Anda di halaman 1dari 32

PENGELOLAAN PESERTA DIDIK DAN

PENGELOLAAN TENAGA PENDIDIK & KEPENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU :
Iin Ariyanti, M.Pd

Oleh :
Nur Melinda
1784202110004

S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut Nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah subhanawata’ala karena
atas karunianya jualah saya dapat menyelesaikan makalah Manajemen Pendidikan
tentang “Pengelolaan Peserta Didik dan Pengelolaan Tenaga Pendidik &
Kependidikan”. Sholawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW. Serta keluarga dan sahabat hingga yaumul akhir.
Adapun makalah Manajemen Pendidikan tentang “Pengelolaan Peserta
Didik dan Pengelolaan Tenaga Pendidik & Kependidikan” ini telah saya usahakan
dengan seaksimal mungkin. Serta terimakasih saya ucapkan kepada dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan yakni ibu Iin Ariyanti, M.Pd yang
telah memberikan tugas ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangatlah saya butuhkan untuk penyempurnaan
pembuatan makalah kedepannya. Terimakasih.

Banjarmasin, 2 Juni 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

BAB 1 : PENDAHULUAN .................................................................................... 4

A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 4

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 5

C. TUJUAN MASALAH ................................................................................. 5

BAB 2 : PEMBAHASAN ....................................................................................... 6

A. PENGELOLAAN PESERA DIDIK ............................................................ 6

1. Definisi Pengelolaan Peserta Didik ............................................................6

2. Mekanisme Penerimaan Peserta Didik ......................................................6

3. Ketatausahaan Siswa ..................................................................................10

4. Pelaksanaan Pencatatan Prestasi Belajar .................................................21

B. PENGELOLAAN TENAGA PENDIDIK & KEPENDIDIKAN .............. 25

1. Proses Perencanaan tenaga pendidik & kependidikan ...........................25

2. Proses Pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik & kependidikan


......................................................................................................................25

3. Proses Penilaian tenaga pendidik & kependidikan .................................28

4. Proses Pemberhentian tenaga pendidik & kependidikan .......................29

BAB 3 : PENUTUP .............................................................................................. 30

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 32

3
BAB 1 : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Agar tercapainya tujuan pendidikan yang berkualitas maka diperlukan
manajemen pendidikan yang dapat memobilisasi segala sumber daya
pendidikan. Di dalam manajemen pendidikan pula terdapat hal mengenai
bagaimana pengelolaan peserta didik dan pengelolaan tenaga pendidik &
kependidikan. Telah kita ketahui fakta – fakta dilapangan ditemukan sistem
pengelolaan peserta didik yang masih menggunakan cara-cara konvensional
dan lebih menekankan pada kecerdasan siswa daripada pengembangan minat
bakat untuk memicu tingkat kreatif peserta didik. Padahal Kreativitas selain
bermanfaat untuk pengembangan diri peserta didik juga merupakan
kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi
bagi manusia.
Adapun aspek lain yang terdapat dalam sistem pendidikan yaitu
tenaga pendidik dan kependidikan. Tenaga pendidik dan kependidikan dalam
proses pendidikan memegang peranan penting terutama dalam
upaya membentuk karakter bangsa melalui pengembangan kepribadian dan
nilai - nilai yang hendak dicapai. Dilihat dari dimensi pembelajaran, peranan
pendidik terhadap masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi
yang ada saat ini sudah sedemikian canggihnya. Hal ini disebabkan karena
ada dimensi - dimensi proses pendidikan dan pembelajaran, yang diperankan
oleh pendidik yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka
tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi
peserta didiknya. Begitupun dengan tenaga kependidikan, mereka bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Oleh karena itu, Pengelolaan peserta didik dan pengelolaan tenaga
pendidik & kependidikan harus benar- benar dipahami oleh komponen yang
bekerja didalam dunia pendidikan itu sendiri. Sesuai dengan uraian tadi maka
dalam makalah ini akan saya bahas lebih lanjut mengenai “Pengelolaan
Peserta Didik dan Pengelolaan Tenaga Pendidik & Kependidikan”.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi pengelolaan peserta didik?
2. Bagaimana mekanisme penerimaan peserta didik ?
3. Apa saja ruang lingkup dan pelayanan ketatausahaan siswa ?
4. Bagaimana pelaksanaan pencatatan prestasi belajar ?
5. Bagaimana proses perencanaan tenaga pendidik & kependidikan ?
6. Bagaimana pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik &
kependidikan ?
7. Bagaimana proses penilaian tenaga pendidik & kependidikan ?
8. Bagaimana proses pemberhentian tenaga pendidik & kependidikan ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui definisi pengelolaan peserta didik
2. Memahami alur penerimaan peserta didik
3. Mengetahui dan memahami mengenai ketatausahan siswa
4. Memahami pelaksanaan pencatatan prestasi belajar
5. Mengetahui proses prencanaan tenaga pendidik & kependidikan
6. Memahami pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik &
kependidikan
7. Mengetahui proses penilaian tenaga pendidik & kependidikan
8. Mengetahui proses pemberhentian tenaga pendidik & kependidikan

5
BAB 2 : PEMBAHASAN

A. PENGELOLAAN PESERA DIDIK


1. Definisi Pengelolaan Peserta Didik
Pengelolaan peserta didik menurut Hendayat Soetopo dan Wasty
Soemanto (1982) adalah merupakan suatu penataan atau pengaturan segala
aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya
peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu
sekolah atau suatu lembaga. Dengan demikian pengelolaan peserta didik
itu bukanlah dalam bentuk pencatatan/pengelolaan data peserta didik saja,
melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat
dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
(Kurniady, 2007)

2. Mekanisme Penerimaan Peserta Didik


Mekanisme Penerimaan Peseta didik secara lengkap sebenarnya
terdapat pada Permendikbud Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Penerimaan
Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Dan Sekolah Menengah
Kejuruan.
Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh penerimaan
peserta didik yang baru. Sebelum kegiatan ini dimulai, Kepala Sekolah
terlebih dahulu membentuk panitia yang berdasarkan pedoman dari
Kanwil untuk tingkat SMP/SMA yang terdiri dari :
Ketua : Kepala Sekolah
Sekertaris : Salah seorang guru
Bendahara : Bendaharawan UUDP Sekolah yang bersangkutan
Seksi Pendaftaran : Maksimum 3 (tiga) orang guru
Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar biasanya lebih sederhana,
hanya beberapa orang saja yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah. Adapun
tugas dari panitia ini adalah mengadakan pendaftaran calon peserta didik,

6
seleksi, pendaftaran kembali peserta didik yang diterima dan melaporkan
pertanggungjawaban pelaksanaan penerimaan calon peserta didik kepada
Kepala Sekolah yang selanjutnya dilaporkan ke Kantor Wilayah. Untuk
lebih jelasnya dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Pendaftaran
Jadwal penerimaan peserta didik tersebut disebarluaskan
kepada masyarakat melalui sekolah dan media masa, termasuk semua
persyaratan yang diperlukan, daya tampung, waktu tempat, petugas
dan lain-lain. Pendaftaran dilakukan secara tertulis menggunakan
format khusus yang sudah disediakan, dengan melampirkan “Danem”
(Daftar NEM = Nilai Ebtanas Murni). Panitia penerimaan calon
peserta didik melakukan rekapitulasi pendaftaran, yang selanjutnya
melaporkannya kepada panitia di tingkat Kanwil. (Kurniady, 2007)
b. Syarat-syarat Pendaftaran
Sesuai dengan Pedoman penerimaan peserta didik yang baru
dari Kanwil, bahwa :
1) Usia. Untuk kelas 1 SD wajib diterima anak-anak yang berumur
7-12 tahun. Apabila jumlah calon peserta didik kelas I (satu)
Sekolah Dasar yang berumur 7 sampai 12 tahun masih kurang
dari 40 (empat puluh) orang dapat diterima anak yang pada
bulan juli tahun ajaran baru minimal berusia 5,5 tahun. Untuk
kelas I SMP dapat diterima peserta didik yang pada bulan juli
telah berusia telah berusia maksimal 18 tahun. Sedangkan untuk
kelas I SMA dapat diterima peserta didik pada bulan Juli telah
berusia maksimal 21 tahun.
2) STTB dan Nilai Ebtanas yang dimiliki oleh calon peserta didik.
3) Calon peserta didik yang diterima, wajib mengisi surat
pernyataan yang telah disediakan pihak sekolah dengan lengkap,
yang ditandatangani oleh calon peserta didik dan diketahui oleh
orang tua atau walinya.
4) Calon peserta didik yang akan memasuki SMA harus
berkelakuan baik dan tidak terlibat kenakalan

7
remaja/penyalahgunaan narkotika, yang dinyatakan dalam kartu
pribadi dari sekolah yang bersangkutan. Hal ini dibuktikan
dengan Surat Keterangan Kelakuan Baik dari sekolah asal calon
yang bersangkutan dan ditandatangani oleh Kepala Sekolah.
(Kurniady, 2007)
c. Seleksi
Seleksi diadakan apabila sekolah-sekolah yang jumlah
pendaftarnya melebihi daya tampung yang tersedia. Adapun yang
dipergunakan dasar penyelesaian dalam Danem Asli. Panitia
penerimaan calon peserta didik menyusun Nilai Ebtanas Murni
(NEM). Semua calon peserta didik yang mendaftarkan pada sekolah
yang bersangkutan, berdasarkan jumlah keseluruhan nilai bidang studi
yang tercantum dalam daftar NEM. (Kurniady, 2007)
d. Pengumuman dan Daftar Ulang
Pengumuman hasil seleksi harus dilakukan sesuai dengan
jadwal dan waktu yang telah ditentukan, supaya tidak menimbulkan
keresahan bagi calon peserta didik yang akan diterima dan yang tidak
diterima. Biasanya pengumuman ini diambil oleh petugas pendaftaran
sekolah sebelumnya.
Bagi calon peserta didik yang diterima diharuskan mendaftar
ulang pada sekolah yang menerimanya dalam batas waktu yang telah
ditentukan. Sedangkan mereka yang dinyatakan diterima tetapi tidak
daftar ulang dalam batas yang ditetapkan, dinyatakan mengundurkan
diri. Dalam pedoman bahwa daya tampung setiap kelas pada tingkat
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah
Atas sebanyak 40 orang peserta didik.
Pada waktu pendaftaran ulang biasanya calon peserta didik
harus melengkapi persyaratan administrasi sebagai berikut :
1) Mengisi formulir daftar ulang yang telah disediakan,
2) Salinan STTB yang telah dilegalisir oleh Kepala Sekolah,
3) Salinan raport kelas tertinggi,
4) Salinan akte kelahiran/keterangan kelahiran,

8
5) Surat keterangan kesehatan dari dokter,
6) Surat keterangan kelakuan baik dari Kepala Sekolah asal,
7) Kartu pribadi dari BP di Sekolah asal,
8) Pas Photo ukuran 3x4 atau 4x6 sebanyak yang diperlukan,
9) Menandatangani surat perjanjian tidak melanggar tata tertib
sekolah yang bersangkutan (diketahui oleh orang tua),
10) Mengisi formulir dari BP (Bimbingan dan Penyuluhan),
11) Membayar uang administrasi, misalnya membayar SPP/BP3
bulan pertama tahun ajaran, uang seragam dan lain-lain.
e. Orientasi Calon Peserta Didik
Sebelum peserta didik mengikuti pelajaran pada sekolah yang
baru diadakan masa orientasi. Adapun tujuan diadakannya orientasi
bagi calon peserta didik antara lain adalah :
1) Peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang
berlaku di sekolah.
2) Peserta didik dapat aktif dalam kegiatan sekolah,
3) Agar calon peserta didik merasa betah di sekolah, semua warga
sekolah yang lama harus bersikap ramah kepada calon peserta
didik dan selalu siap membantu apabila diperlukan.
Kepala sekolah hendaknya memanfaatkan kesempatan ini
untuk menjelaskan hal-hal sebagai berikut :
1) Memperkenalkan semua tenaga guru dan bukan guru,
2) Memperkenalkan semua pengurus OSIS,
3) Menjelaskan mengenai program sekolah,
4) Menjelaskan tentang tata tertib sekolah,
5) Menjelaskan fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh sekolah,
6) Menjelaskan tentang struktur organisasi sekolah.

9
3. Ketatausahaan Siswa
a. Ruang Lingkup Ketatausahaan Siswa
1) Perencanaan Peserta Didik
Perencanaan peserta didik menurut Ali Imron (2011)
adalah suatu aktivitas memikirkan di muka tentang hal-hal yang
harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di sekolah, baik
peserta didik akan memasuki sekolah maupun mereka akan lulus
dari sekolah. Pengertian perencanaan peserta didik dikemukakan
pula oleh Tatang M. Amirin dkk (2011) bahwa perencanaan
terhadap peserta didik menyangkut perencanaan siswa baru,
kelulusan, jumlah putus sekolah dan kepindahan.
Berdasarkan dua pendapat tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa perencanaan peserta didik adalah kegiatan
merencanakan kebutuhan dan aktivitas peserta didik mulai dari
yang bersangkutan masuk sekolah sampai keluar dari sekolah.
Pada perencanaan peserta didik terdapat beberapa kegiatan yang
harus dilakukan oleh pihak sekolah. Kegiatan tersebut
sebagaimana dikemukakan Meilina Bustari dan Tina Rahmawati
(2005), meliputi:
 menentukan panitia penerimaan peserta didik baru,
 menentukan daya tampung,
 menentukan syarat pendaftaran bagi peserta didik baru,
 menyediakan formulir pendaftaran,
 pengumuman pendaftaran,
 pelaksanaan seleksi calon peserta didik,
 menentukan calon yang akan diterima,
 daftar ulang/registrasi bagi siswa yang akan diterima,
 pencatatan siswa baru ke dalam buku induk,
 pencatatan siswa baru ke dalam buku klaper.
Pada perencanaan peserta didik tersebut berhubungan
langsung dengan kegiatan penerimaan, proses pencatatan atau
dokumentasi data pribadi siswa, pencatatan atau dokumentasi

10
hasil (prestasi belajar) dan hal lain yang diperlukan dalam
kegiatan kurikuler maupun ko-kurikuler. (Hariyani, 2015)
2) Pembinaan Peserta Didik
Pembinaan peserta didik dilakukan agar siswa mengenal
lingungan belajar, menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah,
serta menemukan pengalaman belajar. Pada kegiatan pembinaan
peserta didik tersebut sebagaimana dikemukakan Meilina
Bustari dan Tina Rahmawati (2005) meliputi aktivitas sebagai
berikut:
 Orientasi Peserta Didik Baru
Orientasi peserta didik baru tersebut berupa orientasi
secara fisik, mental, dan emosional untuk mempersiapkan
peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah. Pada
orientasi peserta didik baru tersebut terdapat hal-hal yang
harus diperkenalkan kepada peserta didik baru, antara lain
mengenai tenaga pendidik, tenaga non-pendidik, pengurus
osis, tata tertib sekolah, fasilitas-fasilitas sekolah, program
sekolah, dan struktur sekolah.
 Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan upaya penciptaan
situasi dan kondisi yang kondusif untuk pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar. Terdapat hal-hal yang perlu
diperhatikan pada kegiatan pembinaan siswa di kelas, yaitu:
partisipasi siswa, nilai-nilai intrisik, tingkat efisiensi proses
belajar, dan ketercapaian tujuan belajar. Oleh karena itu,
pada kegiatan pengelolaan kelas dilakukan pencatatan
kehadiran siswa-guru dan pelaksanaan kegiatan belajar.
 Pembinaan Disiplin Peserta Didik
Tata tertib sekolah merupakan catatan atau peraturan
yang berguna untuk mengatur sikap warga sekolah
termasuk peserta didik selama berada di dalam sekolah.
Tata tertib tersebut mengatur aturan waktu belajar; kegiatan

11
yang harus diikuti peserta didik; sopan santun sekolah;
aturan pakaian dan seragam sekolah; keamanan dan
kebersihan sekolah; serta sanksi yang diberikan kepada
peserta didik yang melanggar aturan sekolah.
 Pembinaan Minat Bakat Peserta Didik
Peserta didik memiliki hak untuk mengembangkan
bakat dan minat masing-masing. Hal tersebut dapat
dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler. Intrakurikuler merupakan organisasi yang
wajib ada dan resmi dikelola sekolah yaitu OSIS. Kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengembangan potensi
siswa yang dilakukan di luar jam pelajaran. Perkembangan
setiap bakat siswa perlu dilakukan pencatatan secara
berkala. (Hariyani, 2015)
3) Evaluasi terhadap Peserta Didik
Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 ayat 1 dijelaskan
bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan kepada pihak pihak yang berkepentingan,
diantaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program
pendidikan.
Terkait dengan peserta didik, Tatang M. Amirin dkk
(2011) berpendapat bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik
berarti kegiatan menilai proses dan hasil belajar siswa baik yang
berupa kegiatan kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.
Jadi, pada dasarnya kegiatan evaluasi peserta didik bertujuan
untuk melihat kemajuan belajar peserta didik. Kegiatan evaluasi
belajar peserta didik sebagai kegiatan penilaian peserta didik
mempunyai empat fungsi pokok sebagaimana dikemukakan
Suharsimi Arikunto (2012) yaitu:

12
 Fungsi selektif, yaitu evaluasi digunakan sebagai alat
memilih peserta didik yang diterima, kenaikan tingkat,
beasiswa, dan kelulusan.
 Fungsi diagnostik, yaitu evaluasi digunakan sebagai metode
untuk mengetahui setiap kelemahan dan kelebihan peserta
didik sehingga dapat ditentukan suatu solusi.
 Fungsi penempatan, evaluasi digunakan untuk mengukur
kemampuan peserta didik sehingga dapat ditentukan
kelompok yang sesuai kemampuan yang dimiliki masing-
masing peserta didik.
 Fungsi pengukur keberhasilan, yaitu evalusi digunakan
sebagai alat pengukur ketercapaian program yang telah
dilaksanakan.
Berkaitan dengan beberapa kegiatan evaluasi belajar
peserta didik tersebut maka setiap hasil evalusi belajar peserta
didik harus dicatat, didokumentasikan, dan dibuat statistik
perkembangan belajar siswa. Dengan demikian, hasil evaluasi
tersebut dapat menggambarkan tingkat perkembangan belajar
dan tingkat kemampuan masing-masing peserta didik.
(Hariyani, 2015)
4) Mutasi Peserta Didik
Mutasi dilakukan agar peserta didik mendapat pelayanan
pendidikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Mutasi
peserta didik merupakan perpindahan peserta didik pada satu
sekolah maupun ke luar sekolah. Hal tersebut juga dikemukakan
Tatang M. Amirin, dkk. (2011) bahwa mutasi peserta didik
terdiri dari dua macam yaitu mutasi intern dan mutasi ekstern.
 Mutasi Intern
Mutasi intern merupakan perpindahan peserta didik dalam
suatu sekolah dikarenakan kenaikan kelas maupun pindah
kelas. Kenaikan kelas adalah peserta didik yang telah
menyelesaikan program pendidikan selama satu tahun,

13
apabila telah memenuhi syarat dapat dinaikkan ke kelas
berikutnya. Pindah kelas merupakan perpindahan peserta
didik pada kelas yang lain dalam satu sekolah namun pada
tingkat dan jenjang pendidikan yang sama.
 Mutasi ekstern
Mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu
sekolah ke sekolah lain. Penyebab dari mutasi ekstern ini
bermacam-macam antara lain kepentingan peserta didik
untuk mendapatkan pendidikan sesuai kebutuhan maupun
sebagai perlindungan kepada sekolah untuk melaksanakan
proses pendidikan secara wajar. Pada mutasi ektern perlu
memperhatikan mengenai ketentuan mutasi, alasan mutasi,
syarat mutasi, penomoran buku induk, penempatan peserta
didik, dan surat izin belajar bagi WNA.
Pelaksanaan mutasi peserta didik, baik yang bersifat
intern maupun ekstern pasti akan disertai dengan adanya
ketentuan dan persyaratan tertentu. Pada pelayanan mutasi
peserta didik tersebut, petugas tata usaha sekolah memiliki tugas
dalam menyediakan informasi mengenai proses mutasi, syarat
mutasi, melayani proses mutasi, menyimpan pemberkasan
mutasi, serta melakukan pencatatan mutasi setiap peserta didik.
Berdasarkan rangkaian pelaksanaan manajemen peserta
didik tersebut bukan hanya terdapat aspek operasional yang
membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan di sekolah, melainkan terdapat aspek
administratif. Aspek administrastif tersebut bertujuan untuk
menunjang aspek operasional. (Hariyani, 2015)

14
b. Pelayanan Ketatausahaan Siswa
1) Pengertian Dan Tujuan Pelayanan Ketatausahaan Siswa
Pada konteks ketatausahaan, pelayanan ketatausahaan
merupakan kegiatan pemberian pelayanan mengenai hal-hal
yang bersifat adminisratif. Pada kegiatan manajemen peserta
didik bukan hanya terdapat pelayanan pada aspek operasional
yang dilakukan oleh guru untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di
sekolah, melainkan terdapat pelayanan pada aspek administratif
yang dilakukan oleh tenaga administrasi sekolah atau yang biasa
disebut sebagai tata usaha sekolah. Aspek administratif tersebut
berupa kegiatan pencatatan, pendataan, dan pemberkasan
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari
peserta didik masuk di suatu sekolah sampai keluar dari sekolah
tersebut. Kegiatan pencatatan, pendataan, dan pemberkasan
yang berkaitan dengan peserta didik tersebut merupakan tugas
dari bagian ketatausahaan.
Pelaksanaan ketatausahaan siswa merupakan bentuk
pelayanan administratif siswa yang terselenggara selama siswa
berada di sekolah. Jadi, pelayanan ketatausahaan siswa berupa
pelayanan mengenai surat-menyurat, keterangan (data), dan
informasi yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari masuk
sekolah, proses perkembangan di sekolah, sampai dengan
keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.
Adanya pelaksanaan pelayanan ketatausahaan peserta
didik di suatu sekolah memiliki tujuan-tujuan tertentu yang
dikehendaki oleh penyelenggara pendidikan pada masing-
masing sekolah tersebut. Mulyasa (2007) berpendapat bahwa
pelaksanaan pelayanan ketatausahaan peserta didik di suatu
sekolah memiliki tujuan sebagai berikut:
 Memudahkan pihak sekolah, guru, dan orang tua peserta
didik dalam memantau keberhasilan, kemajuan, dan

15
prestasi belajar para peserta didik selama mengikuti
pembelajaran di sekolah.
 Mendeteksi kondisi setiap peserta didik sehingga pihak
sekolah dapat memberikan bimbingan maupun bantuan
terhadap peserta didik yang memiliki suatu permasalahan.
 Menunjang aktivitas pengembangan pengetahuan, sikap
kepribadian, aspek sosial emosional, dan keterampilan
setiap peserta didik sehingga dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai potensi masing-masing.
 Mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi
kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di suatu
sekolah.
Pelaksanaan pelayanan ketatausahaan peserta didik
merupakan salah satu tugas sekolah untuk memenuhi hak siswa
selama menempuh pendidikan di suatu sekolah dalam rangka
menunjang segala aktivitas pembelajaran guna tercapainya
tujuan pendidikan yang efektif dan efisien. (Hariyani, 2015)
2) Bentuk Pelayanan Ketatausahaan Peserta Didik
Tata usaha sekolah wajib memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya kepada siapa saja yang membutuhkan layanan
administrasi pada penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Salah
satu pihak yang berhak mendapat pelayanan tersebut adalah
peserta didik. Layanan administrasi yang diberikan kepada
peserta didik menurut pendapat Abdul Aziz Wahab (2008)
berupa surat menyurat, keterangan (melalui pendataan), dan
informasi.
 Persuratan
Petugas tata usaha sekolah memiliki tugas
kesekretariatan yaitu urusan tata persuratan dan kearsipan.
Tata persuratan meliputi aktivitas mengelola surat masuk
dan keluar. Terdapat berbagai aktivitas peserta didik yang
harus didukung dengan sebuah legalitas berupa surat. Surat

16
tersebut dapat berupa surat pernyataan, surat keterangan,
surat pengantar, surat izin, surat dinas, dan sebagainya.
Oleh karena itu, petugas tata usaha harus dapat
melayani dan memenuhi kebutuhan persuratan tersebut.
Selain itu, tata usaha sekolah harus menyimpan berkas atau
surat yang menerangkan siswa tersebut agar jika dibutuhkan
kembali dapat disediakan oleh tata usaha. Jika kebutuhan
tersebut tidak dapat terpenuhi maka tidak menutup
kemungkinan bahwa aktivitas perkembangan peserta didik
dapat terhambat.
 Pendataan
Petugas tata usaha perlu melakukan pendataan
kepada setiap peserta didik guna mengenal latar belakang
serta mengetahui taraf kemajuan dan perkembangan peserta
didik dengan baik. Hal tersebut dilakukan dengan
menyediakan data dan keterangan yang objektif. Setiap
perubahan dan perkembangan peserta didik harus dicatat,
dihimpun, dan disimpan sebagai dokumen sekolah secara
lengkap, rapi, sistematis, dan terpelihara. Data yang
lengkap mengenai siswa akan sangat berguna dalam
membantu perkembangan atau mengatasi kesulitan belajar
siswa.
Selain itu, data yang didukung dengan dokumen
siswa yang lengkap dapat memudahkan klasifikasi siswa
guna pengajuan beasiswa, bantuan sekolah, maupun
berpartisipasi dalam sebuah kompetisi.
 Informasi
Sekolah berkewajiban untuk melayani kepentingan
siswa. Tata usaha dalam fungsinya melayani pekerjaan-
pekerjaan operatif (operasional) harus dapat menyediakan
berbagai informasi yang diperlukan siswa. Informasi-
informasi tersebut dapat memudahkan tercapainya tujuan

17
yang diinginkan atau memungkinkan penyelesaian
pekerjaan operasional kesiswaan secara lebih baik. Petugas
tata usaha harus dapat mengakses, menyediakan, dan
mensosialisasikan berbagai informasi yang menyangkut
kepentingan siswa.
Oleh karena itu, petugas tata usaha sekolah dituntut
mampu menerapkan sistem informasi dengan terampil agar
dalam memberikan pelayanan mengenai informasi
kesiswaan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, dan
akurat.
Jadi, kegiatan ketatausahaan merupakan bagian dari
kegiatan administrasi di sekolah. Adapun bentuk layanan
ketatausahaan peserta didik bukan hanya meliputi layanan
persuratan peserta didik, melainkan mencakup pengelolaan
semua bahan keterangan atau data-data serta informasi yang
menyangkut peserta didik selama berada di sekolah.
(Hariyani, 2015)
3) Kendala Pelayanan Ketatausahaan Peserta Didik
Pelayanan ketatausahaan siswa bukan merupakan hal
yang sederhana karena dalam pelaksanaan pelayanan
ketatusahaan tersebut memungkinkan adanya kendala. Kendala
tersebut dapat berasal dari internal maupun eksternal petugas
layanan yang menjadi faktor penghambat dalam proses
pelayanan ketatausahaan siswa. Permasalahan yang dihadapi
dalam pelayanan ketatausahaan siswa dapat dilihat dari kualitas
maupun kuantitas input (masukan) pendidikan yang mendukung
kegiatan ketatausahaan peserta didik. Input yang dimaksud
tersebut sebagaimana dikemukakan Aan Komariah dan Cepi
Triatna (2006), meliputi komponen sebagai berikut:
 Personalia
Personalia adalah tenaga tata usaha sekolah yang
membantu kepala sekolah mengelola sekolah. Kendala

18
yang berasal dari tata usaha sekolah dapat dilihat dari segi
kualitas maupun kuantitas. Tingkat kemampuan dan
keterampilan setiap tenaga tata usaha sekolah akan
berpengaruh terhadap layanan ketatausahaan yang akan
diberikan.
Selain itu, Kesiapan, kesanggupan, dan kesadaran
setiap tenaga tata usaha sekolah terhadap tugas dan
tanggung jawabnya akan berpengaruh terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan. Adapun dilihat dari segi
kuantitas adalah mengenai ketersediaan tenaga tata usaha
sekolah yang diberi tugas dan tanggung jawab memberikan
pelayanan ketatausahaan peserta didik pada setiap sekolah.
Keterbatasan tenaga tata usaha sekolah akan menghambat
kinerja pelayanan ketatausahaan.
 Sumber Dana
Kedudukan sumber dana sekolah akan berpengaruh
terhadap pelayanan ketatausahaan peserta didik. Hal
tersebut dikarenakan segala kegiatan operasional
ketatausahaan di sekolah didukung oleh adanya sumber
dana yang produktif dan memadai. Tanpa adanya dana yang
lancar dan memadai memungkinkan terhambatnya
ketersediaan pada sumber daya yang lain. Hal tersebut akan
menghambat kegiatan pelayanan ketatausahaan siswa yang
dilaksanakan oleh seorang petugas tata usaha sekolah.
Jadi, tanpa adanya dukungan sumber dana sekolah
yang produktif dan memadai maka pelayanan
ketatausahaan peserta didik tidak akan mencapai hasil yang
maksimal.
 Material
Material merupakan barang-barang atau bahan-
bahan fisik yang diperlukan untuk menunjang terjadinya
pelayanan ketatausahaan peserta didik di sekolah. Material

19
tersebut merupakan sarana prasarana yang digunakan untuk
mendukung segala kegiatan ketatausahaan peserta didik
dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu sekolah.
Material yang tersedia harus memadai serta memiliki
kualitas yang baik dan layak pakai. Tanpa sarana prasarana
yang memadai dan memenuhi standar kualitas yang baik
maka kegiatan ketatausahaan peserta didik dapat terhambat.
Dengan demikian, pelayanan mengenai ketatausahaan
peserta didik tidak dapat dipenuhi secara maksimal.
 Metode
Metode merupakan cara-cara, teknik, dan strategi
yang digunakan oleh petugas tata usaha sekolah dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Metode kerja yang kurang
sesuai dan kurang baik akan mempengaruhi pelaksanaan
tugas tata usaha sekolah dalam memberikan pelayanan
ketatausahaan peserta didik. Metode yang kurang baik
dapat berupa sistem penyelenggaraan ketatausahaan yang
kurang jelas. Sistem penyelenggaraan ketatausahaan yang
kurang jelas dapat mengganggu kecepatan dan ketepatan
pelayanan ketatausahaan peserta didik.
Jadi, ketepatan metode yang digunakan berdampak
pada efektivitas, efisiensi, dan produktivitas pelayanan
ketatausahaan.
 Mesin
Mesin merupakan perangkat yang mendukung
terjadinya kegiatan pelayanan ketatausahaan. Perangkat
tersebut berupa media-media teknologi yang digunakan
selama kegiatan pelayanan ketatausahaan berlangsung.
Ketersediaan teknologi akan berpengaruh terhadap
eksistensi pelayanan yang diberikan oleh petugas tata usaha
di sekolah.

