0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
514 tayangan2 halaman
Cerita pendek Jepang tentang seorang prajurit pemberani yang menolong manusia kerdil mengalahkan lipan raksasa yang mengganggu ikan di danau. Prajurit berhasil membunuh lipan setelah mengingat nasihat kakeknya untuk membasahi panah dengan ludah.
Cerita pendek Jepang tentang seorang prajurit pemberani yang menolong manusia kerdil mengalahkan lipan raksasa yang mengganggu ikan di danau. Prajurit berhasil membunuh lipan setelah mengingat nasihat kakeknya untuk membasahi panah dengan ludah.
Cerita pendek Jepang tentang seorang prajurit pemberani yang menolong manusia kerdil mengalahkan lipan raksasa yang mengganggu ikan di danau. Prajurit berhasil membunuh lipan setelah mengingat nasihat kakeknya untuk membasahi panah dengan ludah.
Suatu ketika, saat seorang prajurit hendak menyeberangi
sebuah jembatan, la melihat seekor ular di tengah jembatan.
Namun, ia tidak takut pada ular itu sehingga melanjutkan
langkahnya dan akan menginjak ular itu.
Ketika kaki prajurit hampir menginjak ular, mendadak ular itu
menghilang dan berubah menjadi seorang manusia kerdil. "Akhirnya aku menemukan seorang pemberani," kata manusia kerdil.
"Kau tahu, hanya engkau saja yang berani menyeberang.
Sekarang, maukah engkau menolongku?" "Aku prajurit kaisar. Tugasku menolong siapa pun yang membutuhkan. Katakan apa masalahmu, Tuan? Semoga saja aku bisa membantumu," jawab prajurit.
"Ada seekor lipan raksasa yang jahat. la suka mencelupkan
ribuan kaki berbisanya ke dalam danau. Akibatnya, semua ikan di danau mati. Aku sedang mencari cara untuk menyelamatkan ikan- ikanku," kata manusia kerdil.
"Baiklah, aku akan berusaha menolongmu," kata prajurit.
Lalu, mereka berdua pergi ke danau. Di tengah jalan, mereka
mendengar suara yang sangat keras. "Itu suara lipan raksasa," kata manusia kerdil.
"Kita harus cepat ke sana," Ianjutnya.
Mereka pun segera berlari ke pinggir danau. Benar saja,
seekor lipan raksasa hampir sampai di danau. Sang prajurit langsung memanahnya. Namun, tidak mempan. Lagi-Iagi, ia memanah, tapi panah tersebut tidak mampu melukai lipan raksasa.
Anak panah miliknya tersisa satu. Lipan raksasa pun hampir
memasukkan kakinya ke danau. Saat itulah sang prajurit teringat pesan kakeknya. "Jika ingin membunuh monster, basahilah kepala anak panah dengan air liurmu."
la segera menjilat anak panahnya dan melesatkan anak panah