Seorang petani sedang berjalan pulang pada sore hari setelah beraktivitas di kebunnya.
Ia bersiul-siul dengan riang. Entah kenapa ia begitu senang, ia sendiri pun tidak tahu. Ia
seperti merasa keberuntungan akan menghampirinya pada sore itu.
Dalam perjalanan, tiba-tiba ia melihat seekor angsa yang tampak Ielah. Petani
menangkap angsa itu dengan hati-hati, lalu membawanya pulang. Sesampainya di rumah, ia
Iangsung memberi makan angsa itu dalam jumlah yang cukup banyak. Rupanya si angsa
benar-benar lapar. Ia menyantap habis semua makanan itu. Kemudian pak tani menaruhnya di
belakang rumah. Malam itu si angsa tidur dengan nyaman di sana.
Keesokan paginya, petani hendak memberi makan si angsa. Betapa kagetnya ia tatkala
melihat sebuah telur emas di dekat angsa.
"Apakah emas ini asli?" batin petani, ragu-ragu. Maka setelah memberi angsa makan,
ia segera pergi ke tukang emas langganannya, sekadar untuk memastikan keaslian telur emas
yang dihasilkan oleh si angsa.
"Ini emas murni, dan harganya sangat mahal karena ukurannya besar," kata si tukang
emas sambil mengamati telur emas yang dibawa oleh si petani. Kontan saja si petani
melonjak gembira mendengar perkataan si tukang emas. Petani Iangsung menjual telur emas
tersebut saat itu juga, dan kemudian membawa pulang uang yang sangat banyak.
Sejak saat itu, angsa terns mengeluarkan satu telur emas setiap hari. Si petani sangat
gembira. Namun, rupanya ia masih merasa belum cukup. Ia membatin, "Seandainya angsa
Petani memaksa angsa untuk mengeluarkan Iebih dari satu telur setiap hari. Tak
disangka, si angsa bisa melakukannya. Setiap hari ia mengeluarkan dua telur emas. Kekayaan
si petani pun semakin melimpah. Tapi, rupanya ia masih belum puas juga. Ia ingin lebih kaya
lagi, meskipun sebenarnya saat itu ia sudah sangat kaya berkat telur emas yang dihasilkan
oleh angsa ajaib.
"Angsa itu benar-benar hebat," batin petani." "Ia bisa mengeluarkan dua telur emas
setiap hari. Aku ingin cepat kaya. Aku tidak ingin menunggu besok. Aku akan menyembelih
angsa itu dan mengambil seluruh emas yang ada dalam tubuhnya."
"Ke mana emasnya?" seru si petani, panik. Ia memeriksa sekali Iagi tubuh angsa yang
sudah disembelih. Namun, ia sama sekali tidak menemukannya. Kini ia hanya bisa menyesali
kebodohan dan keserakahannya sendiri.
"Seandainya aku bisa bersabar dan tidak serakah, pasti saat ini angsa itu masih terus
mengeluarkan telur emas," keluh petani. "Sayang, aku telah bertindak gegabah.
Keserakahan telah membutakan pikiranku."
Hikmah yang dapat diambil dari Cerita Anak Nusantara : Angsa Bertelur Emas adalah
Demikianlah, keserakahan hanya akan membuat manusia hancur. Karena itu, berhati-
hatilah dan hindarilah sifat buruk ini. Syukurilah setiap nikmat yang kita punya. Hal ini
akan membuat hati kita lebih tenang, lapang, dan bahagia