Anda di halaman 1dari 16

DONGENG LUCU KAKI SERIBU

Suatu hari, di tengah hutan sedang diadakan sebuah perlombaan anak. Dalam
pertandingan tersebut, dibagi menjadi dua kubu, yakni binatang berukuran kecil
dan binatang berukuran kecil.
Babak pertama, pertandingan dimenangkan oleh kelompok binatang yang
berukuran besar. Hal ini yang kemudian membuat para binatang berukuran besar
merasa senang dan bangga. Namun pada babak kedua, permainan tersebut
dimenangkan oleh kelompok binatang berukuran kecil.
Adapun yang berhasil mencetak gol dari kubu binatang kecil adalah kaki seribu.
Akhirnya, di babak terakhir, kelompok binatang berkuruan kecil memenangkan
pertandingan.
Tak pelak, hal ini membuat seekor tupai bertanya,” Di babak pertama kau ke
mana saja, kok tidak ikut pertandingan? ”
Mendengat perkataan tersebut, kaki seribu langsung menjawab,”Maaf saya
terlambat, saya sudah bangun sangat pagi, tetapi tetap saja waktunya kurang.
Saya harus memasang sepatu di kaki-kaki saya yang jumlahnya sangat banyak.”
ujar kaki seribu.
Si Tupai pun hanya bisa tersenyum mendengar perkataan tersebut.
DONGENG LUCU TIKUS

Pada suatu hari, seorang ibu bersama anaknya dari bangsa tikus sedang asik
mengobrol di atas selokan. Tak lama kemudian, tiba-tiba seekor kelelawar lewat
di atas mereka.
Anak tikus pun bertanya, "Ibu, yang tadi lewat di atas kita apa ya?"
Sang ibu pun menjawab, "Oh! yang tadi itu namanya kelelawar"
Anak tikus pun sambil mengeryitkan dahi pun bertanya. "Tapi, Bu, kok mukanya
mirip kita?"
Sang ibu menjawab "Iyaa… mukanya memang mirip kita, dia juga termasuk
sebangsa kita, cuma waktu kuliah dia ambil jurusan penerbangan" jawab ibu tikus
sambil terkekeh.
DONGENG LUCU GIGI PALSU

Suatu hari di ruang praktik dokter gigi. Dokter menyarankan seorang kakek
mengganti giginya yang omping.
"Mbah giginya sudah ompong, saya pasang baru ya?"
" Boleh, berapa harganya?"
"Murah kok, hanya Rp 2 juta"
"Yasudah, pasang saja gapapa. Gapapa mahal sedikit"
Ketika gigi palsunya sudah terpasang, sang kakek pun memberi uang ke dokter.
Namun, saat sang kakek berjalan pulang. Sang dokter pun memanggil kembali
sang kakek tersebut.
"Mbah, ini uangnya kok palsu. Mau menipu ya?"
Sang kakek pun menjawab. "Loh dokter kan pasang gigi palsu kan? Jadi saya
bayarnya juga pakai uang palsu, kan sama-sama palsu" ujar sang kakek. Sang
dokter pun hanya terdiam sambil mengelus dada.
CERITA FABEL BABI DAN DOMBA

