gizi yang harus dipenuhi oleh ibu
hamil, seperti adanya pandangan bahwa makan mie atau makan bakso dianggap sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan makan.
Selanjutnya dalam masyarakat juga ada yang mempunyai kepercayaan tentang pantangan
makan ikan dan cumi dengan alasan takut placenta anak jadi lengket. Dengan adanya
pantangan makan ikan ini menyebabkan masyarakat cenderung tidak akan mengkonsumsi
ikan. Pada hal mengkosumsi ikan sangat baik untuk kebutuhan gizi anak. Pengetahuan
masyarakat tentang manfaat imunisasi juga masih belum memadai. Pada hal imunisasi
merupakan salah satu upaya untuk mencegah kesakitan dan kematian pada bayi.
Namun demikian, masih ada persepsi masyarakat yang melarang membawa anak keluar
rumah sebelum ibunyamelewati masa nifas dengan alasan khawatir nantinya diganggu oleh
mahluk ghaib. Selanjutnya juga ada persepsi bahwa imunisasi bisa menyebabkan anak
menjadi panas, dan bahkan ada yang beranggapan bahwa imunisasi adalah sesuatu yang
dilarang oleh agama atau dianggap haram. Praktek, Kebiasaan dan Kepercayaan Masyarakat
Yang Terkait Dengan Kesehatan Anak/Bayi Bentuk tindakan dan kebiasaanyang dilakukan
masyarakat terkait upaya kesehatan anak, dimulai dari perawatan kehamilan, pertolongan
persalinan sampai dengan perawatan anak pasca kelahiran. Dalam upaya perawatan
kehamilan, ada kecenderungan masyarakat yang belum memanfaatkan pelayanan kesehatan

9
secara optimal. Masyarakat masih cenderung melakukan pemeriksaan kehamilan setelah
kehamilan sudah memasuki trisemester ke dua.
Di samping itu, sebagian masyarakat akan melakukan pemeriksaan kehamilan
dengan dukun beranak jika mereka ingin memastikan kehamilan, mengalami keluhan
dan ingin membetulkan letak posisi janin yang ada dalam kandungan.
Pada kasus kematian bayi dari kehamilan di luar pernikahan, kesadaran untuk pemeriksaan
kehamilan dan menjaga kesehatan bayi juga belum memadai. Walaupun ada pemeriksaan
kehamilan dengan tenaga kesehatan, namun pemeriksaannya tidak memenuhi standar
kesehatan. Pemeriksaan kehamilan cenderung dilakukan untuk memastikan kehamilan dan
pada saat menjelang kelahiran. Selanjutnya karena faktor malu, pemeriksaan kehamilan pun
cenderung tidak dilakukan pada tenaga kesehatan setempat, tetapi dilakukan dengan tenaga
bidan yang berada di luar wilayahnya.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah


1. Faktor Ekonomi
Faktor Ekonomi merupakan faktor ketidakmampuan individu atau kelompok untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya secara layak khususnya secara materi. Masalah ekonomi
ini tidak hanya dipandang suatu kondisi kekurangan dalam mencukupi kebutuhan secara
ekonomi tetapi juga dalam pengaturan, distribusi dan produksi yang mempengaruhi
kondisi ekonomi bangsa yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat yang adil dan
merata. Contoh masalah sosial faktor ekonomi; kemiskinan, kriminalitas, kesenjangan
sosial, dan pengangguran.
2. Faktor Budaya
Faktor budaya disebabkan karena adanya ketidaksesuaian pelaksanaan norma, nilai, dan
kepentingan sosial pada pola masyarakat yang heterogen atau multikultural. Contoh
masalah sosial faktor budaya: kenakalan remaja, konflik antarsuku, diskriminasi, gender,
pernikahan dini, perceraian, dan eksploitasi lingkungan. Budaya sangat berperan dari
faktor masalah sosial karena kebudayaan semakin berkembang dan menimbulkan peran
terhadap masalah sosial. Munculnya budaya yang salah seperti menerabas dan perilaku
tidak disiplin akhirnya memunculkan budaya yang tidak diharapkan.
3. Faktor Biologis
Faktor biologis merupakan masalah yang timbul akibat adanya ketidaksesuain keadaan
lingkungan yang berpotensi menimbulkan ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat.
Contoh faktor biologis ini biasanya seperti penyakit wabah yang menular, virus penyakit
baru yang disebut HIV-AIDS, COVID-19), serta makanan beracun.
4. Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan masalah pola pikir suatu masyarakat atau pribadi tertentu
bersinggungan dengan tatanan kehidupan sosial. Contoh faktor psikologis ini biasanya
pemahaman penyimpangan dari ajaran agama yang jika diamati secara detail yang tidak
masuk akal, serta munculnya raja-raja palsu dan gerakan separatis anti pemerintah.

