Masih tersisa aroma suka cita Kepada siapa, aku mengadu ? yang menyelubungi negeri ini Aku lahir, besar di negeri pertiwi ini Mereka yang sedang terlena suasana Tapi, tahukah kalian ? Tidak, tahu menahu apa yang terjadi Aku tersingkir, tertidas, bahkan terjajah Kemerdekaaan hanya sebuah fatamorgana Dinegeri yang katanya Yang memanipulasi negeriku tercinta Sudah merdeka Telah terjajah identitas negeri ini Andai, aku rupiah Rupiah Lihat aku! Lembaran kertas dan kepingan logam Aku melemah karena ulah para bedebah Tersaingi, dengan lembaran hitam putih Yang sampai hati Yang lebih ternilai dimata dunia Menganak emaskan dolar Tanpa berpikir, luka lama akan kembali Nasib rupiah kian malang terungkap Karena adanya dalam Sejarah akan terulang Yang membuat sebuah permainan Mengatasnamakan kebijakan Terdengar sudah rintihan rupiah Apakah kita, hanya terdiam seolah tak Mereka yang seperti rayap-rayap berdasi berdaya Menggerogoti Menyaksikan rayap-rayap itu berulah Sedikit demi sedikit ekonomi Ekonomi negeri di ujung tanduk Di negeri ini Kita perjuangkan bersama Kemerdakaan rupiah Berkoar koar mulut besar mereka Yang telah terenggut di negeriku Tak henti-henti meneriakan omong kosong Indonesia Hingga telingaku mendidih Dengan titah mereka Buktikan pengabdian kita kepada Cintailah rupiah Indonesia Dengan mencintai rupiah Memerdekakan rupiah Merdeka!!!
JUARA 1 LOMBA CIPTA PUISI DARI BANK INDONESIA, DIPUBLIKASIKAN OLEH BANJARMASIN POST. (2015) Buah Karya : Eva Puspita Sari, Maulita Permatasari, dan Nur Melinda