Anda di halaman 1dari 2

ANGSA DAN TELUR EMAS

Pada zaman dahulu, ada seorang petani miskin yang tak memiliki apa-apa selain kebun kecil peninggalan
kedua orang tuanya. Di suatu sore hari, ketika ia baru berjalan pulang dari kebun, ia melihat seekor
angsa yang nampak kelelahan. Ia pun berusaha menangkap angsa tersebut dengan hati-hati agar bisa
dibawa pulang.

Sesampainya di rumah, ia memberikan makanan pada angsa itu dalam jumlah banyak. Rupanya, angsa
tersebut benar-benar lapar hingga langsung menyantap habis semua makanannya. Setelah makan, sang
petani meletakkan angsanya di belakang rumah. Malamnya, sang angsa bisa tidur dengan nyenyak.

Keesokan paginya, sang petani berniat untuk memberi makan angsa tersebut. Betapa terkejutnya ia
ketika mendapati ada sebuah telur emas di sana.

“Apakah ini emas asli?” tanya sang petani pada dirinya sendiri. Segera setelah memberi makan sang
angsa, ia langsung pergi ke tukang emas di desa. Sang petani berniat untuk memastikan keaslian telur
emas itu.

“Ini adalah emas murni,” ucap sang tukang emas yang langsung membuat petani itu terkejut.
Kekagetannya semakin menjadi-jadi ketika tukang emas berkata kalau telur emas itu harganya sangat
mahal karena ukurannya yang besar.

Mendengar hal itu, sang petani langsung melonjak gembira dan menjual telur emasnya saat itu juga. Ia
pun merasa senang karena bisa pulang ke rumah dengan uang yang sangat banyak.Sejak saat itu, angsa
itu selalu menelurkan sebutir telur emas setiap harinya. Hal tersebut tentu saja membuat sang petani
merasa gembira. Kini ia tak perlu repot-repot mengurus kebun setiap hari.

Namun, di balik kebahagiaan itu, rupanya ia mulai merasa tak puas. Ia sampai membatin, “Seandainya
saja angsa ini bisa mengeluarkan lebih dari satu emas setiap hari, pasti aku akan semakin kaya raya!”

Sang petani pun kemudian memaksa angsanya untuk mengeluarkan telur lebih dari satu setiap harinya.
Dan rupanya, sang angsa memang bisa melakukan hal tersebut. Sang angsa kini menelurkan dua butir
telur setiap pagi. Tentu saja sang petani semakin bahagia karena kekayaannya semakin melimpah.

Namun, rupanya ia masih belum merasa puas. Ia ingin menjadi lebih kaya lagi dan tak ingin menunggu
telurnya setiap pagi.

“Kira-kira apa yang harus aku lakukan, ya?” pikir sang petani, “Mungkin lebih baik aku menyembelihnya
dan mengambil semua emas yang ada di dalam tubuhnya!”

Tanpa menunggu waktu lama, sang petani pergi ke belakang rumahnya dan mengambil sang angsa. Ia
langsung menyembelih sang angsa tanpa berpikir panjang. Setelahnya, ia langsung memotong tubuh
angsa tersebut.Namun, betapa terkejutnya ia ketika tidak menemukan sebutir telur emas sekalipun di
dalamnya. Yang ia temukan hanyalah daging angsa biasa, bukan daging emas.
Sang petani pun langsung menyesali keputusannya yang terburu-buru. Seandainya saja ia bisa bersabar
dan tidak serakah, pasti ia masih memiliki angsa istimewa yang mengeluarkan telur emas untuknya
setiap hari.

“Kenapa aku bertindak gegabah? Keserakahan ini telah membutakan pikiranku,” ucapnya menyesal
sambil menangis. Kini, sang petani hanya bisa hidup dengan kekayaan yang ia miliki sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai