Lalu doa-doa
pintar
Atau mungkin si kucing yang Tempurku
Baluri sekujur tubuhku kurang ditatar Iwan Fals
Dengan apa membalas Waktu kaulewat aku sedang
Tikus-tikus tak kenal kenyang
Ibu mainkan gitar
Rakus, rakus, bukan kepalang
Ibu Sebuah lagu yang kunyanyikan
Otak tikus memang bukan otak
tentang dirimu
Ribuan kilo jalan yang kau udang
Seperti kemarin kamu hanya
tempuh Kucing datang tikus menghilang
lemparkan senyum
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus
Buku Ini Aku Lalu pergi begitu saja bagai
pesawat tempur
berjalan
Walau tapak kaki Pinjam Hei, kau yang manis, singgahlah
Penuh darah penuh nanah Iwan Fals dan ikut bernyanyi
Dia tahu, dia rasa Sebentar saja nona, sebentar
Seperti udara Cinta ini milik kita saja, hanya sebentar
Kasih yang engkau berikan Rayuan mautku tak membuat
Tak mampu 'ku membalas Di kantin depan kelasku kau jadi galak
Ibu Di sana kenal dirimu Bagai seorang diplomat ulung
Ibu Yang kini tersimpan di hati engkau mengelak
Siang memanggil
Gaduhkan mata para penjaga
Terpisah dari ramai
Berteman nyamuk nakal
Saksi nyata
Seberang Yang sudah terbiasa
Dan segumpal harapan
Kapankah datang
Kabulkanlah Tuhan
Kabulkanlah Tuhan
Pancoran Sementara
Sinar surya perlahan mulai
Iwan Fals tenggelam
Manusia Si Budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Suara gitarmu
Mengalunkan melodi tentang
Setengah Di simpang jalan tugu pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran
cinta
Ada hati
Dewa Menjelang magrib hujan tak reda
Membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa
Iwan Fals Si budi murung menghitung laba Tercurah saat itu
Wahai presiden kami yang baru Surat kabar sore dijual malam
Kamu harus dengar suara ini Selepas isya melangkah pulang Kemesraan ini
Suara yang keluar dari dalam Janganlah cepat berlalu
goa Anak sekecil itu berkelahi Kemesraan ini
Goa yang penuh lumut dengan waktu Inginku kenang selalu
kebosanan Demi satu impian yang kerap
ganggu tidurmu Hatiku damai
Walau hidup adalah permainan Anak sekecil itu tak sempat Jiwaku tentram di samping mu
Walau hidup adalah hiburan nikmati waktu Hatiku damai
Tetapi kami tak mau Dipaksa pecahkan karang lemah Jiwa ku tentram
dipermainkan jarimu terkepal Bersamamu
Dan kami juga bukan hiburan
Cepat langkah waktu pagi Sementara
Turunkan harga secepatnya menunggu Sinar surya perlahan mulai
Berikan kami pekerjaan Si budi sibuk siapkan buku tenggelam
Pasti kuangkat engkau Tugas dari sekolah selesai Suara gitarmu
Menjadi manusia setengah dewa setengah Mengalunkan melodi tentang
Sanggupkah si budi diam di dua cinta
Masalah moral, masalah akhlak sisi Ada hati
Biar kami cari sendiri Membara erat bersatu
Urus saja moralmu, urus saja Anak sekecil itu berkelahi Getar seluruh jiwa
akhlakmu dengan waktu Tercurah saat itu
Peraturan yang sehat yang kami Demi satu impian yang kerap
mau ganggu tidurmu Kemesraan ini
Anak sekecil itu tak sempat Janganlah cepat berlalu
Tegakkan hukum setegak- nikmati waktu Kemesraan ini
tegaknya Dipaksa pecahkan karang lemah Inginku kenang selalu
Adil dan tegas tak pandang bulu jarimu terkepal
Pasti kuangkat engkau Hatiku damai
Menjadi manusia setengah dewa Anak sekecil itu berkelahi Jiwaku tentram di samping mu
dengan waktu Hatiku damai
Jiwa ku tentram
Bersamamu
tamtama
Tetap tentara Sugali
Iwan Fals
Kemesraan ini Kata berita gagah pekasa
Janganlah cepat berlalu Apalagi sedang kokang senjata Sua-sua-sua-suara berita
Kemesraan ini Persetan siapa saja musuhnya Tertulis dalam koran
Inginku kenang selalu Perintah datang karang pun Tentang seorang lelaki
dihantam Yang sering keluar-masuk bui
Hatiku damai Jadi buronan polisi
Jiwaku tentram di samping mu Serdadu seperti peluru
Hatiku damai Tekan picu melesat tak ragu Dar-der-dor suara senapan
Jiwa ku tentram Serdadu seperti belati Sugali anggap petasan
Bersamamu Tak dirawat tumpul dan berkarat Tiada rasa ketakutan
Punya ilmu kebal senapan
Belum Ada Umpan bergizi, oh titah bapak
menteri
Semakin lupa daratan
Busyet
Standing dan terbang
Barang Antik Tunggu nanti di tahun dua ribu
satu
Iwan Fals Mungkin mobilmu jadi barang
Berjalan tersendat diantara Antik yang harganya selangit
Oemar Bakrie Oemar Bakre
Pegawai negeri sedan-sedan licin mengkilat Oh bapak tua
Oemar Bakrie Oemar Bakrie Dengan warna pucat Pemilik oplet tua
Empat puluh tahun mengabdi Dan badan penuh cacat sedikit Tunggu nanti di tahun dua ribu
Jadi guru jujur berbakti memang berkarat satu
makan hati Mungkin mobilmu jadi barang
Antik yang harganya selangit
Oh bapak tua
Pemilik oplet tua Mata Indah Bolehkah aku membelai
Bibirmu yang aduhai?
