Anda di halaman 1dari 1

Dongeng Anak Pendek “Angsa dan Telur Emas”

Di suatu desa yang asri, hiduplah keluarga petani yang terdiri dari Pak Tani dan Bu
Tani. Dalam keseharian, hidup mereka dipenuhi keterbatasan karena belum memiliki ladang
sendiri. Dari pagi hingga sore hari, keduanya harus bekerja di ladang milik majikannya.
Pada suatu malam, Pak Tani merasa sangat lapar dan meminta istrinya untuk
memasakkan apa saja yang bisa diolah menjadi makanan.
Sayangnya, tidak ada satu pun bahan makanan yang tersedia di rumah. Kedua pasangan
suami-istri itupun hanya bisa menahan lapar seharian, menunggu esok hari untuk meminjam
uang kepada majikan.
Namun keesokan harinya, sang majikan menolak memberikan bantuan karena Pak Tani
belum membayar tumpukan utang sebelumnya. Alhasil, keduanya pun pulang ke rumah tanpa
berhasil membawa uang untuk membeli bahan makanan.
Di tengah perjalanan pulang dari ladang ke rumah itu, seekor angsa dengan bulu yang
bersih sehingga tampak sangat cantik berjalan pelan ke arah mereka.
“Sepertinya, kita bisa membawanya pulang.” Ucapan Bu Tani membuat Pak Tani
melihat di sekelilingnya untuk memastikan apakah angsa itu merupakan hewan ternak salah satu
warga desa atau bukan.
“Iya, aku juga tidak pernah melihat ada warga yang memelihara angsa. Kita bawa saja
dia pulang,” balas Pak Tani sambil menggapai angsa yang terlihat lelah itu dengan sangat hati-
hati.
“Benar, kita bisa meletakkannya di kandang ayam kita yang dulu.”
Setelahnya, Pak Tani dan Bu Tani pun melanjutkan perjalanan pulang.
Keesokan paginya, Pak Tani yang hendak memberi minum sang angsa dibuat terkejut
karena menemukan angsa itu telah menelurkan beberapa telur emas.
“Bu, Bu, sini! Kamu harus lihat ini!” Mendengar panggilan sang suami, Bu Tani segera
melihat keajaiban itu.
“Wah, Pak. Kita bisa menjualnya di pasar.”
Sejak hari itu, kehidupan Pak Tani dan Bu Tani berubah. Angsa ajaib mengeluarkan 2
telur emas dalam sehari dan lebih ajaibnya telur itu merupakan emas murni yang berharga
mahal.
Telur-telur mereka selalu dibeli dengan harga mahal oleh tukang emas di pasar. Setiap
hari, Pak Tani dan Bu Tani mulai bisa menikmati makanan yang lezat.
Akan tetapi, mereka menjadi tidak pernah puas dan ingin selalu menambah uang, lagi
dan lagi.
“Kita sembelih saja angsa itu, Pak. Dengan begitu, kita bisa mendapatkan lebih banyak
telur tanpa harus menunggu lebih lama.”
“Kamu benar, Bu.”
Ide dari sang istri segera dijalani oleh Pak Tani. Di saat malam semakin meninggi, ia
mengeluarkan angsa dari kandang dan menyembelihnya. Namun sayang, tidak ada satupun telur
emas di dalam perut angsa itu.
Pak Tani dan Bu Tani menyesali perbuatan mereka. Mereka tidak menemukan telur
emas yang banyak dalam waktu yang cepat. Mereka justru kehilangan angsa ajaib yang
menyelamatkan hidup mereka dari kemiskinan.

Anda mungkin juga menyukai