Alkisah, hiduplah seorang gadis bernama Bawang Putih yang tinggal bersama
ibu dan kakak tirinya yang bernama Bawang Merah. Ibu dan kakak tiri Bawang Putih
memiliki sifat yang jahat. Mereka kerap berbuat buruk pada Bawang Putih, seperti
menyuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah layaknya seorang pembantu.
Sebelumnya, kehidupan Bawang Putih amatlah bahagia. Ayahnya seorang pedagang
yang sering bepergian dan ibu kandungnya yang sangat sayang kepadanya. Namun,
semua itu berubah ketika keduanya meninggal.
Praktis, ibu dan kakak tirinya, Bawang Merah bersikap semakin jahat kepada
Bawang Putih. Setiap hari dia harus melayani semua kebutuhan Bawang Merah dan
ibu tirinya. Hingga pada suatu ketika Bawang Putih sedang mencuci di pinggir
sungai, tanpa disadari salah satu selendang kesayangan Bawang Merah hanyut.
"Saya Bawang Putih, nek. Tadi saya sedang mencari baju yang hanyut. Dan
sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?" tanya Bawang putih.
Nenek itu cukup baik hati, dia mempersilakan Bawang Putih untuk menginap di
gubuknya. "Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?" tanya nenek.
Ternyata, selendang yang dicari Bawang Putih ditemukan oleh si nenek. Dan nenek
itu mau menyerahkan selendang itu dengan syarat Bawang Putih harus
menemaninya selama seminggu.
"Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu di sini
selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?"
pinta nenek. Bawang Putih dengan senang hati menerima tawaran tersebut. Waktu
seminggu pun berlalu, dan sudah waktunya Bawang Putih untuk beranjak pulang.
Karena selama tinggal di sana, Bawang Putih sangat rajin, nenek itu memberikan
selendang yang dulu dia temukan dan memberi hadiah kepada Bawang Putih.
"Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Aku turut senang karena kau sangat
rajin. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa selendangmu pulang. Dan satu
lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!" kata nenek.
Dia disuruh memilih dua buah labu untuk dibawa pulang. Awalnya Bawang
Putih ingin menolak, namun karena ingin menghormati pemberian si nenek, Bawang
Putih akhirnya memilih labu yang lebih kecil dengan alasan takut tak kuat
membawanya. Dan nenek itu hanya tersenyum mendengar alasan tersebut.
Singkat cerita, Bawang Merah tiba di gubuk nenek, dan dia pun tinggal di sana
selama seminggu. Tidak seperti Bawang Putih yang rajin, selama seminggu itu,
Bawang Merah hanya bermalas-malasan dan tidak membantu pekerjaan si nenek.
Seminggu berlalu, nenek itu membolehkan Bawang Merah untuk pulang. Dengan
perasaan heran, Bawang Merah pun kemudian bertanya kepada si nenek.
Dengan tak sabar, mereka segera membelah labu itu. Di luar dugaan, bukan
emas permata yang ada di dalamnya, melainkan berisi ular, kalajengking, dan hewan
berbisa lainnya. Dengan cepat hewan-hewan itu keluar dan menggigit Bawang Merah
dan ibunya yang serakah.