Tunggu nanti di tahun dua ribu
satu Bola Pingpong Mata indah bola pingpong
Masihkah kau kosong?
Mungkin mobilmu jadi barang Iwan Fals
Antik yang harganya selangit Bolehkah aku membelai
Pria mana yang tak suka Pipimu yang aduhai?
Jangan Bicara Senyummu juwita
Kalau ada yang tak suka Mata indah bola pingpong
Iwan Fals Mungkin sedang goblok Masihkah kau kosong?
Jangan bicara soal idealisme Bolehkah aku membelai
Mari bicara berapa banyak uang Engkau baik Jidatmu yang aduhai?
Di kantong kita Engkau cantik
Atau berapa dahsyatnya Kau wanita
Aku cinta
Kereta Tiba
ancaman
Yang membuat kita terpaksa
Onani Mata indah bola pingpong
Pukul Berapa
Masihkah kau kosong? Iwan Fals
Jangan bicara soal nasionalisme Bolehkah aku membelai Hilang sabar dihati dan tak
Mari bicara tentang kita yang Hidungmu yang aduhai? terbendung lagi
lupa Waktu itu
Warna bendera sendiri Engkau baik Lama memang kutunggu
Atau tentang kita yang buta Engkau cantik kedatanganmu
Bisul tumbuh subur di ujung Kau wanita Sobat karibku
hidung Aku puja Datang telegram darimu
Yang memang tak mancung Jangan marah kalau kugoda Dua hari yang lalu (tunggu aku)
Jangan perdebatkan soal Sebab pantas kau digoda Di stasiun kereta itu pukul satu
keadilan Salah sendiri kau manis Ku pacu sepeda motorku
Sebab keadilan bukan untuk Punya wajah teramat manis Jarum jam tak mau menunggu
diperdebatkan Maklum rindu
Wajar saja kalau kuganggu
Jangan cerita soal kemakmuran Sampai kapan pun kurindu
Sebab kemakmuran Traffic light aku lewati
Lepaskan tawamu, Nona Lampu merah tak peduli
Hanya untuk anjing Si Tuan Agar tak murung dunia
Polan Jalan terus pasti
Di depan ada polantas
Engkau baik
Lihat di sana Wajahnya begitu buas
Engkau cantik
Si Urip meratap di teras marmer Tangkap aku
Kau wanita
Direktur murtad Tawar menawar harga pas
Aku cinta
tancap gas
Lihat di sana Aku puja
Si Icih sedih dii ranjang empuk Kau betina Sampai stasiun kereta
Waktu majikannya menindih Bukan gombal Pukul setengah dua
Aku yang gila Duduk aku menunggu
Lihat di sana Tanya loket dan penjaga
Parade penganggur yang tampak Jangan marah kalau kugoda
Kereta tiba pukul berapa
murung Sebab pantas kau digoda
Biasanya kereta terlambat
Di tepi kubur Salah sendiri kau manis
Dua jam mungkin biasa (terus
Punya wajah teramat manis
angkut)
Lihat di sana antrean pencuri
Yang timbul sebab nasinya dicuri Wajar saja kalau kuganggu
Tiba kabar darimu
Biar mampus aku rindu
Dua hari yang lalu (tunggu aku)
Jangan bicara soal runtuhnya Lepaskan tawamu, Nona
Di stasiun kereta itu pukul satu
moral Agar tak murung dunia
Kupacu sepeda motorku
Mari bicara tentang harga diri Jarum jam tak mau menunggu
yang tak ada arti Mata indah bola pingpong
Masihkah kau kosong? Maklum rindu
Atau tentang tanggung jawab
Yang kini dianggap sepi Bolehkah aku membelai
Traffic light aku lewati
Hidungmu yang aduhai?
Lampu merah tak peduli
Mata indah bola pingpong Jalan terus
Masihkah kau kosong? Di muka ada polantas
Wajahnya begitu buas didadaku Lindungi Pandangan dari silau
Tangkap aku Lidahku telah menyatu dunia.
Tawar menawar harga pas
tancap gas Aku pulang mama Ruhku megeliat
Sembuhlah cederamu Minta lahir kembali.
