1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpa hk a n rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pendidikan Pancasila Untuk Mengatasi dan Mencegah Terjadinya Penyimpangan
Sosial ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pancasila. Selain itu, juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
pendidikan pancasila untuk mengatasi dan mencegah terjadinya penyimpangan sosial
bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Supardi, SE., M.Kes. selaku
dosen mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas ini kepada saya sehingga
dapat menambah wawasan kami mengenai pendidikan pancasila untuk mengatasi dan
mencegah terjadinya penyimpangan sosial.
Demikian makalah ini saya buat, mohon maaf apabila ada kesalahan yang
disengaja maupun tidak disengaja dalam penulisan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penyimpangan Sosial
2.2 Konsep Dasar Pendidikan Pancasila
2.3 Penyimpangan dalam Pendidikan Pancasila
2.4 Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Pancasila merupakan dasar negara yang lahir dari pemikiran para pendiri
bangsa, pada 1 Juni 1945 silam. Pancasila mengandung lima nilai yang
tercermin dalam masing-masing sila. Kelima nilai tersebut antara lain nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan.
Pancasila merupakan dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang
secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum
dalam pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II nomor 7 bersama-
sama dengan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila sebelum
disahkan sebagai dasar negara, nilai-nilainya telah ada dan melekat kuat dalam
diri bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut teramalkan dalam kehidupan sehari-
hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai
tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa
Indonesia dianggap sebagai kausa materialis Pancasila.
Pemahaman Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya
dengan jati diri bangsa Indonesia sangat mutlak diperlukan. Selain sebagai dasar
negara, Pancasila juga berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa (way of life),
jiwa, dan kepribadian bangsa, serta sebagai perjanjian seluruh bangsa Indonesia
pada waktu mendirikan negara.
Pada saat ini, penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila mulai marak
terjadi di masyarakat. Hal ini tentu dapat berakibat fatal terhadap bangsa ini.
Apabila tidak segera ditangani dapat menurunkan kualitas peranan ideologi serta
yang lebih serius ialah dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia yang telah lama dibina dan dipelihara sejak dulu. Adapun perilaku
yang menyimpang dari nilai-nilai luhur Pancasila, salah satunya adalah
penyalahgunaan narkoba. Penyimpangan tersebut tidak sejalan dan bahkan
bertentangan dengan ajaran yang terkandung di dalam Pancasila.
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia yang
secara resmi tercantum di dalam alenia ke empat Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Pancasila yang disahkan sebagai dasar negara yang dipahami
sebagai sistem filsafat bangsa yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa.
Sebagai ideologi, nilai-nilai Pancasila sudah menjadi budaya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Seiring dengan
perkembangan jaman dan kemajuan teknologi saat ini, nilai-nilai luhur Pancasila
diindikasikan mulai dilupakan masyarakat Indonesia. Adapun perilaku yang
menyimpang dari nilai-nilai luhur Pancasila, salah satunya adalah
penyalahgunaan narkoba.
4
Penyimpangan tersebut tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan
ajaran yang terkandung di dalam Pancasila. Pancasila merupakan nilai-nilai
luhur budaya bangsa yang dapat dijadikan pedoman bagi seluruh rakyat
Indonesia untuk mencapai kemajuan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Sudah selayaknya, bangsa Indonesia mengembangkan dan mengamalkan nilai-
nilai Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara untuk
mewujudkan cita-cita bangsa. Oleh karena itu, diperlukannya pendidikan
Pancasila untuk mencegah dan mengatasi masalah penyimpangan sosial.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hidup sehari-hari, terdapat aturan atau norma yang harus kita
patuhi untuk menjaga ketentraman serta kedamaian bersama. Namun, seringkali
kita juga melihat bahwa banyak orang-orang yang bertindak diluar norma yang
ada dan menyebabkan kegaduhan dan kerugian bagi pihak lain. Fenomena atau
gejala sosial yang sering terjadi ini dianggap merupakan suatu perilaku
menyimpang atau yang kita kenal dengan penyimpangan sosial.
Penyimpangan Sosial atau perilaku menyimpang merupakan suatu
tindakan atau perilaku yang dilakukan seseorang maupun suatu kelompok yang
tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di suatu lingkungan masyarakat
maupun kelompok yang telah menyepakati aturan atau norma sosial tersebut.
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan
penyimpangan sosial sebagai suatu tingkah laku, perbuatan, maupun tanggapan
individu kepada kelompok atau lingkungan masyarakat yang bertentangan
dengan norma dan juga hukum yang berlaku di lingkungan tersebut.
Menurut Profesor Robert M.Z.Lawang yang merupakan profesor ahli
sosiologis, perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial dapat didefinisikan
sebagai segala tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang ada dan
berlaku pada suatu sistem sosial, hal tersebut dapat menimbulkan usaha para
pihak yang memiliki wewenang untuk mengatasi dan memperbaiki hal tersebut.
Bruce J. Cohen juga menyatakan perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial merupakan setiap perilaku seseorang atau individu sebagai
bentuk atau hasil ketidak berhasilan dalam menyesuaikan diri dengan norma
atau peraturan yang berlaku dalam masyarakat maupun kelompok di lingkungan
tersebut.
Menurut Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier yang menjelaskan
bahwa perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial memiliki empat sudut
pandang bagaimana cara kita memahami hal tersebut. Hal ini dibahas dalam
buku mereka yaitu, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan yang dirilis pada
tahun 2004. Berikut empat sudut pandang yang mereka maksud.
1. Yang pertama, sudut pandang secara statistikal yang mendefinisikan arti
perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai segala perilaku
yang bertolak belakang dari perilaku atau tindakan yang umum dilakukan.
2. Yang kedua, sudut pandang secara absolut yang mendefinisikan arti perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang
dianggap sebagai suatu tindakan menyimpang norma maupun aturan yang
ada dari suatu kelompok atau lingkungan masyarakat.
3. Yang ketiga, sudut pandang menurut para kaum reaktivis yang
mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai
6
suatu gejala sosial yang terjadi karena adanya tindakan seseorang ataupun
individu yang mengakibatkan reaksi dari lingkungan masyarakat tempat dia
berada.
4. Dan yang terakhir, sudut pandang secara normatif yang mendefinisikan arti
perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai sesuatu tindakan
menyimpang yang dilakukan oleh seseorang akibat melanggar norma atau
aturan yang ada pada lingkungan masyarakat.
7
2.3 Penyimpangan Dalam Pendidikan Pancasila
8
Ketidaksanggupan mencerna norma-norma dan kebudayaan yang ada di
sekitarnya
Salah dalam proses belajar, misalnya sering membaca buku yang berlawanan
dengan Pancasila
Bingung memutuskan antara mengikuti budaya dan struktur sosial atau
mengikuti perkembangan zaman
Masuk dalam pergaulan yang salah
Sering melihat berita yang tidak sesuai Pancasila.
2.4 Cara Mencegah dan Mengatasi Penyimpangan Sosial dengan Nilai Pancasila
9
2. Menanamkan nilai-nilai Agama dan nilai budi pekerti
3. Penuh perhatian dalam keluarga
4. Menanamkan kedisiplinan dan rasa kekeluargaan
5. memberikan pujian jika dia baik dan memberikan teguran jika dia salah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10
11
DAFTAR PUSTAKA
https://spada.fip.unm.ac.id/mod/assign/view.php?id=12719,
https://www.gramedia.com/literasi/penyimpangan-sosial/amp/,
http://repository.upi.edu/28942/4/S_PKN_1206038_Chapter1.pdf, http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/PPKN/article/view/77892,
12