“Ini bawalah, kau bisa menikmati sup ini di rumahmu,” kata rubah sambil
menyerahkan rantang itu kepada bangau. Bangaupun merasa senang.
”Terima kasih rubah, kau baik sekali,” kata bangau sambil berpamitan.
”Besok adalah giliranku untuk mengundangmu makan malam di rumahku” kata
bangau saat mereka berpisah di pintu rumah rubah.
“Baiklah, aku pasti datang,” jawab rubah sambil melambaikan tangannya.
Demikianlah keesokan harinya, waktu makan malam tiba, rubah datang berkunjung
ke rumah bangau.
“Tok..tok..tok..” rubah mengetuk pintu.
“Ahh.. rubah.. kau sudah datang. Mari masuk,” ajak sang bangau.
Ketika rubah masuk ke dalam rumah, terciumlah wangi harum dari masakan. “Perutku
lapar sekali” kata rubah dalam hati. “Ayo kita segera makan” kata sang bangau sambil
membawa rubah duduk di meja makan. Di atas meja sudah tersedia 2 buah kendi dengan
leher panjang.
Rubah berpikir sejenak lalu berkata, ” aku tidak dapat makan dari dalam kendi ini,
karena leherku pendek, apakah kau mempunya mangkuk kecil?”
“Ahh..tentu saja,” jawab sang bangau.
“Rantang yang digunakan untuk membawa sup mu yang kemarin, dapat kau gunakan
untuk alasnya.”
Akhirnya rubah dan bangau pun dapat menikmati makan malamnya dengan penuh
sukacita.
Pesan moral dari cerita diatas: Jika kita menaburkan kebaikkan, maka kebaikkan pula
yang akan kita tuai. Bahkan berlipat kali ganda kebaikkan yang akan kita peroleh.
BABI DAN DOMBA
“Hai domba yang sok bijaksana! Engkau dapat berkata demikian dengan entengnya,
karena engkau tidak mengalami hal yang sama. Apabila setiap pekerja datang
menghampirimu, dan mengeluarkanmu dari kandang, mereka hanya mencukur bulu-bulumu,
kemudian memasukan kembali engkau kedalam kandang.
Tetapi lihatlah kami, setiap kami diambil, tandanya sebentar lagi nyawa kami akan
hilang. Disembelih oleh para pedagang kota. Hidup kami tidak lama seperti hidup yang kamu
nikmati. Begitu tegakah engkau, melihat seorang anak babi di penghujung kematiannya,
kemudian kalian semua metertawai dan mengejeknya?”
Seketika itu juga, terdengar kandang domba sunyi senyap. Mereka semua
merenungkan apa yang dikatakan oleh babi dewasa tadi. Mereka kemudian menyadari, begitu
beruntungnya mereka, dapat menikmati hidup lebih lama daripada seekor babi. Kemudian
domba dewasa meminta maaf kepada babi dewasa tadi, atas perlakuan mereka yang tidak
pantas.
Babi dewasapun dapat memahami keadaan itu, lalu melanjutkan kegiatanya berguling
dalam sedikit lumpur didalam kandangnya. Sementara babi muda tadi, berhasil dibawa oleh
pembeli meninggalkan desa.
***
Cerita ini memberikan suatu pelajaran berharga bagi kita. Ketika orang lain
mengalami masalah atau sedang kesusahaan, mungkin kita tidak dapat membantu atau
memberi lebih banyak, namun bukan berarti kita diam. Berilah dukungan moral untuk
menguatkan mereka.
SEMUT DAN BELALANG
Sang semut yang rajin tak putus harapan. Dia masih tetap berusaha untuk mencari
makanan walaupun tempat persediaannya sudah penuh. Sedangkan sang belalang yang malas
itu mulai sibuk mengumpulkan makanan untuk persediaan di musim dingin.
Akhirnya musim dingin pun tiba. Sang semut yang rajin itu duduk dengan nyaman
didalam rumahnya yang hangat sambil menikmati makanannya yang berlimpah. Sedangkan
sang belalang yang malas itu hanya menyimpan sedikit persediaan makanan. Sang belalang
berpikir, “Musim dingin akan segera berakhir, jadi buat apa susah-susah mengumpulkan
makanan di lumbung.”
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, tak terasa sudah sebulan berlalu dan
musin dingin masih belum berakhir.
Persediaan makanan sang belalangpun habis… dia hanya bisa memandang rumah
sang semut yang nyaman dan hangat dari balik jendelanya untuk kemudian berusaha mencari
makan di tengah-tengah musim dingin, tetapi dia tidak berhasil.
Akhirnya dengan menahan malu, dia mengetuk pintu rumah sang semut…
tok..tok..tok..tok.. sang belalang mulai mengetuk.
Sang semut pun membuka pintu dan berkata “ada apa lang?” katanya. “Tolong
berikan aku sedikit dari persediaan makananmu itu, karena persediaanku sudah habis, dan
aku sangat kelaparan,” kata belalang mengiba.
Sang semut tertawa “Enak saja kau lang… ketika aku bersusah payah mengumpulkan
makananku, kau malah mengejekku. Dan sekarang kau minta makanan persediaanku?” kata
semut sambil mengejek. “Pergilah, cari sendiri makananmu…,” kata sang semut melanjutkan.
Belalang pun pergi meninggalkan rumah sang semut untuk mencari makanannya,
tetapi dia tidak berhasil menemukan apa-apa. Ketika sang belalang hampir mati kedinginan
dan kelaparan, sang semut datang untuk menolongnya dan mengajak belalang untuk tinggal
di rumahnya yang hangat dan nyaman serta berlimpah makanan.
***
Pesan moral dari cerita diatas: Jangan sia-siakan hidup dengan bermalas-malasan.
Karena upah kemalasan adalah bencana.
SEMUT DAN MERPATI
Saat semut muda sedang bertarung antara hidup dan mati untuk menyelamatkan
dirinya, seekor burung merpati yang sejak tadi asyik memperhatikan tingkah semut muda itu,
tergerak oleh belas kasihan, lalu segera mematuk daun di pohon yang sedang dihinggapinya
hingga jatuh ke dekat semut muda yang hampir tenggelam.
Semut muda segera menggapai daun itu dan dengan bersusah payah dia berusaha
untuk naik keatas daun. Ketika sampai di atas daun, semut muda menatap burung merpati
dengan penuh rasa terima kasih. Burung merpati pun terbang kearah daun itu dan mendorong
dengan paruhnya agar daun tersebut menepi kepinggir mata air.
“Hai burung merpati, terima kasih atas pertolonganmu hari ini. Jika bukan karena
engkau, aku sudah mati tenggelam tadi,” kata semut muda itu sambil berusaha untuk turun
dari daun itu menuju ke tanah. Burung merpati menjawab
“sama-sama semut. Apa yang sedang kau lakukan di tempat ini?” tanya merpati.
“Aku sedang berjalan-jalan untuk melihat dunia di luar sarangku, lalu aku kehausan.
Saat aku sedang memanjat rumput itu, aku terjatuh,” kata semut muda.
“Apa yang akan kau lakukan sekarang?” tanya merpati lagi.
“Aku akan kembali ke sarangku, karena ibu bapakku pasti sedang mencemaskan
diriku,” jawab semut muda lagi.
Sementara semut muda dan merpati sedang bercakap-cakap, mereka tidak menyadari
bahwa ada bahaya yang sedang mengintai. Seorang pemburu sedang mengarahkan senjatanya
kearah burung merpati dan siap menembaknya. Saat burung merpati menyadari keadaan itu,
dia pun segera terbang ke atas meninggalkan semut muda sendiri.
Melihat kejadian ini, semut muda segera berlari kearah si pemburu dan dengan sigap
dia memanjat sepatu si pemburu dan masuk kedalam sepatu itu. Segera digigitlah kaki si
pemburu. Pemburu menjerit karena kesakitan lalu segera melemparkan senjatanya ke bawah
untuk cepat-cepat melepaskan sepatunya. Semut muda keluar dari sepatu sang pemburu lalu
pergi meninggalkan tempat itu.
“Terima kasih semut, kau sudah menyelamatkan nyawaku hari ini,” kata burung
merpati.
“Sama-sama burung merpati. Tadipun engkau sudah menyelamatkan nyawaku,” kata
semut muda. Akhirnya merekapun berpisah.
***
Pesan moral dari cerita diatas: Persahabatan tidak mengenal perbedaan, bahwa siapa
menabur kebaikkan, maka kebaikkan pulalah yang akan dituainya.
KATAK DAN ULAR PITON
Pesan moral dari contoh cerita fabel singkat diatas yaitu jauhilah niat buruk terhadap
orang lain karena dikemudian hari akan merugikan kita.
KELINCI DANe SIPUT
Pesan moral contoh cerita fabel singkat diatas ialah jangan suka meremehkan orang
lain dengan kesombongan kita. Kesombongan tersebut akan membuat kita rugi dan menyesal
dikemudian hari.
GAJAH, KERBAU DAN HARIMAU
Pesan moral dari contoh cerita fabel pendek diatas ialah jangan memiliki sifat serakah
dan kurang agar tidak dijauhi oleh orang lain. Karena pada suatu hari kita akan
membutuhkan bantuan orang lain juga. Namun pada akhirnya orang lain tidak mau untuk
membantu kita.
KANCIL DAN ANJING PEMBURU
Pesan moral dari contoh cerita fabel diatas ialah apabila kita mempunyai semangat
dan keinginan kuat untuk mewujudkannya. Maka cepat atau lambat pasti keinginan tersebut
akan terwujud.
BURUNG BANGAU DAN SEEKOR ANJING