Pada suatu desa yang cukup jauh dari kota, ada beberapa keluarga yang tinggal di dalamnya.
Tepatnya ada di suatu lembah hijau disertai dengan pepohonan yang sangat rimbun. Keluarga
yang tinggal tersebut mempunyai peliharaan babi dan juga domba yang snagat terkenal.
Mereka mempekerjakan beberapa pekerja yang tinggal di sekitar lembah untuk memberi
makan babi dan domba.
Selain memberi makan, mereka juga harus membersihkan keduanya. Jika bulu dombanya sudah
lebat, maka para pekerja harus memotongnya dan menjual bulu tersebut ke pasar. Begitu pula
dengan babi, jika beratnya sudah cukup para pekerja harus menjualnya ke kota. Jumlah dari
domba dan babi di sana cukup banyak sehingga itu menarik minat para pembeli.
Dan konon katanya, pada masa itu binatang bisa berbicara satu sama lain yang tidak dimengerti
oleh bahasa manusia. Kebetulan babi dan domba tersebut letak kandangnya berdekatan
sehingga mereka bisa berbicara satu sama lain.
Sehari-hari, kadang suara babi dan domba ribut dan itu tidak diketahui oleh manusia bahwa
mereka sedang berbicara. Saat hari jualan babi tiba, biasanya babi dengan ukuran yang besar
ditimbang dan diserahkan kepada para pembeli.
Suatu hari, seekor babi yang masih muda dan ukurannya cukup besar akan dijual. Namun ia
sulit saat hendak ditangkap. Namun, para pekerja akhirnya berhasil menangkap dan mengikat
dua pasang kaki babi tersebut.
Babi muda tersebut berteriak dan meronta. Melihat hal itu, kawanan domba pun berteriak.
“Dasar penakut”
Kemudian salah satu dari kawanan domba menambahkan “mengapa kamu menangis dan teriak
denga gaduh. Padahal temanmu yang lain jarang melakukan sesuatu yang sama. Mereka pasrah
dengan nasib sekalipun harus disembelih”
Mendengar hal tersebut, salah satu babi dewasa berkata “Hai domba sok bijak, kamu bisa
berkata begitu karena tidak mengalami apa yang kami alami. Kamu hanya dicukur bulunya
tanpa harus disembelih. Namun lihat kami, kami diambil dan tak lama lagi nyawa kami hilang.
Hidup kami tentulah tidak senikmat hidup kalian. Begitu tegakah engkau mengejek anak babi
yang sedang diujung kematian?”
Sejak saat itu, kandang domba menjadi sunyi dan senyap. Mereka merenungkan apa yang
sudah disampaikan oleh salah satu babi tersebut. Dan akhirnya merekapun sadar bahwa
mereka lebih beruntung dari pada babi. Lalu merekapun meminta maaf kepada babi dewasa
yang tadi.
CERITA FABEL SEEKOR RUBAH DAN BANGAU

Pada suatu hari ada seekor rubah tengah jalan-jalan di sekitar hutan. Ia kemudian berfikir
bahwa hari ini cuaca cerah dan ia bisa pergi memancing. Kemudian, ia pun mempersiapkan alat
untuk memancing dan segera bergegas menuju telaga yang ada di tengah hutan.
Saat tiba di telaga, ia mendapati ada burung bangau di sana sedang seberang. Ia pun menyapa
sembari mengeluarkan pancingnya, “Hai bangau, apa yang sedang kau lakukan?” Rubahpun
membayangkan bahwa ia akan memperoleh ikan yang banyak untuk makan malamnya.
Bangau pun menjawab, “Aku sedang berenang sambil menikmati air telaha yang sejuk
membasahi buluku” Jawab bangau sembari menggepakkan sayapnya.
Rubah pun mulai memancing danj tak lapa kemudian pancingnya bergetar. Ia pun bergegas
menarik pancingnya dan menyaksikan seekor ikan di sana. Dengan penuh suka cita ia berkata,
“Asyik aku akan pesta besar nanti malam. Bangau, apakah kamu mau makan malam di
tempatku?” Tanya rubah sambil membereskan alat memancingnya.
Bangau pun mengiyakan ajakan rubah. Dan tepat di waktu makan malam, bangau datang ke
rumah rubah, “Tok…tok…tok!!”
Sembari membuka pintu rumahnya, rubah berkata “Silahkan masuk!”. Mereka pun duduk di
meja makan yang sudah tertata rapi. Bangau merasa amat lapar karena aroma masakan yang
mengundang selera. “Baunya sangat harum, tentu saja rasanya enak”.
Akhirnya makanan dihidangkan. Tubah memasak sup ikan dan meletakkannya di mangkuk kecil.
Menyaksikan hal tersebut, bangau sedih karena paruhnya yang panjang tentu saja ia tidak bisa
memakan sup di mangkuk kecil tersebut.
Akhirnya, sang bangau hanya metatap dan berdiam. Melihat hal itu, rubah bertanya, “Bangau
kenapa kamu tidak makan? Kamu tidak suka?”
“Paruhku panjang sehingga tidak bisa dipakai untuk memakan sup di mangkuk kecil tersebut”
Jawab bangau.
Rubah pun menjawab, “Maafkan aku bangau, namun yang ku punya hanya mangkuk kecil ini.
Tapi kamu tidak perlu bersedih karena aku sudah menemukan jalan keluar.”
Akhirnya, rubahpun mengambil sebuah rantang dan mengisinya dengan sup sampai penuh. “Ini
bawalah rantangnya pulang dan kamu bisa menikmati makan malam di rumahmu.” Ujar rubah.
Kemudian, bangau pun menjawab, “Terima kasih rubah, kamu baik sekali. Besok giliran aku
yang akan mengundangmu makan malam di rumah”.
CERITA FABEL SEMUT DAN BELALANG

