Anda di halaman 1dari 3

ANGSA BERTELUR EMAS DAN PENYIHIR JAHAT

Seorang gadis cilik hidup sebatang kara dalam suatu dusun. Yang dia
punyai hanya satu ekor angsa imut yang cantik warisan kedua orang tuanya.
Seiring waktu berjalan, angsa dan gadis kecil itu makin tumbuh besar.
Sampai satu hari saat angsa bertelur, gadis cilik itu kaget karena angsa tidak
bertelur seperti umumnya. tetapi bertelur sebuah telur emas.
Mengetahui angsa kepunyaannya bisa bertelur emas, gadis cilik itu benar-
benar gembira, Dia juga menjual telur emas itu untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Satu hari gadis cilik dan angsanya berjumpa dengan seorang pengemis. Saat
itu gadis cilik akan menjual telur emas yang hendak dipakai untuk beli makanan.
Saat menyaksikan pengemis itu, gadis cilik berasa benar-benar kasihan. Dia
juga memberi telur emas kepunyaannya ke pengemis. Pengemis benar-benar
mengucapkan terima kasih pada gadis cilik itu. Sekian hari setelah itu. saat gadis
cilik jalan-jalan dengan angsa kepunyaannya.
Dia berjumpa dengan seorang kakek tua yang menangis. Gerobaknya
hancur karena ditubruk beberapa kumpulan domba. Gadis cilik yang berasa
kasihan, memberi telur emas kepunyaannya pada kakek tua itu untuk beli gerobak
yang baru.
Kabar tentang gadis yang mempunyai angsa bertelur emas menyebar sampai
ke pelosok negeri. Seorang penyihir jahat yang mengetahui mengenai telur emas
itu juga punya niat cari tahu.
Penyihir jahat juga menyamar jadi seorang nenek. Saat menyaksikan gadis
cilik dan angsanya lewat, dia panggil gadis cilik itu.
"Gadis cilik yang cantik dengan satu ekor angsa, sudikah sekiranya kau
menolong Nenek, cucu Nenek sedang sakit dan memerlukan obat," tutur penyihir
jahat bohong.
"Baik, Nek, saya mempunyai satu telur dan bisa Nenek pakai untuk beli
obat dan makanan, mudah-mudahan cucu Nenek segera pulih ya, Nek." kata gadis
cilik.
Saat penyihir memperhatikan telur angsa pemberian gadis cilik itu betul-
betul dibuat dari emas, dia merasa tidak senang hanya mempunyai satu telur. Dia
ingin semakin banyak telur emas dari angsa itu. 
Penyihir jahat itu juga berencana suatu hal. Dia ingin mengambil angsa
punya gadis cilik.
Di waktu malam datang, penyihir pelan-pelan ke rumah si gadis untuk
mengambil angsa. Gadis cilik yang sedang tidur nyenyak tidak mengetahui jika
angsanya akan diculik. Tetapi, angsa mengetahui jika ada seorang penyihir jahat
yang akan membawanya pergi.
Angsa itu melepas beberapa bulu-bulu dari badannya, sebelumnya akhirnya
penyihir membawanya jauh ke hutan, ke arah tempat tinggal penyihir jahat.
Saat penyihir datang di tempat tinggalnya, dia memerintahkan angsa itu
untuk bertelur. Angsa juga bertelur, tetapi alangkah kagetnya penyihir saat
menyaksikan telur yang keluar bukan telur emas.
Telur yang dia terima hanya telur biasa, bahkan juga saat dia membuka
cangkangnya, telur itu ialah telur busuk. Penyihir yang kesal mengetahui
angsanya tidak bertelur emas, memaksakan angsa untuk selalu bertelur. Tetapi,
tidak ada satu telurpun yang disebut telur emas. Semua telur yang dikeluarkan
ialah telur busuk.
Si penyihir makin kesal. Dia akhirnya memotong perut angsa itu,
mengharap mendapati telur emas di dalamnya. Tetapi, penyihir harus menelan
kekesalan karena tidak ada satu telur emas juga dalam perut angsa.
Saat gadis cilik ketahui angsanya sudah pergi, dia benar-benar bersedih. Dia
menduga teman dekatnya itu pergi karena tidak ingin bersamanya lagi. Dia
merasa bersalah karena dia menduga angsa sudah lelah bertelur dan
meninggalkannya.
Gadis cilik menyaksikan beberapa lembar bulu-bulu angsa berceceran. Dia
mengambil bulu-bulu angsa itu. Dia simpan bulu-bulu angsa itu dengan baik
hanya karena itu yang bisa mengingatkannya pada angsa yang sudah lama
membersamainya. Bulu-bulu itu diletakkannya dalam suatu kotak.
Esok harinya saat gadis cilik buka kotak yang berisi bulu-bulu angsa, dia
kaget karena bulu-bulu angsa itu telah berubah menjadi beberapa lembar kain.
Gadis cilik yang keheranan mengambil kain itu. Saat menyentuhnya dia berasa
seperti tengah menyentuh angsa kepunyaannya yang lenyap.
Dia juga menenun kain untuk menjadikan sebuah pakaian. Sesudah berhasil
membuat suatu pakaian, dia membuka kembali kotak tempat simpan bulu-bulu
angsa.
Alangkah kagetnya dia karena kembali merasakan kain yang halus seperti
bulu-bulu angsa dalam kotak. Demikian sehari-harinya. 
Gadis cilik pada akhirnya jadi pembuat dan menjual pakaian, karena tiap dia
buka kotak, dia mendapatkan kain yang halus seperti bulu-bulu angsa.***

SELSAI

Salsa Sabila
Absen 30

Anda mungkin juga menyukai