Deskripsi peran
Bela : Mereka bilang aku tak tahu balas budi. (Tertawa kecut)
Sekarang jelaskan padaku, apakah aku harus menanggung beban
untuk berbakti padanya tepat setelah aku lahir dari rahimnya? Apa
aku ini? Investasi masa depan? (Meludah) Dia tetap
mengandungku, walau ditinggal mati bapakku. Aku dihidupinya dari
belas kasihan orang lain! Kalian dengar!! Belas kasihan orang lain!!
Kalian tidak akan pernah mengerti, sampai kalian benar-benar
menjadi diriku. Tak sadarkah kalian bahwa ibu kita menggunakan
kita sebagai investasi? Agar kelak nasib mereka dapat berubah.
Agar kelak mereka dapat hidup dengan layak, lebih dari kehidupan
yang sekarang mereka jalani. Kita diam-diam dituntut untuk
menghidupi mereka kelak. Coba saja, setelah kalian beranjak
dewasa kelak, tinggalkan saja ibu kalian! Dan kau akan dengar
cacian dan hinaan yang dilontarkan dari mulut sucinya, atas hutang
budi yang kalian tanggung selama ini, dimana kalian tidak pernah
meminta untuk itu, dimana kalian tidak pernah memohon
kepadanya untuk lahir hanya untuk menjadi tabungan masa depan
ibumu yang suci itu!! (Memalingkan wajah, berkacak
pinggang, lalu melihat ke arah penonton dengan senyum
miris) Kasih ibu sepanjang jalan, katamu? Di matanya, kita ini
hanya celengan babi yang mereka pelihara untuk masa tua mereka
nanti.
Oh, ibu... Enak benar dirimu. Bersandar pada mimpi bahwa surga
ada di bawah telapak kaki kotormu, bebas menjadi penentu bagi
nasib kami anak-anakmu, bebas menentukan siapa yang durhaka,
bebas melangkahkan pergi surga kami, mudah sekali untukmu
menjadi orang suci!