Sampai stasiun kereta pukul Ku rindu semeja Ratusan jawaban,
setengah dua Nikmati teh bersamamu Satu pertanya'an.
Duduk aku menunggu tanya Ruhku megeliat
loket dan penjaga Aku pulang mama Minta lahir kembali.
Kereta tiba pukul berapa Sembuhlah cederamu Ratusan jawaban,
Biasanya kereta terlambat Ku rindu semeja Satu pertanya'an.
Dua jam cerita lama Nikmati teh bersamamu Ruhku megeliat
Minta lahir kembal.
Sampai stasiun kereta pukul Aku pulang mama
Ratusan jawaban,
setengah dua Sembuhlah cederamu
Satu pertanya'an.
Duduk aku menunggu tanya Ku rindu semeja
loket dan penjaga Nikmati teh bersamamu Jauh Sebelum Kau
Kereta tiba pukul berapa
Aku pulang mama Dilahirkan
Film Murahan Sembuhlah cederamu Romi & The Jahats
Romi & The Jahats Matahari Telah Bapakmu dulu berfikir untuk mati
muda
Hidupku dulu dalam permainan
Terjebak bingung di kesenangan
orang lain
Tinggi Jauh sebelum kau dilahirkan
Kini kita berhadapan ini
Romi & The Jahats keajaiban
Digulung erat dicoreng noda,
Kopi di gelas telah mendingin, Kadang tak sabar menunggu
dipaksa tampil sebagai
Matahari pun juga telah tinggi Saat saling mempelajari
pemenang
Di film murahan, barang Ku masih di depan meja cetak
ku. Kelak kau 'kan dewasa dan
murahan yang kelam penuh tantangan
Diam ku pikiran tak lagi satu
Ratusan suara meminta ku. Jawablah dengan kebijaksanan
Gemuruh sorak sorai di jiwaku
Seakan penonton yang Bertindak beranilah di setiap
menyadarkan ku Hening di pecah tangis anak ku
Yang terjatuh saat belajar Jalan. kesempatan
Merah membara tak Tetapi tak perlu kau berlaku
terpadamkan bagai banteng Masih bercucuran air mata,
Merangkak mengapai kaki bodoh
jantan yang terluka Kenali kebutuhanmu jauhi
Menahan sakit, menanduk keras ibunya
Terkembang senyumnya Berdiri keinginanmu
dan terang Anakku jalanmu tak akan
Kembali.
tersesat
Lagu sendu yang dulu sering
menyertaiku Tersentak aku tersadar,
Ingat semua daya yang Ku bisa Ada yang suka membual
Tak kuasa lagi lebur di nadiku Ada yang banyak mencuri
Memuntahkan semua tinja Bekal Dari Orang Tua Ku,
Yang pernah terkubur, Ada yang suka menebar fitnah
didadaku Ada orang yang bermuka dua
Lidahku telah menyatu Ego Orang Lain.
Panci dilompati
Bingung Adalah masalah buat manusia
Oo-oo-oo
Tuhan
Oh-ho-ho-o ...
Pulang
Tuhan Ebiet G. Ade
Du-du-du-du-du
Oh-ho Oh-ho-ho-o ... Ke mana pun aku pergi
Du-du-du-du
Oh-oh-oo-oo Kupu-Kupu Bayang-bayangmu mengejar
Bersembunyi di mana pun
Selalu engkau temukan
Oo-oo-oo
Du-du-du-du-du
Kertas Aku merasa letih
Ebiet G. Ade Dan ingin sendiri
Du-du-du-du
Setiap waktu engkau tersenyum Kutanya pada siapa
Oh-oh-oo-oo
Sudut matamu memancarkan Tak ada yang menjawab
Menjaring rasa
Keresahan yang terbenam
Sebab semua peristiwa
Hanya di rongga dada
Matahari Kerinduan yang tertahan
Duka dalam yang tersembunyi
Pergulatan yang panjang
Dalam kesunyian
Ebiet G. Ade Jauh di lubuk hati
Kabut, sengajakah engkau Kata-katamu Aku mencari jawaban di laut
mewakili pikiranku? Riuh mengalir bagai gerimis Kuseret langkah menyusuri
Pekat, hitam berarak menyelimuti pantai
matahari Seperti angin tak pernah diam Aku merasa mendengar suara
Aku dan semua yang ada di Selalu beranjak setiap saat Menutupi jalan
sekelilingku Menebarkan jala asmara Menghentikan petualangan
Merangkak menggapai dalam Menaburkan aroma luka
gelap Benih kebencian kau tanam Du-du-du-du du-du-du ...
Bakar ladang gersang
Mendung, benarkah pertanda Entah sampai kapan Ke mana pun aku pergi
akan segera turun hujan? Berhenti menipu diri Selalu kubawa-bawa
Deras, agar semua basah yang Perasaan yang bersalah
ada di muka bumi Kupu-kupu kertas Datang menghantuiku
Siramilah juga jiwa kami semua Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna Masih mungkinkah pintumu
Yang tengah dirundung
Dibias lampu temaram kubuka
kegalauan
Dengan kunci yang pernah
Roda zaman menggilas kita Membasuh debu yang lekat kupatahkan?
Terseret tertatih-tatih dalam jiwa Lihatlah, aku terkapar dan luka
Sungguh hidup terus diburu Mencuci bersih dari segala Dengarkanlah jeritan dari dalam
Berpacu dengan waktu kekotoran jiwa
Tak ada yang dapat menolong
Aku menunggu hujan turunlah Aku ingin pulang
Selain yang di sana
Aku mengharap badai datanglah Aku harus pulang
Tak ada yang dapat membantu
Gemuruhnya akan melumatkan Aku ingin pulang
Selain yang di sana
semua Aku harus pulang
Dialah Tuhan
Kupu-kupu kertas Aku harus pulang
Dialah Tuhan
Kupu-kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Camelia 1
Ebiet G. Ade Tiba-tiba langkahku terhenti Aku tak peduli
Dia Camelia Sejuta tangan telah menahanku Aku tak peduli
Puisi dan pelitamu Aku tak peduli
Ingin kumaki, mereka berkata
Kau sejuk seperti titik embun
Tak perlu kau berlari Apakah ada bedanya
Membasah di daun jambu
Mengejar mimpi yang tak pasti Ketika kita bertemu
Di pinggir kali yang bening
Dengan saat kita berpisah?
Hari ini juga mimpi Sama-sama nikmat
Sayap-sayapmu kecil lincah
Maka biarkan ia datang
berkepak
Tinggal bagaimana
Seperti burung camar Di hatimu Kita menghayati
Terbang mencari tiang sampan Di hatimu Di belahan jiwa yang mana
Tempat berpijak kaki dengan
Kita sembunyikan
pasti Tiba-tiba langkahku terhenti
Dada yang terluka
Mengarungi nasibmu Sejuta tangan telah menahanku
Duka yang tersayat
Mengikuti arus air berlari Ingin kumaki, mereka berkata
Rasa yang terluka
Tak perlu kau berlari
Dia Camelia
Engkaukah gadis itu
Mengejar mimpi yang tak pasti
Hari ini juga mimpi
Nyanyian
Yang selalu hadir dalam mimpi-
mimpi
Maka biarkan ia datang
Di hatimu Rindu
Di s'tiap tidurku? Di hatimu Ebiet G. Ade
Datang untuk hati yang kering Di hatimu Coba engkau katakan padaku
dan sepi
Agar bersemi lagi
Hmm, bersemi lagi
Apakah Ada Apa yang seharusnya aku
lakukan?
Bila larut tiba wajahmu terbayang
Kini datang mengisi hidup
Bedanya Kerinduan ini semakin dalam
Ulurkan mesra tanganmu Ebiet G. Ade
Gemuruh ombak di Pantai Kuta
Bergetaran rasa jiwaku Apakah ada bedanya Sejuk lembut angin di bukit
Menerima karunia-Mu Hanya diam menunggu Kintamani
Dengan memburu bayang- Gadis-gadis kecil menjajakan
Camelia, hoo, Camelia bayang? cincin
Camelia, hoo, Camelia Sama-sama kosong Tak mampu mengusir kau yang
Camelia, ho-ho, Camelia
manis
Kucoba tuang
Kini datang mengisi hidup Ke dalam kanvas Bila saja kau ada di sampingku
Ulurkan mesra tanganmu Dengan garis dan warna-warni Sama-sama arungi danau biru
Bergetaran rasa jiwaku Yang aku rindui Bila malam mata enggan
Menerima karunia-Mu
terpejam
Apakah ada bedanya
Camelia, hoo, Camelia Berbincang tentang bulan merah
Bila mata terpejam?
Camelia, hoo, Camelia Pikiran jauh mengembara Ho-o-o-o
Camelia, ho-ho, Camelia Menembus batas langit Du du du du
Camelia 2 Cintamu telah membakar jiwaku
Du du du
Du du du du du
Ebiet G. Ade Harum aroma tubuhmu
Du du du
Gugusan hari-hari Menyumbat kepala dan pikiranku
Du du du du
Indah bersamamu, Camelia Di bumi yang berputar Du du du
Bangkitkan kembali Pasti ada gejolak Du du du du du
Rinduku mengajakku ke sana Ikuti saja iramanya Du du du
Ingin kuberlari Isi dengan rasa
Coba engkau dengar lagu ini
Mengejar seribu bayangmu, Di menara langit Aku yang tertidur dan tengah
Camelia Halilintar bersabung bermimpi
Aku merasa tak terlindung Langit-langit kamar jadi penuh
Tak peduli 'kan kuterjang gambar
Terbakar kegetiran
Biarpun harus kutembus padang Wajahmu yang bening sejuk
ilalang Cinta yang kuberi segar
Sepenuh hatiku
Entah yang kuterima
Kapan lagi kita akan bertemu?
