Anda di halaman 1dari 2

ANAK GEMBALA DAN SERIGALA

Hidup seorang anak gembala yang bekerja pada saudagar kaya. Dia bertugas

untuk merawat domba majikannya dan meminta tolong warga jika ada serigala

yang mendekati domba.

Bosan dengan rutinitasnya menggembala domba, anak gembala tiba-tiba

berteriak, “Tolong! Ada serigala di sini!”. Sontak, warga desa pun segera

menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal karena anak gembala hanya

bercanda.

Keesokan harinya dia mengulangi perbuatannya. Dia kembali berteriak

“Tolong! Ada serigala di sini!”. Seperti sebelumnya warga desa pun segera

menghampirinya. Dan lagi-lagi mereka kesal karena anak gembala hanya bercanda.

Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga

dengan mengatakan ada serigala datang.

Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati

domba dan anak gembala. Ketakutan, anak gembala pun berteriak minta-tolong,

tetapi tidak ada warga yang menjawab karena mereka sudah tidak percaya.

Akhirnya segerombolan serigala memakan semua domba-dombanya tanpa tersisa.

Akhirnya si anak gembala sadar bahwasanya dengan dia suka berbohong dia

tidak lagi dipercaya oleh semua orang, dan hal tersebut sangat merugikan

dirinya. Kemudian dia menyesal dan tidak lagi mengulangi perbuatannya.


ANGSA DAN TELUR EMAS

Suatu ketika, seorang petani membawa angsa ke rumahnya. Tak disangka-

sangka, angsa tersebut ternyata bertelur emas. Bingung dengan telur tersebut,

petani akhirnya membawanya ke kota dan bertanya pada pedagang emas. “Ini

emas murni,” kata pedagang emas. Pedagang tersebut membelinya dengan uang

yang banyak.

Sejak saat itu, angsa pun terus menerus mengeluarkan telur emas satu butir

setiap harinya yang membuat petani senang. Namun, bukannya dijual, petani

justru menumpuk emas tersebut agar bisa dijual dalam jumlah banyak.“Aku akan

kaya raya. Namun, aku ingin angsa mengeluarkan lebih banyak telur emas setiap

hari agar aku cepat kaya,” kata petani.

Hari demi hari, jumlah telur si angsa bukannya bertambah, tetapi malah

berkurang. Di satu waktu, angsa hanya mengeluarkan satu telur saja yang

membuat petani marah. “Aku ingin cepat kaya. Aku akan menyembelih angsa itu

dan mengambil seluruh emas dalam tubuhnya,” pikir petani.

Setelah disembelih, petani kaget karena tidak ada emas sama sekali di dalam

tubuh angsa. Telur yang disimpan petani pun kini berubah menjadi telur biasa.

Kini, petani hanya bisa menyesal karena serakah dia telah menyembelih

angsa. Andai saja tidak menyembelih angsa itu, pasti dia masih bisa mendapatkan

telur emas. Itulah akibat dari keserakahan.

Anda mungkin juga menyukai