Di suatu tempat, tepatnya di tengah hutan hidup seekor semut yang rajin. Ia selalu mencari
makanan dan menyimpan di lumbungnya. Ia sangat semangat sekalipun harus diguyur hujan
dan disengat teriknya matahari.
Suatu hari saat ia tengah membawa makanan untuk disimpan pada lumbung, ia bertemu
dengan seekor belalang yang bermalas-malasan sambil berjemur. Belalang itu bertanya, “Hai
semut, apa yang sedang kau lakukan?”
“Aku tengah bersusah payah mengumpulkan makanan di lumbung” Jawab semut. Mendengar
itu, belalang pun menimpal, “Buat apa susah payah mengumpulkan makanan, di hutan ini
banyak makanan yang bisa disantap”.
Semut pun menjawab, “Ia benar lang, namun aku menyimpan makanan sebagai persiapan
musim dingin nanti”. Belalangpun kembali menertawakan semut, “Musim dingin masih lama.
Untuk apa susah payahnya sekarang. Lebih baik senang-senang dulu”.
Namun semut sama sekali tidak peduli dengan ejekan belakang yang malas. Ia tetap saja sibuk
menyiapkan makanan di lumbungnya. Keesokan harinya saat hendak pergi mencari makanan, ia
kembali melihat belalang yang malas dan menertawakannya kembali.
Sepanjang hari, semut selalu sibuk mengumpulkan makanan. Sedangkan belalang hanya asik
bermain sambil bersenang-senang. Akhirnya lumbung makanan semut hampir penuh. Namun
itu tidak membuatnya merasa puas dan ia tetap mencari makanan untuk disimpan.
Akhirnya, tibalah musim dingin. Semut dengan santai duduk di rumahnya sambil menikmati
makanannya yang banyak. Sementara belalang hanya menyimpan makanan dalam jumlah
sedikit karena ia fikir musim dingin akan segera berakhir.
Tak terasa musim dingin sudah berlalu selama satu bulan. Persediaan makanan yang dimiliki
oleh sang belalang pun habis. Sedangkan semut masih duduk santai sambil menikmati
makanannya. Belalang mencoba mencari makanan namun sama sekali tidak berhasil.
Akhirnya ia pun mengetuk pintu rumah semut dan semut pun membuka pintu. “Ada apa lang?”
Tanya semut. “Tolong berikanlah kepadaku sedikit saja persediaan makananmu. Karena aku
kelaparan dan persediaanku sudah habis” Jawab belalang.
“Enak aja kau. Ketika aku susah mengumpulkan makanan engkau malah mengejek dan
menertawakanku. Dan sekarang mau minta persediaan makananku. Pergilah sana, cari sendiri
makananmu!” Jawab semut geram.
Akhirnya belalang meninggalkan rumah semut guna menemukan makanannya namun sama
sekali tidak menemukan apapun. Saat belalang hampir mati lantaran kedinginan, akhirnya
semut datang menolong dan mengajaknya ke rumah untuk menikmati makanan.
SI PITUNG