Meski hanya sekilas kau
Menghindarimu sejauh mungkin
Cintaku kandas di rerumputan Ayah Aku
tersenyum
Kapan lagi kita nyanyi bersama? Ho ho ho ho ho ho ho ho ho ho
Du du du du du du du du du
Mohon Maaf
Tatapanmu membasuh luka Ebiet G. Ade
Du du du du du du ho ho ho ho
Ho-o-o-o Du du du du du du du du du du Dan pohon kemuning
Du du du du du du du Akan seg'ra kutanam
Du du du Suatu saat kelak dapat jadi
Du du du du du
Du du du Cinta Sebening peneduh
Tapi jangan bilang mama Bukankah sudah semua waktuku Sungguh ku tak menyangka
Aku takut nanti dia bisa marah- Hanya untukmu Sungguh ku tak mengira
marah Jujur dan setia kuberikan Kamu yang aku cinta
Kalau tahu aku ini adalah boy padamu Oh, pandai bersandiwara
band boy band boy band Namun kau tak percaya
Sim salabim, kucing kawin
Aku ini boy band, aku emang boy Bukankah sudah semua waktuku Sumpah nyaris mati berdiri
band Hanya untukmu Liat kamu sama lelaki
Aku memang aku memang boy Jujur dan setia kuberikan Bikin aku patah hati
band padamu
Percaya gak percaya
Karena Namun kau tak percaya
Cinta Kita
Sepi
Mars Slankers
Slank
Tonk Kosong Slank
Slank Yo, kerja, kerja, ayo kita kerja
Jangan dengarkan orang bicara
Jangan ikuti orang mengarah Sedikit ngerti ngaku udah paham Kerja, kerja, ayo kita kerja
Mereka cuma sirik sama kita Kerja sedikit maunya kelihatan
Otak masih kaya TK kok Di sini tempat cari senang
Percuma omongan orang ngakunya sarjana Salah tempat kalau kau cari uang
dipercaya Ngomong-ngomongin orang Di sini orang-orang penuh
Percuma banyak mulut-mulut kayak udah jagoan kreativitas
berbisa Tempat orang-orang yang
Mereka hanya sirik dengan cinta Tong kosong nyaring bunyinya survive
Oh cinta kita Klentang-klentong kosong
banyak bicara Di sini bukan anak-anak malas
Cinta kita tak kan terbelah Oceh sana-sini nggak ada isi Tempatnya para pekerja keras
Walau banyak cerita cerita Otak udang ngomongnya Di sini bukan anak-anak manja
Yang gak mengasyikan sembarang Sedikit kerja, yo, yo, yo, yo
Cinta kita tak kan terpecah Banyak mintanya (yo, balance
Walau penuh kisah dan kisah Hak manusia ingin bicara semua)
Yang coba tuk menghancurkan Hak manusia ingin bernyanyi
Kalau sumbang janganlah Kerja, kerja, ayo kita kerja
kita
didengarkan Kerja, kerja, ayo kita kerja
Acuhkan nada sumbang yang ga Kalau merdu ikutlah bernyanyi
Di sini bukan anak-anak malas
jelas
Jangan ngelarang-larang Tempatnya para pekerja keras
Acuhkan suara pengadu domba
Jangan banyak komentar Oh, di sini bukan anak...
Mereka selalu sirik dengan cinta
Apalagi menghina Kerja, yeah, yeah, yeah, yeah,
Oh cinta kita
yeah, yeah
Cinta kita tak kan terbelah Tong kosong nyaring bunyinya (Yo, yo, yo, yo) banyak mintanya
Walau banyak cerita cerita Klentang-klentong kosong
Yang coba tuk menghancurkan
kita
banyak bicara
Oceh sana-sini nggak ada isi Foto Dalam
Terbunuh Sepi
Otak udang ngomongnya
sembarang Dompetmu
Slank Slank
Terserah mereka, kalian, atau
Gerimis di tengah malam Cinta itu imajinasi, cinta itu dua
saya
Di tempat sedingin ini aku sendiri hati
Asal nggak melanggar hukum
Dan tak ada tempat mengadu Cinta itu chemistry, cinta itu kata
biarkan saja
Dan bibir untuk kukecup hati
Tong-tong kosong mending pada
Cinta itu nurani, cinta itu magic
diam
Sepi membunuhku Cinta itu yang terbaik
Biar dunia tentukan pilihan
Ku terbunuh sepi Yang mana yang benar Uuu di hati ini cuma ada dirimu
Ku terlepas, tak terkendali Yang mana yang baik Uuu di dalam mimpi pasti ada
Dan aku tenggelam dan semakin Daripada elo jadi ... bayangmu
dalam Uuu di sini selalu masih
Tong kosong nyaring bunyinya
Oh, tak ada tempat berteduh memikirkanmu
Klentang-klentong kosong
Dan tubuh untuk kupeluk Uuu di sini aku gelisah ingin tahu
banyak bicara
Sepi membunuhku Oceh sana-sini nggak ada isi Masihkah diriku di dalam hatimu
Ku terbunuh sepi Otak udang ngomongnya Masihkah fotoku di dalam
sembarang dompetmu