20
Demikian halnya dengan pelayanan ketatausahaan
peserta didik, kemampuan teknologi dapat mendukung
kemampuan sumber daya manusia dalam memberikan
pelayanan ketatausahaan secara prima. Terlebih untuk saat
ini, dimana segala hal harus mampu mengimbangi
kemajuan teknologi informasi. Ketidaktersediaan teknologi
maupun ketersediaan teknologi yang tidak dapat
dimanfaatkan dengan baik menyebabkan pelayanan
ketatausahaan peserta didik yang diberikan oleh petugas
tata usaha sekolah menjadi kurang maksimal.
Berdasarkan pemaparan mengenai beberapa hal yang
memungkinkan terjadi kendala dalam pelayanan ketatausahaan
peserta didik maka dapat diidentifikasi bahwa kendala tersebut
berasal dari sumber daya yang digunakan. Ketersediaan sumber
daya yang memadai serta didukung oleh kualitas sumber daya
yang baik akan berpengaruh pada pelayanan ketatausahaan
peserta didik yang lebih baik. Sebaliknya, keadaan sumber daya
yang kurang memadai serta kualitas sumber daya yang kurang
baik dapat mempengaruhi pelayanan ketatausahaan peserta didik
menjadi kurang maksimal.
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa
hambatan pada pelaksanaan pelayanan ketatausahaan peserta
didik dapat berasal dari adanya pengaruh dari luar lingkungan
atau hal-hal yang timbul di luar prediksi awal. (Hariyani, 2015)

4. Pelaksanaan Pencatatan Prestasi Belajar


Pencatatan dan pelaporan tentang prestasi belajar siswa di sekolah
sangat diperlukan sejak diterima di sekolah itu sampai mereka tamat atau
meninggalkan sekolah tersebut. Untuk itu diperlukan beberapa peralatan
dan perlengkapan yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam
pencatatan dan pelaporan tersebut. (Kurniady, 2007)
Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan itu berupa :

21
a. Buku induk
Buku ini disebut juga buku pokok atau stambuk. Buku ini
berisi catatan tentang peserta didik yang masuk pada sekolah tersebut.
Setiap pencatatan peserta didik disertai dengan nomor pokok/stambuk,
dan dilengkapi pula dengan data-data lain setiap peserta didik.
b. Buku klapper
Pencatatan buku ini dapat diambil dari buku induk, tetapi
penulisannya disusun berdasarkan abjad. Hal ini untuk memudahkan
pencarian data peserta didik kembali jika sewaktu-waktu diperlukan.
c. Daftar presensi
Daftar hadir peserta didik sangat penting sebab frekuensi
kehadiran setiap peserta didik dapat diketahui/dikontrol. Untuk
memeriksa kehadiran peserta didik pada keseluruhan kegiatan di
sekolah, setiap hari biasanya daftar kehadiran itu dipegang oleh
petugas khusus. Sedangkan untuk memeriksa kehadiran peserta didik
di kelas pada jam-jam pelajaran, daftar hadir itu dipegang oleh guru.
d. Daftar mutasi peserta didik
Untuk mengetahui keadaan jumlah pesrta didik dengan persis,
sekolah harus mempunyai buku/daftar mutasi peserta didik. Daftar
mutasi itu digunakan untuk mencatat ke luar masuk peserta didik
dalam setiap bulan, semester atau setahun. Hal ini karena keadaan
jumlah peserta didik tidak tetap, ada peserta didik pindahan dan ada
pula peserta didik yang keluar.
e. Buku catatan pribadi peserta didik
Buku catatan peserta didik ini lebih lengkap lagi tentang data
setiap peserta didik. Buku ini antara lain berisi : identitas peserta
didik, keterangan mengenai keadaan keluarga, keadaan jasmani dan
kesehatan, riwayat pendidikan serta hasil belajar, data psikologis
(sikap, minat, dan cita-cita) dan juga kegiatan di luar sekolah. Buku
ini biasanya disimpan di ruang BP dan dikerjakan pula oleh petugas
BP.

22
f. Daftar nilai
Daftar nilai ini dimiliki oleh setiap guru bidang studi, khusus
untuk mencatat hasil tes setiap peserta didik pada bidang studi/mata
pelajaran tertentu. Dalam daftar nilai ini dapat diketahui kemajuan
belajar peserta didik, karena setiap nilai hasil tes dicatat di dalamnya.
Nilai-nilai tersebut sebagai bahan olahan nilai raport.
g. Legger
Legger merupakan kumpulan nilai dari seluruh bidang studi
untuk setiap peserta didik. Pengisian/pencatatan nilai-nilai dalam
legger ini dikerjakan oleh wali kelas sebagai bahan pengisian rapor.
Pencatatan nilai-nilai dalam legger untuk tingkat SD satu tahun tiga
kali dan untuk tingkat SMP/SMA/SMK satu tahun dua kali.
h. Buku Rapor
Buku rapor merupakan alat untuk melaporkan prestasi belajar
perta didik kepada orang tua/ wali atau kepada peserta didik itu
sendiri. Selain prestasi belajar, dilaporkan pula tentang kehadiran,
tingkah laku peserta didik dan sebagainya. Buku ini diberikan tiga kali
dalam satu tahun untuk tingkat SD dan dua kali untuk tingkat
SMP/SMA/SMK.
Tujuan atau Fungsi Penilaian dari beberapa buku penting di atas,
antara lain:
a. Penilaian Berfungsi Selektif
Dengan cara mengadakan Penilaian, guru mempunyai cara
untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian
itu sendiri mempunyai berbagai tujuan antara lain :
 Untuk memilih atau menentukan siswa yang dapat naik kelas atau
tingkat berikutnya.
 Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
 Untuk memilih siswa yang berhak meninggalkan sekolah dan lain
sebagainya.

23
b. Penilaian Bersifat Diagnosis
Apabila alat yang digunakan untuk melakukan penilaian cukup
memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya guru akan
mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu diketahui pula sebab -
sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian sebenamya
guru mengadakan diagnosa kepada siswa tentang kebaikan dan
kelemahannya. Dengan diketahui sebab - sebab kelemahannya akan
lebih mudah dicari cara mengatasinya.
c. Penilaian Berfungsi Sebagai Pengukur Keberhasilan
Fungsi dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program
ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu sistem
administrasi. Untuk mempermudah jalannya peninjauan gerak langkah
maju mundurnya proses belajar mengajar pada suatu lembaga
pendidikan maka, perlu adanya evaluasi hasil belajar yang dibukukan
melalui buku nilai, buku legger dan raport. siswa. Karena buku
tersebut sangat diperlukan untuk melengkapi proses adiriinisntasi
sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, tujuan dari
beberapa buku penting tersebut antara lain:
 Untuk mengetahui derajat penguasaan materi
 Untuk dapat menentukan tindakan perbaikan yang akan diambil
 Untuk menentukan penempatan siswa dalam pengelompokan
mata pelajaran
 Untuk menentukan prestasi siswa.
 Untuk memacu prestasi siswa, maka kepada tiap-tiap guru
diharuskan segera memeriksa, menilai dan mengembalikan tugas-
tugas yang dibebankan kepada siswanya.

24
B. PENGELOLAAN TENAGA PENDIDIK & KEPENDIDIKAN
1. Proses Perencanaan tenaga pendidik & kependidikan
Perencanaan dapat dikatakan sebagai inti manajemen karena
perencanaan membantu untuk mengurangi ketidakpastian pada waktu yang
akan datang sehingga memungkinkan para pengambil keputusan untuk
menggunakan sumber daya mereka yang terbatas secara efisien dan
efektif. (Septiana, 2017)
Perencanaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah dilakukan
oleh para pejabat yang berwenang, sedangkan perencanaan pegawai
sekolah dapat dilakukan oleh kepala sekolah, kepala Kandepag, atau
kakanwil Depag. Perencanaan SDM merupakan awal dari pelaksanaan
fungsi manajemen SDM. Perencanaan ini seringkali tidak diperhatikan
dengan seksama. Dengan melakukan perencanaan ini, segala fungsi SDM
dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. (Septiana, 2017)
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam merencanakan
SDM, antara lain sebagai berikut.
a. Metode tradisional
Metode ini biasa disebut sebagai perencanaan tenaga kerja, semata-
mata memerhatikan masalah jumlah tenaga kerja serta jenis dan
tingkat keterampilan dalam organisasi.
b. Metode perencanaan terintegrasi
Dalam perencanaan terintegrasi, segala aspek yang penting dalam
pembuatan dan pencapaian visi organisasi atau SDM turut
diperhatikan. Dalam perencanaan terintegrasi, semua perencanaan
berpusat pada visi strategis, visi tersebut kemudian dijadikan standar
pencapaian.

2. Proses Pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik &


kependidikan
Secara umum pengembangan dan pembinaan tenaga pendidik dan
kependidikan dapat didefinisikan sebagai suatu proses merekayasa
perilaku kerja tenaga pendidik/kependidikan sedemikian rupa dengan

25
maksud dan tujuan untuk mengoptimalkan kinerja tenaga
pendidik/kependidikan. Berikut ini adalah proses pengembangan dan
pembinaan tenaga pendidik/kependidikan. (Burhanuddin, 2014)
a. Pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan
Pembinanaan dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan
oleh lembaga/institusi untuk mempertahankan para pegawai agar tetap
berada dilingkungan organisasi dan mengupayakan kedinamisan
ketrampilan, pengetahuan serta untuk mempertahankan mutu kerja.
Untuk melaksanakan pembinaan lembaga/institusi dapat
menyelenggarakan program-program seperti seminar, lokakarya,
simposium serta menerapkan sistem pembinaan seperti :
1) Sistem karier
2) Sistem prestasi kerja
3) Sistem kenaikan pangkat
Namun pembinaan juga dapat dilakukan secara mandiri
dengan cara kursus, membaca artikel, membaca buku, serta
menggunakan internet sebagai media untuk menambah wawasan
b. Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan
Pengembangan mempunyai jangkauan yang lebih luas dalam
upaya memperbaiki dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki
tenaga pendidik dan kependidikan. Pengembangan lebih dititik
beratkan pada peningkatan kemampuan (ability) melalui jalur formal
dengan jangka waktu yang panjang, pemberian kesempatan-
kesempatan belajar yang didesain guna membantu pengembangan diri
para tenaga pendidik dan kependidikan dimana pengembangan
diarahkan untuk menyiapkan tenaga pendidik/kependidikan guna
memegang tanggung jawab atas suatu jabatan atau pekerjaan di masa
yang akan datang.berikut ini adalah strategi pengembangan tenaga
pendidik dan kependidikan.
Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan meliputi
proses dan langkah-langkah yang cukup kompleks meliputi:

26
1) Analisis kinerja
Analisis dilakukan dengan prosedur analisis kinerja yang
dapat dimulai dengan melihat dan membandingkan antara kinerja
rill tenaga pendidik/kependidikan dengan standar kinerja yang
sudah ditetapkan, apakah sudah sesuai atau tidak dengan standar
kinerja yang telah dipatok. Apabila terjadi ketidaksusuaian maka
selanjutnya dilakukan proses investigasi terhadap masalah atau
kendala-kendala yang mempengaruhi kinerja tenaga
pendidik/kependidikan. Dan proses yang terakhir adalah problem
solving yaitu bagaimana solusi untk memecahkan permasalahan
atau kendala-kendala yang dihadapi.
2) Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan pengembangan tenaga pendidik dan
kependidikan didasarkan pada hasil analisis kinerja. Beberapa
langkah yang perlu dilakukan yaitu :
 Mengidentifikasi standar kinerja tenaga pendidik dan
kependidikan.
 Mengidentifikasi kinerja tenaga pendidik dan kependidikan.
 Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan tenaga pendidik
dan kependidikan.
3) Analisis sumber daya
Ada beberapa macam sumber daya yang diperlukan dalam
pengembangan SDM tenaga pendidik/kependidikan, yaitu :
 Sumber daya manusia Kajian mengenai SDM ini meliputi
jumlah (jumlah tenaga pendidik/kependidikan serta pihak-
pihak yang terkait didalamnya).
 Biaya Pengembangan tenaga pendidik/kependidikan
dipengaruhi oleh factor biaya. Betapapun idealnya tujuan
pngembangan, jumlah biaya yang tersedia selalu menuntut
para perencana penyesuaian yang perlu agar program-
program yang ditawarkan tetap terjangkau (fisibel dan
realistis). Untuk itu semua hal yang terlibat dalam program

27
pengembangan tersebut harus diperhitungkan , termasuk yang
dibiayai secara langsung (direct cost) dan tidak langsung
(indirect cost).
 Fasilitas Selain biaya, fasilitas merupakan aspek yang turut
berpengaruh dalam proses perencanaan dan
pelaksanaan pengembangan tenaga pendidik dan
kependidikan. Yang dimaksud dengan fasilitas adalah:
Fasilitas belajar (perpustakaan, laboratorium, media, alat-alat
praktek, buku-buku, dll) dan Fasilitas pendukung (sarana
transportasi, alat-alat percetakan, dll). Semakin lengkap
fasilitas yang dimiliki maka akan semakin mudah proses
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pengembangan tenaga
pendidik dan kependidikan.