Pada zaman dahulu di Tanah Betawi hidup seorang pendekar bernama Pitung.
Pitung adalah anak Mpok Pinah dan Bang Ipun, orang-orang biasanya memanggil
Pitung dengan sebutan Bang Pitung. Pitung seorang pendekar yang baik hatinya,
taat agama dan selalu membantu orang lain. Pitung juga merupakan manusia
sakti yang kebal terhadap senjata.
Si Pitung selalu memikirkan nasib malang orang miskin yang ditindas orang kaya.
Hingga dia memiliki ide untuk mengajak anak-anak di kampungnya untuk mencuri
barang-barang milik orang kaya, kemudian hasil rampokannya diberikan kepada
fakir miskin. Tujuan Pitung adalah membuat pelajaran orang kaya yang suka
menindas orang miskin.
Aksi Pitung ini kemudian terdengar oleh tentara Belanda. Pada saat itu juga
tentara Belanda sudah merencanakan aksi menghentikan Pitung. Sudah berkali-
kali Pitung dihadapkan oleh tentara Belanda, namun dia juga selalu lolos dari
kejaran tentara Belanda. Sering kali tentara Belanda menembakkan peluru ke
arah Pitung, namun kesaktiannya Pitung pun tidak terluka. Tentara Belanda sudah
mulai bingung bagaimana harus menghadapi si Pitung. Karena gagal terus, tentara
berencana mengancam guru pitung untuk memberitahu kelemahan Pitung.
Kemudian tentara Belanda mendatangi kediaman Haji Naipin, guru si Pitung.
Karena merasa nyawanya dalam bahaya akhirnya Haji Naipin membocorkan
kelemahan Pitung. Saat Pitung sedang mandi di sungai, tentara Belanda
mengambil jimat sakti milik Pitung dan menembaknya. Si Pitung kemudian
meninggal karena luka tembak peluru.
LUTUNG KASARUNG DAN PURBASARI

Prabu Tapa Agung merupakan raja yang memiliki dua anak perempuan yaitu
Purbasari dan Purbararang. Pada suatu hari raja ingin turun tahta, sehingga ia
memberikan tahtanya kepada Purbasari sebagai penerus dan pemimpin kerajaan.
Keputusan sang raja membuat saudara Purbasari yakni Purbararang menjadi
marah dan berniat untuk mencelakakan Purbasari.
Purbararang meminta bantuan nenek sihir untuk mencelakakan Purbasari.
Purbararang meminta nenek sihir untuk mengubah Purbasari menjadi buruk rupa
dengan penyakit borok di kulitnya. Dengan bantuan nenek sihir, Purbasari
berubah menjadi buruk rupa dan diusir dari istana serta diasingkan ke dalam
hutan. Kepergian Purbasari membuat Purbararang berhasil mendapatkan tahta
kerajaan dan menjadi pemimpin kerajaan.
Selama di hutan, Purbasari berteman dengan lutung kasarung. Purbasari
menceritakan kisahnya kepada lutung kasarung. Merasa sedih dengan kisah yang
dialami Purbasari, lutung kasarung menyarankan Purbasari untuk berendam di
dalam telaga. Tidak disangka, berendam di air telaga membuatnya bebas dari
penyakit borok dan kembali menjadi seorang wanita yang sangat cantik. Setelah
kembali menjadi normal, Purbasari kembali ke istana.
Di istana terjadi persaingan perebutan tahta antara purbasari dan Purbararang.
Mereka saling adu kehebatan yang dimiliki, kemudian Purbararang meminta
bersaing dengan ketampanan wajah kekasihnya. Pada saat itu Purbasari
memanggil lutung kasarung, tidak disangka lutung kasarung berubah menjadi laki-
laki tinggi yang sangat tampan hingga melebihi ketampanan kekasih Purbararang.
Akhirnya Purbararang mengakui kekalahan dan kesalahannya. Purbasari diangkat
menjadi Ratu dan hidup bahagia bersama lutung kasarung.
TIMUN MAS