Ku dibunuh, ku terbunuh
Dibunuh sepi Tong kosong nyaring bunyinya
Klentang-klentong kosong
Uuu di sana kamu gak ada Haruskah s'lalu kurasa Itu kata termanis kamu
kabarnya Kalah dalam bercinta "Persetan orang menghina
Uuu di sini aku hampir bosan Yang tak pernah lepas dari hubungan kita"
menunggumu Alur kehidupanku Itu juga dari kamu
Uuu di sana kamu kemana saja
Uuu di sini aku resah sangat Haruskah s'lalu kurasa Tapi kini kau telah berubah
ingin tahu Kalah dalam bercinta Kau telah dibutakan dunia
Masihkah diriku di dalam hatimu Yang tak pernah lepas dari Kini kau buang aku bagai
Masihkah fotoku di dalam Alur kehidupanku sampah
dompetmu Oo-ohh oo-ohh oo-ohh Kau putuskan hubungan demi
Masihkah bayangku di dalam
mimpimu Aku Yang uang
Janganlah ragu, jabat erat Coba kau pikir-pikir, kawan, Bencana datang menghampiri
tanganku dalam dengkulmu menghancurkan separuh negeri
Terlihat di matamu kau masih Siapa dan darimana asalmu Tangisan derita terjadi dan kini
seperti dulu tak pernah berhenti
Dan nyanyikanlah lagu-lagu Kau bodoh, kawan, hanya Di bawah langit yang kelam, di
tentang dirimu karena dia atas tanah yang hitam
Masuki pikiranmu, ingat masa Kau bohongi kawan-kawanmu Di sanalah kami berdiri, selamat
lalu Kau bodoh, kawan, hanya datang di Surga kami
karena dia Di bawah langit yang kelam, di
Berkumpul lagi bersama-sama Kau menjadi penghianat atas tanah yang hitam
Lepas kendali, kita berdansa Di sanalah kami berdiri, selamat
Berkumpul lagi bersama-sama Kau bodoh, kawan, hanya
datang di Surga kami
Lepas kendali, kita berdansa karena dia
Kau bohongi kawan-kawanmu Selamat datang di Surga kami
Berkumpul lagi bersama-sama Kau bodoh, kawan, hanya
Lepas kendali, kita berdansa karena dia
Koruptor
Kekasih Tolol Kau menjadi penghianat
Selamat Datang Di Superiots
Superiots Merah darahku, Indonesia
Masih terngiang teriakanmu di Surga Kami Putih tulangku, Indonesia
sini Superiots Kejayaanku Indonesia
Saat kau berada di sini Sungai indah mengalir deras, Dirusak orang Indonesia
Semua karya yang kini kita miliki memutari di desa kami
Tak lepas dari dirimu Indonesia beralaskan darah
Kini air kotor dan tercampur
kematian
limbah dan tak dapat diminum
Tapi kini kenyataan telah Kiblatkan keegoisan
lagi
berubah Kedamaian kini sangat sulit
Gunung yang lebat dan
Kau tak pernah ada waktumu ditemukan
menghijau, pemandangan di
Kau berubah karena kekasih Ke neraka menjadi rebutan
desa kami
tololmu
Kini gundul hancur dirampas Milik kami (milik kami) telah
Semua sikapmu berubah
mereka hingga kini tak hijau lagi dirampas (telah dirampas)
Kau bodoh, kawan, hanya Bangsa kami (bangsa kami) telah
Bencana datang menghampiri
karena dia terkoyak (telah terkoyak)
menghancurkan separuh negeri
Kau bohongi kawan-kawanmu Semua manusia mengharapkan
Tangisan derita terjadi dan kini
Kau bodoh, kawan, hanya perubahan
tak pernah berhenti
karena dia Semua manusia mengharapkan
Di bawah langit yang kelam, di
Kau menjadi penghianat kebebasan
atas tanah yang hitam
Idealis yang selalu kita Di sanalah kami berdiri, selamat Bukan itu, bukan itu yang kami
banggakan datang di Surga kami harapkan
Sampai kini kami kalahkan Perang saudara menjijikkan
Tempat luas berumput hijau, ada
Senang hati aku selalu Pertarungan makin sengit di
juga di desa kami
mendukungmu meja korupsi
Tempat kami bermain bersama
Karena kau memang kawanku Tak peduli siapa yang mati
teman, bercanda bergurau
Tapi kini kenyataan telah bersama Milik kami (milik kami) telah
berubah Tembok besar dan gedung tinggi dirampas (telah dirampas)
Kau tak pernah ada waktumu kini halangi desa kami Bangsa kami (bangsa kami) telah
Kau berubah karena kekasih Asap dan polusi pun menyerang terkoyak (telah terkoyak)
tololmu kami dan desa pun tak sejuk lagi Semua manusia mengharapkan
Semua sikapmu berubah perubahan
Bencana datang menghampiri
Semua manusia mengharapkan
