Anda di halaman 1dari 2

The Legend of Sura and Baya

A long time ago, there were two animals, Sura and Baya. Sura was the name of a shark and Baya was a
crocodile. They lived in a sea.
Once Sura and Baya were looking for some food. Suddenly, Baya saw a goat. “Yummy, this is my
lunch,” said Baya.
“No way! This is my lunch. You are greedy” said Sura. Then they fought for the goat. After several
hours, they were very tired.
Feeling tired of fighting, they lived in the different places. Sura lived in the water and Baya lived in the
land. The border was the beach, so they would never fight again.
One day, Sura went to the land and looked for some food in the river. He was very hungry and there was
not much food in the sea. Baya was very angry when he knew that Sura broke the promise.
They fought again. They both hit each other. Sura bit Baya’s tail. Baya did the same thing to Sura. He bit
Sura very hard. Sura finally gave up and went back to the sea. Baya was happy.

Terjemah
Dahulu sekali, ada dua binatang, yaitu Sura dan Baya. Sura adalah nama seekor hiu dan Baya adalah
seekor buaya. Mereka tinggal di sebuah laut.
Suatu ketika Sura Baya dan sedang mencari makanan. Tiba-tiba, Baya melihat seekor kambing. “Yummy,
ini adalah makan siangku,” kata Baya.
“Tidak! Ini adalah jatah makan siangku. Kamu serakah” kata Sura. Kemudian mereka berebut untuk
mendapatkan kambing itu. Setelah beberapa jam berkelahai, mereka merasa sangat lelah.
Karena merasa lelah bertarung, mereka bersepakan untuk tinggal di tempat yang berbeda. Surah sang ikan
hiu hidup di air dan Baya si buaya memilih tinggal di daratan. Pembatasnya adalah pantai. Dengan begitu
mereka tidak akan bertengkar lagi.
Suatu hari, Sura si ikan hiu pergi ke daratan dan mencari beberapa makanan di sungai. Dia sangat lapar
karean tidak banyak lagi makanan di laut. Baya si buaya tentu saja sangat marah ketika tahu bahwa Sura
si ikan hiu tidak menepati janjinya.
Mereka berkelahi lagi. Mereka berdua saling memukul. Sura menggigit ekor Baya sedangkan Baya
melakukan hal yang sama kepada Sura. Ia menggigit sangat keras sampai Sura akhirnya menyerah dan
kembali ke laut. Baya si buayapun merasa senang.

Generic Structure Cerita The Legend of Sura and Baya


Semua cerita dalam teks narrative harus memenuhi 3 unsur generic structure. Sekarang kita liahat
bagaimana 3 unsur structure itu dipakai dalam cerita legenda tentang kota Surabaya diatas
1. Orientation: Pengenalan cerita biasanya bersisi siapa pelakau cerita, tempat terjadinya cerita dan kapan
cerita itu terjadi.
A long time ago, there were two animals, Sura and Baya.
2. Complication: Inilah hal utama yang harus ada pada semua cerita yang masuk kategori teks narrative
bahasa Inggris. Complication adalah pertentangan antar para pelaku cerita.
Then they fought for the goat.
Baya was very angry when he knew that Sura broke the promise.
3. Resolution: Semua cerita harus diakahiri pertentangannya. Dari sudut pelaku utama, resolution ini bisa
berbentu happy ending pun juga sad ending.
Sura finally gave up and went back to the sea. Baya was happy.
Itulah contoh narrative text legenda tentang kota Surabaya dalam bahasa Inggris. cerita ‘the legend of
sura and baya” ini begitu terkenal di daerah Jawa Timur. Hampis semua msyarakat Surabaya dan
sekitaranya pernah mendengar cerita sura dan baya ini. Sekian semoga menambah wawasan kita.
Nama : Rosa Palma Watunglawar
Kelas : X3

Anda mungkin juga menyukai