Pada suatu hari hiduplah janda yang bernama Mbok Srini. Suaminya sudah
meninggal dan kini ia hidup sebatang kara karena tidak memiliki anak. Setiap
harinya Mbok Srini merasa kesepian dan mengharapkan seorang anak. Ia berdoa
setiap hari agar diberikan anak. Hingga suatu hari Mbok Sirni diberikan biji
semangka oleh raksasa yang berisi anak. Raksasa tersebut memberi gratis, namun
dengan syarat saat anak sudah berumur 10 tahun, harus dibalikan ke raksa. Mbok
Srini menyanggupi permintaan raksasa.
Sesampainya di rumah Mbok Srini menanam biji yang diberi oleh raksasa. Biji
tersebut menghasilkan buah timun mas yang sangat besar. Setelah itu Mbok Srini
membelah timun dan betapa terkejutnya di dalam semangka terdapat anak bayi
perempuan yang sedang menangis. Mbok Srini sangat bahagia akhirnya ia tidak
akan hidup sendiri lagi. Anak tersebut Mbok Rini beri nama Timun Mas.
Seiring berjalannya waktu, Timun Mas menjadi gadis cantik dan juga periang.
Sepuluh tahun berlalu, Mbok Srini mengingat perjanjiannya dengan raksasa. Ia
tidak ingin Timun Mas diambil oleh raksasa. Hingga suatu malam, mbok Srini
bermimpi sebuah petunjuk mengalahkan raksasa. Keesokan paginya raksasa
datang ingin mengambil Timun Mas. Mbok Srini menyuruh Timun Mas bergegas
pergi dan sebelumnya ia sudah memberikan berbagai alat pertahanan untuk
mengalahkan Raksasa.
Selama perjalanan kabur dari raksasa, Timun Mas tidak lupa mengeluarkan
berbagai alat pertahanan yang diberikan ibunya dan tersisa terasi saja. Saat Timun
Mas berlari, ia sangat kelelahan dikejar Timun Mas. Pertahanan terakhir ia
keluarkan untuk mengalahkan raksasa. Tidak disangka, terasi yang hanya
dilemparkan tadi berubah menjadi lautan lumpur. Raksasa yang tidak suka
dengan lumpur terjebak di dalamnya dan membuatnya tercebur hingga tewas.
Dengan sisa tenaganya, ia berlari menuju rumah, dan hidup bahagia bersama
Mbok Srini.
SITU BAGENDIT

Situ Bagendit merupakan sebuah danau yang awal terciptanya diyakini berkaitan
dengan sosok perempuan kikir yang bernama Nyai Bagendit. Kisah ini sangat
populer di kalangan masyarakat Jawa barat.
Nyai Bagendit dikisahkan sebagai perempuan yang memiliki kekayaan yang
berlimpah. Ia menjadi kaya bukan karena tekun dalam bekerja, tetapi hasil dari
warisan suaminya.
Nyai Bagendit memiliki pekerjaan sebagai rentenir. Ia sering memberi pinjaman
kepada siapa saja membutuhkan. Hanya saja dalam setiap pinjaman yang
diberikan bunga yang ditetapkan di luar batas kewajaran.
Akibat dari tindakannya ini banyak orang yang berhutang kepadanya mengalami
nasib yang mengenaskan.
Kekikiran yang ada dalam diri Nyai Bagendit inilah yang membuatnya lebih
menyayangi hartanya ketimbang nyawanya.
Dikisahkan suatu ketika terjadilah banjir besar. Ketika orang-orang sibuk
menyelamatkan diri. Nyai Bagendit justru sibuk menyelamatkan hartanya.
Sebab, lebih mementingkan hartanya. Akhirnya Nyai Bagendit tewas tenggelam
bersama seluruh harta kekayaannya.
MALIN KUNDANG

Malin Kundang merupakan cerita rakyat yang berasal Sumatera Barat. Kisah ini
menceritakan perjuangan seorang anak yang ingin mendapat kehidupan yang
lebih baik.
Keteguhan dan ketekunannya dalam bekerja sukses membuat tokoh utama dalam
cerita ini menjadi sosok yang sukses dan kaya raya.
Adapun tokoh utama dalam cerita rakyat ini adalah Malin Kundang. Meski pun
Malin Kundang sangat gigih dan giat dalam bekerja.
Namun, ada satu kesalahan fatal yang telah dilakukannya. Ia tidak mengakui
keberadaan ibu yang telah membesarkan dan melahirkannya.
Akibat dari kesalahannya yang telah membuat hati ibunya terluka. Malin Kundang
mendapat hukuman yang berat.
Ia dan kapalnya yang berisi banyak harta tenggelam. Selain itu Malin Kundang
mendapat kutukan dari ibunya berubah menjadi batu.
SANGKURIANG