3. Proses Penilaian tenaga pendidik & kependidikan


Penilaian tenaga pendidik dan kependidikan lebih difokuskan pada
prestasi individu dan peran sertanya pada kegiatan sekolah. Penilaian ini
tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga bagi tenaga pendidik dan
kependidikan yang bersangkutan. (Septiana, 2017)
Menurut Pidarta (2004) faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam sistem penilaian pendidik dan tenaga kependidikan, antara lain:
a. intelegensi;
b. kemampuan dan kepercayaan diri sendiri dalam memecahkan suatu
permasalahan;
c. memiliki integritas pribadi, perkataan, sikap, dan perbuatan baik yang
memenuhi harapan teman-temannya;
d. dapat mengadakan kontak hubungan dengan lancar;
e. memiliki sikap inovatif dan mampu mewujudkannya;
f. berorientasi pada aplikasi, berusaha membuat rencana yang dapat
dilaksanakan;
g. memiliki kesadaran mengidentifikasi, ingin dan punya kemampuan
mengidentifikasi tujuan dan cita-cita organisasi serta loyal kepadanya;

28
h. mempunyai kemampuan memimpin, yaitu mempengaruhi orang lain.
Adapun penilaian pendidik dan tenaga kependidikan menurut
Mulyasa E., (2001), dilakukan dengan tujuan berikut:
a. memperoleh sumber data untuk perencanaan tenaga kependidikan, dan
kegiatan pengembangan jangka panjang bagi pendidikan nasional;
b. memperoleh nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga
kependidikan;
c. alat untuk memberikan umpan balik yang mendorong ke arah
kemajuan, dan kemungkinan meningkatkan kualitas kerja bagi tenaga
kependidikan;
d. salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diharapkan dari tenaga
kependidikan;
e. bahan untuk informasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan tenaga kependidikan, baik perencanaan, promosi, mutasi,
maupun kegiatan lainnya

4. Proses Pemberhentian tenaga pendidik & kependidikan


Pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan sekolah
merupakan fungsi personalia, yang menyebabkan terlepasnya pihak
organisasi dan personel dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat
bekerja dan sebagai pendidik dan tenaga kependidikan dalam kaitannya
dengan tenaga kependidikan di sekolah. (Septiana, 2017) Sebab - sebab
pemberhentian pegawai, dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu sebagai
berikut.
a. Pemberhentian atas permohonan sendiri, misalnya pegawai tersebut
pindah lapangan pekerjaan dengan tujuan unruk perbaikan nasib.
b. Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah, misalnya melanggar
sumpah atau janji pegawai negeri sipil.
c. Pemberhentian sebab lain-lain, misalnya meninggal dunia dan
mencapai batas pensiun (Mulyasa E., 2001:42)

29
BAB 3 : PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengelolaan peserta didik itu bukanlah dalam bentuk
pencatatan/pengelolaan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek
yang lebih luas, yang secara operasional dapat dipergunakan untuk membantu
kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui
proses pendidikan di sekolah.
Mekanisme Penerimaan Peseta didik secara lengkap terdapat pada
Permendikbud Nomor 51 Tahun 2008 Tentang Penerimaan Peserta Didik
Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
Sekolah Menengah Atas, Dan Sekolah Menengah Kejuruan.
Ketatauahan Siswa adalah kegiatan pencatatan, pendataan, dan
pemberkasan yang berkaitan dengan peserta didik. Pelaksanaan ketatausahaan
siswa merupakan bentuk pelayanan administratif siswa yang terselenggara
selama siswa berada di sekolah. Jadi, pelayanan ketatausahaan siswa berupa
pelayanan mengenai surat-menyurat, keterangan (data), dan informasi yang
berkaitan dengan peserta didik mulai dari masuk sekolah, proses
perkembangan di sekolah, sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut
dari suatu sekolah.
Pelaksanaan pencatatan prestasi belajar, pencatatan dan pelaporan
tentang prestasi belajar siswa di sekolah sangat diperlukan sejak diterima di
sekolah itu sampai mereka tamat atau meninggalkan sekolah tersebut. Untuk
itu diperlukan beberapa peralatan dan perlengkapan yang dapat dipergunakan
sebagai alat bantu dalam pencatatan dan pelaporan tersebut berupa : buku
induk, buku klapper, daftar presensi , daftar mutasi peserta didik , buku
catatan pribadi peserta didik , daftar nilai , legger, buku rapor.
Adapun aktivitas didalam pengelolaan tenaga pendidik dan
kependidikan yaitu pertama, proses perencanaan tenaga pendidik &
kependidikan yang terdapat beberapa metode yang digunakan dalam
merencanakan SDM antara lain metode tradisional dan metode perencanaan
terintegrasi ; kedua, proses pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik &
kependidikan yaitu untuk melaksanakan pembinaan lembaga/institusi dapat

30
menyelenggarakan program-program seperti seminar, lokakarya, simposium
serta menerapkan sistem pembinaan seperti sistem karier, sistem prestasi
kerja, sistem kenaikan pangkat. Dan pengembangan tenaga pendidik dan
kependidikan meliputi proses yaitu analisis kinerja , analisis kebutuhan,
analisis sumber daya ; ketiga, proses penilaian tenaga pendidik &
kependidikan yaitu lebih difokuskan pada prestasi individu dan peran
sertanya pada kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi
sekolah, tetapi juga bagi tenaga pendidik dan kependidikan yang
bersangkutan ; dan keempat, Proses Pemberhentian tenaga pendidik &
kependidikan yaitu hal yang menyebabkan terlepasnya pihak organisasi dan
personel dari hak dan kewajiban sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai
pendidik dan tenaga kependidikan dalam kaitannya dengan tenaga
kependidikan di sekolah.

31
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, A. (2014, 06 02). Pengelolaan Pembinaan Dan Pengembangan
Tenaga Pendidik Kependidikan. Retrieved from wordpress.com:
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/02/06/pengelolaan-
pembinaan-dan-pengembangan-tenaga-pendidikkependidikan/

Hariyani, M. (2015). Pelayanan Ketatausahaan Peserta Didik. Universitas Negeri


Yogyakarta.

Kurniady, D. A. (2007). Pengelolaan Pendidikan Teori. file.upi.edu.

Septiana, I. (2017, 06 13). Pengelolaan Tenaga Pendidik Dan Kependidikan.


Retrieved from wordpress.com:
https://intanseptianablog.wordpress.com/2017/06/13/pengelolaan-tenaga-
pendidik-dan-kependidikan/

32

Anda mungkin juga menyukai