menghancurkan separuh negeri
kebebasan Dan ketika kuterkapar kertas putih
Semua manusia mengharapkan Dunia seakan menentang Dan lagu yang sumbang yang
perubahan Menggelitik dan menginjak kunyanyikan
Semua manusia mengharapkan kepalaku
kebebasan Bagaimana bila nanti kedepan Bicara memang semudah angkat
generasiku kepala
Bajingan kau, koruptor, penindas Makin hancur makin rusak Lakukanlah dengan nyata
bangsa ini negaraku Hidup takkan indah hanya
Negeri yang dulu damai, kok jadi bermimpi saja
begini? Dan ketika kuterkapar Ku bekerja dan berkarya
Matilah kau, koruptor, penyakit Dunia seakan menentang
bangsa ini Menggelitik dan menginjak Kukerjakan apa yang aku bisa
Kembalikan negeriku, bajingan kepalaku Goresan tinta di atas lembar
kau, koruptor Bagaimana bila nanti kedepan kertas putih
generasiku Dan lagu yang sumbang yang
Bajingan kau, koruptor, penindas Makin hancur makin rusak kunyanyikan
bangsa ini negaraku
Negeri yang dulu damai, kok jadi Bicara memang semudah angkat
begini? Makin hancur makin rusak kepala
Matilah kau, koruptor, penyakit negaraku Lakukanlah dengan nyata
bangsa ini Makin hancur makin rusak Hidup takkan indah hanya
Kembalikan negeriku, bajingan Negaraku bermimpi saja
Ku bekerja dan berkarya
kau, koruptor
Bekerja Dan
Makin Rusak Bicara memang semudah angkat
Berkarya kepala
Negaraku Superiots
Lakukanlah dengan nyata
Hidup takkan indah hanya
Superiots Ada yang bilang kami bermimpi saja
Terkilas mimpi Indonesia yang segerombolan edan Ku bekerja dan berkarya
merdeka
Dimana merdekanya ku 'tak tahu
Dipandang buruk seperti tak
berpendidikan Cinta Karena
Kebiadaban moral semakin Tanpa kau tahu apa yang aku
menggila lakukan Cinta
Tampilan pornoaksi telah biasa Dan kau tak tahu apa pun yang Judika
kukerjakan
Dan ketika kuterkapar Aku hanyalah manusia biasa
Dunia seakan menentang Kukerjakan apa yang aku bisa Bisa merasakan sakit dan
Menggelitik dan menginjak Goresan tinta di atas lembar bahagia
kepalaku kertas putih Izinkan ku bicara
Bagaimana bila nanti kedepan Dan lagu yang sumbang yang Agar kau juga dapat mengerti
generasiku kunyanyikan
Kamu yang buat hatiku bergetar
Makin hancur makin rusak
Bicara memang semudah angkat Rasa yang telah kulupa
negaraku
kepala kurasakan
Si pemerintah utamakan Lakukanlah dengan nyata Tanpa tahu mengapa
pembangunan Hidup takkan indah hanya Yang kutahu inilah cinta
Yang ini dan yang itu sama rakus bermimpi saja
Cinta karena cinta
Ku tak peduli dengan apa yang Ku bekerja dan berkarya
Tak perlu kau tanyakan
kau rasa
Aku pun punya keluarga yang Tanpa alasan cinta datang dan
Hidupku tak pedulikan hidupmu
kusayangi bertahta
Dan ketika kuterkapar Dan kawan-kawan di sini yang Cinta karena cinta
Dunia seakan menentang kuhargai Jangan tanyakan mengapa
Menggelitik dan menginjak Aku berharap mereka pun akan Tak bisa jelaskan karena hati ini
kepalaku mengerti telah bicara
Bagaimana bila nanti kedepan Pahit dan kerasnya hidup yang
Kamu yang buat hatiku bergetar
generasiku kualami
Senyumanmu mengartikan
Makin hancur makin rusak
Kukerjakan apa yang aku bisa semua
negaraku
Goresan tinta di atas lembar
Tanpa aku sadari Atau hanya sekedar menunda besar dari benciku)
Merasuk di dalam dada perpisahan, wo-oo Cukup aku yang rasakan
Jangan dia jangan dia
Cinta karena cinta Bila kamu tanya, aku maunya Jangan dia jangan dia cukup aku
Tak perlu kau tanyakan apa (jangan dia jangan dia cukup
Tanpa alasan cinta datang dan Aku mau kita t'rus bersama aku)
bertahta
Cinta karena cinta
Jangan tanyakan mengapa
Coba tanyakan lagi pada hatimu
Mama Papa
Tak bisa jelaskan karena hati ini
telah bicara
Kita sedang mempertahankan
hubungan Larang
Atau hanya sekedar, oh-wo-wo Judika
Cinta karena cinta Hanya sekedar menunda Separuh nafasku
Tak perlu kau tanyakan perpisahan Kuhembuskan untuk cintaku
Tanpa alasan cinta datang dan
bertahta Bukan Dia Tapi Biar rinduku