Kisah ini sangat terkenal di daerah Jawa Barat. Berbeda dengan kisah Malin
Kundang yang durhaka kepada ibunya.
Sangkuriang justru sangat mencintai ibunya. Namun, cinta Sangkuriang kepada
ibunya ini bukannya cinta anak kepada ibunya, melainkan cinta seorang laki-laki
kepada perempuan.
Saking inginnya Sangkuriang memperistri ibunya yang bernama Dayang Sumbi.
Sampai membuat Dayang Sumbi memutar otak agar keinginan Sangkuriang tidak
dapat terwujud.
Demi menggagalkan keinginan Sangkuriang, Dayang Sumbi meminta untuk
dibuatkan telaga dalam waktu semalam dan sebuah perahu yang nantinya akan
digunakannya berlayar.
Beruntungnya berkat siasat yang dilakukan Dayang Sumbi. Upaya Sangkuriang
untuk membuat telaga dan perahu dapat digagalkan.
Kegagalannya memperistri Dayang Sumbi membuat Sangkuriang marah. Saking
marahnya Sangkuriang menendang perahu buatannya yang belum jadi.
Kerasnya tendangan yang dilakukan Sangkuriang membuat perahu tersebut
melesat jauh dan jatuh dalam keadaan terbalik.
Anehnya, perahu tersebut berubah menjadi gunung yang kini dikenal dengan
nama Tangkuban Perahu.
CERITA LEGENDA SINGKAT RORO JONGGRANG

Kisah ini bercerita tentang Roro Jonggrang dan Pangeran Bandung Bondowoso.
Konon Pangeran Bandung Bondowoso menyerang istana Prabu Boko di wilayah
Prambanan. Penyerangan tersebut dimenangkan oleh Pangeran Bandung
Bondowoso.
Prabu Boko merupakan ayah Roro Jonggrang yang meninggal di medan perang.
Saat bertemu dengan Roro Jonggrang, Pangeran Bandung Bondowoso terpikat
dan ingin meminangnya. Namun, Roro Jonggrang memberikan syarat yang tak
mudah, yakni membangun sumur bernama Jalatunda dan membangun seribu
candi dalam semalam.
Pangeran Bandung Bondowoso menyanggupi syarat tersebut. Pertama, ia berhasil
membangun sumur Jalatunda. Kedua, Pangeran Bandung Bondowoso meminta
bantuan jin untuk menyelesaikan seribu candi.
Dengan taktik Roro Jonggrang, pembuatan seribu candi pun gagal. Hanya 999
Candi yang berhasil dibangun.
Akhirnya, Pangeran Bandung Bondowoso marah dan mengutuk Roro Jonggrang
menjadi patung ke seribu.
CERITA LEGENDA SINGKAT BATU MENANGIS

Cerita legenda singkat Batu Menangis mengisahkan hubungan anak dan orangtua.
Kisah ini berasal dari Kalimantan Barat.
Dahulu kala, seorang ibu memiliki anak gadis bernama Darmi. Mereka hidup
berdua setelah ayah Darmi meninggal.
Sang ibu bekerja di ladang demi menghidupi Darmi. Sementara itu, Darmi tidak
pernah membantu ibunya. Ia hanya sibuk berdandan dan tidak pernah melakukan
pekerjaan rumah juga.
Suatu hari, Darmi dan ibunya pergi ke pasar. Setiap kali ada orang yang
menanyakan siapa perempuan tua yang berjalan bersamanya, Darmi menyebut
ibunya sebagai pembantu.
Mendengar penuturan sang anak, ibunya pun murka dan sakit hati. Ibu berdoa
kepada Tuhan agar menghukum Darmi yang keterlaluan.
Akhirnya, Darmi dikutuk menjadi batu yang menangis. Darmi menyesal sudah
berlaku buruk kepada sang ibu.
CERITA LEGENDA SINGKAT DANAU TOBA

Danau Toba juga menyimpan cerita legenda singkat di baliknya.


Zaman dahulu kala, ada seorang laki-laki bernama Toba. Ia pergi memancing dan
mendapatkan seekor ikan unik. Ikan tersebut ternyata makhluk yang dikutuk.
Ikan berubah menjadi perempuan yang kemudian dinikahi oleh Toba. Perempuan
tersebut meminta Toba menjaga rahasianya, yakni ia adalah seekor ikan.
Mereka hidup bahagia sampai dikaruniai anak laki-laki bernama Samosir. Suatu
hari, Toba marah pada Samosir yang nakal. Kemudian, Toba menyebut Samosir
sebagai anak ikan.
Setelah kejadian itu, Samosir dan sang ibu hilang. Sementara itu, daerah tempat
tinggal Toba digenangi air sampai akhirnya menjadi danau.

Anda mungkin juga menyukai