"Angsa ajaib," kata petani. la segera membawa telur emas itu ke pedagang emas di
pasar untuk mengetahui apakah telur tersebut benar-benar emas.
"Aku akan kaya raya. Tapi, aku ingin angsa mengeluarkan lebih banyak telur emas
setiap hari agar aku cepat kaya," kata petani.
Setelah angsa mengeluarkan telur emas yang banyak dalam sehari, petani masih
belum puas juga.
"Angsa itu mengeluarkan banyak telur emas. Aku tidak akan menunggu besok. Aku
ingin cepat kaya. Aku akan menyembelih angsa itu dan mengambil seluruh emas
dalam tubuhnya," pikir petani.Petani itu akhirnya menyembelih angsa, namun betapa
kagetnya dia. Alih-alih menemukan banyak telur emas, justru dia tidak menemukan
satupun di dalam tubuh angsa.Kini, petani hanya bisa menyesal. Karena serakah,
dia telah menyembelih angsa. Andai saja tidak menyembelih angsa itu, pasti masih
bisa mendapatkan telur emas. Itulah akibat dari keserakahan.
Pesan moral: Cerita ini mengajari anak untuk tidak menjadi orang yang serakah,
Bunda. Untuk meraih kesuksesan, diperlukan kerja keras dan kesabaran. Orang
yang serakah dan tidak sabar hanya akan mendapat kerugian.
Kancil dan Buaya
Suatu hari, ada seekor kancil yang sedang berjalan-jalan di dalam hutan untuk
mencari makanan. Karena makanan di sekitar kediamannya telah berkurang, Sang
Kancil pun pergi untuk mencari di luar kawasannya.Di tengah jalan, ia harus
menyeberang sungai yang dihuni banyak sekali buaya besar yang sangat lapar.
Kancil pun berpikir sejenak, lalu ia mendekat ke tepi sungai.
"Hai buaya, apakah kau sudah makan siang?" tanya kancil dengan suara yang
dikeraskan.Tak lama kemudian, munculah seekor buaya dari permukaan air, "Siapa
yang berteriak siang-siang begini? Mengganggu tidur saja.""Hai kancil, diam kau!
Kalau tidak, aku makan nanti kamu," timpal buaya yang lain.
"Aku datang ke sini untuk menyampaikan pesan dari raja hutan, jadi janganlah kau
makan aku dulu," jawab kancil.
"Baiklah. Raja hutan memintaku untuk menghitung jumlah buaya yang ada di sini.
Raja hutan hendak memberikan hadiah untuk kalian," ujar kancil.
Mendengar hal itu, buaya sangat senang dan langsung memanggil semua
kawannya untuk berbaris berjajar di permukaan sungai. Namun, mereka semua
ternyata hanya diperdaya oleh si kancil.