Sampai kepada bidadariku, uh-
Cinta karena cinta
Jangan tanyakan mengapa Aku uh
Dengarlah sayangku
Jadi Milikku Kau cinta sejatiku
Sampai kau jadi milikku
Tiada yang lain saat ini
Judika Engkaulah yang ada dihati
Uooo uooo uooo uooo houoo Engkaulah yang ada dihati
Kau tau sejak pertama bertemu ouoo
Terbayang senyum indah di Kaulah cinta sejatiku Duhai kekasihku
matamu
Kau berikan tatapan cinta
untukku
Bukan Rayuan Hanyalah dirimu yang ku mau
Tiada yang lain dihati
Selamanya hanya dirimu oh ye
Jatuh cinta, 'ku jatuh cinta Gombal ye ye yeah
Rindu terasa mengancam Judika
Dengarlah sayangku
dadaku Duhai kekasih pujaan yang slalu Tiada yang lain saat ini
Saat kau selalu hadir di mimpiku dihati Engkaulah yang ada dihati
Hati jiwaku selalu memanggilmu Aku menunggumu Engkaulah yang ada dihati
Kasihku Engkau gadis yang slalu hadir
dalam mimpiku Duhai kekasihku
Kucinta kau, kucinta kau Disetiap tidurku Hanyalah dirimu yang ku mau
Hanya kamu di hatiku Tiada yang lain dihati
Takkan pernah 'kan terganti Dengarkanlah Selamanya hanya dirimu dirimu
Sampai kau jadi milikku Aku cinta oh
Ingin aku
Uooo uooo uooo uooo houoo Selalu menjaga dirimu Dengarlah sayangku
ouoo Menemani disetiap waktu Tiada yang lain saat ini
Sampai kau jadi milikku Engkaulah yang ada dihati
Uooo uooo uooo uooo houoo Dengarlah sayangku Engkaulah yang ada dihati
ouoo Tiada yang lain saat ini Selamanya hanya dirimu
Kaulah cinta sejatiku Engkaulah yang ada dihati
Pintu digedor
Pelangi Asal British
Kepalaku nongol
Astagfirullah
Dimatamu Jamrud
Dengarlah kasih lagu baru yang
Jamrud kucipta
Pak RW datang bawa polisi 30 menit kita di sini Tuk menemani saat tidurmu
Aku diseret dari kamar mandi Tanpa suara malam nanti
Tanpa handuk, tanpa baju Dan aku resah harus menunggu Ini lagunya kubuat seindah
Kata mereka nenek sebelah mati lama mungkin hanya untukmu
Waktu ngedenger aku lagi nyanyi Kata darimu Dengan harapan kau bisa hanyut
Karena suaraku jantung si nenek terlena sampai kau ngantuk
kumat lagi Mungkin butuh kursus merangkai Mungkin kau bisa tidur dengan
kata sejuta mimpi
Besoknya mandi nggak pake Untuk bicara Tentang kita yang lagi mesra-
nyanyi Dan aku benci harus jujur mesraan
Hanya siul-siul biar badan nggak padamu Atau tentang bintang, bulan dan
menggigil Tentang semua ini matahari
Lagi asyik nyiul ada yang Kau langsung manyun karna
memanggil Jam dinding pun tertawa musiknya nggak funky itu katamu
Aku lempeng aja malah nyiul Kar'na ku hanya diam dan Trus ngamuk-ngamuk karena
makin kenceng membisu liriknya domestik bukannya amrik
Ingin kumaki diriku sendiri Bilang kalau tak suka mumpung
Digedor lagi Yang tak berkutik di depanmu kau belum muntah
Kepalaku nongol
Ya masya Allah Ada yang lain di senyummu Ya terang aja seleramu berubah
Yang membuat lidahku gugup, Mungkin terlalu banyak gaul ama
Pak RW datang bawa polisi tak bergerak turis
Diseret lagi dari kamar mandi Ada pelangi di bola matamu Jadi hobbynya denger yang
Tanpa handuk, tanpa baju Dan memaksa diri 'tuk bilang, inggris-inggris
Kata mereka aku mau nyuri "Aku sayang padamu" Biar bingung asal british
Waktu 'ku nyiul pasti lagi manggil "Aku sayang padamu" "Wen de skai of skey dis way en
Karena siulku burung tetangga
Mungkin Sabtu nanti kuungkap fain deskil de spai de fil of main"
jadi kabur
semua "Wen de skai to swimming pul en
Pam pa ram pam pam Isi di hati fain des krai de fil of remember"
Pam pam pa ram pam pam Dan aku benci harus jujur "Clos de dor en no smoking en
Pam pam pa ram pam pam padamu fren des way en pis to pis alrait"
Pa ram pam pam pam pam pam Tentang semua ini Alrait beibeh!
pam
Jam dinding pun tertawa Sebelum bubar balikin aja
Kar'na ku hanya diam dan kasetnya untukku lagi
Biar kusimpan untuk jadikan mas Bikin ciut nyali... Nongol di TV matamu teduh
kawin kalau ku married Dan aku lari dia ikut mengejar Bicara moral, akhlak martabat