2.4 Cara menyelesaikan masalah sosial dan politik

1. Memperbaiki kualitas pendidikan


Di antara Negara-negara yang maju maupun yang tengah berkembang
menyatakan bahwasannya pendidikan merupakan pemegang peranan penting dalam
mengantarkan bangsa dan negaranya pada arah kemajuan. Negara-negara tersebut
mengatasi keterpurukannya tidak hanya dengan berupaya bangkit di dalam bidang
ekonomi, akan tetapi juga di dalam bidang pendidikan. Dalam rangka memperbaiki
mutu pendidikan Nasional pemerintah telah melakukan berbagai usaha, salah satunya
10
dengan penyempurnaan kurikulum.Langkah ini harus dilakukan guna merespon
tuntutan terhadap kehidupan berdemokrasi, globalisasi dan otonomi daerah. Adapun
bentuk inovasi kurikulum itu adalah dengan merubah pola penyelenggaraan
pendidikan yang sentralistik, monolitik dan uniformistik, menjadi lebih demokratis.
Berdasarkan hierarkhi birokrasi yang terkesan otoriter sehingga pihak bawahan harus
melaksanakan seluruh keinginan pihak atasan. Kurikulum yang bersifat sentralistik
seperti ini dirasa sangat menghambat inovasi dan mempengaruhi out put pendidikan,
sebab kurikulum yang terpusat hanya akan menghasilkan out put manusia robot tanpa
inisiatif.
Pendidikan merupakan ilmu normatif. Oleh karena itu, fungsi dari institusi
pendidikan adalah melakukan kegiatan pendidikan dan pembinaan dalam rangka
menumbuh kembangkan subyek didik ke tingkat normatif yang lebih baik, dengan
jalan yang baik, serta dalam konteks yang positif. Oleh karena itu, inovasi apa pun
yang tengah dilakukan dalam pendidikan bukanlah semata-mata atas pertimbangan
efektivitas dan efesiensi saja, tetapi harus tetap mengacu pada upaya pembentukan
manusia sejati yang memiliki kesadaran terhadap realitas dan mampu bertindak
mengatasi dunia serta realitas yang dihadapinya. Sehingga dapat dihasilkan manusia
yang mampu menggeluti dunia dan realitas dengan penuh sikap kritis dan daya cipta,
dan itu berarti manusia mampu memahami keberadaan dirinya.
2. Meningkatkan fasilitas kesehatan, baik kualitas tenaga medis maupun peningkatan
pelayanan kesehatan
Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.
Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku,
dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat
dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan.
Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir seluruh
wilayah Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit,
Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling 6.132 unit. Meskipun
fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di semua kecamatan, namun
pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas
ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait dengan biaya
dan jarak transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit
yang terdapat di hampir semua kabupaten/kota, namun sistem rujukan pelayanan
kesehatan perorangan belum dapat berjalan dengan optimal.

Ketersediaan mutu, keamanan obat, dan perbekalan kesehatan masih belum optimal
serta belum dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Dalam hal tenaga
kesehatan, Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua jenis tenaga
kesehatan yang diperlukan. Permasalahan besar tentang SDM adalah inefisiensi dan
inefektivitas SDM dalam menanggulangi masalah kesehatan. Walaupun rasio SDM
kesehatan telah meningkat, tetapi masih jauh dari target Indonesia Sehat 2010 dan
variasinya antar daerah masih tajam. Dengan produksi SDM kesehatan dari institusi
pendidikan saat ini, target tersebut sulit untuk dicapai.

Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih
perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak karena
11
dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan baku sumber daya manusia Indonesia
di masa yang akan datang. Di negara kita mereka yang mempunyai penyakit
diperkirakan 15% sedangkan yang merasa sehat atau tidak sakit adalah selebihnya
atau 85%. Selama ini nampak bahwa perhatian yang lebih besar ditujukan kepada
mereka yang sakit. Sedangkan mereka yang berada di antara sehat dan sakit tidak
banyak mendapat upaya promosi. Untuk itu, dalam penyusunan prioritas anggaran,
peletakan perhatian dan biaya sebesar 85 % seharusnya diberikan kepada 85%
masyarakat sehat yang perlu mendapatkan upaya promosi kesehatan.
Paradigma sehat mempunyai orientasi dimana upaya peningkatan kesehatan
masyarakat dititik beratkan pada :

1. Promosi kesehatan, peningkatan vitalitas penduduk yang tidak sakit (85%) agar
lebih tahan terhadap penyakit melalui olah raga, fitness dan vitamin.
2. Pencegahan penyakit melalui imunisasi pada ibu hamil, bayi dan anak.
3. Pencegahan pengendalian penanggulangan, pencemaran lingkungan serta
perlindungan masyarakat terhadap pengaruh buruk (melalui perubahan perilaku)
4. Memberi pengobatan bagi penduduk yang sakit, (15%) melalui pelayanan medis.

3. Melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat, misalnya dengan memberikan


penyuluhan atau pengarahan pada masyarakat
Margono Slamet (2000) menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah
untuk memberdayakan masyarakat. Member-dayakan berarti memberi daya kepada yang
tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang
lebih bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan. Dalam konsep pemberdayaan
tersebut, terkandung pemahaman bahwa pemberdayaan tersebut diarahkan terwujudnya
masyarakat madani (yang beradab) dan mandiri dalam pengertian dapat mengambil
keputusan (yang terbaik) bagi kesejahteraannya sendiri.
Pemberdayaan masyarakat, dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan (capacity
strenghtening) masyarakat, agar mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam
kesekuruhan proses pembangunan, terutama pembangunan yang ditawarkan oleh
penguasa dan atau pihak luar yang lain (penyuluh, LSM, dll).
Margono Slamet (2000) juga menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat, merupakan
ungkapan lain dari tujuan penyuluhan pembangunan, yaitu untuk mengembangkan
sasaran menjadi sumber daya manusia yang mampu meningkatkan kualitas hidupnya
secara mandiri, tidak tergantung pada “belas kasih” pihak lain.
Dengan penyuluhan pembangunan, masyarakat sasaran mendapatkan alternatif dan
mampu serta memiliki kebebasan untuk memilih alternatif yang terbaik bagi dirinya.
Penyuluhan sebagai proses pemberdayaan, akan menghasilkan masyarakat yang dinamis
dan progesif secara berkelanjutan, sebab didasari oleh adanya motivasi instrinsik dan
ekstrinsik dalam diri mereka.
Penyuluhan pembangunan sebagai proses pemberdayaan masyarakat memiliki tujuan
utama yang tidak terbatas pada terciptanya “better farming, better business, dan better
living, tetapi untuk memfasilitasi masyarakat (sasaran) untuk mengadopsi strategi
produksi dan pemasaran agar mempercepat terjadinya perubahan-perubahan kondisi
sosial, politik dan ekonomi sehingga mereka dapat (dalam jangka panjang) meningkatkan
taraf hidup pribadi dan masyarakatnya. Sedang tugas penyuluhan idak lagi terbatas untuk
mengubah perilaku masyarakat-bawah sebagai sasaran utamanya, tetapi untuk
meningkatkan interaksi anatar aktor-aktor (stakeholders) agar mereka mampu

12
mengoptimalkan aksesibilitasnya dengan informasi agar mereka mampu meningkatkan
situasi sosial dan ekonominya.
Penyuluhan sebagai proses pemberdayaan masyarakat , merupakan proses
pemandirian masyarakat. Pemandirian bukanlah menggurui, dan juga bukan bersifat
kariatip, melainkan mensyaratkan adanya peran-serta secara aktif dari semua pihak yang
akan menerima manfaat, terutama dari kalangan kelompok sasaran itu sendiri. Mandiri
bukan berarti “berdiri di atas kaki sendiri” dari “bantuan” pihak luar yang benar-benar
diyakini akan memberikan manfaat. Sebaliknya, mandiri harus berani menolak inrvensi
pihak luar yang (akan) merugikan atau menuntut korbanan lebih besar dibanding manfaat
yang (akan) diterima.

BAB III
13
PENUTUP
3.1 Keseimpulan
Permasalahan sosial politik memberikan faktor besar terhadap perkembangan IPTEK
dengan paradigma. Rendahnya pendidikan masyarakat terhadap sosial politik
diakibatkan oleh faktor ekonomi, budaya, biologis, dan psikologi. Masalah sosial
politik dapat di atasi dengan beberapa cara seperti memperbaiki kulitas pendidikan,
meningkat fasilitas kesehatan baik kulitas tenaga medis maupun peningkatan
pelayanan kesehatan dan melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat, misalnya
dengan memberikan penyuluhan atau pengarahan kepada masyarakat.

3.2 Saran
Perlu adanya kesadaran akan peningkatan kualitas pendidikan agar tidak terjadinya
masalah sosial politik

DAFTAR PUSTAKA

14
Afrizal. (2008). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Padang: Laboratorium Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas.
Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2013.
Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan. (2014). Analisis Situasi Kesehatan, Masukan untuk RPJMD
Kesehatan Tahun 2015-2019.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat .(2014) Laporan Background Study
RPJMD

15

Anda mungkin juga menyukai